Share

Bab 48. Kamar hotel

Penulis: Miarosa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Juliana berdesis sembari memegangi kepalanya. Dia berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya semalam, tetapi sayangnya karena kepala yang terasa sakit, wanita itu hanya bisa terdiam sembari berusaha untuk terus mencari potongan kejadian yang menimpa dirinya.

Di saat seperti ini, tiba-tiba saja pria yang ada di sampingnya itu terbangun. Joseph tersenyum sembari mengucapkan selamat pagi kepada Juliana.

"Hai, Sayang. Selamat pagi!" ucap Joseph membuat Juliana terkesiap.

Wanita itu tersentak kaget sembari membenarkan posisi selimut yang menutupi tubuh polosnya. Dia benar-benar tidak menyangka kalau ternyata yang di sebelahnya itu Joseph.

"Kamu? Apa yang terjadi pada kita? Kenapa kita ada di sini?" tanya Juliana tampak kebingungan.

Wajahnya juga terlihat pucat mungkin karena kaget dan masih tidak percaya kalau dia ada di kamar hotel bersama Joseph dalam keadaan tanpa sehelai benang. Senyuman Joseph langsung luntur saat melihat ekspresi Juliana yang khawatir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 49. Hamil?

    Mobil pun berhenti di depan pintu utama mansion. Di dalam mobil, Juliana masih bersama dengan Joseph. Jantungnya berdetak dengan kencang setelah Joseph mengatakan kalau mereka berdua menghabiskan malam bersama dengan melakukan hubungan yang dilakukan oleh suami istri. Juliana masih belum bisa menerima itu semua, tapi kenyataannya memang dia bangun dalam keadaan tanpa pakaian. Elusan di kepala membuat Juliana tersentak dari lamunan. Dia menoleh dan mendapati Joseph tengah tersenyum ramah kepadanya. "Mungkin kamu lelah, sebaiknya kamu pulang, ya? Tapi aku tidak bisa masuk ke dalam," ucap Joseph membuat Juliana menautkan kedua alisnya. "Kenapa kamu tidak pulang?" tanya Juliana keheranan. Joseph terkekeh lalu menjawab pertanyaan Juliana. "Aku harus ke apartemen dulu untuk mengganti pakaian, karena pakaian yang akan aku kenakan ada di sana. Setelahnya langsung ke kantor. Banyak pekerjaan yang menungguku. Aku harap kamu bisa mengerti?" Joseph memberikan penjelasan. Juliana menghela

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 50. Rencana busuk

    Juliana termangu menatap lurus ke depan. Dia masih memikirkan tentang perkataan Reina sebelumnya. Ya, pertanyaan yang membuat hati Juliana ketar-ketir. Sampai saat ini, dia takut jika semua yang diperkirakan itu akan menjadi kenyataan. "Tidak, tidak mungkin! Tidak mungkin aku hamil. Aku hanya melakukannya sekali dengan Joseph, bagaimana bisa aku mengandung anaknya?" Juliana berkata kepada diri sendiri berusaha untuk menenangkan hati agar tidak terus-terusan ketakutan. Saat ini bukan itu yang menjadi tujuan utamanya, dia harus tetap fokus melindungi Joseph dari kejahatan, lalu masalah semalam dia juga harus bisa mengendalikan diri agar tidak dicurigai oleh Bradley atau dirinya akan berada dalam bahaya. Sementara itu di kantor, Joseph lebih banyak melamun. Dia memikirkan tentang kebersamaan dirinya dengan Juliana semalam. Sebuah kejadian yang tidak pernah diduga, tapi membekas di hati pria itu. Sesekali pria itu tersenyum sendiri. Padahal saat ini dia sedang rapat dengan beberapa

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 51. Kasmaran

    Keesokan paginya, Juliana dan Reina hendak ke ruang makan untuk sarapan ternyata di sana sudah ada Joseph. Juliana tanpa sengaja bertemu pandang dengan pria itu dan langsung tersipu kala mengingat mereka sudah menghabiskan waktu bersama malam kemarin. Wanita itu bahkan menunduk atau mengalihkan pandangan, karena malu dengan tatapan Joseph saat ini kepadanya. Di sisi lain, Joseph pun merasa demikian. Dia benar-benar senang bisa melihat wajah Juliana lagi. Kerinduan semalam bisa terbayar. Lagi-lagi bayangan tentang kejadian kemarin malam hinggap di hati Joseph. Sementara itu, Reina yang melihat gelagat dua orang itu pun hanya terdiam dengan senyum seperti sepasang kekasih yang tengah kasmaran. Di saat seperti itu, tiba-tiba saja Bradley datang. Dia bergabung di ruang makan itu. Tubuh Juliana menegang melihat kedatangan Bradley. Kali ini dia malah mengingat tentang pertengkarannya dengan Bradley di pantai kemarin. Pria itu pun menatap Juliana dengan tajam. Dia masih kesal, karena p

