Sienna mengelus kepala Snow. Saat mengingat video itu, air matanya hampir saja berlinang."Guk guk!"Sebelumnya, Snow akan mengelilingi Sienna saat merasa senang. Namun sekarang, dia tidak terlalu bertenaga sehingga hanya bisa memaksakan dirinya untuk menggonggong beberapa kali, lalu duduk."Maaf, kelak aku nggak akan meninggalkanmu di Royal Estate lagi."Sienna memeluk kepala Snow sambil mengelusnya. Snow merasa nyaman hingga terus menggerakkan telinganya.Setelah menemani Snow selama dua jam, dia baru bersiap-siap mengemudikan mobilnya untuk pulang dan terus mengingatkan Snow, "Kamu masih harus dirawat di sini, aku nggak bisa membawamu pulang. Setelah kamu pulih nanti, aku akan membawamu pulang. Patuh ya."Snow bisa merasakan emosi pemiliknya. Meskipun merasa enggan berpisah dengan Sienna, Snow tetap berdiri dengan patuh di tempatnya sambil menggoyangkan ekornya dan tidak maju lagi.Sienna merasa Snow sangat lucu, sehingga tidak bisa menahan dirinya lagi untuk memotret Snow dan memba
Sienna berpikir, 'Snow sangat cerdas, apakah kehadiran anjing ini akan membuat Snow cemas?' Dia menundukkan kepala dan menatap anjing yang lebih besar ini, lalu bertanya kepada Jacob, "Apa namanya?"Jacob belum memilih nama untuk Raja Serigala itu. Melihat Sienna menyukainya, Jacob tersenyum. "Kamu ingin memberinya nama apa?""Shiro saja."Sienna menyadari Shiro benar-benar kuat. Awalnya, dia berpikir Snow termasuk anjing yang kuat di antara para anjing, tak disangka Shiro malah lebih perkasa lagi. Dia cukup menyukai Shiro, tetapi dia harus melihat bagaimana sikap Snow terhadap Shiro. "Biarkan dia tinggal di sini dulu. Setelah Snow kembali nanti, kita lihat apa kedua anjing ini bisa akrab."Jacob tertegun sejenak saat mendengar Sienna menganggap Shiro adalah anjing, tetapi dia juga tidak berkata apa-apa. Jika Sienna menganggap Shiro adalah seekor anjing, berarti Shiro akan menjadi anjing kelak. Lagi pula, sebagian besar orang juga menganggap Shiro terlalu besar, mereka tidak menyadari
Sienna segera meletakkan spatula, lalu meraih tangan Jacob dan mengambil pisau dapur itu untuk diletakkan di samping."Ke kamar mandi," ujar Sienna. Jacob memicingkan matanya dan didorong ke kamar mandi lantai 1. Kemudian, Sienna membasahi tangannya untuk membasuh mata Jacob. Sienna berkata, "Bungkuk sedikit, nanti bajumu basah."Jacob segera membungkuk, matanya masih perih. Sienna membasuh mata Jacob beberapa kali, lalu menaruh sabun cair di telapak tangan Jacob dan membantunya menggosok setiap jari tangannya dengan hati-hati. Sesudah dibasuh, Sienna mengulanginya lagi hingga akhirnya bau bawang putih menghilang.Sienna mengambil kain lap di samping untuk menyeka tangan Jacob. Kemudian, dia menekan dagu Jacob dengan satu tangan agar pria ini mendongak sedikit."Gimana? Matamu masih perih?" tanya Sienna. Jarak keduanya terlalu dekat, jadi bisa merasakan napas satu sama lain.Mata Jacob masih merah. Dia masih merasa perih, tetapi bisa ditahan. Dia pun menjawab, "Aku rasa aku sudah mau b
