Share

Bab 3

Penulis: Jingga Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku dan Kekasih Suamiku (3)

**

"Demi Allah aku nggak kenal sama wanita itu, Sayang."

Alah, alasan klasik! Mana ada suami selingkuh mau ngaku?

"Ya. Aku percaya," tandasku dengan lantas meninggalkannya keluar kamar.

Istri mana yang tak sakit hati jika ada seorang wanita lain masuk ke dalam rumah dan mengaku sebagai kekasih suaminya? Aku kira hanya istri yang tidak memiliki perasaan pada suaminya lah yang akan bersikap demikian.

"Hanan. Ayolah, percaya sama aku. Aku nggak kenal sama wanita itu. Lagian buat apa selingkuh jika aku saja sudah memiliki istri cantik, pandai, bisa segala hal. Kurang apa lagi?"

"Ya mana aku tahu kamu cari apa. Namanya manusia nggak ada yang pernah puas!"

Kupotong kue anniversaryku, lalu memasukkan satu potongan kecil ke dalam mulutku. Bahkan lilin berbentuk angka tiga itu pun belum kucabut dari tempatnya. Hatiku geram, rasanya semua yang sudah kusiapkan sejak siang tadi sia-sia saja.

"Hanan sayang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 4

    Aku dan Kekasih Suamiku (4)**Aku masih terdiam dalam keterkejutanku mengenai masalah ini. Jika memang Mas Chandra bersikeras tidak mengenal Lusi, lalu siapa Lusi ini. Apa dia hanya orang yang sengaja ingin merusak rumah tanggaku dengan Mas Chandra? Jika memang iya, laknat sekali wanita seperti ini!"Maass ... Masa kamu nggak kenal sama aku, sih?" rengek Lusi dengan berusaha mendekati Mas Chandra.Suamiku itu beringsut mundur, seakan berusaha menjauhi Lusi. "Kamu siapa? Jangan sok kenal sama aku!" kata Mas Chandra setengah membentak.Jika dilihat dari penampilannya, Lusi ini bukan orang sembarangan. Namun, kenapa dia mau merendahkan dirinya sendiri dengan melakukan hal ini?"Hanan, kamu percaya 'kan sama aku?"Mas Chandra masih berusaha meyakinkanku, tapi aku sendiri masih gamang dengan peristiwa yang ada di depan mataku ini. Ini aneh, ada hal yang tidak aku mengerti."Semalam aku memang ada urusan kantor. Ponselku lowbet, aku

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 5

    Aku dan Kekasih Suamiku (5)**Kuletakkan kembali ponsel Mas Chandra di tempat semula sebelum pemiliknya selesai mandi. Sepertinya aku terlalu lalai dengan mendiamkan suamiku selama seminggu ini tanpa memantaunya, rupanya dia menyembunyikan sesuatu dariku. Mungkinkah pesan ini dari wanita yang seminggu lalu mengaku sebagai kekasihnya?Cklek!Pintu kamar mandi terbuka, bersamaan denganku yang telah baru saja meletakkan ponsel Mas Chandra di atas meja. Aku lantas beranjak dari kamar, menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya sebelum berangkat ke kantor.Setelah menikah, aku memang mundur dari jabatanku sebagai manager keuangan di perusahaan milik orang tuaku. Selain karena Mas Chandra melarangku bekerja, aku pun juga ingin fokus agar segera diberi kepercayaan untuk menimang buah hati."Hanan, aku berangkat dulu, ya," ucapnya begitu selesai sarapan.Aku yang telah berdiri di depan wastafel hanya mengangguk tanpa menoleh ke arahnya.

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 6

    Aku dan Kekasih Suamiku (6)**Kulihat Mas Chandra berlalu dari hadapan Lusi, wanita yang mengejar cinta suamiku. Aku menundukkan wajah agar ketahuan olehnya bahwa aku mengikuti sampai sejauh ini."Huh. Gimana, Hanan? Tidak sampao satu bulan tapi suamimu sudah bertekuk lutut padaku, kan?"Jantungku seakan keluar dari tempatnya, ketika secara tiba-tiba Lusi menyapaku. Bagaimana dia bisa tahu, kalau aku mengikuti Mas Chandra? Bahkan seluruh penampilan telah kuubah agar tak dikenal.Aku menoleh ke arahnya, sedang dia tersenyum miring dan berjalan menghampiriku yang masih duduk di meja yang telah kupesan. Lusi kemudian ikut duduk, lalu tertawa dengan riang."Mau menyamar seperti apapun, aku pasti tahu," ujarnya, membuatku mau tak mau melepas kaca mata hitam yang kupakai."Lebih baik kamu menyerah sekarang. Lepaskan Mas Chandra dan semua yang dimilinya!"Aku menatapnya tajam. Sebenarnya, apa maunya wanita ini? Kenapa sepertinya dia

