"Hai Hilma kamu baik kan?" tanya riri
"Aku baik, emang kenapa sih?" tanya balik keheranan
"Kamu gak ada masalah kan sama Lisa? tanya Riri berbisik
"Sumpah gak ada masalah, aku juga bingung"
"Ouh kayaknya kamu gak sengaja deh injak kaki Lisa"
"Ahhhh.. beneran aku gak nyadar, apa aku kecepatan lari yah"
" Ehmm makanya kamu hati-hati, ya udah aku ke sana yah mau gabung sama lainnya"
"Iya dahhh"
Setelah mereka beres ganti pakaian olahraga, menjelang istirahat. Hilma mencoba berani dekati Lisa mau minta maaf tapi malu, dia tunda dulu karena Lisa asyik bercanda ngerumpi dengan teman lainnya.
Dia malu di liat temannya yang lain, duduk ke kursi menoleh kebelakang Mulik dan Mila juga ngerumpi temannya Lisa, tambah malas khawatir dia jadi bahan gosip gak enak.
Dia jadi males mendengar kan seperti nya Lisa juga kurang di sukai mereka sifatnya mendayu manja, suka ngomong seenakanya tapi lebih bar bar lagi kalau ajak berantem. Dia buka hp dengar musik.
Lisa sering berantem sama teman laki-laki namanya Palo, anaknya memang suka mengejek Lisa, kalau dia tak mau gubris karena males aja ladeni Palo usil.
Dia kaget dapat chat di ajak ketemuan oleh Tomi, tapi dia malu mau gak mau harus yakin niat dia mau berteman saja. Kalau dia suka tak suka tak masalah. Siapa tau dia nanti jadi teman hidup kahayalannya.
Saat jam pulang dia mencoba berbicara berdua sama Mulik, malu kalau ngasih tau yang lainnya. Malu rasanya di bully dari cara bicara nya apalagi bicara asmara menurutnya mengingat masa lalu pahit nya dulu di bully dan di acuhkan lagi Sd atau Smp. Jadi mau cari teman cerita di percaya hanya dua orang atau tiga orang saja dan malas di bandingkan dengan siapapun.
"Mulik, Tomi ajak ketemuan nih, kamu mau nemenin aku , katanya sih minggu ni" ucap Hilma sedikit kegirangan
"Aku gak bisa deh, kamu ajak ke rumah kamu aja"
"Aku malu sama Ortu aku"
"Yah gimana yah kalau ketemu di rumahku aku malu juga, lagian belum kenal, kamu aja coba sendirian, paling dia ajak temannya juga"
"Malu sih, apa kata orang tuaku nanti"
"Kamu bilang aja"
" Ortu ku tu sensitif kalau aku bicara, jadi "
"Jadi apa?"
"Malu gitu kalau bicara, kecuali aku ajak teman aku udah di rumah baru aku bicara"
"Lagian kamu mau ketemuan buat apa sih?"
"Mau kenal aja, siapa tau dia mau jadi pacar aku upss hhee"
"Belum tentu juga, lagian cuma penasaran aja palingan"
"Ia sih, mengagumi saja dalam diam"
"Ishh..."
"Udah yah kita berpisah, aku mau pulang dulu nanti kesorean aku jalan kaki aja, dadah dadah Mulik"
"Dadah"
Depan gerbang mereka berpisah karena beda arah, dia jalan kaki sedangkan temannya naik angkot. Dia lelah seharian sekolah pulang sekolah terkadang sore.
Pulang sekolah harus membantu ibu nya jualan dan kadang jaga adiknya yang cerewet.Ibu bapaknya gampang sensitif. Dia kadang kesel sama keadaan Ibu bapaknya yang selalu bertengkar, tapi dia mencoba tenang dan ketawa tipis.Dia malu rasanya kalau pacar nya tau ibu bapaknya cuma pedagang gorengan biasa, yang selalu ribut, yah sudah lah dia tepis perasaan itu toh kakanya bisa dapat pacar, yang penting dia happy mau mencoba pertemanan lelaki.
