"Apa yang wanita sukai?" tanya Nick secara acak pada karyawan yang ia temui saat keluar dari ruang kerjanya."Wanita suka bunga," jawab karyawan di sebelah Nick dengan ragu-ragu.Sejenak Nick berpikir, tidak mungkin ia memberikan bunga untuk Alexa sementara perempuan itu bekerja di toko bunga."Ada yang lain? Istriku sepertinya tidak membutuhkan bunga," ucap Nick, karena ia sudah membelikan bunga sekaligus dengan tokonya.Karyawan itu turut berpikir, lalu tiba-tiba seorang karyawan lelaki yang turut ikut masuk ke dalam lift menyahut. "Wanita suka diperlakukan romantis, kalau Anda ingin memberikan hadiah untuk istri Anda, cobalah ajak beliau ke suatu tempat yang sangat dia inginkan. Lalu berikan benda yang wanita suka," katanya."Wanita suka perhiasan." sahut karyawan wanita yang tadi Nick ajak bicara.Nick pun mengangguk, ia melihat sekarang sudah jam empat sore. Setidaknya masih sempat untuk melakukan sebuah kejutan kecil untuk Alexa, Nick perlu memastikan apakah yang Raymond katakan
Alexa masih mengenakan baju tadi saat membuat makanan di dalam campervan. Sangat mudah karena alat memasak sudah lengkap di sana, bahan masakan juga telah Nick siapkan."Ini lebih menyenangkan dari apa yang aku pikirkan sebelumnya, bagaimana kamu kepikiran hal ini?" tanya Alexa, ia melihat Nick yang baru masuk ke mobil untuk meraih ponselnya."Terkadang ide itu muncul tiba-tiba." jawab Nick, ia menghampiri Alexa, mencium aroma masakan perempuan itu. "Aku tidak sabar menyantap masakanmu." Nick memeluk Alexa dari belakang, tapi tangan nakal itu masuk ke dalam baju Alexa dan meremas benda kenyal di dalamnya."Sebaiknya kau menjauh atau aku akan memukul kepalamu dengan spatula." ancam Alexa.Nick malah tertawa, pria itu mencium sisi wajah Alexa kemudian keluar. Alexa seketika merasa wajahnya menghangat, ia dan Nick mulai saling terbuka tanpa ada rasa malu lagi diantara mereka.Begitu makanan siap, Alexa membawa keluar. Di sana Nick sudah menyiapkan dua kursi lipat dan sebuah meja kecil un
Tring…!Dering ponsel menghentikan ucapan Alexa. Nick berdiri sambil mengeluarkan ponselnya. “Aku menerima telepon dulu, tolong pastikan ikannya tidak hangus,” ucap Nick sambil berlalu.Alexa menghela napas panjang. Padahal, dia ingin memberitahu Nick bahwa dia juga menyukai pria itu. Alexa bertanya-tanya, sejauh mana hubungan mereka sebenarnya? Jika mereka memang saling mencintai, itu akan menjadi berita yang menyenangkan."Nick, ikannya sudah siap dimakan," panggil Alexa.Nick masih berbicara di ponselnya menoleh. Tak lama kemudian, dia menghampiri sambil tersenyum. "Aromanya enak sekali.""Tentu saja, karena aku yang menangkapnya, jadi rasa ikannya juga istimewa." sahut Alexa dengan percaya diri. Keduanya pun tertawa sambil menikmati makan malam mereka.Tepat pukul sembilan malam, hujan turun dengan deras. Api yang sebelumnya dinyalakan Nick kini sudah padam, hanya ada keheningan di antara mereka berdua yang tidur saling berbagi kasur yang tidak begitu luas itu."Alexa, ada yang in