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 7

    Aku dan Kekasih Suamiku (7)**Terdengar suara sendok dan piring beradu saat aku dan Mas Chandra tengah menikmati makan malam. Tak sepatah katapun terucap dari bibir kami masing-masing karena hatiku pun sedang tidak ingin bersikap baik padanya."Kamu udah jadian sama Lusi, Mas?" tanyaku sontak membuat Mas Chandra terperanjat.Dia meletakkan sendoknya, lalu meneguk air putih yang telah kusediakan sebelumnya. Bagaimana bisa, aku harus bersikap sabar dan lembut sedang di luar sana suamiku tengah membagi cinta dengan wanita lain?"A-apa maksudmu, Hanan. Jangan ngada-ada, deh."Aku memutar bola mata malas, lalu ikut menjauhkan piring yang telah habis isinya. Selama kebersamaanku dengannya, tak sekali pun Mas Chandra bersikap demikian. Dia adalah tipe lelaki yang setia dan jujur, tapi entah kenapa sekarang bisa berubah sedrastis ini.Apa semua ini karena pesona Lusi? Tapi apa yang dia lihat dari sosok Lusi? Bahkan hartaku pun juga tak kalah

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 8

    Aku dan Kekasih Suamiku (8)**Apa Mas Chandra pikir aku ini bod*h, menyamarkan nama Lusi menjadi Jamal? Mungkin dia juga tak mengira bahwa aku bisa bertindak sejauh ini. Terserah, aku hanya ingin dia paham bahwa aku benar tidak main-main dengan perkataanku."Tapi kalau mau ketemu Pak Akbar harus buat janji dulu, Bu," tandas resepsionis itu menolak.Aku mendengus kesal, "bilang sama dia, ini penting. Tentang anaknya, Lusi."Resepsionis itu tetap menolak mempertemukanku dengan bos yang disebutnya Pak Akbar itu. Hingga akhirnya perdebatan kami berhenti ketika ada seseorang yang membentak dari belakang."Ada apa ini?"Kami berdua sontak melihat ke arah sumber suara. Seorang pria berjas hitam, usianya setengah baya, seperti ayahku. Dia terlihat berwibawa, tapi sedikit garang."Em ... maaf, Pak. Nona ini memaksa untuk bertemu dengan anda," ucap resepsionis yang baru saja berdebat denganku.Aku memicingkan mata, 'oh, jadi ini,

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 9

    Aku dan Kekasih Suamiku (9)**Lusi terheran, melihat sikapku yang justru tertawa saat melihatnya menabrak mobilku. Mungkin dia mengira, bahwa aku akan marah dengan ulahnya. Namun, salah ... Aku tak akan melakukan hal serendah itu."Hahaha ... Silahkan tabrak saja, harga mobil ini tidak seberapa. Bahkan aku bisa membeli yang lebih mahal dari ini," ucapku setengah meledek.Raut wajahnya berubah seketika, dia benar-benar telah salah sasaran. Mungkin dia bisa saja ingin merebut suamiku, tapi sepertinya dia benar-benar tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa."Lalu, kenapa jika aku mempermalukanmu di kantor ayahmu? Bukankah semua itu benar adanya?"Lusi mendengus kesal, lalu maju selangkah dan hendak menjambak rambutku."Ets ... Yang elegan sedikit dong, Nona."Untung saja, aku bisa menghindar cepat darinya, jika tidak mungkin rambutku sudah habis di tarik olehnya. Selain tidak punya hati, ternyata Lusi juga tidak punya eti