Tidur dia di toko bapak ibuk nya, sambil dia main sama adiknya kadang melayani pelanggan, sambil dia asyik main hp. Saat ketiduran di toko dibangunkan untuk pulang ke rumah karena kaka nya datang pulang bekerja.
Dia takut sendirian di rumah karena tak ada siapa-siapa kecuali kakanya datang.
"Woi bangun, tidur aja kerjaan nya" Panggil Ka Teri
"Aku ngantuk ka, nanti aja pulang"
"Gak bisa lah, masa aku sendirian, mana Farhan jalan sama temannya"
" Kalau kamu gak mau pulang, gak aku kasih uang jajan"
"Ia deh kak"
"Cepatan bangun dan cuci muka"
"Dingin"
"Dasar bego cepetan"
Pulang jam 9 malam dia harus berjalan tergopoh sambil ngantuk, pulang ke rumah bukannya dia merasa nyaman. Malah tambah di marahin.
"Kamu naruh pakaian di lantai asal saja, cepetan taruh di dapur, ini kenapa pulpen ku gak ada"
"Aku gak tau ka"
"Cepetan taruh, kenapa kamu masih di situ" bentak Kaka nya
Ka Teri pun asal geletak baju juga di lantai, tapi malah marahin adiknya asal taruh baju di lantai. Dia bingung kenapa diri nya begitu di salahkan jadi pelampiasan kakanya dan ortu nya, padahal dia malu selama ini nurut dan jarang melawan.
Ka teri telpoanan sama pacarnya, dia rasa jijiknya dengar ada ciuman call, tapi dia membayangkan apa pacaran seperti itu. Haruskah dia dapat lelaki idaman nya lelaki sholeh, tapi dia malu sama keadaannya, di tepis lagi toh kaka nya gak malu bawa pacar.
Kakanya suka gonta ganti pacar, ibu bapaknya selalu bertengkar, Ka Farhan Suka jalan-jalan atau mengejek dan adiknya yang cerewet. Dia bersabar jadi pelampiasan amarah mereka.
Bila musim dingin atau kecapean dia selalu nafas mengik, dia cuma bangun mencoba rileks menunggu 2 jam atau 3 jam baru dia bisa tertidur. Besoknya dia selalu di bangunkan ibunya.
"Hilma hilma ayo bangun nanti telat loh"
"Hilma cape ma, boleh gak hilma tidur di toko aja, nanti ibu bangunim tengah malam"
"Cape bangunin kamu, kasian kakak kamu kadang sendirian di rumah, masa pulang sendirian"
"Ka Farhan jangan Pulang malam mulu ma"
"Kamu cerewet yah, namanya anak laki-laki wajar main"
"Hilma kamu berisik yah, nanti lambat lagi" Ucap Kaka nya terbangun rengekan adiknya padahal bukan karena Hilma
"Ishh, ma aku Boleh di antar gak?"
"Jalan sendiri sana, bapak kamu tidur, kaka kamu tidur" jawab mama
"Cape ma, mana belum makan"
"Kamu yah bloon, kasih jajan sudah , sekolah dah syukur, ibu dulu mana bisa lanjutin sekolah karena biaya, kamu enak udah di bantu kaka kamu dan ibu"
"Hilma kamu berisik yah, jangan manja deh" teriak kakanya di kamar
Setiap hari dia berjalan kaki kadang naik angkot kalau mepet waktunya, sarapan ibu nya hanya masak mie instan itupun bagi-bagi kadang dia gak dapat bagian karena lambat.
Sesampai sekolah dia telat hanya beberapa detik, satpam nya lumayan kejam sih serta muka jutek. Di ajak ngobrol gak di hiraukan. Menunggu di muka gerbang beberapa menit baru di buka kan, sambil dia muka melas.