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 52. Kecelakaan

    Bradley langsung pergi dari hadapan Reina tanpa mengatakan apa pun. Gelagat kakak iparnya itu membuat sang gadis kebingungan. Dia sampai mengernyitkan dahi dan berpikir apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sayangnya Reina tidak menemukan jawaban apa pun, karena Bradley tidak berkata apa-apa, langsung pergi dengan tergesa. Pria itu bahkan berlari untuk pergi ke garasi. Dia sangat khawatir kepada Juliana, karena menaiki mobil yang sama dengan Joseph. Bradley takut Juliana celaka sebab mobil yang dikendarai oleh Joseph remnya sudah dipotong olehnya. Ketika dia hendak naik mobil bermaksud menyusul mereka, tiba-tiba mengurungkan niatnya. Bradley berpikir untuk apa mencemaskan Juliana, bahkan wanita itu sudah tidak mencintainya lagi. Pria itu sekarang mengharapkan Juliana mati bersama Joseph. *** Joseph yang baru tersadar dari rasa terkejutnya sambil menahan rasa sakit di dahinya langsung memeriksa keadaan Juliana. "Kamu baik-baik saja?" tanya Joseph khawatir. Namun, sedetik kemudian Jo

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 53. Kabar tak terduga

    Di saat seperti itu tiba-tiba saja ketukan pintu di kamar menginstruksi kedua wanita yang ada di dalamnya. Mereka saling pandang sejenak, lalu kembali menatap daun pintu yang saat ini masih diketuk. "Juliana, ini aku. Bisa kamu bukakan pintu?" "Itu Joseph," bisik Reina. "Biar aku saja yang buka." Reina membuka pintu dan tersenyum lebar, membiarkan Joseph masuk. "Aku akan meninggalkan kalian berdua." Reina keluar kamar dan menutup pintu. "Apa aku menganggumu?" tanya Joseph yang masih nampak khawatir."Aku baik." Terdengar helaan napas lega dari Joseph. "Maaf. Gara-garaku kamu jadi terluka." Raut mukanya kembali berubah sedih dan penuh penyesalan. Juliana menyentuh wajah Joseph. "Sudah aku katakan ini bukan salahmu. Jangan menyalahkan dirimu!" Joseph tersenyum dan mengangguk. Dia melihat pakaian Juliana belum diganti. "Sebaiknya kamu mengganti pakaianmu dulu." "Ya kamu benar." Juliana membuka lemari, lalu memilih sebuah kemeja longgar dari lemarinya. Dia masuk ke kamar mandi

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 54. Hati yang menggila

    Joseph menghela napas panjang sembari mengusap rambutnya. Setelah mendengar kabar itu dan memikirkan kemungkinan yang terjadi, membuatnya jadi kepikiran tentang siapa orang yang ingin membunuhnya. Dia melihat jam di dinding sudah hampir tengah malam. Dia pun keluar dari ruangan kerja dan berjalan ke kamar, tetapi niat itu diurungkan saat dia mengingat sesuatu, memutar jalan dan pergi ke garasi mobilnya. Dia mengecek CCTV yang ada di sana. "Rusak. Ternyata CCTV di garasi rusak. Aku bahkan baru tahu sekarang. Sejak kapan?" tanya Joseph pada diri sendiri. Dia semakin yakin kalau ada orang yang sengaja ingin mengincar nyawanya. Joseph mengecek lagi dan kerusakannya itu terlihat sekali dibuat-buat. Dia menerka-nerka, siapa kira-kira yang mencelakainya. Satu hal yang pasti, orang itu ada di dekatnya dan Joseph harus lebih hati-hati kepada orang-orang yang ada di sini. Kemungkinan terburuk pasti ada. Sekarang tiba-tiba ketakutan pun menyergap dengan rasa khawatir yang teramat sangat k

