Sudah satu malam Rajo dan Mayang terdampar belum ada bantuan yang melihat mereka. Sepertinya mereka harus meninggalkan pulau tak bertuan ini. Tapi masih bingung dengan jasad temanya. Mau menggali kuburan tidak punya alat. Akhirnya mereka memberi penghormatan terakhir di dalam batu karang. "Sobat aku akan kembali ke sini membawamu ke tempat yang layak!"
Rasa lapar mendera, Mayang dan Rajo sudah mulai lelah menyusuri pantai mencari rumah nelayan."Letnan Mayang, itu ada gubuk!"Mereka berjalan gontai menuju gubuk. Sepertinya gubuk bekas mengumpulkan ikan para nelayan.
Mereka duduk di balai yang menghadap laut lepas. Memandang bulan purnama yang sedang bersinar. Rajo sebenarnya masih canggung dengan anak Jendral ini. Tapi gadis di sampingnya ini sifatnya pendiam.
"Letnan, bagaimana apa Letnan trauma atau jera jadi Prajurit dengan musibah ini?"Hidup dan mati adalah takdir kapan saja pasti datang kalau sudah waktunya"Rajo salut dengan sikap dan carakter Let
Mayang menemukan perkampungan warga, tapi sepertinya perkampungan singgah saja kalau musim mencari ikan baru ada warganya. Sedangkan musim hujan dan badai. Ada balai dari bambu dan rumah dari bilik. Mujur ketemu pakaian bekas. Ada kaos dan sarung, sepertinya yang punya rumah cukup lama meninggalkanya. Ada perbotan bekas bakar ikan."Kapten sepertinya kita tinggal di sini dulu sementara"Sambil lukanya saya obatin dulu biar cepet sembuh!" Dibelakang rumah ada pohon singkong, pisang, dan sayur. Penghuninya ternyata rajin bercocok tanam."Lihat kapten ada tanaman nya di belakang!"Rajo mengucap syukur, daerah ini benar-benar sepi. Entah di mana dirinya terdampar yang terpenting masih selamat.Pak Prakoso sudah putus asa, putrinya sudah seminggu belum di temukan. Besok pak Prakoso mau ikut mencari walaupun team tidak memperbolehkan karena cuaca buruk.Setiap hari Zaina menangis dan menunggu kabar tentang musibah itu lewat televisi. Begitu juga Sri sangat ku
"Darimanakah anda?""Rajo membungkuk memberi hormat kepada kepala Suku""Mohon maaf bapak kepala Suku, tidak bermaksud melanggar wilayah bapak, saya tersesat di pulau ini!"Karena Rajo mempunyai adat istiadat dan bertutur sapa sopan, Kepala Suku menjadi bijak. "Terdamparkah kalian sehingga bisa sejauh ini?"Akhirnya Rajo menceritakan dari awal sampai mereka membawanya keliling samudra selama 5 hari. Ternyata sampai di Kalimantan Tengah. Di perairan Teluk Kumai."Sudahkah kalian makan?"Rajo dan Mayang malu mau berkata jujur."Kalian bisa makan ini dulu!"Kepala Suku memberikan kapur sirih, Mayang menoleh ke Rajo."Di coba Letnan, sama di kampung saya sebagai ucapan selamat datang kepada tamu!" Mayang mengikuti perintah sang kapten. Ini baru awal sesuatu yang belum pernah dimakan dan baru mencoba sekarang demi menghormati adat.Rajo sebenarnya merasa kasihan dengan Mayang yang biasanya hidup
"Kalian hari ini harus nikah!" tidak baik di pandang warga apalagi suami saya Kepala Suku disini" Daripada kalian dihukum adat akan lebih malu!""Maafkan kami bu, semalam kami khilaf karena mabuk!"Mayang dan Rajo saling bertatapan, mereka mau dinikahkan hari ini. Siap gak siap, harus mau demi kebaikan bersama."Letnan, saya minta maaf karena semalam, kita jadi mabuk," saya juga minta maaf, Kapten!" Mayang tertunduk lesu, apapun itu semua ini takdir dari yang Maha Kuasa. Nikah tanpa ada orang tua dan saudara. Seadanya tanpa catering dan gedung yang mewah seperti impianya waktu kecil dulu."Kenapa Letnan menangis, atau tidak mau nikah sama saya yang duda ini?"Mayang memeluk Rajo sambil terisak," jangan tinggalkan saya Kapten, apapun itu..huk..huk!"Rajo mengelus rambut Mayang, ikut larut dalam kesedihan bercampur bahagia."Jadi Letnan mau gak nikah sama saya?"Mayang mengangguk, wajahnya terlihat malu. Sudah takdirn
