Share

Rubuhnya Tembok Kesombongan

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-06 12:00:35

“Jangan bilang kalau ini bagian dari rencanamu untuk rujuk?” seru Arum.

Danu menghentikan makannya, meletakkan pisau dan garpunya kemudian melihat wanita cantik di depannya.

“Jadi kamu berpikir ke arah sana sekarang?”

Arum berdecak sambil meremas ujung blazernya. “Mas, jangan berbelit-belit. Aku tahu kamu dalang di balik semuanya, kan?”

Danu berdecak, menggelengkan kepala dengan mata yang terus fokus ke Arum.

“Arum … aku tahu aku salah. Aku sudah mengabaikanmu lima tahun lalu. Aku sudah tidak menjalankan peranku sebagai suami dengan baik. Itu juga yang membuatmu berpikir kalau aku tengah menjebakmu untuk rujuk denganku.”

Arum tidak menjawab, mata pekatnya kini membalas tatapan tajam Danu. Sesekali rambut Arum berterbangan tertiup angin malam menambah kesan sensual di wajahnya. Lagi-lagi Danu terpesona dengan visual istrinya kali ini.

“Segitu jahatnya aku di matamu hingga kam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Klien Penting

    “Anda mengenalnya?” sahut Danu.Belum sempat Pak Sudibyo melanjutkan kalimatnya, Danu lebih dulu bersuara. Pak Sudibyo tersenyum sambil menonyor bahu Danu.“Anda sedang bercanda atau bagaimana, Tuan Danu. Bukankah dia yang ada di tabloid gosip pagi ini, berpose dengan Anda. Jadi benar Anda punya hubungan spesial dengannya?"Arum terkejut, melirik ke arah Danu. Danu melihat tatapan Arum dan mengulum senyum. Sepertinya berita gosip itu sudah menyebar dengan cepat.“Eng … iya, Anda benar, Pak.” Danu menjawab gugup sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.“Ternyata selera Anda bagus juga, Tuan.” Pak Sudibyo menambahkan kalimatnya bahkan kini mencondongkan tubuh ke arah Danu kemudian membisikkan sesuatu di telinga Danu. Danu sontak tertawa sambil menganggukkan kepala usai mendengarnya.Arum yang melihatnya tampak kesal dan spontan menarik tangan Danu dengan keras. Danu melihat reaksi Arum.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Lisa yang Ingin Tahu

    “Kamu membohongiku, Mas? Kamu bilang bertemu klien, tapi ternyata bertemu Arum,” ujar Nadia.Wanita cantik itu menatap Danu dengan terluka. Matanya berair, bibir merahnya bergetar dan wajahnya terlihat muram. Danu menghela napas panjang sambil memperhatikan mimik Nadia.“Apa aku harus memberitahu padamu dengan detil siapa yang harus aku temui setiap hari, Nadia?”“IYA!!!” Sontak Nadia berseru dengan keras sambil menganggukkan kepala.Danu berdecak sambil menggelengkan kepala. Sebuah senyuman tersungging dengan aneh di raut tampannya dan itu membuat Nadia makin marah.“Ada apa denganmu, Mas? Kenapa kamu berubah? Kamu beneran hendak balikan ama mantanmu itu, kan? Lalu semua alasanmu ini hanya karangan saja?”Danu tidak menjawab, malah melengos dan siap beranjak pergi. Melihat Danu yang menghindar, Nadia langsung berjalan menghampiri dan menarik lengannya.“DANU NAGENDRA!!! JAWAB PERT

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Akhirnya Lisa Tahu

    “Apa Tuan Danu teman Nona?” lanjut Lisa.Arum hanya diam sambil melirik Lisa dengan sudut matanya. Lagi-lagi Arum ragu untuk menjawab, tapi ini sudah kepalang tanggung. Lisa sudah tahu siapa nama aslinya. Sudah saatnya juga Lisa tahu ada hubungan apa dia dengan Danu.Arum terdiam sesaat, menundukkan kepala sambil menyugar rambut hitamnya. Lisa hanya diam mengamati menunggu dengan setia. Helaan napas keluar dengan panjang dari bibir Arum, kemudian Arum menoleh ke arah Lisa.“Dia … maksudku Mas Danu itu mantan suamiku.”Seketika mata Lisa terbelalak kaget mendengar penuturan Arum. Untuk beberapa saat Lisa terdiam, hanya mulutnya yang terbuka dan tertutup berulang seakan bingung harus berkomentar apa. Arum mengulum senyum melihat reaksinya.“Sudah kuduga kamu pasti akan terkejut seperti ini, tapi itu kenyataannya. Aku dan Mas Danu pernah menikah lima tahun yang lalu. Kemudian karena ketidakcocokan kami berpisah. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Mantan yang Cemburu

