Share

Restu yang Diminta

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-12 12:00:03

“Tuan … ,” desis Budi.

Danu tampak marah dan buru-buru mendorong tubuh Nadia menjauh. Danu sangat kesal dengan ulah Nadia, apalagi wanita itu sengaja menggigit bibirnya agar dia tidak bisa melepaskan ciumannya.

“Sialan kamu, Nadia,” sergah Danu penuh amarah. Dia tampak menyeka bibirnya yang berlumuran darah dengan punggung tangan.

“Tuan, Anda baik-baik saja?” Budi mendekat sambil membawakan tisu.

Danu langsung menyahut tisu dari Budi dan mengusap bibirnya. Sementara Nadia terkekeh melihatnya. Hanya Arum yang masih bergeming di tempatnya melihat kejadian itu tanpa suara.

Nadia kini mengalihkan pandangannya ke Arum. Ia tersenyum menyeringai sambil berjalan mendekat ke arah Arum.

“Kenapa diam saja? Kaget melihat calon suamimu berciuman denganku?” Nadia bersuara dengan sinis dan tubuh gemulai ke arah Arum.

“ARUM!!! Jangan dengarkan dia!! Dia yang kurang ajar!!” seru Danu.<

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Serigala Berbulu Domba

    “Papa merestui kami?” tanya Danu.Dia sangat terkejut saat Tuan Prada berkata seperti itu. Padahal sebelumnya, Tuan Prada tidak berkata apa-apa saat Danu meminta restu menikah lagi dengan Arum.“Iya. Maafkan Papa, Danu. Sebenarnya tujuan Papa mengundangmu makan malam kemarin untuk mengatakan hal ini. Sayangnya kamu tidak hadir.”Danu hanya diam menatap Tuan Prada tanpa kedip. Kemudian ia sudah berhambur memeluk Tuan Prada. Terang saja Tuan Prada terkejut, tapi pria paruh baya itu kini membalas pelukan Danu. Arum yang duduk di sebelah Danu hanya terdiam sambil tersenyum. Baru pertama ia melihat interaksi seperti ini dan Arum senang.Selang beberapa saat, Tuan Prada sudah mengurai pelukan mereka. Ia tersenyum sambil menatap Danu.“Datanglah akhir pekan ini bersama Arum!! Kita bahas tentang pernikahanmu.”Danu tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, Pak. Namun, soal pernikahan. Aku sudah men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bermain Taktik

    “NADIA!!!” seru Nyonya Lani.Wajah wanita paruh baya itu terkejut. Tidak ada rona merah di sana hanya warna pucat pasi yang mewarnai bersamaan dengan gestur gugup. Hal yang sama juga diperlihatkan Citra. Dua wanita beda generasi itu terlihat ketakutan saat melihat kehadiran Nadia.Nadia tersenyum sambil menatap tajam. Ia berjalan mendekat dan berhenti sangat dekat di depan Nyonya Lani.“Tante tidak mau menjawab pertanyaanku?” Nadia kembali bersuara.“Eng … emang kamu tanya apa, Nadia?” Nyonya Lani ketakutan setengah mati bahkan suaranya terdengar bergetar kali ini.Nadia berdecak, menjentikkan jarinya sambil menatap tajam Nyonya Lani.“Aku bertanya siapa orang yang tidak tenar itu? Apa dia aku?”Nyonya Lani melotot hal yang sama juga dilakukan Citra. Keduanya menoleh saling pandang lalu secara bersamaan mengangguk.“Bukan!! Bukan kamu, kok. Iya kan, Citra?” Nyonya Lani kembali gugup dengan suara gemetarnya.“Iya, benar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tamu Tak Diundang

    “Sudah siap?” tanya Danu.Akhir pekan tiba dan malam ini Danu bersama Arum sudah sepakat untuk datang memenuhi undangan makan malam Tuan Prada. Arum tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Iya, sudah. Kebetulan aku sudah mengosongkan jadwal hari ini.”Danu tersenyum sambil menganggukkan kepala. Tangannya mengelus lembut tangan Arum.“Terima kasih, ya. Padahal selama ini keluargaku telah berlaku tidak baik padamu, tapi ---”Arum berdecak sambil menggelengkan kepala. “Kita janji memulainya dari awal, kan?”Danu tersenyum lagi sambil menganggukkan kepala.Tak berapa lama, mereka sudah tiba di rumah keluarga Danu. Ada Tuan Prada, Nyonya Lani dan Citra yang menyambut kedatangan mereka.“Mama senang akhirnya kamu mau datang bersama Arum, Danu,” sapa Nyonya Lani.Wanita paruh baya itu tersenyum lebar dan berpenampilan glamour kali ini. Citra yang berdiri di sebelah Nyo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Mau Balas Budi

