Nora kembali masuk ke dalam kamar tersebut, akan tetapi, saat ia akan menutup pintu, tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluk tubuhnya dari arah belakang. "Akhirnya kamu datang juga, Sayang ...." Suara lelaki itu terdengar begitu berat, kentara sekali jika saat ini sedang dikuasai oleh hasrat yang siap meledak. Hembusan napas dari lelaki itu terasa begitu hangat saat menyapu ceruk leher jenjang milik Nora. Nora memalingkan wajah, lalu melempar senyum termanisnya. Setelahnya ia langsung menutup pintu kamar dan menguncinya. Lelaki itu menciumi pundak Nora yang ter-ekspos dengan begitu jelas, sebab pakaian yang dikenakan oleh Nora bisa dibilang sangatlah terbuka. "Sabar dong, Om ...." Suara Nora terdengar begitu manja. Perempuan itu lantas memutar tubuhnya, hingga sepasang manusia berbeda jenis kelamin itu saling berhadapan.Kedua tangan kekar milik lelaki itu melingkar mesra di pinggang Nora. Tanpa rasa canggung dan malu, Nora melingkarkan kedua tangannya ke leher lelaki tersebut
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 180Erangan demi erangan terdengar saling bersahutan dari bibir keduanya saat tubuh itu menyatu. Hentakan demi hentakan Teguh lakukan. Hembusan udara dingin yang keluar dari Ac itu terasa tak lagi mampu dirasakan oleh kedua tubuh yang saat ini telah berkucuran oleh keringat.***Dering ponsel terdengar cukup memekakkan telinga David. Pria yang semenjak tinggal di rumah Kevin di kalimantan itu sering menghabiskan waktunya hanya untuk bermalas-malasan saja. David akan bangun saat perutnya berbunyi pertanda minta untuk segera diisi. David bergeming, ia kembali memejamkan matanya saat ingin mengambil ponsel tersebut tapi nyatanya ponsel itu justru berhenti berdering. Namun, baru saja David ingin melanjutkan tidurnya yang terganggu justru suara deringan ponsel itu kembali terdengar. Karena cukup kesal sebab merasa terganggu David pun bergegas mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas nakas yang ada di samping ranjang yang ia tempati. Tanpa melihat si
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 181"Awas aja kalau sampai berani lari dari tanggung jawab. Aku akan buat perhitungan dasar David dekil sialan!" Amanda merasa kesal, ia melempar ponselnya ke atas kasur. Amanda kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang itu. Dadanya berdenyut nyeri kala ia mengingat kembali nyatanya usaha yang ia lakukan adalah sia-sia. Justru yang ia lakukan atas dasar perintah David nyatanya tidak membuahkan hasil. Jangankan berpisah bahkan percaya dengan yang ucapan Amanda saja tidak. "Argghhhhhh sial!"***Satu minggu setelah kejadian Amanda yang menjebak Kevin nyatanya hubungan Kevin dan Sintia masih sangat baik. Bahkan, hari itu keduanya baru saja selesai fitting baju pengantin yang rencananya akan mereka adakan kurang dari satu bulan lagi. Kevin baru saja pulang dari kegiatannya dan ia dengan wajah yang sumringah masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. David yang melihat kebahagiaan kian terpancar dari binar wajah Kevin pun semakin memandangnya de
"Sayang, jadi cod sekarang? Yuk Mas anterin pakek motor. Bisa kok kalau ngangkut barang segitu," ucap Mas Yoga sembari berdiri tak jauh dariku. Aku melirik ke arah jarum jam di dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi. Waktu yang dulu kusepakati untuk melakukan COD.Ya, Mas Yoga memang belum tau soal customer yang ternyata hanya menipuku. Aku memang belum mengatakannya, bukan tanpa sebab, akan tetapi aku masih berpikiran positif pada customerku kemarin. Berharap ia membuka blokiran tersebut dan melanjutkan transaksi jual beli itu. Aku mendengkus kesal. "Kenapa? Kok manyun?" tanya Mas Yoga yang sepertinya mengerti raut wajahku. "Nggak jadi! Aku ditipu!" ucapku ketus. Mendengar ucapanku, membuat kedua bola mata milik Mas Yoga membelalak sempurna. "Ditipu gimana maksud kamu?" Lelaki itu berucap sembari berjalan mendekat ke arahku. "Ya ditipu! Kemarin bilang pesen, giliran barang sudah ada, eh nomorku diblokir. Tak hanya nomor wa, akun facebookku pun juga turut diblokir olehnya.