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 55. Kenangan terakhir

    "Halo, Joseph. Apa kabar?" tanya Lena tiba-tiba saja masuk ke ruang kerja pria itu. Joseph terlihat kaget. "Apa yang kamu lakukan di sini dan kenapa tidak mengetuk pintu?" tanya Joseph dengan datar dan nada dingin. "Oh, soal itu. Aku minta maaf, karena sudah terbiasa masuk ke ruanganmu. Jadi aku lupa untuk mengetuk pintu." kamu harus menghargai privasiku ini," ungkap Joseph membuat Lena terdiam. "Baiklah, tidak perlu marah. Sebaiknya lupakan masalah tadi. Aku dengar kamu dan Juliana baru saja mengalami kecelakaan." "Iya itu benar.""Akhir-akhir ini kamu sering mendapat musibah. Apa menurutmu itu tidak aneh?" Joseph memandang Lena dengan kesal. "Mungkin aku sedang sial saja." Lena berjalan mengelilingi ruang kerja Joseph sesekali melirik pria itu. "Sekarang katakan saja, apa tujuanmu datang ke sini? Jangan berpikir untuk macam-macam, Lena." "Oh iya, tadi sebelum aku masuk ke sini, aku melihat Bradley itu keluar dari kamar Juliana. Apa kamu tidak curiga dengan adik tirimu it

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 56. Ingin mengakhiri semuanya

    Di koran sudah tersebar tentang berita bahwa Joseph berciuman dengan seorang wanita yang tidak lain adalah Juliana. Ariana melihat isi berita itu sangat memojokkan Juliana, karena Juliana disebut sebagai wanita penghibur. Bukan itu saja di beberapa media sosial tersebar foto saat Joseph dan Juliana masuk ke sebuah hotel. Ini benar-benar sebuah berita yang mengejutkan dan di luar dugaan. Ariana pun langsung memanggil Joseph yang kebetulan tidak bekerja dan sedang masa pemulihan setelah kecelakaan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ada berita seperti ini?" tanya Ariana khawatir bercampur heran. Joseph tidak langsung menjawab, melainkan menyuruh ibunya untuk duduk sebentar. Dia menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi walaupun itu belum pasti. "Tenanglah dulu, Bu. Jangan panik, berita itu kan tidak benar. Aku yakin, orang yang mengambil foto ini adalah orang yang sengaja ingin menjatuhkan namaku, jadi sebaiknya Ibu tenang. Aku akan menyelesaikan semua ini dengan cepat,. Mereka t

Bab terbaru

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 73. Clarie

    Lima tahun telah berlalu sejak Juliana melahirkan bayi kembarnya. Dia mengajar di sekolah baru di Miami. Ya, dia dipindah tugaskan ke sekolah lain. Sebenarnya Juliana tidak ingin kembali ke Miami, tapi dia tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan pihak sekolah. Sekarang ia menyambut murid-muridnya. Satu per satu memasuki kelas. Ibu-ibu mereka mengantar hingga pintu, lalu melambaikan tangan. Anak-anak nampak ceria. Mereka duduk tenang, menunggu guru memulai pelajaran. "Pagi Bu guru!" sapa seorang anak perempuan bernama Clarie. Juliana tersenyum. "Pagi, Clarie!" Diusapnya rambut gadis kecil itu yang menggunakan jepit rambut berbentuk pita berwarna pink. Setelah semua anak-anak masuk kelas. Juliana berdiri di hadapan mereka, memulai pelajaran. Kali ini belajar menggambar. Dia memperhatikan satu per satu muridnya menggambar. Juliana nampak tertarik dengan hasil menggambar Clarie yang cukup bagus. Sejak melihat Clarie untuk pertama kalinya di tahun ajaran baru, entah kenapa J

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 72. Detak jarum jam

    "Kakak sudah bangun?" tanya Reina begitu melihat Juliana membukakan mata. Juliana menatap Reina dan Jennifer silih berganti. Dia baru sadar berada di rumah sakit. "Dimana anak-anakku?" Juliana nampak panik. "Tenanglah! Bayimu baik-baik saja. Sekarang ada di ruang bayi. Mungkin sebentar lagi perawat akan mengantarnya ke sini," ucap Jennifer. Juliana meringis kesakitan ketika akan membenarkan posisi berbaringnya. "Jangan banyak gerak dulu! Kakak baru melahirkan," ujar Reina. "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Jennifer dan Reina membantunya agar Juliana bisa berbaring lebih nyaman lagi. "Terima kasih sudah mau datang." Juliana berkata pada Jennifer. Jennifer membalasnya dengan senyuman. "Tentu saja aku datang mana mungkin aku melewatkan kelahiran anak kembar bosku." "Joseph tidak tahu kan soal ini?" "Jangan khawatir! Pak Joseph tidak tahu." Juliana nampak lega. Dia sendiri yang menghubungi Jennifer kalau dia akan segera melahirkan, karena Juliana sudah berjanji untuk member