    “Apa katamu? Kamu pikir aku gila seperti dirimu, begitu?” seru Nadia.Dia tampak marah saat mendengar ucapan Arum. Arum hanya tersenyum mengendikkan bahu sambil menggelengkan kepala.“Bukan aku yang mengatakannya. Kamu sendiri yang bilang kalau kamu gila, kan?”Nadia melotot. Matanya membola siap keluar dari tempatnya mendengar ucapan Arum. Danu yang duduk di sebelahnya hanya diam sambil mengulum senyum. Tiba-tiba Arum mengambil sebuah kartu nama dari dalam tasnya dan mengulurkan ke Nadia.Nadia dengan bingung menerimanya. Alisnya mengernyit dengan mata menatap tajam ke Arum.“Hubungi nomor itu, jika kamu membutuhkan bantuan. Sayang sekali jika karirmu berakhir hanya karena keadaan mentalmu ini!!”“APA!!! SIALAN KAMU, ARUM!! Kamu pikir aku gila!!!”Nadia marah. Ia menggebrak meja dan langsung berdiri. Ia melupakan sopan santun dan tidak melihat ada Tuan Prada di sana.“NADIA

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Wanita Penuh Ambisi

    “Tunggu, Nyonya!!!” seru seseorang.Arum, Nyonya Lani dan Citra yang berada di ruang tengah itu menoleh ke arah suara. Mereka melihat asisten rumah tangga yang tadi menyuguhkan kue masuk kembali sambil menatap tajam.“Ada apa, Bi?” tanya Nyonya Lani.Asisten rumah tangga itu terdiam lalu berjalan mendekat dan mengambil piring berisi kue yang ada di tangan Arum. Terang saja Arum bingung. Ia tertegun menatap aksi asisten rumah tangga itu.“Hei!! Apa yang kamu lakukan? Itu tidak sopan. Apa kamu tidak tahu kalau sesaat lagi Arum akan kembali menjadi Nyonya di rumah ini?” Kini Citra yang bersuara.“Saya tahu, Nona. Itu sebabnya saya lakukan ini.”Semua yang ada di ruangan tersebut terkejut dan menatap dengan bingung ke arah asisten rumah tangga.“Memangnya ada apa, Bi?” tanya Arum. Sedari tadi dia sudah tertarik dengan kue coklat itu dan ingin segera menikmatinya. Kenapa sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Lagi-lagi Amarah yang Tak Tertahan

    “Kamu sudah memeriksa semuanya, Bud?” tanya Danu pagi itu.Senin pagi, Budi menghadap Danu dengan membawa hasil lab kue yang diminta Danu.“Iya, Tuan. Kue itu memang beracun, mengandung sianida. Terang saja ayam itu langsung mati usai mencicipinya,” jelas Budi.Danu terperangah kaget. Ia membaca semua berkas yang baru saja diserahkan Budi.“Lalu kamu tahu siapa yang memesannya?”“Masih saya selidiki, Tuan. Masalahnya pemesanan kue dilakukan secara online dan langsung minta dikirim ke rumah Tuan Prada. Saya sudah minta seseorang mengecek melalui proses pembayarannya. Siapa tahu kita bisa menyelidikinya dari sana.”Danu manggut-manggut mendengarnya.“Satu lagi, Tuan. Minggu ini, Nyonya Arum akan mengadakan fashion show di luar kota. Namun, sayangnya jadwalnya bentrok dengan Anda. Jadi sepertinya Tuan tidak bisa menemani ke sana.”Danu terdiam, jarinya kini sibuk mengetuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sabotase yang Gagal

