Share

Kembalinya Para Penjahat

Author: OptimisNa_12
last update Last Updated: 2022-07-02 06:42:42

Mataku melebar mendengar pernyatan bu Sum. Amarahku kembali naik dibuatnya. Apa dia ini tidak bisa membedakan mana kabaikan mana keburukan? Sampai anaknya dibela mati-matian seperti ini.

"Terus ngapain Situ nyerang kami? Serang polisi yang nangkap sana!" kataku sembari beranjak dari dudukku. Emosi rasanya menghadapi bu Sum.

'Aarrghh, kenapa juga tadi harus dikasih makan, sih? Jadi dia punya tenaga 'kan buat melawanku!' batinku. Kesal melihatnya yang ternyata lupa daratan.

"Sudah sudah." Umi mencoba melerai antara aku dan bu Sum yang sudah sama-sama emosi.

Aku pun kembali duduk atas permintaan umi. Begitu juga bu Sum. Kalau bukan karena menghargai prinsip umi untuk memuliakan tamu, sudah ku tinju wajah menyebalkan bu Sum itu.

Dalam hati sebenarnya agak kesal juga pada umi, kenapa bisa memperlakukan baik pada orang yang jelas-jelas berniat buruk pada keluarga ini?

"Bu, Anda sudah jelas bersalah di sini. Kalau Anda merasa anak Anda benar, silakan lapor ke pihak yang berwajib. Bukan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Sikap bu Sum

    Aku bela-belain berlari sampai napas ngos-ngosan dan tak memedulikan penjahat yang ada, namun ternyata Rahma sendiri malah asyik berpelukan dengan kakaknya. Beruntungnya perutku tak kenapa-napa.Malah mas Umair sendiri sempat-sempatnya melambaikan tangannya padaku sembari tersenyum saat masih dalam pelukan adiknya. Argh, bisa-bisanya suamiku itu melakukan hal demikian padahal aku di sini sudah mulai emosi karena kepergiannya yang begitu lama dan tanpa kabar. Tiba-tiba bu Sum dan ketiga lelaki suruhannya pun sudah berada di belakang tak jauh dariku. "Itu suamimu apa suami dia?" tanya bu Sum padaku saat ia melihat mas Umair yang masih berpelukan dengan Rahma. "Dih, suamikulah!" balasku memandang geli bu Sum. Untuk apa tanya-tanya suami orang. Tahu-tahu bu Sum berjalan mendekati mas Umair berada. Aku yang melihatnya seketika dibuat panik karena takut bu Sum akan bertindak diluar dugaan. Mengingat sikap bu Sum yang seenak jidat bertindak di rumah ini. Mas Umair yang sudah melepas pel

    Last Updated : 2022-07-04
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Bu Sum Pergi

    Sayangnya berbeda dengan mas Umair dan umi yang tampak pasti akan memaafkan tindakan bu Sum. Terlihat dari sikap mereka yang masih memperlakukan baik pada orang itu yang mana tak pernah kami kenal sebelumnya. Apalagi apa yang dilakukan bu Sum sudah terbilang sebuah kejahatan. "Kamu gil* Mas!" cercaku dengan menunjuk tepat di wajah mas Umair. "Memaafkan penjahat bukanlah keputusan yang bijak!""Dek?" lambaian tangan mas Umair membuyarkan lamunanku. Ah, ternyata makianku pada mas Umair hanya khayalan. "Jangan ngelamun. Lihat, tuh!" Mas Umair menujuk bu Sum yang masih terdiam. Apa maksudnya menyamakan aku dengan wanita itu? Ah, dasar. "Sudah berapa lama?" tanyaku yang entah ku tujukan pada siapa. "Sudah berapa lama bu Sum kek gitu?" tanyaku lagi karena tak ada yang merespon. "Setengah jam, Mbak," balas Rahma yang duduk di sebelahku. "Makanya jangan ngelamun," sahut mas Umair. Ah, bikin kesal saja. Cukup lama kami duduk bersama. Menunggui orang yang sama sekali kami tak mengenalnya

    Last Updated : 2022-07-05
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ada apa dengan Mama