"Pak buka dong" teriak teman lainnya gak dihiraukan atau beda kelas dengannya
"Kita cuma sedetik aja telat, idih keterlaluan banget tu satpam" ucap teman lainnya
"Aku dah biasa , entar kita juga di panggil tergantung yang piket aja gurunya siapa, ada yang di hukum dan ada yang gak boleh masuk kelas satu pelajaran atau nunggu depan gerbang beberapa menit baru dibuka, ya kita ini" ucap Hilma
"Emang nya ini sekolah keterlaluan deh buat aturan"
Hilma hanya geleng-geleng saja, daripada dia masuk kelas dipermalukan guru dihadapan teman-temannya, mending dia beginiin aja oleh satpam.
Udah biasa dia dari Sd karena banyak pengalaman masa lalu pahit nya.
Serta jarak rumah dan sekolahnya lumayan jauh sehingga tak di antar ke sekolah dari dulu, dia merasa kurang di perhatikan. Ditambah guru nya ikutan mengejek juga."Kalian masuk, tapi kalian diam di sini dulu berdiri"
ucap pak satpamMereka berdiri di terik matahari depan kantor sekolah, asal gak tengah lapangan dia malu sama teman lainnya. Depan kantor hanya di lihat Guru - guru saja. "Kamu lagi yang lambat" ucap pak satpam ke Hilma Hilma diam saja, percuma jawab pak satpam jutek itu pasti di acuhkannya murid berbicara. Beda satpam dulu lebih ke perhatian itu hanya satpam sementara karena pak satpam jutek ini lagi sakit. Lapar rasanya dia tahan saja udah biasa, jam istirahat lah dia makan buru-buru ajak temannya. Uang nya hanya cukup buat makan siang dan angkot saja saat pulang atau pergi salah satunya.makan 8000 angkot 2000, kadang dia jalan kaki 2 kilometerran kadang takut telat naik angkot. Dia tak Pandai bergaul, mencoba bergaul masih ada rasa malu sedikit karena pengalaman masa lalunya mengalami penolakan. Lebih memilih bergaul dekat satu atau dua orang. Daripada banyak takut dikecewakan penolakan. "Hilma, gimana kamu jadi ketemuan sama Tomi?"tanya Muli
"Hahahaa Tomi pindah karena dia merasa paling ganteng aja" ucap Midun memuji sambil bercanda "Apaan sih dun, astagfirullah , apa hubungan nya sama ke gantengan ku" "Memang paling ganteng kita ini 11 12 yah Tom"ucap Ka Farhan "Hahahahaha" Ketawa bareng "Maaf Ka Susi emang kenapa Tomi pindah sekolah?" "Setauku sih dia pindah rumah, jadi pindah sekolah" "Ouh gitu Ka, Kaka satu sekolah yah sama mereka?" "Iya dek, kamu kok bisa kenal Tomi?" tanya Ka Susi "Ehm ... gimana yah, kan banyak kenalan di chat saya lupa siapa yang ngasih tau, mereka suka kirim-kirim kontak gitu kak" "Ouh.. Kaka berarti dekat rumah yah sama Ka Tomi?" "Gak juga, cuma satu sekolah aja" Kaka Farhan saling ngobrol kami di cuekkinnya, Hilma mencoba mengobrol dengan Ka Susi begitu canggung, kulitnya yang bersih perawakan berisi membuatnya minder, Kok bisa Tomi membawa temannya yang cantik dan satu teman nya yang laki dalam hatiny