"Sejak kapan?" tanya Alexa terkejut.“Aku tidak tahu pasti, semuanya mengalir begitu saja. Dan aku tidak bisa membendung ketertarikan ini padamu. Kau berbeda, dan aku menyukainya,” jelas Nick dengan tulus.Alexa terdiam, menatap Nick dengan tatapan tak percaya. Apakah ini mimpi? Tapi tidak, semuanya terasa begitu nyata. Nicholas Robert menyukainya? Sungguh? Alexa merasa dadanya berdebar kencang, seakan ada pengakuan yang membuatnya senang sekaligus gugup."Jadi selama ini kita saling suka?" tanya Alexa.Nick mengangguk. "Harusnya aku mengatakannya dari awal, kalau bukan Raymond yang menyadarkanku, mungkin aku tidak akan pernah mengetahuinya."“Ah, sepertinya aku sedang bermimpi,” Alexa menepuk wajahnya sendiri, tapi Nick dengan cepat meraih kedua tangannya, menggenggamnya erat"Ini bukan mimpi, Alexa." ucap Nick sambil tersenyum hangat yang berhasil menggetarkan hati Alexa.__Sekitar pukul sepuluh malam, Alexa sudah tidur lebih awal sementara Nick menikmati rokoknya di luar. Sesekali
Pada akhirnya liburan singkat mereka selesai, sore itu Nick dan Alexa sudah pulang. Dan Nick senang, walaupun ia punya waktu tiga hari dua malam untuk liburan bersama Alexa, ia berhasil membuat perempuan itu tersenyum bahagia.Tidak seperti wanita yang Nick kenal sebelumnya, Alexa terlalu sederhana untuk membuatnya bahagia, dan itu yang membuat Nick tertarik padanya."Sepertinya aku perlu menyiapkan liburan honeymoon untuk kalian."Suara tersebut membuat Nick dan Alexa langsung menoleh, Camila berdiri sambil melipat tangan melihat ke arah sepasang manusia itu yang tersenyum bahagia saat baru turun dari campervan."Bagaimana menurutmu, Alexa?" tanya Camila meminta pendapat.Alexa menggeleng. "Itu tergantung Nick, dia perlu mengambil jadwal libur lebih dulu untuk liburan." jawabnya."Ibu tidak perlu khawatir, kalau aku sudah menyelesaikan proyek di Washington D.C. Aku pasti akan mengajak Alexa liburan lebih lama dari yang kita lakukan beberapa hari ini." Nick masuk ke dalam rumah sambil
"Sofia, sudah cukup. Jika kamu tidak punya keperluan lagi, silahkan pergi." usir Nick menahan dirinya agar tidak membentak.Sofia tersenyum manis. “Kapan-kapan kita harus pergi bersama, Alexa,” katanya sebelum melangkah pergi.Begitu Sofia pergi, Alexa menatap Nick dengan pandangan meminta penjelasan. “Apa ini? Kamu masih berhubungan dengan mantan kekasihmu?”"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku punya pekerjaan bersama Sofia yang membuatku harus berkomunikasi dengannya, aku juga baru beberapa kali bertemu dengannya sejak di kembali ke Houston." jelas Nick.Alexa tidak langsung percaya, ia memicingkan matanya."Baiklah, anggap saja aku percaya padamu. Kalau begitu aku harus kembali ke toko,"“Alexa, tunggu sebentar.” Nick menahan tangan Alexa saat melihat luka di salah satu jarinya. “Sebentar, jangan pergi dulu.” Nick berlalu pergi membuka laci meja, kemudian kembali lagi dengan selembar tisu dan plester luka.Dengan lembut Nick membersihkan luka di tangan Alexa lalu membalutnya.
Karena Alexa tak bisa tenang memikirkan ucapan Sofia sore tadi, begitu tiba di rumah, Alexa langsung menuju ruang baca dan mencari buku klasik yang dimaksud. Ada puluhan hingga ratusan buku di sana, dan Alexa tidak tahu buku klasik mana yang Sofia maksud.Hampir setengah jam Alexa mencari, ia berkacak pinggang memperhatikan setiap deretan buku dan lemari dengan teliti. Pandangannya pun tertuju pada buku di bagian rak atas, beruntung masih bisa Alexa jangkau."Apa ini buku klasik yang dimaksud?" batinnya.Ia mencari buku lainnya, tapi hanya itu buku dengan warna usang satu-satunya yang masih ada. Selebihnya hanya buku tentang bisnis dan astronomi, Alexa lantas membuka untuk memastikan."Tidak ada foto apapun disini." gumamnya, ia sampai membalik buku tersebut berharap ada foto yang jatuh, sayangnya tidak ada."Aku rasa perempuan itu hanya menggertakku, bodohnya aku percaya begitu saja." menghela nafas singkat, Alexa mengembalikan buku tersebut lalu keluar.Bertepatan dengan itu terdeng