    “Lisa!! Ada apa?” tanya Arum.Arum terkejut begitu masuk ke ruangan tempat masterpiece berada. Ia makin terkejut saat melihat Lisa duduk bersimpuh di lantai memungut baju dan sobekan kain yang tercecer.“Siapa yang melakukannya, Lisa?” Kembali Arum bertanya.“Saya tidak tahu, Nona. Saat saya masuk sudah begini keadaannya.”Arum tampak marah. Ia berjalan menghampiri Lisa, lalu mengambil baju dan memasangnya di manekin drapping. Arum terdiam, wajahnya merah padam saat melihat karyanya sudah berantakan tak karuan.“Nona, sepertinya ada yang sengaja menyabotase karya Anda,” gumam Lisa.Arum tidak menjawab hanya mengangguk sambil menatap tajam. Otaknya kini sedang berpikir keras agar bisa tetap menampilkan masterpiece-nya.“Sepertinya kita harus menunda menampilkan masterpiece-nya. Kita lakukan saat peragaan busana selanjutnya saja, Nona.”Arum menggeleng dengan cepat. &ldq

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Penyelidikan Dimulai

    “Benar-benar karya luar biasa, Nona. Saya sangat tertarik dengan beberapa desain Anda. Apa mungkin saya bisa memilikinya?” tanya seorang pria.Baru sepuluh menit yang lalu, pagelaran itu selesai dan kini Arum sibuk menerima ucapan selamat dari para undangan. Bukan hanya ucapan selamat, tapi keinginan untuk membeli dan memesan beberapa gaun seperti yang baru saja dikatakan pria paruh baya tersebut.“Tentu, Tuan. Biar nanti asisten saya yang mengurusnya.”Pria paruh baya itu tersenyum. Kemudian satu persatu tamu undangan datang menghampiri Arum. Lagi-lagi mereka sibuk memuji karya sekaligus penampilan Arum malam ini. Bahkan kini beberapa awak media sedang sibuk mewawancarainya.Arum terlihat percaya diri. Aura bintang keluar dari sosoknya. Dia benar-benar menjadi bintang yang paling bersinar malam ini. Selang beberapa saat, Arum sudah selesai melakukan sesi wawancara. Dia siap kembali masuk ke belakang stage untuk berganti baju. Namu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa Tuan Burhan

    “Tuan Burhan? Maksud Anda ayahnya Dokter Sandy?” tanya Arum.Tuan Simon mengangguk sambil tersenyum. Matanya tampak berkilatan saat Arum memberi jawaban yang memuaskan.“Iya, saya mengenalnya, Tuan. Dulu, saat masih tinggal di panti. Saya dan Anjani sering bermain ke rumahnya. Ibu Dokter Sandy tidak bisa punya anak lagi, makanya beliau senang saat ada anak panti bermain ke rumahnya. Itu juga sebabnya saya akrab dengan Dokter Sandy.”Kali ini Arum berkata sambil melihat Danu yang sedari tadi memperhatikannya. Sedangkan Tuan Simon hanya berulang menganggukkan kepala menatap Arum dengan seksama.“Apa kamu tahu keadaannya saat ini?” Kembali Tuan Simon mengajukan pertanyaan.“Setahu saya, Tuan Burhan sedang sakit. Sejak istrinya meninggal, kesehatannya menurun dan Dokter Sandy sengaja menempatkan beliau di rumah keluarga. Sayangnya, saya tidak pernah menjenguknya.”Tuan Simon hanya menganggukkan kepala sambil terus memperhatikan Arum.“Katamu, kamu sangat dekat dengan keluarga Dokter Sandy

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sang Penyimpan Dendam

    “Apa maksudmu kamu berada di sana?” tanya Tuan Simon.Tuan Burhan tidak menjawab malah menunduk sambil menggelengkan kepala. Tidak hanya itu, tubuh Tuan Burhan kini tampak bergerak ke kanan dan kiri bergoyang-goyang. Tuan Simon hanya diam memperhatikan.“Tidak. Aku tidak akan bilang, nanti Sandy marah. Aku tidak mau jika Sandy marah. Aku takut kalau Sandy marah.”Kini malah Tuan Burhan tampak sedang bergumam sendiri. Entah mengapa ulahnya seperti anak kecil saja. Tuan Simon makin penasaran.“Apa yang menyebabkan Sandy marah? Apa Sandy tahu sesuatu juga?”Tuan Burhan tampak terkejut. Ia mengangkat kepala menatap Tuan Simon dengan senyum aneh kemudian menjentik hidung pria bermata sipit itu.“Kamu ingin tahu, ya? Kamu benar-benar ingin tahu, ya?”Tuan Simon berdecak. Ia menduga ada yang tidak beres dengan Tuan Burhan. Tuan Simon mengedarkan pandangan ke sekitar dan melihat bibi art sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk.Wanita paruh baya itu hanya mengangguk seakan sedang mem

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

DMCA.com Protection Status