Setelah pamit dengan ibu Kepala Suku, Rajo dan mayang menyusuri hutan untuk mencari apa saja yang bisa di manfaatkan. Mayang sekarang sudah mulai beradaptasi. Hari ini Mayang memakai celana dinas lorengnya dan kaos dalaman pembagian dari TNI begitu juga Rajo. Karena masuk hutan butuh yang simple dan gak ribet.Sekarang mereka memanggil sebutan sayang bukan lagi Letnan dan Kapten. R"Sayang, kita tersesat nih!"Tak terasa mereka sudah semakin jauh berjalan lupa arah pulang tempat Kepala suku."Duh!" saking asyiknya cari buah hutan dan jamur sampai tersesat""Sayang, itu kok ada pohon singkong di tengah hutan?"Mayang semakin penasaran, dan ada gubuk di dekat kebun singkong itu.Rajo semakin mendekat, Mayang memeriksa sekeliling tempat itu. Alangkah terkejutnya Rajo, ditengah-tengah pohon singkong ternyata pohon ganja siap panen.Sekelebat mata Mayang melihat ada orang di balik semak ke arah mereka.
Rajo sudah berjanji apapun yang terjadi akan selalu bersama dengan Mayang. Karena Mayang rela berkorban demi dirinya. Menerima segala kekurangan dan kelebihan untuk membina suatu hubungan serius.Berita ditemukanya Rajo sudah sampai di telinga Zaina dan Sri. Mereka ingin sekali bertemu dengan Rajo. Zaina tak sanggup melihat tayangan salah satu stasiun televisi, Rajo sedang mengikat janji suci.Dengan seorang putri jenderal. Mereka akan menikah secepatnya. Tak kuasa menahan tangis, Zaina sedih, marah dan kecewa. Selama ini dirinya salah menilai, ternyata Rajo hanya menganggap dirinya adik, tidak lebih dari itu. Awalnya dirinya yang memancing seorang laki-laki kesepian untuk menjadi terbakar birahi. 'Semua ini salahku, terlalu berharap"Begitu juga Sri, terbakar cemburu, melihat Rajo akan menikah denga anak Jenderal. Sri sangat menyukai Rajo yang macho dan perkasa di ranjang. Cinta nya terhadap Rajo telah membutakanya."Sayang, kamu harus
"Bodoh...!" "Kenapa bisa ada yang tahu?" "Mereka naik mobil kita tanpa kita sadari bos!" "Pasti si loreng itu koar-koar ke polisi!" "Cari sampai ketemu! bunuh!" Siapppp bos!" Penjahat yang menembak Mayang sudah mengetahui Rajo dan Mayang selamat dari tayangan televisi. "Pasti si loreng lapor Polisi, dan kita jadi target pencarian!" "Bedebah itu musti di kasih pelajaran!" Komlpotan ini memburu Rajo dan Mayang. "Sayang, aku harus Dinas di Jakarta, kamu masih sakit, jadi sementara di sini dulu ya!"Mayang mengangguk, toh Jakarta Bandung dekat hanya 3 jam. Rajo pulang ke Bandung seminggu sekali. Saat Rajo libur dinas Sabtu dan Minggu. "Selamat pagi, pak Rajo!" "Selamat bergabung kembali di kesatuan!" "Terimakasih pak!" Rajo masuk ruanganya yang sudah lama ia tinggalkan. Nampak Sri tidak menyambutnya dengan wajah senang. Sri pura-pura sibuk dengan kerjaanya. Hatinya sa