Suasana makan malam berlangsung dengan canggung, atmosfer kaku begitu terasa. Camila yang menyadari ketidaknyamanan Alexa, berdiri dan mengajak Alexa keluar dari ruangan itu."Alexa, bisa temani aku sebentar?" ajak Camila.Alexa yang merasa tak tenang di ruangan tersebut, mengangguk setuju. Begitu pintu tertutup di belakang mereka, Alexa akhirnya bisa bernafas lega. Camila mengajak Alexa ke bar, menjauh dari yang lainnya."Kamu pasti tidak nyaman di antara mereka, dari dulu hubungan Nick dan Derren memang tidak bagus. Apalagi sekarang Derren tampaknya ingin memancing kemarahan Nick dengan cara membawa Sofia ke sana."Camila lalu memesan dua gelas minuman, ia memesankan non alkohol untuk Alexa. "Dulu Nick sangat nakal, dan Derren juga tipikal orang yang tidak mau mengalah. Mereka sering berkelahi, jarang melihat mereka berbaikan. Puncaknya adalah saat hubungan Nick dan Sofia selesai, Nick pernah melihat Sofia jalan dengan Derren. Sampai sekarang kelihatannya Nick tidak bisa memaafkan se
Hari yang dinanti akhirnya tiba, pertengahan musim semi yang sempurna, seperti yang Juan dan Alexa impikan. Pesta pernikahan mereka tak digelar di gedung mewah di pusat kota Houston, melainkan di tepi danau yang tenang dengan latar alam yang memukau. Suasana yang romantis dan intim ini benar-benar mencerminkan keinginan mereka untuk merayakan cinta dalam kesederhanaan yang elegan.Lebih dari seratus tamu hadir, terdiri dari keluarga dan sahabat yang mengenal pasangan itu dengan baik. Saat Alexa tiba di lokasi, ditemani oleh ayahnya, Steve, ia merasakan getaran bahagia dan haru yang tak bisa disembunyikan.Sebelum turun dari mobil, Steve meraih tangan putrinya. "Pada akhirnya, aku bisa mengantarmu sebagai wali di hari pernikahanmu," ucapnya dengan tulus, penuh kebanggaan.Alexa membalas senyum ayahnya, dan dengan lan
Hari demi hari berlalu dengan cepat, dan Alexa semakin menjauh dari Nick. Bukan karena kebencian, tetapi karena ia ingin menghargai perasaan Juan, pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Alexa tahu, menjaga jarak dengan Nick adalah yang terbaik demi kebahagiaan mereka semua.Persiapan pernikahan berjalan dengan lancar, setiap detail diperhatikan oleh Juan, dari pemilihan cincin hingga pemesanan gaun pernikahan. Hidup Alexa kini dipenuhi dengan canda dan tawa, terutama saat ia berada di dekat Juan. Ada perasaan hangat yang mengalir di antara mereka, sebuah kebahagiaan yang tak tergantikan."Menurutmu, aku perlu memilih gaun yang cantik?" tanya Alexa sambil tersenyum ketika Juan tengah mengukur tubuhnya untuk pembuatan baju."Tentu saja. Hari pernikahan ini harus menjadi yang paling spesial untukmu. Pilihlah ga
Alexa menutup pintu kamar Brian dengan perlahan, memastikan putranya tidur dengan nyaman. Saat berbalik, ia terkejut mendapati Nick sudah berdiri di sana, tanpa suara."Kamu tidak terburu-buru pulang, kan? Pelayan sudah menyiapkan makan siang. Setidaknya makanlah dulu," ujar Nick dengan nada lembut, meski ada kekhawatiran terselip di sana.Alexa menghela napas, menimbang sejenak. "Sepertinya aku akan langsung pulang," tolaknya, walau terdengar ragu.Nick tak menyerah begitu saja. "Kamu baru tiga jam di sini. Apa itu cukup untuk bermain dengan Brian?"Kata-kata Nick membuat Alexa berhenti sejenak. Tanpa banyak bicara, ia turun ke meja makan, di mana makanan favoritnya sudah tertata rapi. Ia duduk, menoleh sebentar ke arah Nick, lalu mulai makan dalam diam.
