Share

Ada apa dengan Mama

Disaat aku dan Rahma setuju dengan kesimpulan yang dibuat mas Umair, namun masih ada umi yang tampak masih belum legowo dengan kejadian ini. Aku sendiri berusaha memaklumi lantaran umi memang memiliki hati yang lembut dan super baik pada siapa pun. Walaupun terkadang kebaikan umi ataupun keluarga ini tak jarang juga disalah artikan oleh seseorang.

Ah, umi ... sifat bawaanmu inilah yang kadang membuatku tak berani menegurmu meskipun pendapatmu berseberangan denganku. Karena sifat bawaanmu ini jugalah aku senantiasa menghormatimu dan selalu merasa nyaman bersamamu. Dan sifat bawaanmu inilah yang menurun ke anak lelakimu yang kerap kali membuatku geregetan.

Kami pun bubar dan kembali pada aktivitas masing-masing. Namun tidak dengan umi, beliau lebih memilih duduk di sofa ruang tamu dengan wajah yang masih terlihat lesu. Sepertinya beliau masih merasa tak enak hati karena baru kali ini ada orang yang kabur dari rumahnya. Padahal telah dijamu dengan sebegitu baiknya.

***

Hari menjelang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status