Mayang tak kuasa menahan air mata, ketika masuk ke dalam ruang Icu, Rajo masih belum sadarkan diri. Cobaan pernikahanya sungguh luar biasa berat.Zaina hatinya hancur, tidak bisa melihat Rajo karena dibatasi. Hanya istri saja yang boleh masuk ruangan. Apalah status hanyalah sebagai tunangan dan itupun sudah tidak diamggap.Beda dengan Sri yang begitu benci dengan Mayang yang telah mengambil kekasih hatinya.Sementara itu Kinanti sedang menunggu satu bulan melahirkan anaknya. Sejak mengetahui berita dari televisi tentang percobaan pembunuhan atas Rajo, Kinanti syok. Sampai suaminya bingung penyebab Kinanti tiba-tiba menangis tanpa sebab. Suami Kinanti belum tahu, kisah masa lalu istrinya dengan Rajo."Kenapa kamu menangis sayang?""Nanti baby kita, ikut sedih sayang!"Entah kenapa walaupun dirinya sudah menikah 2x tapi masih selalu ingat Rajo. Satu bulan lagi Kinanti akan melahirkan, tapi semenjak mendapat kabar Rajo d
Kedatangan Mayang dan Rajo disambut Tumenggung dan Bu Kades penuh keharuan. Rajo pulang ke kampung dalam keadaan lupa ingatan. Sungguh ironis perjalanan hidup Sang Putra Rimba.Misi Mayang pun akan mengorek keterangan dari Bu Kades tentang siapa Kinanti, wanita yang Rajo sebut pertama kali disaat terjaga dari komanya."Perkenalkan saya Mayang istri bang Rajo bu!""Oh iya mbak, kenalkan juga saya Bu Kades di kampung ini. Rajo dan Rumi sudah saya anggap seperti anak saya sendiri!""Maaf siapa Rumi bu? Nanti saya ceritakan siapa Rumi dan Kinanti!""Deggghh, pancingan Mayang berhasil. Bu Kades keceplosan menyebut nama Kinanti. Tidak sopan baru datang mengorek masa lalu orang."Bang, kita sudah sampai dirumah abang!"Rumang panggung yang sangat sederhana dan asri. Sekitar rumah ada kebun yang ditanami singkong, sayur-sayuran dan bunga peninggalan Rumi.Rajo tersenyum, sepertinya ingatannya kembali ke masa waktu bertemu p
Rajo tidak bisa menolak permintaan Tumenggung, dirinya hanya menurut saja demi keselamatan orang tua angkatnya yang sudah banyak berjasa untuknya. Betapa canggungnya dirinya menikah dadakan dengan Kinanti. Tidak ada persiapan mental sama sekali.Bu kepala Desa sudah menelepon mertua Kinanti dan mertua Rajo. Untuk memberi penjelasan yang sebenarnya, supaya mereka tidak salah paham.Apalagi Kinanti sangat grogi dengan yang dia alami saat ini. Menikah dengan orang yang awalnya ia cintai. Tapi setelah sama-sama mengalami prahara kehidupan yang pahit.Rajo memberanikan diri mencairkan suasana, mengajak Kinanti ke luar untuk membahas langkah selanjutnya. Kinanti hanya menurut saja. Mengikuti Rajo ke arah bukit pertama mereka berjanji untuk saling setia. Jodoh hanya Tuhan yang tahu."Kinanti, apa kamu tidak keberatan tentang perjodohan ini?" Rajo berusaha minta kejujuran dari mantan kekasihnya yang sekarang sudah sah menjadi istrinya. Kinanti tak san
Jam weker di nakas Rajo berdering kencang, hari ini dinas seperti biasa di kesatuan. Buru-buru Rajo menyambar handuk dan masuk kamar mandi.Rajo membersihkan sisa semalam habis bercinta dengan pengasuh putranya. Setelah keramas dan membuat segar kepalanya. Rajo memakai baju seragam dinas prajurit.Mbak Lela menyiapkan sarapan pagi untuk majikanya. Dirinya merasa canggung untuk menatap wajah majikanya yang seolah olah tidak pernah ada kejadian.Rajo menikmati sarapan sendiri, karena mbak Lela sibuk dengan putranya. Setelah sarapan selesai Rajo berpamitan dan memberi uang untuk belanja.Walaupun Lela kecewa ataa sikap majikanya yang cuek dan seakan-akan tidak pernah melakukan pergumulan panas dengan dirinya.Sesampai di kantor Rajo disambut senyum manis Sri. Rajo membalas senyum Sri dengan penuh makna. Sri merasa diperhatikan dan mendekati Rajo,"nanti makan di apartemenku ya, aku kangen kamu!'"Coba nanti ku