    “APA!!!??” sentak Arum.Wanita cantik itu hanya diam menatap Danu yang sudah berhasil memeluknya. Untuk beberapa saat mereka terdiam saling pandang dengan posisi yang sangat dekat. Bahkan Arum bisa dengan mudah menghirup aroma maskulin parfum Danu seraya mendengar detak jantungnya yang lebih cepat dari biasanya.Danu tersenyum. Mata elangnya menatap sendu ke wanita cantik di depannya ini. Perlahan tangannya turun merengkuh pinggul Arum seraya merapatkan pelukannya. Ini adalah hal yang tidak pernah dia lakukan saat menikah dengan Arum lima tahun yang lalu. Tanpa disadari ada banyak rasa yang sedang bersemayam di hatinya membuat jantung Danu berdebar tak karuan.“Lepasin, Mas!!” Arum meronta dan mendorong tubuh Danu agar melepaskannya.Ini adalah situasi yang ia inginkan saat menikah dulu, bukan sekarang. Danu menurut, melonggarkan tangannya dan membuat Arum bergerak bebas. Tanpa berkata apa pun, Arum langsung berlalu mendahului Danu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Jangan Pinta Aku Menjauh

    “Aku rasa itu bukan urusanmu,” cetus Arum.Danu langsung tercengang mendapat jawaban dari Arum. Wajahnya yang sudah sedari tadi menahan amarah semakin terlihat kesal. Danu berjalan mendekat ke arah Arum. Arum sudah bersiap dengan apa pun yang dilakukan Danu.Namun, tiba-tiba Danu tersenyum lembut, tangannya terulur langsung menyentuh perut Arum. Arum sontak terkejut dan menatap Danu dengan bingung.“Aku hanya mengkhawatirkan keadaannya. Bagaimanapun sudah ada bagian diriku yang bersemayam di sana.”Arum melotot dan buru-buru menepis tangan Danu sambil berangsur mundur teratur.“Kamu jangan aneh-aneh, Mas. Nanti kalau terdengar karyawan yang lain, mereka pasti berpikir yang tidak-tidak.”Danu mengulum senyum melipat tangan di depan dada sambil melihat Arum dengan tatapan nakalnya. Arum hanya diam memperhatikan. Dulu, saat menikah lima tahun yang lalu, Arum tidak pernah melihat tatapan seperti ini dari Danu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Hampir Ketahuan

    “Eng … enggak. Dia gak memanggilku Anjani. Kamu pasti salah dengar,” ujar Arum.Danu terdiam sambil menatap penuh selidik ke arah Arum. Arum membisu, entah mengapa jantungnya tiba-tiba berdebar tak menentu dan tanpa diminta ia kesulitan untuk mengolah udara. Sementara Lisa sudah berdiri di depannya dan terkejut saat melihat Arum bersama Danu di sana.Arum mengerjapkan mata seakan memberi isyarat ke Lisa. Lisa tampak serba salah dan menjawab dengan isyarat yang sama juga.“Akh … maaf, ternyata Arum. Aku pikir yang datang tadi Nona Anjani.” Lisa buru-buru meralat panggilannya tadi.Arum hanya tersenyum meringis sambil menganggukkan kepala. Tatapan Danu kini beralih ke Lisa dan Lisa langsung tersenyum.“Selamat sore, Tuan.”“Sore. Jadi syuting program pencarian bakat itu hari ini?” Danu sudah mengalihkan topik pembicaraan.“Iya, betul sekali. Kali ini Nona Anjani sangat