    Disaat aku dan Rahma setuju dengan kesimpulan yang dibuat mas Umair, namun masih ada umi yang tampak masih belum legowo dengan kejadian ini. Aku sendiri berusaha memaklumi lantaran umi memang memiliki hati yang lembut dan super baik pada siapa pun. Walaupun terkadang kebaikan umi ataupun keluarga ini tak jarang juga disalah artikan oleh seseorang. Ah, umi ... sifat bawaanmu inilah yang kadang membuatku tak berani menegurmu meskipun pendapatmu berseberangan denganku. Karena sifat bawaanmu ini jugalah aku senantiasa menghormatimu dan selalu merasa nyaman bersamamu. Dan sifat bawaanmu inilah yang menurun ke anak lelakimu yang kerap kali membuatku geregetan. Kami pun bubar dan kembali pada aktivitas masing-masing. Namun tidak dengan umi, beliau lebih memilih duduk di sofa ruang tamu dengan wajah yang masih terlihat lesu. Sepertinya beliau masih merasa tak enak hati karena baru kali ini ada orang yang kabur dari rumahnya. Padahal telah dijamu dengan sebegitu baiknya. ***Hari menjelang

    Last Updated : 2022-07-06
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Yang terjadi pada Mama

    Lantas suster tersebut pun menceritakan apa yang sedang terjadi pada mama yang membuatku dan mas Umair terkejut setengah mati. Tanpa berpikir lebih panjang lagi kami pun memutuskan untuk pergi ke rumah mama saat ini juga. "Ayo, Dek!" mas Umair beranjak dari posisinya setelah menutup teleponnya. Aku pun mengikutinya untuk bersegera mengganti pakaian kami. ***Sampai di rumah mama aku dan mas Umair benar-benar dibuat terkejut karena melihat mama yang sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai dekat ranjangnya. Menurut cerita suster Mita -suster yang disewa mas Umair- sebelum tidur mama hanya minum obat seperti biasanya. Bahkan ia tampak biasa saja dan tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Mas Umair lantas menggendong mama untuk dibawa ke rumah sakit. Aku dan suster pun mengikutinya dari belakang. ***Pagi ini terpaksa aku dan mas Umair membatalkan rencana kami untuk pulang ke desa. Menemani mama yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit akibat pingsan tadi malam. Menurut dugaan

    Last Updated : 2022-07-07
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Surat dari Mama

    Tapi yang mengganjal pikiran kami kenapa mama sampai hati ingin mengakhiri hidupnya? Padahal selama ini aku dan mas Umair tulus merawat mama. Sebaik mungkin kami berusaha memberikan fasilitas yang bagus untuk proses pemulihannya. Bahkan sampai kami menyewa seorang suster untuk merawatnya 24 jam agar kondisi mama benar-benar terpantau dengan baik. ‌Tiba-tiba ponselku berdering. Mengagetkanku dan mas Umair yang masih bergeming memandang tumpahan cairan pembersih lantai di kamar mandi. "Suster Mita," kataku pada mas Umair saat ia tanya siapa yang meneleponku. Gegas ku angkat telepon dari suster Mita dan tak lupa mengeraskan suaranya. "Mbak, ibu kritis Mbak!" ucap suster Mita cepat yang membuatku melebarkan lagi mataku. "Kita kesana!" tandas mas Umair lalu mematikan ponsel ditanganku dan menarikku segera keluar rumah. Jarak rumah mama dan rumah sakit sebetulnya kurang dari setengah jam bisa kami tempuh. Tetapi dalam keadaan genting seperti ini mendadak perjalanan terasa amat lama.

    Last Updated : 2022-07-08
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Lima tahun berlalu

    Lima tahun berlalu, banyak hal yang kini merubah kehidupanku. Shaka, buah cintaku dengan mas Umair kini juga sudah tumbuh besar. Ia bersekolah di TK di desa tempat kami tinggal. Ya, semenjak kematian mama, aku dan mas Umair memutuskan untuk menetap di desa. Kecuali ketika mas Umair menemui jadwalnya untuk mengajar. Kami diharuskan kembali ke kota. Bedanya kali ini aku lebih sering tak ikut seperti dulu. Karena aku lebih memilih bersama Shaka ketimbang ikut suamiku ke kota dimana sepanjang perjalanan yang hanya membuat mata bosan. Berbanding terbalik dengan adik iparku, Rahma yang kini lebih banyak menghabiskan waktunya di kota karena harus menempuh pendidikan tinggi. Rahma sendiri lah yang menempati rumah milik kakaknya yang ada di kota. Kata mas Umair, biar rumahnya tak kosong jika di tinggal pulang ke desa. Duh, padahal kan kakak beradik ini juga tak jarang pulang ke desa dalam waktu yang sama. Rumah mendiang ayah dan mama pun kami putuskan untuk disewakan saja. Sebab aku hanya

    Last Updated : 2022-07-09
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Sarah yang mencurigakan

