Share

Yang Bahagia Yang Berduka

“Mas … kamu ---” Arum tidak meneruskan kalimatnya hanya diam menatap Danu.

Sementara Danu, tanpa menunggu jawaban dari Arum. Ia langsung memasangkan cincin di jari manis Arum. Tentu saja Arum tersentak kaget.

“Aku belum menerimanya, kenapa kamu malah memasangkan cincinnya?” protes Arum.

“Aku anggap jawabanmu tadi iya. Jadi aku pasangkan saja.”

Danu sudah kembali duduk bersebelahan dengan Arum di sofa dan tersenyum sambil menatap Arum. Arum terlihat kesal.

“Kamu memang gak berubah. Kamu penuh muslihat, tukang paksa dan ---”

“Apa lagi? Kenapa gak diteruskan?” sahut Danu.

Arum membisu, menundukkan kepala sambil menatap cincin yang sudah melingkar di jari manisnya. Itu adalah cincin hasil desainnya. Saat mendesain kemarin, Arum sangat suka apalagi Danu meminta yang sederhana tapi elegan.

“Bukannya kamu memang memilih rujuk denganku untuk menyelamatkan statusmu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status