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   71. Penasihat Cinta

    Setelah giliran Joseph mencoba pakaiannya, dia menunggu Lena yang sedang bicara dengan pemilik butik. Lelaki itu menatap Lena dari kejauhan. Rambutnya bergerak mengiringi gerakan kepalanya saat berbicara. Joseph menghela napas berkali-kali. Ini adalah kesalahannya pikir Joseph. Andai saja waktu itu, dia tidak melampiaskan kesedihannya dengan meminum alkohol dan benar-benar mabuk, dia tidak akan bersama Lena di kamar hotel. Sialnya Joseph tidak ingat apa-apa. Saat Ariana tahu tentang kehamilan Lena, wanita itu terus mendesaknya supaya dia segera menikah dengan Lena. Dua bulan sejak Juliana pergi dari rumah, para wartawan mulai mengendus tentang hubungan mereka berdua dan Joseph tidak bisa menghindar lagi saat banyak gosip bahwa dia dan Juliana tidak tinggal bersama lagi. Joseph mendengus kesal dengan semua berita itu. Dia heran apa mereka tidak mempunyai berita lagi selain mencampuri urusan kehidupan orang lain. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana orang-orang yang mengenalnya

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 70. Gaun pengantin

    Jennifer masuk ke ruangan Joseph membawakan secangkir kopi hitam. Dilihatnya pria itu sedang membereskan mejanya dan memakai jasnya. "Apa Anda akan pergi sekarang, Pak?" "Iya. Lena sudah menungguku di butik. Gaun pengantinnya sudah selesai." "Lalu bagaimana dengan kopinya, Pak?" Joseph berdecak. "Kopi itu untukmu saja." "Tapi saya tidak suka kopi hitam." "Buang saja!" "Tapi Pak, kopi ini sangat mahal. Saya tidak mau membuangnya." Joseph memandang kesal pada sekretarisnya. "Kenapa kamu sempat-sempatnya mempermasalahkan secangkir kopi saat ini? Kamu tahu kan sedang terburu-buru." "Saya tahu. Saya akan menyimpannya di meja. Terserah Anda mau meminumnya atau tidak setelah Anda kembali lagi ke kantor. Jangan suruh saya yang membuangnya!" "Astaga Jennifer!" Jospeh mengambil cangkir dari tangan Jennifer dan langsung meminumnya sampai habis. "Sekarang aku mau pergi." "Tunggu, Pak!""Ada apa lagi?" Joseph berbalik dengan mimik kesal. "Saya bukannya mau mencampuri urusan pribadi A

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 69. Berita mengejutkan

    "Apa maksudmu?" "Ah tidak apa-apa, Pak. Lupakan saja!" Jennifer buru-buru pergi sebelum Joseph kembali bertanya, sedangkan pria itu masih penasaran apa maksud perkataan sekretarisnya yang tiba-tiba terlihat misterius. "Seharusnya tadi aku tidak berkata seperti itu," gumam Jennifer setelah berada di luar ruangan Joseph, lalu duduk di kursi sambil menyusun dokumen di meja. Berkali-kali Jennifer menghela napas dan berpikir andai saja bosnya tahu kalau Juliana sedang mengandung anaknya, entah apa reaksinya. Iya, Jennifer secara tidak sengaja mendengar pembicaraan Ariana dan Lena sebelum dia pulang kemarin sore. "Jadi Juliana hamil? Apa Tante yakin?" Lena nampak syok. "Yakin. Tidak salah lagi." "Kalau itu memang benar, anak siapa yang dikandung Juliana?" "Entahlah. Aku tidak tahu, tapi kemungkinan besar itu anak Joseph." Lena memejamkan matanya. "Apa Joseph tahu?" "Dia tidak tahu." "Joseph tidak boleh tahu hal ini. Kalau dia tahu, dia tidak akan jadi mengusir Juliana dari sini."