    Baru kali ini aku mendapati pesan seperti itu. Selama ini kalaupun ada yang terang-terangan menyukai mas Umair pasti ia menampakkan dirinya.Siapa kira-kira yang mengirim pesan menyebalkan ini? Atau mungkin hanya salah kirim? Tapi kenapa menyakut nama suamiku? Ah, tidak mungkin jika itu hanya sekedar pesan nyasar. "Apa mungkin Sarah?" kataku seraya masih menatap layar ponsel. "Jangan su'udzon." Tiba-tiba mas Umair sudah berdiri saja di belakangku. Mas Umair mengambil alih ponselku lalu meletakannya di atas meja di dekat kami. "Abaikan saja. Percayalah, gak akan ada wanita di hati Mas kecuali kamu dan umi," kata mas Umair yang lantas membuatku tersipu malu. Memang benar adanya apa yang dikatakan suamiku ini. Selama ini banyak wanita yang terang-terangan mengaku lebih dari mengagumi mas Umair, namun hatinya tetap berlabuh padaku. Ia tetap setia meski aku begitu banyak kekurangan. "Iya, Mas," balasku sambil tersenyum pada mas Umair. Lantas mengambil kembali ponselku guna menghapus d

    Last Updated : 2022-07-10
  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Rasa Kecewa

    Semakin kencang mobil Sarah melaju dan semakin kencang pula aku mengikutinya. Dan aku makin terkejut kala Sarah mulai memasuki daerah yang mana aku paham betul tempat ini. Aku bahkan sering ke tempat ini diwaktu kecil bersama keluargaku. Sembari terus mengikuti Sarah aku berharap bahwa semoga saja ini semua hanya kebetulan saja. Tak ada hubungan antara Sarah dengan apa yang kini sedang berputar-putar dalam otakku. Akhirnya mobil Sarah berhenti di depan salah satu rumah yang ada. Sementara aku mengintip dari balik pohon yang tak jauh dari rumah tersebut. Dan ketika Sarah keluar dari mobilnya aku dibuatnya tertegun seketika karena melihat siapa yang menyambutnya dari dalam rumah. Tak lain tak bukan adalah kakak tiriku sendiri, mbak Sinta. Ternyata mbak Sinta sudah bebas. Entah kapan ia keluar dari penjara karena peristiwa kematian mama Ros lima tahun lalu adalah sebab terakhir kalinya kami berhubungan. Mendadak aku jadi teringat akan posisi rumah di depan mataku sekarang. Ya, rumah

    Last Updated : 2022-07-10

Latest chapter

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Tamat

    #SKDYpart 120 TamatPetang sudah menjelang, matahari hampir turun ke peraduan dan Mas Umair baru saja sampai ke rumah dengan Mas Bima yang seraya pulang bersama Mbak Sinta. Setelah selesai sholat maghrib, mendadak pintu rumah kami diketuk dan seseorang yang datang, mengejutkan aku serta Mas Umair seketika.Romi … Benar, lelaki yang sempat menyatakan perasaannya lewat suamiku itu kembali muncul. Ku pikir setelah kepergiannya dari bumi perkemahan waktu itu ia sudah menghilang bersama istrinya. Sebab, semenjak itu pula lah mas Umair mengaku tidak pernah lagi berkomunikasi. Padahal hubungan kami terbilang baik-baik saja. “Assalamuallaikum … Umair?” Romi mengulas sebuah senyuman di hadapan suamiku.“Waalaikum salam. Oh kamu, Romi? Ayo masuk – masuk! Silahkan masuk,” kata suamiku yang justru terlihat lebih tenang dan santai.“Tidak usah, aku duduk di teras saja.” Romi menolak dan langsung berbalik mencari kursi di teras rumah kami yang langsung menghadap ke pekarangan yang lumayan luas.

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Siapa yang Datang?

    #SKDYPart 119 Siapa yang datang? Keluar dari kamar, kami berdua sudah saling bergandengan tangan. Atau lebih tepatnya, Mbak Sinta yang terus menggandeng tanganku tanpa berniat melepaskannya begitu saja. Meski masih ada jejak air mata di kedua pipi Mbak Sinta. Bisa ku lihat dengan jelas sebuah senyum merekah di bibir kecilnya. Senyuman yang hampir tak pernah ku lihat bahkan semenjak kami bersama dulu. Mas Bima terlihat ikut senang dengan perdamaian antara kami berdua. Begitu pun dengan Mas Umair yang ikut tersenyum dan memperlihatkan ekspresi bangga dengan kebesaran hati yang kuberikan pada Mbak Sinta. Sementara Abi hanya mengucapkan kata ‘Alhamdulillah’ secara lirih dan pergi begitu saja keluar rumah diikuti oleh Umi. Entah kenapa mereka melakukannya setelah sempat menyampaikan keinginan mereka agar kami saling memaafkan. Tapi aku enggan memikirkannya untuk saat ini.“Karena semua sudah membaik, bagaimana kalau kalian juga ikut hadir dalam acara aqiqah putri kami hari ini?” Mas Uma

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Memaafkan?