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 10

    Aku dan Kekasih Suamiku (10)**Kali ini, Mas Chandra benar-benar telah membuktikan perkataannya sebelumnya, bahwa dia telah berjanji akan meninggalkan Lusi. Ya, beberapa saat setelah kedatangan Lusi dengan sebuah koper besar, Mas Chandra mengusirnya kasar.Tak tanggung-tanggung, Mas Chandra melempar koper besar milik perempuan yang mengaku sebagai kekasihnya itu ke halaman rumah kami. Tubuhku sedikit tersentak saat dengan kasarnya Mas Chandra mendorong tubuh kurus Lusi.Aku tersenyum puas, saat Mas Chandra kembali masuk ke dalam kamar sedang Lusi menatapku dengan penuh amarah. Puas, ya ... Semoga saja dia benar-benar menepati janjinya."Aku bersumpah, meski apapun yang terjadi semua milikmu akan kembali kepadaku!"Kulihat sosok Lusi berjalan keluar pekarangan dengan gontai, sepertinya mobilnya pun terparkir di luar pekarangan rumah karena tak kudapati di sekitaran halamanku yang luas ini. Biar saja, aku sungguh tidak perduli dengannya lagi.

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 11

    Aku dan Kekasih Suamiku (11)**Dengan segala kebimbangan, aku kembali melangkah ke kantor. Ini semua terasa sangat menyesakkan dada, ternyata tak hanya Lusi yang menginginkan hubunganku dengan Mas Chandra hancur, melainkan ibu Lusi pun juga.Sebenarnya, apa yang terjadi diantara kami sehingga mereka terlihat sangat dendam padaku. Mungkin kah ini ada hubungannya dengan masalaluku? Tapi apa? Sedikitpun aku tidak mengenal mereka sama sekali.DdrrtttPonselku bergetar, gegas kuambil dan melihat siapa yang telah mengirimkan pesan padaku.Mas Chandra[Jangan lupa makan siang, Cantik]Ah, dia kembali merayuku. Pasti semua itu dia lakukan supaya aku tidak marah lagi padanya.Meskipun saat ini kami telah berdamai, tapi kepercayaanku belum kembali 100% padanya karena bisa jadi ini semua hanya akal-akalannya seperti yang sebelumnya. Biarlah, aku menjalani ini semua sampai aku benar-benar memastikan kalau Mas Chandra memang t

Bab terbaru

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 28

    Aku dan Kekasih SuamikuPart 28Satu tahun kemudian ...."Sarapannya sudah siap, Mas," ucapku pada Mas Chandra ketika aku baru saja menyiapkan dua lembar roti tawar dengan selai kacang di atasnya, juga susu hangat di samping piringnya."Iya, sebentar," jawabnya dari kamar.Aku tersenyum tipis, lalu melanjutkan menyiapkan sayuran yang hendak kumasak untuk makan siang. Namun, sebelum itu aku mengelus lembut perutku yang mulai menyembul.Ya, tepat bulan ini usia kandunganku sudah memasuki bulan ke tujuh, rencananya sepulang dari kantor Mas Chandra akan mengantarkanku pergi ke dokter untuk kontrol bulanan.Tak berselang lama, Mas Chandra menghampiriku dengan melingkarkan tangannya di perut buncitku. Dia menciumi pipiku brutal hingga aku meletakkan pisau yang kugunakan untuk mengupas bawang."Ini masih pagi, Mas," ledekku, membuatnya terkekeh kecil lalu melepaskanku."Kamu cantik banget hari ini," ujarnya.Aku mendengus, lalu mundur darinya. "Jadi aku cantiknya hari ini saja?"Dia tak han

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 27

    Aku dan Kekasih Suamiku (27)“Kamu sudah tahu kalau Lusi kecelakaan?” tanya ibu ketika aku baru saja pulang bekerja.Aku memicingkan mata, “dari mana Ibu tahu?”Wanita yang telah melahirkanku itu tersenyum, lalu berjalan mendekat ke arahku. “Apa kamu pikir gara-gara Ibu tidak perna bertanya padamu mengenai masalahmu lantas Ibu tidak tahu?”Sampai ibu berkata demikian pun aku masih belum paham mengenai apa yang beliau maksud. Memang selama ini aku sangat jarang sekali menceritakan masalah pribadiku pada ibu maupun bapak karena aku takut jika apa yang kuceritakan akan menganggu pikirannya.“Bu ….”“Sayang … selama ini Ibu dan Bapak hanya diam, tapi diamnya kami bukan karena tidak perduli melainkan kami memilih mengawasimu seperti sebelumnya,” kata ibu lagi memotong pembicaraanku.“Selama ini Ibu pun kesana kemari mencari informasi tentangmu dan semua yang berhubungan denganmu. Semua itu kulakukan karena semata-mata kami tidak ingin ada yang menyakiti hatimu, Nak.”Kedua mataku berkaca-k