Setelah melewati malam panas dengan tante Starla, Rajo lebih berhati-hati dengan wanita. Selain bisa membuat dirinya kecanduan juga imeks nya tidak baik. Baru di tinggal mati istri sudah mencari wanita lain.Hari ini Rajo aktivitasnya hanya nonton tv dan bermain dengan Bintang. Ketika menatap putranya yang semakin besar, hati Rajo trenyuh. Karena saat ini Bintang menganggap Lela adalah ibunya.Mumpung Bintang sedang sama Rajo. Lela bebenah rumah dan masak buat nanti makan malam. Lela masih merasa canggung tinggal hanya bertiga dengan majikanya. Apalagi majikanya masih muda dan macho. Lela merasa canggung dan risi bila berduaan."Pak, silahkan makan, makanan sudah siap!"'Sebentar lagi mbak, saya menidurkan Bintang dulu!"Sambil menunggu majikanya makan, Lela bergegas ke kamar mandi, dari tadi sibuk ngurusin Bintang dan masak, jam 7 malam baru mau mandi. Di dalam kamar mandi sambil menggosok tubuhnya dan menyabuni seluruh bagian sensitivnya ya
Menyandang status duda sangatlah tidak enak. Digosipin sama tetangga, dan tentu saja banyak wanita mulai mendekati Rajo. Anak rimba yang kharismatik selalu membuat wanita ingin menjadi kekasihnya.Begitu juga Lela terpesona dengan majikanya. Akan tetapi Lela merasa rendah diri. Lela hanya seorang janda dan bukan wanita karier. Sedangkan Lela sekolah hanya sampai SMA.Apalagi Sri setelah tahu Mayang meninggal, sangat gencar ingin meraih lagi asa yang sempat hilang. Pria yang pernah bercinta dengan dirinya.Tidak terasa Bintang sudah berusia 1 tahun dan Rajo masih menduda, untuk menghindari rasa kesepianya, Rajo berolah raga dan main bilyar dengan teman-temanya. Setelah pulang kerja, melihat putranya sebentar dan pergi untuk mengisi kekosongan hatinya. Di tempat bilyar pun Rajo kelihatan tidak ceria."Maaf bapak kurang bersemangat ya?"Seorang wanita sexy dan cantik yang juga member bilyar, terpesona dengan ketampanan Rajo. Tante Starla,
Rajo berusaha menjaga kesetiaan dan cinta. Memang tidak mudah untuk melakukan menurut kata hatinya. Baru saja Rajo ingin memejamkan matanya. Ponselnya berdering dari layar tertulis nama pak Baskoro. "Nak Rajo, bisakah kamu ke Singapore!" kondisi Mayang kritis!" "Baik pak saya akan ke sana besok minta izin atasan dulu!"Malam ini Rajo tidak bisa tidur, karen memikirkan keadaan Mayang. Ingin rasanya cepat pagi, dan dapat bertemu dengan istrinya. "Rumi...!" "Iya kak, ada apa?" "Mayang, kondisinya kritis jadi tolong jaga Bintang ya!"Aku mau ke Sinagpore. Kinanti yang mendengar kabar itu langsung merasa tidak enak hati. Dirinya bertekat besok harus pulang dan tidak akan mengganggu Rajo lagi. "Maafkan aku Kinanti aku harus ke Singapore!" "Semoga Mayang sembuh seperti sedia kala!" Keesokan harinya Rajo sudah bersiap -siap menuju bandara untuk ke Singapore. Hatinya sudah merasa tidak enak dan jant