    #SKDYPart 119 Memaafkan? Mungkin karena melihat Mbak Sinta yang tak kunjung mendapatkan maaf dari kami, membuat Mas Bima yang sejak tadi hanya diam dan menundukkan kepala. Kemudian ikut berlutut di hadapan Abi dan Umi. Kini pria berusia hampir 40 tahun tersebut menunjukkan ekspresi kesedihan yang begitu dalam dan membuat Abi yang awalnya membuang muka, kini mulai menatap wajah Mas Bima.“Abi … Bima sadar, sebagai suami … Bima sudah gagal mendidik istri Bima selama ini, hingga membuat Sinta mampu melakukan hal yang tidak seharusnya.” Mas Bima terlihat menangis sejurus kemudian, mengejutkan kami semua termasuk aku.“Sepertinya, mereka benar – benar sudah menyesal, Dek.” Mas Umair membisiki telingaku.Aku kembali mengernyitkan kening dan melihat ke arah suamiku ini. Kebiasaan mas Umair yang bisa semudah ini untuk memaafkan mbak Sinta dan mas Bima. Setelah semua yang mereka lakukan pada kami?Seolah mengerti dengan jalan pikiranku, Mas Umair kembali berbisik.“Coba kamu tarik nafas dala

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kemunculan Mbak Sinta

    #SKDYPart 118 Kemunculan Mbak SintaRahma membuntutiku dari belakang dan beberapa kali mengintip. Sementara aku merasakan jantungku berdegup cukup kuat dan kencang. Perasaan penasaran dan takut kalau kejadian buruk yang lalu terulang kembali, kini mulai merasuk ke dalam benak dan pikiranku. Aku takut, kalau Mbak Sinta datang untuk kembali membuat ulah seperti dulu.Menghancurkan kebahagiaan yang sedang ku rasakan bersama keluargaku baru – baru ini. Kalau sampai itu terjadi, rasanya aku pasti akan sangat gila dan siap mengamuk di depan perempuan itu. Sumpah serapah juga sudah siap ku lontarkan dari mulutku ini, jika dia menyerukan kata – kata pahitnya lagi. Tak akan ada rasa peduli lagi dengan sikap apa yang akan diperingatkan oleh mas Umair terhadapku. Tak akan ku biarkan acara untuk kebahagiaan putriku dihancurkan oleh kakak tiriku itu. Memang setelah menghilangnya mbak Sinta dulu aku sudah memaafkan semua kesalahannya. Namun, entah bagaimana perasaan takut dan was-was jika mbak Si

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Beberapa Bulan Berlalu

    #SKDYPart 117 Beberapa Bulan BerlaluHari pun menjelang siang. Aku dan mas Umair bergegas membereskan semua perlengkapan camping kami. Ya, suamiku itu memutuskan untuk segera pulang. Sebab, bukan hanya Shaka yang menjadi alasan kami tetapi juga paper bag pemberian Romi tadi dimana mas Umair sendiri juga mengungkapkan rasa penasarannya. "Ha ha ha! Penasaran juga 'kan kamu!" batinku sambil melihat mas Umair. Sesampainya di rumah, entah mengapa tiba-tiba aku juga ikut tak sabar untuk melihat isi paperbag pemberian Romi tadi. Begitu juga dengan mas Umair. Suamiku itu bahkan hanya meletakkan barang-barang kami begitu saja di dekat meja. "Alhamdulillah .... " Serentak aku dan mas Umair berucap ketika mengetahui apa yang ada di dalam paperbag tersebut. Benar, di dalam paperbag tersebut berisikan sebuah hexa frame yang berukuran mini yang mana terdapat lampu yang bisa meneranginya jika ditekan pada tombol di salah satu sudutnya. Terlihat sederhana memang tetapi aku tahu maksud dari hexa