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 26

    Aku dan Kekasih Suamiku (26).Untuk beberapa saat kedua orang yang baru saja kubongkar rahasianya itu terdiam, terlebih dihadapan Lusi. Mana mungkin mereka akan mengakui kebobrokan masalalunya di hadapan anaknya?"Pa, Ma. Kenapa diam? Katakan apa yang sebenarnya terjadi."Aku tersenyum kecut, melihat orang yang hendak menghancurkan rumah tanggaku nyatanya justru akan hancur dengan sendirinya. Mungkin ini yang dinamakan 'karma'."Pak Akbar, Bu Hanum. Kenapa? Lebih baik jujur, bukan?""Lancang kamu!" bentak perempuan yang duduk di atas kursi roda itu.Bukan aku ingin menjadi wanita yang jahat, hanya saja mereka sudah lebih dulu menjahatiku. Mungkin dulu ibuku diam, dan menerima semuanya. Namun, aku tak terima. Mereka harus mendapatkan sanki atas apa yang sudah dilakukannya.Kulihat Pak Akbar menarik rambutnya kasar, lalu menatapku dan Lusi secara bergantian. Bisa kulihat jelas bahwa dia tengah tertekan dengan keadaan saat ini.

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 25

    Aku dan Kekasih Suamiku (25).“Dari mana kamu yakin bahwa orang tuaku lah yang telah membuat hidup mamamu menjadi seperti ini? Dan juga, bagaimana kamu bisa yakin bahwa orang tuaku pula telah merebut semua milik mamamu?” tanyaku ketika telah duduk berhadapan dengan Lusi di meja nomor 8.Dia tampak santai, raut tenang tergambar jelas di wajahnya. Semua ini terlihat berbanding terbalik dengan apa yang biasa dia tunjukkan padaku. Jika biasanya dia selalu saja terlihat menjengkelkan tapi kali ini dia terlihat jauh lebih tenang.“Kamu tau hanya dari ucapan mamamu, kan?”“Mana mungkin aku bisa mempercayai orang lain, sedang aku yakin Mama tidak akan pernah berbohong kepadaku,” tandasnya begitu percaya dengan mamanya.Memang, kuakui bahwa di dunia ini tidak ada orang yang patut kita percayai selain perempuan yang telah melahirkan kita. Namun, bukankah seharusnya kitak boleh menelan kebenaran itu secara mentah-me

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 24

    Aku dan Kekasih Suamiku (24).Aku masih tertegun setelah mendengar penuturan Mas Chandra mengenai alasannya mengenai foto itu. Rasanya kini untuk percaya dengannya terlihat sangat lah sulit, karena aku pernah dikecewakan olehnya."Hanan, kamu percaya, kan?" ucapnya lagi ketika aku masih terdiam.Jika dilihat dari gerak-gerik dan mimik wajahnya, dia terlihat seperti benar-benar tidak berbohong. Namun, bukankah tidak seharusnya aku percaya begitu saja dengannya?"Terserah, sekarang kamu kamu percaya atau tidak denganmu. Namun, yang pasti aku telah mengatakan semua kejujuran ini padamu."Hatiku bimbang, sejujurnya aku sangat ingin percaya padanya. Aku juga tidak ingin rumah tanggaku hancur hanya karena wanita seperti Lusi."Baik, aku percaya. Tapi jangan memaksaku untuk bersikap baik seperti dulu lagi," tuturku setelah beberapa saat memikirkan mengenai hal ini.Mas Chandra tersenyum, sepertinya dia memang menunggu jawaban ini dar

