Share

Bab 4: Sekakmat

"Lho? Gue nggak ditungguin?" 

Gala yang baru memasuki ruang makan VIP disambut dengan tatapan beberapa temannya sementara yang lain masih penasaran dengan kartu kredit yang dimiliki oleh Baskara. Bagaimana mungkin seorang miskin seperti Baskara dapat memiliki kartu yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Apakah benar pria itu sudah sesukses itu? Rasanya sulit untuk membayangkan. 

Bukan. Teman-temannya bukan sulit untuk membayangkan kalau itu mungkin terjadi. Tetapi mereka sulit untuk mengakuinya. Berat mengakui kesuksesan orang lain jika mereka jauh lebih sukses. 

"Beuh! Pasti karena Baskara, ya? Kalian langsung lupa sama gue?" Gala langsung berjalan dan menduduki salah satu kursi yang tidak terisi. 

Entah siapa tertawa kecil, "Nggak nyangka lo berhasil ngerayu Baskara buat datang." 

"Tuh, Bas, lo denger sendiri? Mereka penasaran sama lo," tanpa rasa bersalah karena sudah terlambat datang pria itu mulai menikmati hidangan yang ada. 

"Gimana kita nggak penasaran? Lo tahu sendiri kalau Baskara itu nothing," Riza terkekeh, "Eh, kok bisa tiba-tiba jadi gini? Gue jadi curiga, apa jangan-jangan lo jadi sugar baby tante-tante selama kuliah?" 

Entah hinaan yang keberapa hingga Basakra malas untuk bereaksi. Pria itu dengan santai kembali ke kursi yan tadi didudukinya kemudian melanjutkan menghabiskan hidangan yang ada di piringnya. 

"Itu kesalahan lo," Gala berdecak, "Kesalahan kalian semua. Dari dulu Baskara itu udah seseorang," pria itu menyeringai, "Kalau nggak mana mungkin Aruna milih dia ketimbang lo, Dre."

DANG! 

Ucapan itu membuat Andre seketika terdiam. Gala sukses membuat pria itu mengingat salah satu kenangan masa SMA yang ingin dilupakannya. 

Aruna merupakan adik kelas mereka. Gadis yang lebih muda dua tahun dibanding mereka itu tidak hanya memiliki paras yang menawan tetapi juga berasal dari salah satu keluarga yang selalu masuk dalam daftar orang terkaya di dunia, Widjaja. 

Sejak awal Andre sudah mengincar gadis itu untuk dipacari. Tidak, dia bahkan berencana untuk melakukan segala cara agar hubungan mereka tetap bertahan sampai menikah. Menjadi bagian dari keluarga Widjaja akan memberikan berbagai macam keuntungan. Jauh dari apa yang sekarang didapatkannya. Sayangnya, jangankan berpacaran Aruna bahkan tidak sudi untuk berdekatan dengan Andre. Dan yang membuat Andre semakin sering merundung Baskara, gadis itu lebih memilih Baskara dibandingkan dirinya. Entah apa yang dilihat Aruna dalam diri Baskara!

"Tapi aku beneran penasaran, deh," Rue berpaling dan bertopang dagu, "Rumornya start up kamu berhasil secure deal dengan Widjaja Group?" 

DANG! DANG!

Andre yang baru saja menyiapkan sesuatu untuk dilontarkan kembali terdiam. Apa maksud pertanyaan Rue? 

"Benar," Baskara tersenyum tipis, "Perusahaan mereka yang bergerak di bidang consumer goods ikut tender yang kemarin Steam Perfection adakan dan keluar sebagai pemenang."

Sebagian dari mereka terbelalak mendengar ucapan Baskara sementara Gala bersiul penuh kemenangan. 

"Gilaaa," Gala masih belum puas menyombongkan keberhasilan sahabatnya, "Tahu sendiri gimana susahnya kerja sama dengan Widjaja Group. Dre, tahun lalu lo gagal bukan, sih?" 

DANG! DANg! DANG!

Kalau tidak memikirkan ada citra yang harus dijaga dihadapan teman-temannya, ingin rasanya Andre meninggalkan acara reuni ini. CUkup sudah penghinaan yang diterima hari ini. Sebelum ini tidak pernah ada yang berani melakukan ini kepadanya! 

"Kayaknya kita terlal lama nggak ketemu sampai lo lupa gue siapa." 

Bukannya mengkerut ketakutan, Gala malah tertawa terbahak mendengarnya. 

"Kenapa lo ketawa?" 

Saat ini ruang makan VIP seketika hening. Tidak ada seorang pun yang berani bersuara. Tebakan Baskara benar, hampir tidak ada yang berubah di antara teman-teman sekelasnya. Apa yang mereka lakukan sekarang sama seperti yang bertahun lalu mereka lakukan. Ketika dia dihina atau dirundung oleh Andre dan genk dengan cepat mereka memilih untuk membisu dan menyelamatkan diri sendiri. 

"Lucu aja dengar lo berani ngomong gitu," Gala menatap Andre sambil menyeringat lebar seakan dia sedang melumat pria itu, "Udah bertahun-tahun dan lo masih nggak sadar lo itu siapa." 

"Gue atau lo yang nggak sadar siapa gue?!" Andre masih memiliki nyali untuk menantang. Tidak ada seorang pun yang boleh mengusik egonya. 

"Memangnya lo siapa?" Baskara yang duduk di hapadan Andre bangkit dari duduknya. Dalam pandangan Andre, saat ini pria itu terlihat jauh lebih besar dan mengerikan dari seharusnya. 

"Lo cuma anak dari seorang pengusaha. Lo nggak pernah mencapai apapun dalam hidup lo." 

Andre terdiam. Bibirnya bergetar dan tangannya mengepal penuh amarah. 

"Gue salah?" Baskara sengaja mengucapkan itu untuk menantang Andre. 

Sudah kepalang tanggung. Memang Gala yang pertama menabuhkan genderang perang tetapi itu dilakukan oleh sahabatnya untuk membalas apa yang pernah dilakukan oleh Andre di masa lalu terhadapnya. Baskara tidak memiliki pilihan selain menyelesaikan perang ini. Memastikan Andre tidak akan pernah berani melakukan hal yang sama. 

"Aku dengar rumor lain," Rue memecang keheningan yang mulai menebal, "Dre, bokap lo ngedepak lo dari perusahaan keluarga. Itu benar?" 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status