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Kehadiran Romi

    #SKDYPart 116 Kehadiran Romi"Mas jangan kayak ginilah. Hanya gara-gara Romi biar terlihat baik-baik aja di hari pernikahannya malah membuat Mas gak bertindak apa-apa. Dia itu kayak Rima lho, Mas. Tolong, jangan diam aja kalau sudah menyangkut rumah tangga kita," tuturku panjang lebar. Berusaha meyakinkan mas Umair agar tidak berserah diri dengan keadaan. "Kamu yang tenang, Dik. Mas ada alasan lain kenapa Mas ambil keputusan ini," kata mas Umair yang membuatku menautkan kedua alisku. Alasan lain? Alasan apalagi ini? "Maksud, Mas?" tanyaku kebingungan. Bukannya menjawab pertanyaanku mas Umair malah melihat kearah jam tangan yang melingkar dj lengan kirinya. "Sudah malam rupanya. Ayo tidur!" kata mas Umair setelah mengetahui waktu yang menunjukkan hampir tengah malam. "Tapi Mas—" dengan cepat mas Umair meletakkan kedua tangannya di sisi bahuku sambil berkata," tidur dulu ya, biar tendanya gak sia-sia." Mas Umair tersenyum lalu masuk ke dalam tenda. Mendengar mas Umair berkata dem

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ancaman

    #SKDYPart 115 AncamanNamun, karena mas Umair menyebut nama Shaka, hal itu membuatku semakin penasaran dengan apa yang akan ia katakan sehingga tak ingin anaknya itu tahu.Pikiranku pun tanpa dipaksa mendadak ikut menebak-nebak tentang apa yang akan disampaikan oleh suamiku itu. Jika tentang pekerjaannya rasanya tak mungkin. Jika tentang rasa cintanya terhadapku, bukankah barusan ia mengungkapkannya? Ah, benar-benar aku tak bisa mengira-ngira apa yang sebenarnya terjadi pada diri mas Umair. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku. "Kamu kenal Romi?" mas Umair menoleh kearahku sebentar. "Romi?" gumamku lalu mengingat-ingat kembali siapa yang dimaksud mas Umair. Beberapa detik kemudian aku pun tersadar dan teringat dengan sosok Romi yang dimaksudkan oleh suamiku itu. Ya, Romi adalah temanku di masa sekolah. Waktu itu memang kami terbilang dekat, namun bukan berarti kami ada hubungan spesial. Kami hanya teman biasa. Kami pun sudah lama tak berkomunikasi. Lebih tepatnya semenjak Romi memutusk

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Sikap Berbeda dari Mas Umair

    #SKDYPart 114 Sikap Berbeda dari Mas Umair"Emangnya Mas mau ngomongin apa?" perlahan dengan suara pelan aku menoleh kearah suamiku itu. Mas Umair membalas tolehanku. Ia tersenyum kecil sembari berkata," nanti kamu juga tau."Belum sempat aku membalas perkataannya mas Umair sudah melangkahkan kakinya menuju mobil. Mempersiapkan segala sesuatu untuk kegiatan camping hari ini. Sedangkan aku masih terdiam di tempat dan mencoba mencerna apa saja yang dikatakan mas Umair sebelumnya. ***Sembari menikmati suasana malam yang teramat dingin aku dan mas Umair menyantap makanan yang kami beli di warung makan yang memang berada di sini. "Mas mau ngomong apa?" tanyaku sembari menyiapkan peralatan makan yang sudah kami bawa dari rumah. "Makan dulu, ya," kata mas Umair menoleh kearahku lalu kembali memandangi bintang-bintang di atas sana. "Selalu begitu," gerutuku. Meski agak kesal karena masih dibuat penasaran, tetapi mau bagaimana lagi? Sebab memang begitulah tabiat suamiku itu. Awalnya a

  • Suamiku yang dari Desa Ternyata Kaya Raya    Ke Suatu Tempat

    #SKDYPart 113 Ke Suatu TempatNamun, sedetik setelah menutup pintu kamar tidur langkahku langsung terhenti. Aku terdiam tepat di depan pintu dan menyadari sesuatu hal yang membuatku beristighfar sembari mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku. "Astaghfirullah," ucapku kesal pada diriku sendiri. Dengan langkah malas sembari menahan malu akhirnya aku berbalik badan kembali ke kamar. Sebab, ternyata tanpa ku sadari kalau sebetulnya waktu sudahlah gelap. Bahkan saat sudah membuka pintu kamar netraku langsung tertuju pada jam dinding yang berada di ruang kamar tidur. Memastikan apakah kegelapan yang ku lihat benar adanya. Dan ternyata memang begitu keadaannya. "Tau 'kan jam berapa?" tanya mas Umair yang melihatku kembali masuk ke dalam kamar. "Iya, Mas, maaf," kataku sembari menghampiri suamiku. Sekarang aku sadar mengapa mas Umair menyuruhku melepas gamis yang ia berikan tadi. Karena memang waktu yang sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam tentu diwaktu seperti ini ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status