Ekspresi Hengky menjadi masam, lalu sontak menjadi misterius kembali. Sambil menatap orang-orang di depannya yang murka, dia menghela napas dan berucap, "Kalian juga sudah lihat, sejak berhubungan dengan Sienna, Jacob jadi nggak peduli pada apa pun. Selagi jumlah sahamnya masih sedikit, kita harus mengusirnya dari Keluarga Yuwono."Ekspresi Yasmin juga sangat suram. Tindakan Jacob ini jelas-jelas tidak menghargai para seniornya. Selain itu, sungguh keterlaluan jika Jacob benar-benar menculik Darwo.Hengky melihat jelas ekspresi gusar semua orang. Dia tahu bahwa tidak ada lagi yang berpihak pada Jacob untuk sekarang. Jika sesuatu terjadi pada Darwo, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk mencoret nama Jacob dari kartu keluarga.Hengky diam-diam menyunggingkan senyuman nakal, lalu memasang ekspresi sedih. Dia berucap, "Sudahlah, kita coba nasihati Jacob dulu. Kesehatan Ayah kurang baik, dia nggak mungkin tahan kalau disiksa."Orang lainnya mulai berdiskusi."Jacob makin kurang ajar s
Setelah Darwo dibawa pergi, ruangan menjadi sunyi senyap. Saat berikutnya, terdengar suara Desmond. "Kenapa kamu menginginkan dokumen itu? Tanpa operasi dariku, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun.""Makanya, aku butuh bantuanmu. Kalau kamu menurutiku, aku akan mengampuni nyawa kakekmu dan Sienna. Bukannya waktu itu kamu ingin segera terbebas karena dia?" balas pria itu.Desmond tidak menanggapi sehingga suasana menjadi hening. Setelah waktu yang lama, Desmond baru mengembuskan napas panjang.....Bawahan Jacob telah mencari semalaman, tetapi tidak menemukan jejak Darwo. Jacob pun menebak bahwa kakeknya ini pasti mengikuti dengan sukarela sehingga tidak meninggalkan jejak apa pun. Lagi pula, Darwo sudah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun, mana mungkin tidak berwaspada sedikit pun?Saat ini, kepala pelayan menelepon Jacob. "Tuan Jacob, kami menemukan beberapa saputangan yang berlumuran darah di tong sampah kamar Pak Darwo. Kesehatan Pak Darwo memburuk, tampaknya masih belum memba
"Tidak baik," jawab Jacob dengan tidak acuh. Jelas, dia malas berbicara tentang pria itu.Sienna tidak pernah mencari tahu tentang hubungan Jacob dengan Desmond. Namun, dia tahu bahwa Desmond sangat disayangi oleh Keluarga Yuwono, sedangkan Jacob selalu diabaikan. Dia pun tidak melanjutkan topik ini lagi, hanya duduk dengan tenang di mobil.Setibanya di rumah lama, Sienna mengikuti Jacob naik ke lantai atas. Keduanya tiba di depan sebuah kamar, tetapi kamar ini dikunci dari depan. Jelas, kamar ini sudah lama tidak ditempati.Jacob menyuruh kepala pelayan mengambil kunci. Kepala pelayan itu tidak lupa berpesan, "Tuan Jacob, jangan sembarangan menyentuh barang di dalam. Nyonya Raina sangat sering masuk kamar ini dulu."Seperti yang diketahui semua orang, Raina memang paling menyayangi Desmond. Jacob mengambil kunci dan membuka pintu. Begitu masuk, tercium aroma debu. Kamar pun sangat gelap karena tirai ditutup.Ketika Sienna hendak memasuki kamar itu, kepala pelayan buru-buru menghentika
Meskipun mendengar obrolan Jacob dengan Benny, Sienna tidak memahami maksud ucapan ini. Dia menoleh memandang pemandangan di luar jendela dan merasa sangat cemas pada Darwo.Jacob tiba-tiba mengantarnya kembali ke S.M dan berpesan, "Urus pekerjaanmu baik-baik. Keluarga Yuwono akan sangat sibuk untuk sementara waktu ini."Jacob pasti sedang membicarakan Hengky dan lainnya. Sienna hanya mengangguk karena tidak bisa membantu apa pun.Sienna masuk ke perusahaannya dengan cemas, sedangkan Jacob menerima pesan dari Hengky yang menyuruhnya untuk pergi ke Grup Yuwono.Jacob langsung menginjak pedal gas. Setibanya di Grup Yuwono, dia langsung naik ke lantai teratas. Suasana di sini sangat aneh. Hengky terus memimpin belakangan ini sehingga orang-orang merasa canggung saat melihat Jacob. Mereka ingin berbicara, tetapi Hengky dan lainnya baru masuk ke ruang rapat. Hari ini, pasti akan terjadi sesuatu yang besar. Mereka tidak berani sembarangan bicara.Jacob berdiri di tengah aula dengan dingin. T
