Kedua pengawal sudah membawa Ronald ke lantai satu. Awalnya mereka ingin mendorongnya dari tangga, tetapi takut akan difoto oleh wartawan dan akan merugikan S.M. Oleh karena itu, mereka memindahkan Ronald ke pinggir taman dan melemparkannya ke dalam taman bunga.Ronald mengemudikan mobil sendiri ke sini, mungkin dia juga tidak mengira akan pingsan karena Sienna. Ditambah lagi, dia juga tidak menyangka Sienna tidak memanggil ambulans setelah melihatnya pingsan, melainkan membuangnya keluar dari perusahaan begitu saja. Setelah sadar, jasnya sudah dipenuhi debu yang beterbangan dari mobil yang melintas di sekitarnya. Meskipun dia berbaring di taman, tetap tidak ada seorang pun yang mengantarnya ke rumah sakit.Pada hari itu, berita tentang Sienna yang memerintah orang untuk melempar keluar Ronald yang pingsan pun menyebar di kalangan industri dan membuat banyak orang tidak percaya dengan hal itu. Mereka semua tahu Ronald adalah orang yang sangat licik dan tidak akan membiarkanmu begitu sa
Begitu mendengar perkataan itu, niat membunuh mulai memenuhi sekitar Ronald. Gwen langsung ketakutan hingga ingin berteriak. Pada saat itu, para pengawal langsung mendekat dan membantu Gwen berdiri untuk membawanya ke lantai dua.Ronald perlahan-lahan duduk dan berkata dengan nada yang sangat ketus, "Kalau kalian biarkan dia keluar lagi, kalian juga nggak usah hidup lagi."Kedua pengawal itu gemetaran dan segera membawa Gwen menuju lantai dua.Selama perjalanannya ke lantai dua, pikiran Gwen masih sangat kacau. Dia tidak berani percaya kakaknya bisa berniat untuk membunuhnya. Saat hendak didorong masuk ke kamar, dia baru bertanya dengan gemetar, "Kakakku sudah gila ya?"Ronald masih berada di lantai satu dan tidak mendengar perkataan Gwen ini, tetapi wajah kedua pengawal itu masih pucat karena ketakutan. "Nona Gwen, sebaiknya kamu tetap di dalam sini dengan tenang. Emosi Tuan belakangan ini sangat buruk. Kamu nggak menyadari banyak anggota Keluarga Deandra yang sudah nggak ada di sini?
Mendengar perkataan Benny, Sienna merasa dia memang sudah berbicara terlalu banyak. Ada begitu banyak pelayan di Royal Estate, mungkin saat Benny memasuki rumah ini mereka pun sudah menanyakannya hal yang sama.Sienna mengangguk pertanda setuju dengan perkataan Benny, tetapi malah terdengar Jacob berkata, "Sekarang memang bukan, tapi kelak mungkin."Kata-kata Jacob ini untuk membantah pernyataan Benny bahwa Sienna bukan nyonya di rumah ini. Dia hanya perlu menyatakan perasaannya kepada Sienna secara terang-terangan.Namun, Sienna yang duduk di kursi di sisi tempat tidur segera merespons, "Belum tentu."Saat ini, Sienna masih sibuk berdiskusi dengan para eksekutif tentang bagaimana menghadapi Perusahaan Kartika, dia tidak punya waktu untuk memikirkan asmara sementara ini.Namun perkataan Sienna ini terdengar seperti penolakan bagi Jacob, bahkan dikatakan di hadapan Benny. Tidak perlu mengangkat kepalanya pun dia tahu Benny pasti menatapnya dengan sinis dan merendahkan. Dia menatap meja
Sienna mengelus kepala Snow. Saat mengingat video itu, air matanya hampir saja berlinang."Guk guk!"Sebelumnya, Snow akan mengelilingi Sienna saat merasa senang. Namun sekarang, dia tidak terlalu bertenaga sehingga hanya bisa memaksakan dirinya untuk menggonggong beberapa kali, lalu duduk."Maaf, kelak aku nggak akan meninggalkanmu di Royal Estate lagi."Sienna memeluk kepala Snow sambil mengelusnya. Snow merasa nyaman hingga terus menggerakkan telinganya.Setelah menemani Snow selama dua jam, dia baru bersiap-siap mengemudikan mobilnya untuk pulang dan terus mengingatkan Snow, "Kamu masih harus dirawat di sini, aku nggak bisa membawamu pulang. Setelah kamu pulih nanti, aku akan membawamu pulang. Patuh ya."Snow bisa merasakan emosi pemiliknya. Meskipun merasa enggan berpisah dengan Sienna, Snow tetap berdiri dengan patuh di tempatnya sambil menggoyangkan ekornya dan tidak maju lagi.Sienna merasa Snow sangat lucu, sehingga tidak bisa menahan dirinya lagi untuk memotret Snow dan memba