"Hati-hati loh kenal kaka nya terus adiknya" "Lah emang kenapa? cuma kenal aja gak Boleh apa?" "Takut aja kamu malah suka sama kaka dan adik?" "Ah.. aku gak seperti itu sama aja aku selingkuh, aku cuma temanan aja" "Siapa tau ada temannya yang lain mau dekat ma aku juga" "Ahhh..." "Perbanyak teman apa salahnya kan ?" "Kamu yakin mereka mau temanan sama kamu?" "Kok kamu nanya nya gitu?" "Pengalaman ku yah, mengenal bukan sekedar berteman , hanya kenal saja ya udah,kalau ada perlu baru mereka mau mendekat" "Aku gak penting mungkin yah?" "Nah gak tau, yah tergantung mereka meanggap penting apa tidak" "Kalau suka sama aku nih? penting gak aku?" "Tau deh, emang kamu gak mentingin yang lain apa?" "Apa sih yang lain?" "Pertemanan gitu, bukannya mau pacaran aja" "Gak lah, teman juga penting, aku ini pasti berharap dapat pacar yang baik deh kaya dia" ucapnya b
Lama sekali Dodi membalas chatnya, sehingga dia penasaran apa benar dirinya cantik, selama ini belum pernah bertemu. Dodi chat bukannya balas pertanyaan nya malah menanyakan Khabar, ya sudahlah dia tak mau menanyakan lagi, yang penting dia punya pacar walau jarang komunikasi, balas chat lama dan sesuka nya. Seminggu berlalu mereka ketemuan di toko ibu nya, Hilma berharap ibunya mau menerima kehadiran Dodi, ternyata ibu kurang suka, pacaranyq perawakan kecil masih tinggi Dodi sedikit dari nya seukuran anak remaja itu tak masalah karena masa pertumbuhan. Karena perawakan kecil ibu merasa Dodi kurang dewasa. Untungnya Dodi tak begitu ambil hati menurutnya. Dia pergi dan pamitan tak begitu di gubris, Hilma antara bangga dan sedih juga Dodi berani sendirian tapi ibu nya kurang suka. "Kamu kalau pacaran yah jangan beduan, lagian kamu ngapain sama itu anak beduan di luar tadi" "Ngobrol lah bu, masa aku ngapain-ngapain, dia anak sekolah agama pa
Sebelum dilaksanakan dua hari sebelum acara di sekolah, datanglah Riri menghampiri nya di depan kelas. Riri duduk keluar karena kelas di dalam berisik saat itu guru jarang masuk karena ada rapat. "Kamu Hil, kenapa gak di dalam aja, sendirian di luar" ucap Riri "Bising Ri" "Entar di liat guru loh, masih jam pelajaran ini, ke dalam yu" "Ok deh" "Aku mau ngobrol sesuatu, kamu punya pacar kan yah?" "Iya emang kenapa Ri?" "Kamu percaya sama pacar kamu ?" "Maksud nya gimana?" "Kamu percaya sama pacar kamu setia?" "Tau ah.. kenapa sih lagian kamu kenal?" "Aku gak kenal, cuman?" "Ada apa Ri, kok cuman?" "Entar jam istirahat kamu ku ajak keluar yah, kumpul-kumpul sama mereka" "Aku malas Ri, mending ke kantin" "Sebentar aja, ada yang ingin di bicarakan" "Ya dah, tunggu aku selesai makan aja yah, mereka itu teman-teman kita ini kan yah, emang siapa?" "Iya Hil,
"Abangnya Tomi, asal bukan Tomi dan jerri aja"ucap Mulik Mini tersenyum lebar, dia baru setelah putus dari Dodi lalu jadian sama abangnya. Semudah itukah Mini mendapat pacar, selain parasnya cantik dan juga pintar di sekolah. "Mila mila kamu kalah sama Mini, cepat banget dapat pacar, hari ini putus besok ada lagi" ucap Mulik "Apaan sih milik, cari pacar gampang tapi yang setia itu sulit" "Hahahaaha " Mereka tertawa lebar "Kami sebagai teman yah saranin putus sama Dodi aja, daripada kamu nanti di selingkuh hinnya sama orang lain lagi sama Dodi gak tau siapa" ucap Riri "Belum tau lagi Ri, aku kok masih gak percaya yah" ucap Hilma masih belum mudemg "Pandai di sekolah agama kira paham masalah akhlak, ternyata dia masih kekanakan" ucap Mini senyum tipis meremehkan Dodi "Beda kakak nya dewasa lah" ucap Mila "Aku heran nya kenapa mereka gak pernah bilang kenal sama Mila dan Mini yah, padahal kan mereka tau aku sat