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Wanita Spesial

    “SIAL!! Kok malah direject, sih. Dia lupa dengan apa yang aku katakan tadi,” sungut Danu.Danu terlihat kesal saat tahu panggilannya ke Arum berulang kali ditolak. Padahal yang melakukan itu bukan Arum melainkan Lisa. Lisa kebingungan harus menjawab apa dan memilih menolak panggilan Danu kemudian mematikan ponsel Arum.Namun, pada akhirnya Danu yang sewot sendiri. Danu berjalan masuk ke lokasi syuting dan melihat ada Nadia sedang tersenyum ke arahnya. Nadia berpikir Danu sengaja datang ke sini untuk menemuinya.Danu berdecak kemudian memalingkan wajah dan kini memilih memperhatikan Arum yang berperan sebagai Anjani duduk selisih dua orang dari Nadia. Danu terdiam sesaat sambil mengawasi Anjani.“Kenapa mata Nona Anjani mirip dengan Arum?” gumam Danu.Ia masih melamun sendiri saat sebuah tepukan tiba-tiba singgah di bahu Danu. Danu menoleh dan melihat Bu Fatma sedang berdiri di sampingnya.“Bu Fatma. Maaf, saya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Mantan yang Pantang Menyerah

    “Tadi Tuan Danu menelepon Anda berulang kali, Nona,” ujar Lisa.Kini tinggal mereka berdua, Danu dan Bu Fatma sudah berlalu pergi. Arum hanya diam sambil menghela napas panjang.“Saya sengaja menolak kemudian mematikan ponselnya. Maafkan, saya. Saya benar-benar bingung, Nona.”Arum mengulum senyum sambil mengelus lembut bahu Lisa.“Iya, gak papa. Aku yang terima kasih karena sudah merepotkanmu.”Lisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Tidak, Nona. Ini sudah tugas saya. Jangan sungkan untuk minta bantuan saya lagi.”Selang beberapa saat, Arum sudah kembali melakukan syuting. Kali ini Nadia yang duduk tidak jauh darinya terlihat kesal. Bahkan setiap Arum memberi komentar untuk finalis, Nadia langsung menentangnya. Seakan ada dua kubu di atas panggung. Arum tidak mempedulikannya. Dia berusaha obyektif dan melakukan tugasnya sebaik mungkin.Beberapa jam kemudian syuting berakhir. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   babak Baru untuk Arum

    “Sayang … sudah bangun?” tanya Danu.Ia langsung masuk usai berbincang dengan Budi dan Beni tadi. Arum yang tadi hendak keluar segera duduk di sofa dan hanya tersenyum saat melihat Danu. Kebetulan Art mereka sedang keluar untuk membeli makanan.Danu menggeser duduknya mendekat ke Arum, kemudian mengecup keningnya sekilas.“Kita pulang habis ini. Aku sudah minta Beni berjaga di sini membantu Bibi.”Arum hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat Beni dan Budi ikut masuk ke dalam ruangan. Dua orang kepercayaan Danu itu tampak membungkuk memberi salam ke Arum. Arum hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.Arum berharap semoga saja dua orang ini tidak menemukan keterlibatan Tuan Arya pada semua hal yang dilakukan Nyonya Lani. Arum akan sangat kecewa jika itu semua terjadi nantinya.Selang beberapa saat, Arum dan Danu sudah tiba di rumah. Usai makan malam, mereka langsung masuk kamar untuk beristirahat. Sepan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Satu Selesai

    “Baguslah. Aku tunggu di sini.” Danu mengakhiri panggilannya.Ia melirik Arum dan tersenyum saat melihat istrinya masih terlelap. Dengan hati-hati, Danu mengangkat kepala Arum dan meletakkannya di atas bantal. Selanjutnya ia sudah keluar kamar menunggu kedatangan Budi dan Beni di teras.Selang beberapa saat tampak Budi dan Beni mendekat. Dua orang kepercayaan Danu itu tersenyum lebar berjalan mendatangi Danu.“Jadi katakan siapa pelakunya, Bud!!” seru Danu tak sabar.Budi tersenyum, menganggukkan kepala sambil menatap Danu dengan senyum penuh kemenangan.“Anda pasti sangat terkejut begitu tahu siapa orang yang ada di balik semua ini, Tuan,” ucap Budi.Danu mengernyitkan alis menatap Budi dengan penuh tanya. Sementara Beni dan Budi hanya saling pandang dengan senyum lebar.“Baik, kalau begitu katakan siapa dia? Apa Dokter Sandy lagi atau Mama Lani?”Tentu saja Budi dan Beni tampak

DMCA.com Protection Status