Mimpi? Tidak, ini bukan mimpi. Saat Alexa membuka mata dan melepaskan pelukan dari Juan, ia sadar seratus persen kalau ini bukan mimpi. Alexa mendongak menatap Juan yang tersenyum lembut menatapnya, sentuhan tangan Juan membuat Alexa sejenak memejamkan mata."Kenapa tidak kau katakan dari awal kalau wanita yang kerap kali kamu ceritakan padaku adalah diriku sendiri?" tanya Alexa."Karena aku tidak mau hubungan kita menjadi renggang setelah kamu tau perasaan yang aku pendam padamu selama ini. Tapi, aku sudah memastikan bahwa kamu juga menyukai diriku sebelum memutuskan untuk melamarmu."Alexa tersenyum manis, tak tahan dengan wajah cantik di wajah Alexa. Juan membingkai wajah perempuan itu, tanpa segan memberika ciuman mesra untuk Alexa. Dengan senang hati Alexa menerima sentuhan tersebut, mengalungkan
Setelah menembus cukup jauh ke dalam hutan, Juan dan Alexa menemukan rimbunan buah beri liar yang segar. Tanpa ragu, Alexa langsung memetik dan menyantapnya, menikmati rasa manis dan asam yang meledak di mulutnya. Matahari menyelinap di antara pepohonan, menciptakan kilauan cahaya yang mempercantik setiap sudut hutan yang mereka jelajahi.Juan, yang berjalan tak jauh di belakang Alexa, membuka percakapan dengan suara tenang namun penuh rasa ingin tahu, "Kau sering berkomunikasi dengan Nick?"Alexa menoleh, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, namun segera menjawab, "Jarang. Kami hanya berkomunikasi kalau itu tentang Brian. Selebihnya, tak ada. Sepertinya memang sebaiknya begitu, mengingat satu-satunya yang masih menghubungkan kami hanyalah Brian."Juan berhenti sejenak, memperhatikan ekspresi Alexa
Penolakan tetap Juan dapatkan, Alexa lebih memilih menahan gairahnya ketimbang menjalani hubungan intim tanpa status. Kini keduanya tidur bersebelahan, tidak ada yang saling bicara selain suara hujan yang terdengar masih belum berhenti."Kamu pasti mencintai wanita dari masa lalumu itu, tapi kenapa kamu mendekatiku dengan cara seperti ini, Juan? Apa kamu ingin menjadikan aku pelarian untuk memuaskan nafsumu?" tanya Alexa dengan nada datar.Juan langsung menoleh, ingin rasanya ia mengatakan sekarang kalau perempuan yang Alexa maksud adalah dirinya sendiri. Namun masih belum, Juan ingin menciptakan suasana yang romantis saat ia mengutarakan perasaannya."Jadi, kamu berpikir kalau aku menjadikanmu pelarian karena berpikir aku masih mencintai wanita itu?"Alexa mengganggu. "
Juan mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun nanti malam, sementara Alexa asyik menikmati pemandangan yang menakjubkan. Musim semi memang waktu yang sempurna untuk wisata alam, dan meskipun awalnya tidak menyangka akan bepergian dengan Juan, Alexa merasakan ketenangan yang aneh di dalam dirinya.Masa depan selalu penuh kejutan bagi Alexa. Di satu sisi, ia bisa menikmati kedamaian saat ini, tapi disisi lain, ia tahu betul bahwa hidup bisa berubah kapan saja. Namun, setidaknya selama sebulan terakhir, Alexa telah menemukan cara untuk memaafkan dirinya sendiri dan menghadapi hari-hari yang tak terduga.Sambil bersantai di dekat camper van, aroma harum dari dalam menarik perhatian Alexa. Tertarik, ia melangkah masuk dan menemukan Juan sedang sibuk memasak. Ia berdiri di pintu, tersenyum kecil sambil memperhatikan Juan yang tampak begitu bersemangat.
Dua hari berlalu dan kondisi Brian sudah jauh lebih baik, sesuai yang Alexa janjikan sebelumnya kalau Brian sudah sembuh maka ia akan mengembalikanya pada Nick. Tentu berat bagi Alexa setiap kali menyerahkan putranya pada Nick, namun ia tak punya pilihan lain.Setelah menempuh perjalanan cukup panjang, Alexa tiba di sebuah rumah yang dulu pernah menjadi tempat tinggalnya bersama, Nick. Namun rumah tersebut kini hanya meninggalkan kenangan indah sekaligus pahit secara bersamaan.Sambil menghembuskan nafas panjang, Alexa menatap Brian yang juga menatapnya dengan mata beningnya. Setelah memantapkan hati, Alexa berjalan dan mengetuk pintu rumah Nick. Perlu menunggu beberapa detik sampai pintu akhirnya terbuka, Nick berdiri memperlebar pintu rumahnya."Masuklah," katanya mempersilahkan dengan suara datar.
Kondisi Olivia masih belum sadar, Juan pun akhirnya pulang saat toko sudah tutup. Suasana terlihat sepi, mungkinkah Alexa ada di kamar? Tapi saat Juan naik ke lantai dua dan masuk ke kamar Alexa, kamar tersebut kosong.Alhasil Juan kembali turun, duduk di salah satu kursi pelanggan di toko kue sambil menunggu Alexa. Mungkin saja Alexa sedang merefreshkan diri setelah sibuk seharian bekerja.Juan membuka ponsel melihat berita, termasuk kemajuan berita tentang Sofia yang sempat menjadi buronan. Dan ternyata Sofia sudah melewati sidang, hukuman lima belas tahun penjara karena mengedarkan obat ilegal. Sepupu Nick juga mendapatkan hukuman serupa, perkembangan perusahaan Nick juga mulai stabil.Melihat itu Juan tersenyum tipis sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. "Kamu sudah pulang rupanya," ucap Alexa."Aku tadi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Olivia, Mia bilang kamu sempat menghubungiku, tapi maaf aku tidak menghubungimu lagi karena ponselku kehabisan daya." kata Juan