Hanya prasangkanya ke Mulik walau itu salah atau benar, tapi kenapa mereka tau bahwa dia pacaran dengan Dodi, siapa lagi kalau bukan Milik yang tau cerita asmara monyet nya. Waktu perlombaan tiba, dia kaget ternyata Dodi ada di sana mengikuti lomba, yang lama membalas chatnya memang sudah tak dia hiraukan lagi. Dia rasa biar mengalir begitu aja tanpa ada khabar dari Dodi lewat chat. muncullah pacarnya di sekolahnya ikut serta mencari nya lewat temannya yang lain kenal nya sejak Smp namanya Puput. Sedangkan Puput temannya Smp tak pernah di ceritakan Dodi. "Hilma kamu di cari Dodi tuh" ucap Puput "Bilang aja aku sibuk" "Enak aja, aku males nyamperin nya" ucap Puput "Ya udah, gak usah""Mulik ke kantin yo, temani aku" ajak Hilma "Aku lagi Enak rebahan" Ucap Mulik kebiasaan rebahan di bangku saat teman sebangku nya jarang di tempat duduk "Hayolah, aku haus" bujuknya "Sendiri aja napa, bentar lagi kan ada a
Sekolah jadi makin sering terlambat, tambah malu di pendam nya tambah mereka mandang remeh, dia merasa kurang bersemangat di tambah guru yang memarahinya saat dia ngelamun sebentar, bingung mau berbicara ke siapa lagi mereka semua sama kaya teman nya di Sd, mulai menjauh dan mengacuhkan. Tapi hanya Mulik yang enak di dekati mau merespon nya walau dia jarang berbaur temannya sukanya rebahan di kursi.Walau Mulik responnya agak cuek sedikit dia tetap bersabar mendengar kan Hilma. Belum kelakuan saudara nya suka semena-mena menyuruhnya , ortunya suka memarahi nya rasa tak karuan pikirnya mencoba berdamai dengan keadaan serta mencoba menenangkan diri walau dengan banyak lamunan nya yang bertumpuk masalah di kepalanya, bercerita pun bingung ke siapa, pasti tak ada yang membela nya. "Hil hilma, kamu di panggil pak guru tuh" tegur Riri "Eh emang apa yah?" tanya Hilma "Eh kamu Hilma yah, kamu tau tadi pertanyaan ku apa?"
Handpone nya berdering, dia ragu untuk mengangkat telepon karena itu dari Ka Teri. Ternyata Ka Teri menelepon Joni juga."Hey Joni kalian di mana, cepat pulang" ucap Ka Teri"Iya ka ini kami mau pulang" ucap Joni"Ah Ka teri kok bisa tau nomor kamu Jon?""Kamu kalau handphone harus pakai kata kunci, ya bakal kaka kamu bajak""Iya aku kunci lah, mungkin kaka ku ambil saat aku lengah atau ada di hp bapak kali yah""Nah kamu ceroboh sih""Antar aku sampai rumah aja""Malam ka" sapa J
"Kamu kok gak bilang-bilang aku dulu pergi kerumahnya?" tanya Joni"Aku takut kamu gak ijinin aja""Jangan buat malu aku dong""Loh emang aku salah yah?""Pikir aja sendiri'"Aku kan cuma pengen tau aja dia masih suka gak sama kamu, kalau kalian masih ada rasa suka ya udah""Ya udah apa?""Yah kalian masih saling menyukai balikan aja, daripada kamu mengagumi nya terus kecantikan nya""Alah kamu aneh sekali, emang kalian ngobrol apa aja?"