Sienna berpikir, 'Snow sangat cerdas, apakah kehadiran anjing ini akan membuat Snow cemas?' Dia menundukkan kepala dan menatap anjing yang lebih besar ini, lalu bertanya kepada Jacob, "Apa namanya?"Jacob belum memilih nama untuk Raja Serigala itu. Melihat Sienna menyukainya, Jacob tersenyum. "Kamu ingin memberinya nama apa?""Shiro saja."Sienna menyadari Shiro benar-benar kuat. Awalnya, dia berpikir Snow termasuk anjing yang kuat di antara para anjing, tak disangka Shiro malah lebih perkasa lagi. Dia cukup menyukai Shiro, tetapi dia harus melihat bagaimana sikap Snow terhadap Shiro. "Biarkan dia tinggal di sini dulu. Setelah Snow kembali nanti, kita lihat apa kedua anjing ini bisa akrab."Jacob tertegun sejenak saat mendengar Sienna menganggap Shiro adalah anjing, tetapi dia juga tidak berkata apa-apa. Jika Sienna menganggap Shiro adalah seekor anjing, berarti Shiro akan menjadi anjing kelak. Lagi pula, sebagian besar orang juga menganggap Shiro terlalu besar, mereka tidak menyadari
Sienna segera meletakkan spatula, lalu meraih tangan Jacob dan mengambil pisau dapur itu untuk diletakkan di samping."Ke kamar mandi," ujar Sienna. Jacob memicingkan matanya dan didorong ke kamar mandi lantai 1. Kemudian, Sienna membasahi tangannya untuk membasuh mata Jacob. Sienna berkata, "Bungkuk sedikit, nanti bajumu basah."Jacob segera membungkuk, matanya masih perih. Sienna membasuh mata Jacob beberapa kali, lalu menaruh sabun cair di telapak tangan Jacob dan membantunya menggosok setiap jari tangannya dengan hati-hati. Sesudah dibasuh, Sienna mengulanginya lagi hingga akhirnya bau bawang putih menghilang.Sienna mengambil kain lap di samping untuk menyeka tangan Jacob. Kemudian, dia menekan dagu Jacob dengan satu tangan agar pria ini mendongak sedikit."Gimana? Matamu masih perih?" tanya Sienna. Jarak keduanya terlalu dekat, jadi bisa merasakan napas satu sama lain.Mata Jacob masih merah. Dia masih merasa perih, tetapi bisa ditahan. Dia pun menjawab, "Aku rasa aku sudah mau b
Ekspresi Hengky menjadi masam, lalu sontak menjadi misterius kembali. Sambil menatap orang-orang di depannya yang murka, dia menghela napas dan berucap, "Kalian juga sudah lihat, sejak berhubungan dengan Sienna, Jacob jadi nggak peduli pada apa pun. Selagi jumlah sahamnya masih sedikit, kita harus mengusirnya dari Keluarga Yuwono."Ekspresi Yasmin juga sangat suram. Tindakan Jacob ini jelas-jelas tidak menghargai para seniornya. Selain itu, sungguh keterlaluan jika Jacob benar-benar menculik Darwo.Hengky melihat jelas ekspresi gusar semua orang. Dia tahu bahwa tidak ada lagi yang berpihak pada Jacob untuk sekarang. Jika sesuatu terjadi pada Darwo, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk mencoret nama Jacob dari kartu keluarga.Hengky diam-diam menyunggingkan senyuman nakal, lalu memasang ekspresi sedih. Dia berucap, "Sudahlah, kita coba nasihati Jacob dulu. Kesehatan Ayah kurang baik, dia nggak mungkin tahan kalau disiksa."Orang lainnya mulai berdiskusi."Jacob makin kurang ajar s
Setelah Darwo dibawa pergi, ruangan menjadi sunyi senyap. Saat berikutnya, terdengar suara Desmond. "Kenapa kamu menginginkan dokumen itu? Tanpa operasi dariku, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun.""Makanya, aku butuh bantuanmu. Kalau kamu menurutiku, aku akan mengampuni nyawa kakekmu dan Sienna. Bukannya waktu itu kamu ingin segera terbebas karena dia?" balas pria itu.Desmond tidak menanggapi sehingga suasana menjadi hening. Setelah waktu yang lama, Desmond baru mengembuskan napas panjang.....Bawahan Jacob telah mencari semalaman, tetapi tidak menemukan jejak Darwo. Jacob pun menebak bahwa kakeknya ini pasti mengikuti dengan sukarela sehingga tidak meninggalkan jejak apa pun. Lagi pula, Darwo sudah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun, mana mungkin tidak berwaspada sedikit pun?Saat ini, kepala pelayan menelepon Jacob. "Tuan Jacob, kami menemukan beberapa saputangan yang berlumuran darah di tong sampah kamar Pak Darwo. Kesehatan Pak Darwo memburuk, tampaknya masih belum memba
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg