Share

Scene 3

Author: Fiafitria
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Suara musik penuh semangat terdengar dari player sebuah ponsel, siapa pun yang mendengar pasti akan ikut berjingkrak mempraktikkan gerakan lagu energik itu. Padahal suasana di barak beberapa waktu lalu begitu serius, seorang pria berdiri memperhatikan strategi serangan di papan tulis putih. Rapat baru selesai dua puluh menit yang lalu, pria berusia kisaran 34 tahun sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya seiring alunan ceria musik.

"Hahaha... Sudah ku duga itu kau, Kapten!" Seru seorang wanita berambut acak-acakan, satu matanya di tutupi penutup. Pria pemilik porsi tubuh kekar itu berbalik, menatap wanita yang baru saja memanggilnya.

"Apa masalahmu, kacamata?" Tanyanya datar, wanita itu nyengir lebar. Berjalan kearah meja untuk mengambil ponsel yang masih memainkan heavy rotation dari sebuah girlband asal Jepang. Baru saja akan mematikan alunan lagu, sebuah clipboard terbang mengenai kepalanya. 

"Jika kau matikan, kau juga harus ikut mati, Sandra." Ancamnya, Sandra -wanita tadi- meringis kecil. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia tidak pernah terbiasa dengan selera musik sang atasan bername-tag Ervand K. Leander. Itu sama sekali tidak cocok untuk pria berpangkat kapten ini, secara Ervand adalah tipe pria yang sangat manly lihatlah tubuhnya yang sekal akan otot-otot, bentuk rahang tegas dan kokoh, mata beriris hitam pekat tajam, siapa pun tidak akan mengira seorang tentara berpangkat tinggi ini memiliki selera musik agak feminim.

"Kau tidak cocok dengan musik ini, Kapten." Komentar Sandra, Ervand merotasikan bola matanya jengah. 

"Selera musikku tidak merugikan mu kacamata, sedang apa kau di sini? Kembali bertugas!" Perintah Ervand, Sandra mengangguk-angguk asal.

"Aku hanya mau memberitahukan kalau untuk pendamping jurnalis bulan depan, kau kebagian dari media Sunburn. Sudah membaca datanya?" Ervand mengangguk, ia sudah membaca bendelnya. Mereka ( media Sunburn ) hanya mengirim satu jurnalis saja, berbeda dengan media lain yang mengirimkan beberapa jurnalisnya. Paling banyak mereka mengirim 2-5 orang dalam setiap tim jurnalis. 

"Prospek kerjanya cukup bagus, usianya juga masih sangat muda. Pengalaman di bidang jurnalistik sudah hampir menyamai senior."  memperhatikan foto yang terpampang pada profil di berkas, Ervand melirik wanita berprofesi dokter militer yang kini tersenyum-senyum. 

"Apa perusahaan mereka kekurangan orang sampai menurunkan seorang bocah untuk meliput peperangan, lucu sekali." Komentar Ervand mengantongi ponselnya, musik sudah mati sejak dua menit yang lalu. 

"Tapi lihatlah, bukankah bagus. Gadis ini terlihat sangat menarik, aku menyukainya." Sandra menunjukkan foto gadis yang di maksudnya pada Ervand.

"Hanya orang bodoh yang menyukai seseorang sebelum bertemu." Ervand merapikan beberapa berkas di atas mejanya, Sandra terkikik kecil.

"Nanti kau termakan omongan mu sendiri Kapten, bukankan dia cukup segar untuk barak suram wilayah ini." Ucap Sandra, berjalan di samping Ervand. Pria itu tersenyum miring. 

"Barak ini suram karena ada tenaga medis gila seperti dirimu, kembali bekerja, dokter!" Ervand mengambil arah berbeda dari sang dokter, Sandra mendelik.

"HEY MANA ADA?! AKU ADALAH DOKTER PALING CANTIK DI BARAK INI!" Teriaknya, Ervand hanya mengangkat satu tangannya tanda ia tidak peduli sama sekali.

BERSAMBUNG

Related chapters

  • Subjek Zero   Scene 4

    Althea mengamati hasil jepretannya pada sebuah tugu di pusat kota Yogyakarta, ia menghela napas panjang. Hari sudah beranjak siang, ia belum menemukan objek untuk liputannya. Langit cerah namun begitu terik untuk di pandang, Althea mengambil ponsel pintarnya. Mencari situs tentang kota yang di datanginya, meski sudah beberapa kali melakukan riset secara internet ia belum menemukan sesuatu yang menarik di kota ini. Mungkin karena ia belum berkeliling sepenuhnya.Althea terus berjalan kaki untuk menyambangi setiap tempat di Yogyakarta, mulai dari tempat terkenal seperti Malioboro sampai tempat yang terpencil sekalipun. Sore ini gadis yang rambutnya di Cepol satu itu berada di beringin kembar, banyak sekali orang datang berkunjung. Tidak padat, namun ramai.Beringin kembar, Althea sudah membacanya. Ada mitos yang berkembang berkunjung ke tempat ini, khususnya yang paling terkenal di kalangan anak muda adalah mitos mengenai siapapun orang yang b