"Kamu yakin ini rumahnya?" Tanya Lisa"Iya yakin soalnya Joni kasih tau ini rumah mantannya" jawab Hilna"Ya udah kita masuk aja" ajak LisaTok tok tok tok"Halo mbak ini dengan mbak Aura yah?" tanya Hilma"Ya saya sendiri, kalian siapa?" tanya Aura"Emmmm, gini gimana yah" jawab Hilma memandang Lisa berharap Lisa mau membantunya mengobrol agar tidak canggung tapi temannya juga ikutan saling menatap bingung"Ia kenapa yah?" tanya Aura lagi"Ok maaf yah sebelum nya, aku mau tanya-t
Selama Joni di luar kota, dia mencoba mendatangi rumah Aura hanya penasaran saja sekedar bertanya kenapa Joni seperti itu rupa ada daya tarik bisa pacaran lama sama Aura, sehingga dia bisa cari alasan sama keluarga nya memacari Joni terlanjur buat nya nyaman. Sekedar hiburan hilang kesepian malah di kasih janji."Haloo Hilma, kamu mau kan kita konser nih ada acara konser Judika nih""Di mana Lis?""Di club Gitaf""Berapa biaya tiket nya?""Cuma 50 ribu kok""Uangku cuman ada 25 ribu""Ya udah aku bayarin nanti"
Sesampai di toko kaka nya ada karyawan dua orang, mereka lebih tua dari nya, sering mengajaknya bercanda, tapi dia kurang merespon hanya diam saja."Eh Teri adik kamu suruh ngapain nih" ucap karyawan satunya"Dia melayani pelanggan aja kalau ada beli, ajarin nyusun barang juga" suruh Ka Teri"Kamu emang bisa jualin?" tanya Karyawan kedua"Belajar kak, kalau boleh tau ada daftar harga nya ka?" jawab Hilma"tuh di samping BUKU catatan" ucap Karyawan ke dua"Aku mau jalan dulu ada keperluan sama teman-teman, kalian jaga toko yah" ucap Ka Teri
"Bu aku mau berangkat lagi jalan ni sama Joni""Keluyuran aja, bukannya mau bantuin orang tua""Tapi kan bu aku ada janji malam ini, kan aku jalan cuma sekali dalam seminggu""Alah kamu anak perempuan harus bisa jaga diri, jangan sampai bunting duluan""Iya bu, aku pergi dulu yah Assalamualaikum""Udah sana, gak ada anak perempuan mengerti ibu nya sibuk"Seperti biasa dia minta jemput di depan gang, masih malu dia mau mempertemukan Joni."Hy sayang lama tak bertemu, ayo naik""Gim
"Ih kamu gak boleh gitu, banyak kok lelaki badan bagus baik kan yah" ucap Hilma"Ia tapi pengalaman aku hanya ini loh baik sama aku cuma si Fian gendut ini, dia membawakan banyak makanan kesukaan, yang dulu mantanku bisa nya ngambek dan banyak mau nya""Wah berarti kamu merasa gak sia-sia dong pencarian pacar, dapat yang mau merhatiin kamu, aku boleh nanya gak?""Nanya apa Hil?""Kamu pacaran itu Pake Kiss yah?""Rahasia lah, kamu emang pacaran gak pernah kiss?""Pernah sih itu sekali sama mantan aku, aku juga punya pacar ngajak kiss aku gak mau rasa jijik sih"
"Stoppp" dia berani menegur nyaring dan lantang walau tadi sempat pasrah"Loh kamu kok gitu, tadi kamu diam aja, sekarang kamu pegal yah?""Aku gak mau ah, aku ketemu kamu cuma mau ngobrol aja kenapa jadi begini sih""Hal wajar lah pacaran seperti itu""Aku belum pernah tau""Masa ?? Kamu punya mantan kan yah?""Ya belum pernah lah, kamu kira aku ini murahan kaya mantan kamu""Kamu kok gitu ngomong nya""Maaf yah aku gak nyinggung mantan kamu, habisnya kamu malah cerita dia"
" Kamu hampir tiap hari ketemuan apa gak bosan lis?" Tanya Hilma "Gak dong, lagian kan aku baru dekat satu bulan" "Iya sih, belum pernah aku ketemuan hampir tiap hari sama mantan ku" "Eh Andi dateng sayangku cintaku" ucap Lisa kegirangan "Sayang kita duduk dulu yah, panas banget yah" ucap Andi "Eh Lisa kipas kamu mana?" tanya Lisa "Di dalem kamar, aku ambilin deh" jawab Hilma "Sayang sini dong muahhh muach harum nya" ucap Andi "Aku kan mandi tadi sayang, muac