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 23

    Aku dan Kekasih Suamiku (23).Pak Akbar masih menatapku heran, ketika dengan sengaja aku mengatakan tentang hubungan saudara antara diriku dan juga Lusi. Hatiku sudah terlanjur panas, terlebih setelah aku mengetahui semua kebenaran yang terjadi antara mama, papa dan juga Pak Akbar."Apa maksud kamu?"Aku memutar bola mata malas, lalu berdiri dan berjalan sedikit menjauh darinya. Bagaimana bisa, aku berbaik hati pada orang yang telah berbuat buruk pada mamaku. Bahkan dia juga tidak berniat mengakuiku sebagai anaknya."Tentunya Anda ingat bukan dengan Anisa dan Oki Wijaya? Sudah lah, aku lelah dengan sandiwara ini, Pak. Lebih baik, jika Anda dan istri Anda masih memiliki dendam pada kedua orang tuaku, jangan bawa-bawa aku dan Mas Chandra. Setidaknya aku hanya ingin rumah tanggaku ini baik-baik saja. Terlepas bahwa ternyata Anda adalah ayah kandungku, itu sudah bukan menjadi prioritasku lagi karena bagiku ayahku cuma satu, yaitu Papa Oki Wijaya."

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 22

    Aku dan Kekasih Suamiku (22)."Jadi, kamu menuduh kami telah mencelakakan mamanya Lusi?" sahut papa ketika aku berbicara demikian."Oh ... Bukan begitu, bukan ....""Lalu? Dengan nada bicaramu seperti itu tandanya kamu menuduh kami melakukan hal itu, Nan. Papa kecewa, bisa-bisanya kamu bersikap seperti itu," tandas papa dengan raut wajah kecewa.Aku menunduk dalam, seharusnya aku memang tidak berkata seperti itu karena mungkin hal itu akan menyakiti hati kedua orang tuaku. Namun, aku hanya ingin mencari kebenaran atas apa yang telah menimpaku ini. Apa aku salah?Mama hanya diam, entah apa yang sedang dipikirkan olehnya. Membenarkan pertanyaanku, atau justru sama kecewanya dengan papa?Kedua bahu papa naik turun, menandakan bahwa dia terlihat sedang menahan amarah."Ma, Pa. Bukan begitu maksudku, hanya saja aku benar-benar sedang ingin mencari kebenaran. Hidupku sudah terlalu penat dengan semua masalah ini. Bukankah lebih

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 21

    Aku dan Kekasih Suamiku (21)**Siang ini aku berencana untuk menyegarkan pikiranku dengan berjalan-jalan di Mall besar kota. Setelah tragedi Mas Chandra kemarin, dia belum berani pulang ke rumah. Entah, dia pergi kemana setelah aku mengusirnya.Tidak ada sesuatu yang penting, aku hanya ingin menyegarkan pikiranku sejenak dengan berjalan-jalan dan menikmati hari. Usai kunjunganku ke rumah kakek, aku juga belum bertemu dengan Pak Akbar yang ternyata adalah ... Ayahku.Ah, memuakkan sekali. Ternyata, selama ini aku telah mengenal pria yang dulu telah mengkhianati mama sedalam itu. Bahkan mungkin bisa saja mama depresi karena ulah pria itu.Dan sekarang, anak perempuannya pun juga ingin merusak rumah tanggaku. Bukan kah hal itu adalah suatu kebetulan yang sangat mengejutkan. Atau ... Sebenarnya ini bukan kebetulan? Melainkan direncanakan. Entahlah.Kedua mataku tertuju pada sebuah toko baju yang sering kukunjungi. Jika biasanya aku akan datang

  • Suara Di Bilik Iparku   Bab 20

    Aku dan Kekasih Suamiku (20)."Sudah berapa lama kamu kenal orang ini?" tanya kakek tanpa menjawab pertanyaanku.Aku menghela nafas panjang, sepertinya orang yang aku tanyakan ini memang benar ayahku."Kek, tolong. Apa benar, orang ini ayahku?" ucapku sekali lagi.Kakek menatap Bibi Wulan seperti meminta persetujuan, lalu berbalik menatapku setelah Bibi Wulan menganggukkan kepalanya. Jantungku berdetak dua kali lipat dari sebelumnya, menunggu saat kakek akan menjawab pertanyaanku."Iya. Itu memang ayahmu," jawab kakek membuat duniaku seketika berhenti berputar.Aku terpaku, semua ini benar-benar membuatku sangat terkejut. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Benar hanya kebetulan, atau memang sudah di rencanakan?"Selama ini kami benar-benar kehilangan kontak dengannya karena kami memang tidak ingin mengenalnya lagi. Sikap dan perbuatannya dulu sangat membuat kami terutama Kakekmu ini sakit hati, hingga akhirnya aku memutuskan un

DMCA.com Protection Status