    Last Updated : 2024-10-29
  • Subjek Zero   Scene 5

    Pagi ini setelah pesawatnya mendarat di bandara dengan sangat terburu-buru Althea pulang ke apartemennya untuk segera mengambil beberapa barang yang akan di bawanya ke tempat peliputan selanjutnya, Medan perang. Benar-benar habis liburan di suguhkan peperangan, rasanya ia ingin tertawa saja. Begitu memasuki apartemen Althea meletakkan ranselnya di atas sofa, masuk ke dalam kamar gadis itu segera melepas pakaian dan membersihkan diri di kamar mandi. Dering ponsel nyaring terdengar dari atas kasur, ia tau siapa yang menelponnya. Cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi, Althea mengangkat teleponnya tanpa melihat siapa yang memanggilnya.“Althea, kau sudah sampai di New York?” Tanya seseorang dari seberang, tentu saja Althea mengetahui suara siapa ini. Salah satu editor di divisi pemberitaan tiga, Zack Springton.“Ya, aku sudah tiba pagi ini. Yang benar saja, mereka bahkan tidak memberikan aku sedikit waktu untuk beristirahat se

    Last Updated : 2024-10-29
  • Subjek Zero   Scene 6

    Segerombolan pasukan khusus turun dari truk pengangkut, tentu saja dia yang membawa kamera di lehernya juga ikut turun dengan wajah datar dan tanpa minatnya. Ini adalah hari pertamanya meliput peperangan, demi seluruh bahan liputan di dunia ini dia atau mungkin lebih enak di panggil Althea ini sangat menolak jika harus di hadapkan dengan situasi chaos peperangan, rasa ingin melarikan diri dalam benak gadis yang baru saja memulai karir selama satu tahun terkahir atau mungkin lebih di dunia jurnalistik ini selalu menggelayut setiap Hela nafasnya. Berlebihan sekali, tapi itulah dirinya.Bila Althea di suruh memilih antara perang berdarah atau perang mulut, maka Althea akan lebih memilih perang mulut di debat konvensi menuju pemilihan umum. Itu lebih baik daripada mengambil gambar menyedihkan dari orang-orang yang harusnya tidak di perlihatkan, miris sekali."Sejak tadi wajahmu masam sekali, ada apa?" Tanya seorang wanita yang berjalan di samping Althea, di tanya seperti itu membuat mood A

    Last Updated : 2024-10-29
  • Subjek Zero   Prolog

    Kemeja biru sudah sangat kotor oleh debu dan darah, manik emerald menatap sendu pada orang-orang yang terbaring tak berdaya penuh luka. Suara tangis dan teriakan kesakitan terdengar nyaring memasuki gendang telinga, ia hanya bisa melihat tanpa bisa membantu. Bukan wilayahnya untuk merawat mereka yang terluka, dari luar barak terdengar desingan peluru dan bom tak ada habisnya.“Disini sangat buruk, bukan?” Tanya seorang wanita berkacamata, satu matanya tertutupi penutup mata. Gadis tinggi dengan kamera DSLR ditangannya hanya diam tidak menjawab.“Jika kau merasa lelah, beristirahatlah sebentar.” Ucapnya, gadis itu menggeleng cepat. Satu tangannya terangkat untuk melepas ikat rambut dan memperbaikinya dengan menggelung helaian cokelat itu asal.“Saya akan tetap membantu, saya datang bukan untuk melihat saja.” Ucapnya, si wanita yang kerap kali bertingkah bodoh itu hanya terkekeh kecil.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Subjek Zero   Scene 1

    Menurut Wikipedia, New York adalah kota terpadat di Amerika serikat dan pusat wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian dan hiburan dunia. Sebagai markas besar perserikatan bangsa-bangsa, kota ini juga merupakan pusat hubungan internasional yang penting. Kota ini sering disebut New York City (disingkat NYC) atau City of New York untuk membedakannya dari negara bagian New York, tempat kota ini berada. Itu adalah informasi umum dan semua orang mengetahuinya.Untuk seorang wanita muda berusia 23 tahun kota ini tidak pernah ada matinya dan sepertinya warga kota ini tidak pernah tidur, pagi hari pukul 07.45 A.M jalanan pusat Manhattan seperti biasa selalu ramai pejalan kaki dan pengendara. Bukan hal aneh lagi, berbagai macam orang berjalan untuk pergi melakukan aktivitasnya. Mungkin ada yang baru pulang be