Kevin dan Arita langsung berjalan menuju ke ruang makan. Air liur Kevin serasa ingin menetes begitu melihat makanan yang terhidang di depan mata. Ditambah makanan itu dimasak dengan segenap cinta, tentu akan menambah rasa nikmatnya saat masuk ke dalam mulut Kevin. Makanan yang sangat sederhana, tapi sangat menggugah selera. Bergegas Kevin menarik kursinya lalu menghenyakkan tubuhnya di kursi kayu berukir, lelaki tampan itu lantas mengambil piring lalu menindahkan secentong nasi dan juga tumis kangkung, tak lupa ia turut mengambil ikan asin. Ya, meskipun hidup Kevin sudah sangatlah berubah, akan tetapi gaya hidupnya masih sama dengan sebelumnya. Makanan sesederhana apapun pasti bisa masuk dan melewati kerongkongannya. Jika sepasang ibu dan anak itu sedang menyantap makanan, berbeda dengan David. Lelaki itu berdiri di samping ranjang. Arita tak mengajak David untuk makan, akan tetapi David sudah mengisi perutnya terlebih dahulu. David merogoh saku celananya, ia lantas mengambil sel
"Mas David lihatin foto siapa itu?" Tubuh David tersentak kaget saat mendengar suara yang tak asing, suara yang tak lain dan tak bukan adalah milik Kevin. David terlalu fokus menatap wajah cantik milik Sintya dan membayangkan saat ia menyentuh tubuh yang selalu berbalut pakaian lebar itu, hingga David sama sekali tak menyadari kehadiran Kevin. Kevin melongokkan kepalanya, ingin melihat lembaran foto yang dibawa oleh David. Akan tetapi, David bergegas menyembunyikan foto itu di balik punggungnya. "Itu tadi foto siapa, Mas? Kok kayaknya nggak asing wajahnya?" tanya Kevin dengan rasa penasaran yang luar biasa, sebab, sekilas tadi kedua manik hitamnya menangkap wajah sang kekasih. "Bukan apa-apa. Nggak penting! Kamu ini kalau masuk kamar orang, bisa nggak sih ketok pintu dulu?" "Tadi Kevin udah ketuk pintu, Mas. Hanya saja tak kunjung ada jawaban. Ditambah tadi daun pintu sedikit terbuka, Kevin lihat Mas David sedang melihat sesuatu, makanya Kevin langsung masuk saja," jelas Kevin.
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 159"Sekarang aku tau, ternyata Amanda bekerja sama dengan Mas David untuk menghancurkan rencana pernikahan kami."Kevin menghembuskan napasnya perlahan. Sesak itu sangat menghimpit dada. Entah apa alasan David ingin sekali membuat hubungan dirinya dengan Sintia hancur. Yah, Kevin bukan lagi anak kemarin sore yang tidak tahu arti dari semua itu. Kevin sangat paham jika David sengaja melakukannya untuk menghancurkan Kevin dan Sintia. Dan yang lebih mengenaskan lagi nyatanya David bersekongkol dengan Amanda. "Jadi, peristiwa aku difitnah Amanda kemarin adalah ulah Mas David juga? Astaga, apa salahku padanya sehingga sebenci itu dia sama aku," gumam Kevin lirih. Ia melonggarkan sedikit ikatan dasi yang melilit di lehernya. Kevin meletakkan dasi itu di gantungan tepat di sebelah lemari pakaiannya. Perlahan ia membuka satu persatu kancing kemejanya dan ia melepaskan kemeja iru hingga hanya menyisakan celana kain dan kaos dalamnya saja. Kevin mendaratkan
SUARA DESAHAN DI KAMAR IPARKUBAB 160Tak bisakah kita mempercepat waktu pernikahan kita? Misalnya dengan ijab kabul terlebih dahulu. Dan resepsinya nanti sesuai dengan rencana kita di awal."Sintia nampak mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia masih terperangah dengan perkataan yang baru saja Kevin ucapkan. Apa katanya tadi? Mempercepat pernikahan? Bahagia sih, seneng sih, tapi secepat itukah? "Halo, Sintia? Kamu kenapa? Kok bengong?" tanya Kevin sembaro melambaikan tangannya di depan Sintia. Sintia menatap Kevin dengan kening berkerut dan tatapan penuh tanya. Namun, Kevin belum juga mengerti arti tatapan itu hingga hanya membuatnya tersenyum saja. "Kevin, apa yang kamu katakan ini apakah benar?""Yups, aku benar bidadariku. Apa kamu masih enggak percaya?""Bukan begitu tapi kenapa cepat sekali? Padahal pernikahan kita juga tinggal menghitung minggu saja."Kevin mendesah pelan, ia menghembuskan napasnya membuat penat yang akhir-akhir ini hinggap di dirinya. "Karena aku enggak mau k