Pada akhirnya, Hengky mencari tempat lain untuk duduk. Ekspresinya terlihat sangat dingin saat berkata, "Jacob, kamu seharusnya kenal orang di sampingmu, 'kan? Dia Presdir Osmond.""Kenal," balas Jacob sambil bersandar di kursinya. Dia menatap presdir itu dan meneruskan, "Lagian, kita pernah menandatangani surat perjanjian taruhan."Hengky terkekeh-kekeh sinis dan berucap, "Bagus kalau kamu masih ingat. Taruhan kalian sudah mau berakhir. Menurut perjanjian, kalau nggak bisa membeli 5% saham Osmond, kamu akan menyerahkan 20% saham Grup Yuwono.""Ya." Jacob mengiakan dengan santai. Sikapnya yang seperti ini pun membuat orang merasa jengkel. Bagaimanapun, Hengky telah membuat pengaturan seperti ini, tetapi Jacob sama sekali tidak peduli. Siapa pun yang melihatnya pasti ingin sekali menghajarnya.Ketika Hengky ingin berbicara, Jimmy bertanya duluan, "Bukannya masih ada beberapa hari sebelum taruhan berakhir?"Begitu pertanyaan ini dilontarkan, Yasmin langsung menegurnya, "Jimmy, diam!"Sel
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di
Ed mulai menyiapkan data yang diperlukan untuk mengajukan diri menjadi ketua. Saat menyerahkan dokumen, Ed mendengar suara yang keras dari aula. Kemudian, terdengar suara teriakan staf yang histeris.Ed buru-buru pergi ke aula. Dia melihat seseorang yang diikat dengan rantai besar. Sepertinya orang itu berusia sekitar 19 tahun. Matanya memerah, dia terlihat agresif.Salah satu staf menyuntikkan obat bius kepada orang itu, tetapi dia tidak tumbang. Orang itu malah menyeringai dan meraung pada staf yang mendekat.Ed mengernyit. Mae berjalan mendekatinya dan berujar, "Ini hasil penelitian terbaru. Dia akan menjadi senjata mematikan yang hebat. Dia memang kelihatan masih muda, tapi setidaknya dia sudah membunuh 1.000 orang."Ed terkejut. Mae tersenyum dan menjelaskan, "Ngeri, ya? Staf penelitian mengurung dia dan ribuan anak di kamar yang terletak di lantai paling bawah. Hanya orang yang melewati 7 rintangan bisa bertahan hidup."Mae meneruskan, "Hanya dia yang berhasil melewati 7 rintanga
Mae meletakkan stempel ubur-ubur di samping dan tidak melihatnya lagi. Suasana di kamar menjadi hening. Ed tidak tahu pemikiran Mae. Selama ini, Mae sangat misterius.Mae meminum teh, lalu tersenyum dan bertanya, "Bagaimana dengan putri Luna yang pernah kamu ceritakan sebelumnya?"Ed menyahut, "Dia masih hidup."Mae mengangkat alisnya. Jika Ed yang bertindak, seharusnya putri Luna sudah mati. Mae berkomentar, "Sepertinya kamu memberinya kesempatan untuk hidup.""Nggak menarik kalau langsung dibunuh," timpal Ed. Dia ingin memperlakukan mereka seperti bahan eksperimen di ruang observasi. Ini adalah tujuan akhir Ed membawa Sienna kembali ke Bloodkillers.Ed ingin Sienna merasakan kesenangan menjadi seorang pemimpin. Setelah mendapatkan kepercayaan Sienna, Ed akan membawanya ke markas penelitian. Saat itu, Sienna akan menjadi bahan eksperimen yang bisa dikendalikan oleh Ed.Namun, Ed tidak menyangka Sienna sama sekali tidak tertarik untuk menjadi pemimpin. Sienna hanya ingin bersama Jacob