    Last Updated : 2024-10-29
  • Subjek Zero   Scene 2

    Jam terbangnya masih tiga puluh menit, di dalam sebuah restoran di bandara Internasional John F. Kennedy Althea duduk dengan satu nampan penuh burger keju dan segelas cola. Itu cukup mencolok, beberapa pengunjung yang kebetulan lewat di mejanya sampai menatapnya takjub. Apa karena porsi makannya yang tak biasa? Ayolah! Burger ekstrak keju adalah makanan paling enak di dunia, semua orang harus mencobanya. Lagi pula, dirinya hanya makan enam bungkus saja. Ini sedikit, biasanya ia bisa makan lebih dari ini. Sungguh pencapaian yang sangat wah, kalau dirinya punya waktu luang ingin sekali ia mengikuti acara makan burger keju terbanyak yang sempat diadakan di Central Park beberapa bulan yang lalu. Sayangnya ia tidak memiliki waktu untuk itu, padahal event tersebut adalah sebuah kesempatan emas untuk dirinya mendapatkan burger keju gratis. Hah... Memikirkannya saja sudah membuat Althea galau.Penampilan Althea hari ini sangat simpel, hanya memakai kemeja polos biru tidak di ka

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Subjek Zero   Scene 6

    Segerombolan pasukan khusus turun dari truk pengangkut, tentu saja dia yang membawa kamera di lehernya juga ikut turun dengan wajah datar dan tanpa minatnya. Ini adalah hari pertamanya meliput peperangan, demi seluruh bahan liputan di dunia ini dia atau mungkin lebih enak di panggil Althea ini sangat menolak jika harus di hadapkan dengan situasi chaos peperangan, rasa ingin melarikan diri dalam benak gadis yang baru saja memulai karir selama satu tahun terkahir atau mungkin lebih di dunia jurnalistik ini selalu menggelayut setiap Hela nafasnya. Berlebihan sekali, tapi itulah dirinya.Bila Althea di suruh memilih antara perang berdarah atau perang mulut, maka Althea akan lebih memilih perang mulut di debat konvensi menuju pemilihan umum. Itu lebih baik daripada mengambil gambar menyedihkan dari orang-orang yang harusnya tidak di perlihatkan, miris sekali."Sejak tadi wajahmu masam sekali, ada apa?" Tanya seorang wanita yang berjalan di samping Althea, di tanya seperti itu membuat mood A

  • Subjek Zero   Scene 5

    Pagi ini setelah pesawatnya mendarat di bandara dengan sangat terburu-buru Althea pulang ke apartemennya untuk segera mengambil beberapa barang yang akan di bawanya ke tempat peliputan selanjutnya, Medan perang. Benar-benar habis liburan di suguhkan peperangan, rasanya ia ingin tertawa saja. Begitu memasuki apartemen Althea meletakkan ranselnya di atas sofa, masuk ke dalam kamar gadis itu segera melepas pakaian dan membersihkan diri di kamar mandi. Dering ponsel nyaring terdengar dari atas kasur, ia tau siapa yang menelponnya. Cepat-cepat menyelesaikan ritual mandi, Althea mengangkat teleponnya tanpa melihat siapa yang memanggilnya.“Althea, kau sudah sampai di New York?” Tanya seseorang dari seberang, tentu saja Althea mengetahui suara siapa ini. Salah satu editor di divisi pemberitaan tiga, Zack Springton.“Ya, aku sudah tiba pagi ini. Yang benar saja, mereka bahkan tidak memberikan aku sedikit waktu untuk beristirahat se

  • Subjek Zero   Scene 4

    Althea mengamati hasil jepretannya pada sebuah tugu di pusat kota Yogyakarta, ia menghela napas panjang. Hari sudah beranjak siang, ia belum menemukan objek untuk liputannya. Langit cerah namun begitu terik untuk di pandang, Althea mengambil ponsel pintarnya. Mencari situs tentang kota yang di datanginya, meski sudah beberapa kali melakukan riset secara internet ia belum menemukan sesuatu yang menarik di kota ini. Mungkin karena ia belum berkeliling sepenuhnya.Althea terus berjalan kaki untuk menyambangi setiap tempat di Yogyakarta, mulai dari tempat terkenal seperti Malioboro sampai tempat yang terpencil sekalipun. Sore ini gadis yang rambutnya di Cepol satu itu berada di beringin kembar, banyak sekali orang datang berkunjung. Tidak padat, namun ramai.Beringin kembar, Althea sudah membacanya. Ada mitos yang berkembang berkunjung ke tempat ini, khususnya yang paling terkenal di kalangan anak muda adalah mitos mengenai siapapun orang yang b

  • Subjek Zero   Scene 3

    Suara musik penuh semangat terdengar dari player sebuah ponsel, siapa pun yang mendengar pasti akan ikut berjingkrak mempraktikkan gerakan lagu energik itu. Padahal suasana di barak beberapa waktu lalu begitu serius, seorang pria berdiri memperhatikan strategi serangan di papan tulis putih. Rapat baru selesai dua puluh menit yang lalu, pria berusia kisaran 34 tahun sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya seiring alunan ceria musik."Hahaha... Sudah ku duga itu kau, Kapten!" Seru seorang wanita berambut acak-acakan, satu matanya di tutupi penutup. Pria pemilik porsi tubuh kekar itu berbalik, menatap wanita yang baru saja memanggilnya."Apa masalahmu, kacamata?" Tanyanya datar, wanita itu nyengir lebar. Berjalan kearah meja untuk mengambil ponsel yang masih memainkan heavy rotation dari sebuah girlband asal Jepang. Baru saja akan mematikan alunan lagu, sebuah clipboard terbang mengenai kepalanya."Jika kau matikan, kau juga harus ikut mati, Sandra." Ancamnya

  • Subjek Zero   Scene 2

    Jam terbangnya masih tiga puluh menit, di dalam sebuah restoran di bandara Internasional John F. Kennedy Althea duduk dengan satu nampan penuh burger keju dan segelas cola. Itu cukup mencolok, beberapa pengunjung yang kebetulan lewat di mejanya sampai menatapnya takjub. Apa karena porsi makannya yang tak biasa? Ayolah! Burger ekstrak keju adalah makanan paling enak di dunia, semua orang harus mencobanya. Lagi pula, dirinya hanya makan enam bungkus saja. Ini sedikit, biasanya ia bisa makan lebih dari ini. Sungguh pencapaian yang sangat wah, kalau dirinya punya waktu luang ingin sekali ia mengikuti acara makan burger keju terbanyak yang sempat diadakan di Central Park beberapa bulan yang lalu. Sayangnya ia tidak memiliki waktu untuk itu, padahal event tersebut adalah sebuah kesempatan emas untuk dirinya mendapatkan burger keju gratis. Hah... Memikirkannya saja sudah membuat Althea galau.Penampilan Althea hari ini sangat simpel, hanya memakai kemeja polos biru tidak di ka

  • Subjek Zero   Scene 1

    Menurut Wikipedia, New York adalah kota terpadat di Amerika serikat dan pusat wilayah metropolitan terpadat di dunia. Sebuah kota global terdepan, New York memberi pengaruh besar terhadap perdagangan, keuangan, media, budaya, seni, mode, riset, penelitian dan hiburan dunia. Sebagai markas besar perserikatan bangsa-bangsa, kota ini juga merupakan pusat hubungan internasional yang penting. Kota ini sering disebut New York City (disingkat NYC) atau City of New York untuk membedakannya dari negara bagian New York, tempat kota ini berada. Itu adalah informasi umum dan semua orang mengetahuinya.Untuk seorang wanita muda berusia 23 tahun kota ini tidak pernah ada matinya dan sepertinya warga kota ini tidak pernah tidur, pagi hari pukul 07.45 A.M jalanan pusat Manhattan seperti biasa selalu ramai pejalan kaki dan pengendara. Bukan hal aneh lagi, berbagai macam orang berjalan untuk pergi melakukan aktivitasnya. Mungkin ada yang baru pulang be

  • Subjek Zero   Prolog

    Kemeja biru sudah sangat kotor oleh debu dan darah, manik emerald menatap sendu pada orang-orang yang terbaring tak berdaya penuh luka. Suara tangis dan teriakan kesakitan terdengar nyaring memasuki gendang telinga, ia hanya bisa melihat tanpa bisa membantu. Bukan wilayahnya untuk merawat mereka yang terluka, dari luar barak terdengar desingan peluru dan bom tak ada habisnya.“Disini sangat buruk, bukan?” Tanya seorang wanita berkacamata, satu matanya tertutupi penutup mata. Gadis tinggi dengan kamera DSLR ditangannya hanya diam tidak menjawab.“Jika kau merasa lelah, beristirahatlah sebentar.” Ucapnya, gadis itu menggeleng cepat. Satu tangannya terangkat untuk melepas ikat rambut dan memperbaikinya dengan menggelung helaian cokelat itu asal.“Saya akan tetap membantu, saya datang bukan untuk melihat saja.” Ucapnya, si wanita yang kerap kali bertingkah bodoh itu hanya terkekeh kecil.

DMCA.com Protection Status