Tidak bisa mengelak takdir, Rajo hanya bisa pasrah akan nasibnya. Godaan dan cobaan silih berganti. Kesetiaan yang pernah ia ucapkan di saat menikahi Mayang sebagai bukti cinta kasihnya yang tulus.Pak Baskoro dan bu Baskoro ingin membawa Mayang berobat ke luar negeri. Supaya Mayang bisa sembuh seperti sedia kala. Sudah 2 bulan Mayang masih tak sadarkan diri.Rajo tidak ikut karena bekerja dan menjaga putranya."Nak Rajo, titip Bintang, tolong jaga dan rawat baik-baik!""Baik bu, semoga Mayang cepat sembuh, Rajo tak kuasa menahan air matanya. Melepas istrinya tanpa dirinya karena keadaan."Nak, kamu jangan sedih ya, doain ya, Ibumu cepat sembuh. Rajo tak kuasa menahan haru, istrinya berkorban untuk dirinya."Sayang, maafin aku ya, tidak.bisa menemanimu ke Singapore!"Di kecupnya kening Mayang, dan digenggamnya tangan istrinya seperti dulu waktu berjalan menyusuri pantai. Wanita hebat yang tangguh, setia
Rasa bersalah menyelimuti pikiran Rajo, sambil menggendong putranya, bahkan nama untuk anaknya pun belum ada. "Sayang, buka matamu!" "Anak kita belum dikasih nama, menunggu kami membuka mata!" "Bukalah matamu sayang!" "Anak kita tampan, mewarisi wajahmu!" Rajo tak kuasa menahan air matanya. Diantara dua pilihan. Pengabdian untuk Nusa dan bangsa dan pengabdian untuk keluarga. Sama-sama harus seiring sejalan. Di saat menantikan buah hatinya istri nya , malah tidak bisa membuka mata. Setelah melewati masa sulit dari hamil. Dirinya lupa ingatan. Istrinya sangat menderita batin. Hamil, tapi suaminya lupa ingatan dan bahkan mengingat wanita lain. "Sayang, maafkan aku yang selalu membuatmu menderita" Rajo mengajukan permohonan tugas di Papua di tunda. Karena ingin menjaga istrinya yang sedang dalam keadaan koma. Apalagi putranya butuh perhatian dirinya. Suatu saat nanti putranya akan tahu begitu besar pengorbanan i
"Mbak Mayang, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit!"Tidak ada jawaban dari mulut Mayang, wanita sabar dan berhati mulia ini tak sadarkan diri."Dokter!""Tolong tetangga saya ini dok!""Silahkan ibu diluar dulu, kami akan menangani pasien!"Dokter memeriksa Mayang dan mengambil tindakan operasi Cesar, karena kondisi Mayang yang tak sadarkan diri."Pak ini kok ada panggilan tellpon berulang kali ya!""Siapa tahu penting ma, coba di telpon balik!""Hallo maaf ini dengan siapa ?""Saya Lela bu tetangga sebelah ibu, mbak Mayang sekarang di rumah sakit melahirkan!"Setelah mendengar kabar dari mbak Lela, Pak Baskoro dan mamanya Mayang ke rumah sakit.Rajo sudah sampai di tempat tugas yang jauh dari kota, karena tugasnya mencari pemberontak di daerah Papua. Signal sangat susah di daerah ini. Karena di pedalaman. Terkadang menggunakan fasilitas jaringan dari kesatuan akan tetapi tidak sebagus di kota.&n
Setelah melewati masa sulit karena lupa ingatan, Rajo merasa rendah diri dengan Mayang. Tidak pantas mendampingi istri sebaik mayang. Dirinya merasa malu dan banyak dosa. Telah meninggalkan Zaina."Mayang, maafkan aku, masa laluku sangat melukai hatimu"Dengan Zaina memang aku sudah bertunangan, akan tetapi aku bertemu dengamu sampai akhirnya kita menikah. Mungkin sudah takdir yang Maha Kuasa kita berjodoh. Ada raut kesedihan di wajah Rajo. Mayang tak kuasa menahan air matanya."Bang hidup ini sudah ada yang mengatur, kalau kita boleh memilih, pasti tidak mau punya masa lalu yang tidak baik""Sekarang aku sedang mengandung putramu pewaris keturunanmu" Lupakan masa lalu demi anak kita"Rajo memeluk Mayang yang penuh perjuangan telah berusaha tabah dan sabar menghadapi cobaan rumah tangganya. Dielusnya perut Mayang dan diciumnya penuh kemesraan."Nak kamu adalah keturunan Suku Anak Dalam, di dalam darahmu mengalir darah ibumu dan ayahmu