Share

Bab 76 : Butuh Persetujuan

Tapi, aku juga tak bisa tinggal diam. Aku harus menemukan cara untuk mencegahnya.

Aku berjalan cepat, menyusul Kanya yang sudah hampir tiba di depan pintu kamar Mas Haris. Tepat sebelum aku meraih tangannya, tepat sebelum ia meraih kenop pintu, terdengar suara klik dua kali dari lubang kunci.

Menghembuskan nafas lega, aku berdiri tepat di hadapan Kanya. Menutupi pintu kamar Mas Haris dari pandangannya.

"Sudah saya katakan Nyonya, Tuan Haris sedang tidak ingin diganggu. Jadi sebaiknya Nyonya jangan masuk ke dalam kamarnya saat ini," ucapku dengan suara lemah lembut namun tak ayal rasa kesal itu sungguh kentara.

Kanya mendengkus, menatapku sinis. Lantas berbalik tanpa sepatah katapun meninggalkanku dengan bunyi sepatunya yang memenuhi ruangan.

Sekejap kemudian terdengar deru mobil dari halaman depan yang dikendarai dengan kecepatan tinggi.

Tak masalah bagiku, meski harus menabuh genderang permusuhan aku akan melakukannya demi melindungi Mas Haris dari wanita kurang ajar itu

****

"Mbak b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status