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 68. Kopi hitam

    "Juliana, Reina," seru Diego terkejut. "Halo Ayah!" sapa Reina dengan senyuman yang dipaksakan. "Kenapa kalian bisa ada di sini? Kenapa kalian tidak memberitahuku kalau kalian akan datang? Di mana Joseph?" Diego mengedarkan pandangan ke belakang Juliana dan tidak menemukan Joseph. "Joseph tidak ikut bersama kami," jawab Juliana. "Ayah, boleh kami masuk?" Reina bertanya. "Ya tentu saja." Diego memberi jalan pada kedua putrinya dengan menyingkir ke samping, lalu menutup pintu. Mereka memdorong koper dan menghempaskan diri di sofa. Diego yang masih penasaran dengan kepulangan kedua putrinya duduk di hadapan mereka menuntut penjelasan. "Apa yang terjadi?" Juliana dan Reina saling pandang dan keadaan ini tidak disukai oleh mereka berdua dimana mereka harus memberitahu Diego tentang apa yang terjadi. Reina baru saja membuka mulut, tapi Juliana sudah lebih dulu berkata. "Kami diusir dari kediaman Joseph." Mata Diego melebar. "Diusir bagaimana?" "Begini Ayah. Ada beberapa hal yang

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 67. Gamang

    Juliana tercekat, tidak percaya pada pendengarannya. "Apa maksud Ibu?" tanya Juliana yang mungkin saja dia salah dengar. "Kamu sedang hamil, Juliana." Reina memandangi Kakaknya tidak percaya. "Kenapa Kakak tidak bilang padaku kalau Kakak sedang hamil?" "Aku tidak tahu kalau sedang hamil." Juliana kembali menegaskan "Masa Kakak tidak tahu kalau sedang hamil," ujar Reina tak percaya. "Tapi itu benar. Akhir-akhir ini Kakak memang selalu merasa pusing dan tidak enak badan, tapi Kakak tak mengira kalau sedang hamil." Ariana menghela napas panjang melihat perdebatan kedua kakak adik itu. "Kalian berdua hentikan dan jangan berdebat lagi!" Mereka berdua terdiam. "Aku tidak tahu anak siapa yang sedang kamu kandung itu? Joseph atau Bradley?" Jika memang dia benar-benar hamil tentu saja Juliana yakin anak yang dikandungnya adalah anak Joseph, karena sejak dia tinggal di mansion, dia tidak pernah tidur lagi dengan Bradley. "Ibu tahu dari mana aku hamil, bahkan aku sendiri tidak tahu?"

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 66. Ketertarikan yang terpendam

    "Pergilah! Dan jangan kembali lagi." Juliana memperhatikan wajah Joseph. Dia bisa menangkap ada sesuatu pada diri Joseph yang jauh berbeda saat dia pertama kali berjumpa dengannya. Tidak ada lagi kesan hangat yang selalu membuat perasaannya nyaman. Juliana menghela napas panjang. "Jika itu maumu, baiklah. Selamat tinggal!" Joseph memandangi kepergian Juliana. Jantungnya berdetak lebih cepat dan dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menguasai resah yang menjalari setiap pembuluh darahnya. Semakin menatapnya, Joseph merasakan kegetiran hatinya. Dia berusaha mengebalkan diri dari ketertarikan yang terpendam pada wanita itu. Matanya mulai memanas tersengat air mata. Tak lama setelah kepergian Juliana, Jennifer masuk. Dia tidak tahu kalau sekretarisnya itu masih belum pulang. "Saya mau mengambil berkas yang ketinggalan." Joseph melihat ada satu tumpuk berkas di atas mejanya. Dia menyerahkannya pada Jennifer. "Lain kali jangan lupa lagi!" "Maaf Pak!" Sosok Jennifer masih saja b

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 65. Terakhir kalinya

    Juliana masuk ke kamarnya dengan terburu-buru. Di sana Reina telah menunggunya. Begitu pintu kamar dibuka, Juliana masuk dan Reina menghampirinya. Mata Juliana memerah seperti habis menangis. "Apa yang terjadi?" Juliana tidak menjawab pertanyaan adiknya. Dia mengambil koper dan meletakkannya di atas tempat tidur, lalu membuka lemari dan mengambil semua pakaiannya. Dia memasukkan semua pakaiannya secara sembarang ke dalam koper tanpa dilipat dulu. "Apa Kakak akan pergi?" Juliana menghentikan kegiatannya dan menatap adiknya. "Seharusnya kamu jangan diam saja. Bereskan semua pakaian dan barangmu. Kita akan pergi dari sini sekarang juga." "Apa harus sekarang?" "Ya. Tentu saja. Kita tidak diperbolehkan tinggal di sini lebih lama lagi." "Itu artinya mereka sudah mengusir kita." Reina memasang wajah cemberutnya dan berdecak kesal. Sebenarnya dia sayang harus meninggalkan mansion ini. "Kita masih beruntung tidak dimasukan ke penjara," imbuh Juliana. "Kita harus mensyukuri itu, tapi

DMCA.com Protection Status