Wiandro segera menyodorkan air hangat kepada Jacob, lalu berkata, "Untuk apa masih pikirin dia? Kamu koma selama setengah bulan lebih, tapi dia nggak pernah menjengukmu."Jacob mengernyit. Bibirnya tampak merah tua karena dehidrasi, kulitnya pucat pasi, berat badannya turun drastis. Dia menoleh memandang luar jendela, merasa agak kesepian."Serius?" Jacob tidak percaya bahwa Sienna bisa sekejam ini."Jadi? Kamu sendiri juga tahu apa posisimu di hatinya," sahut Wiandro.Begitu mendengarnya, Jacob seketika teringat pada perkataan Sienna yang mengatakan dirinya kalah telak dari pria yang pernah dicintainya dulu.Jacob tahu jelas hal ini, tetapi tidak ingin memercayainya. Dia juga tahu karakter Sienna sangat dingin, tetapi tidak menduga akan sekejam ini.Setiap kali seperti itu. Mereka jelas-jelas bermesra-mesraan sebelumnya, lalu Sienna tiba-tiba akan mengatakan sesuatu yang membuat hati Jacob sakit, seolah-olah mereka tidak pernah berbagi suka dan duka bersama.Jacob sungguh tidak menger
Sebelum Benny sempat bangkit untuk mencari Sienna, Wiandro menawarkan bantuan. "Gimana kalau aku menyuapimu?""Cih!" Wajah Jacob tampak masam, seolah-olah merasa jijik membayangkan adegan tersebut.Wiandro mengedikkan bahu, lalu memeriksa jam karena masih punya urusan. "Ya sudah, aku pulang dulu. Besok aku datang lagi."Setelah Wiandro pergi, Benny juga bangkit dan berkata, "Aku harus mengawasi perkembangan tim, biar kucari orang untuk menyuapimu.""Nggak perlu," tolak Jacob yang tidak ingin penampilan menyedihkannya ini dilihat orang lain.Benny tidak mengatakan apa pun dan langsung menuju ke bangsal sebelah. Sienna sudah diizinkan pulang pagi ini, tetapi entah mengapa, dia masih belum mengurus prosedur keluar rumah sakit sejak tadi.Tiba-tiba, Benny mengetuk pintu bangsalnya dan berkata, "Jacob sudah siuman, cepat urus dia sana."Tanpa menunggu respons Sienna, Benny langsung pergi setelah berbicara. Sementara itu, Sienna menuruni ranjangnya dengan perlahan dan tiba di depan bangsal J
Dari mana datangnya aturan seperti itu? Sienna sungguh terkejut melihat Jacob yang begitu tidak tahu malu. Namun, ketika melihat luka di area dadanya, Sienna menunduk lagi dan hanya mengelap air di tubuhnya.Setelah semuanya kering, Sienna mengambil piama di samping dan membantunya memakaikannya. Kemudian, dia membungkuk untuk membuang air di bak mandi.Begitu membungkuk, tubuh Sienna sontak dipeluk oleh Jacob dari belakang. Sienna pun terperangah, sementara Jacob berucap, "Kenapa kamu tega sekali?"Tenggorokan Jacob belum pulih sepenuhnya sehingga suaranya terdengar sangat serak. Jari tangan Sienna kebetulan menyentuh permukaan air dan terasa hangat.Sumbat bak mandi terbuka sehingga air mulai mengalir. Meskipun Jacob sudah berhasrat, sayangnya dia tidak sanggup melakukannya untuk sekarang. Kini, dia merasa lelah dan ingin tidur.Sienna memapahnya ke ranjang, Jacob juga tidak mengatakan apa pun. Hanya saja, wajahnya tampak pucat pasi.Malam berlalu dengan tenang. Sienna masih duduk di
Amy tentu tahu bahwa dirinya tidak boleh bersikap kelewatan atau Jacob bisa membencinya. Itu sebabnya, setelah diizinkan untuk masuk, dia benar-benar menunggu di lantai 1.Amy juga tahu bahwa luka Jacob tidak akan pulih secepat itu, jadi Jacob tidak mungkin pulang dalam beberapa hari ini. Dia terus menunggu sampai keesokan harinya.Hari ini, Amy tiba-tiba melihat seekor anjing putih di halaman. Dia tidak tahu bahwa Jacob alergi bulu anjing sehingga mengira itu anjing peliharaannya.Ketika melihat pelayan memberi anjing itu makan daging dengan kualitas terbaik, Amy menghampiri dan berkata, "Biar aku saja, ini anjingnya Tuan Jacob? Gemas sekali, siapa namanya?"Pelayan tidak terlalu menyukai Amy, jadi tidak mengatakan apa pun. Amy pun tersenyum sinis dalam hatinya karena merasa para pelayan di sini meremehkannya. Dia membatin, 'Hehe, setelah menikah dengan Jacob, aku akan memecat kalian semua.'Kemudian, Amy mengambil daging untuk menyuapi Snow. Tiba-tiba, dia mendengar obrolan kedua pel
Sienna merawat Jacob sepanjang pagi di rumah sakit, lalu pergi menemui dokter untuk bertanya kapan Jacob bisa keluar rumah sakit."Paling nggak harus butuh setengah bulan, tergantung perkembangan pemulihan Tuan Jacob."Sienna menganggukkan kepala dan membawa makan siang untuk Jacob. Dia melihat ada sebuah ponsel di samping Jacob, sepertinya itu disiapkan oleh Sony. Setelah melihat di sekitarnya sejenak, Sienna menyadari ponselnya juga sudah disiapkan.Baru saja Jacob membuka ponselnya, dia menerima sebuah panggilan dari pelayan di Royal Estate. Lantaran sedang makan dan tangannya juga tidak bertenaga, Jacob akhirnya menekan tombol pengeras suara."Ada apa?""Tuan, Nona Amy sudah menunggumu di sini semalaman."Seluruh tubuh Jacob menjadi kaku dan secara refleks memandang Sienna. Dia masih ingat kata-katanya terhadap Sienna bahwa dia akan menikahi Amy. Kepribadian Sienna sangat serius, mungkin saja dia akan menganggap serius perkataan Jacob. Semalam dia akhirnya berhasil meraih tangan Si
Sienna bergegas menuju klinik hewan tersebut. Di sana sudah ada beberapa pelayan yang menunggunya. Snow sudah diperiksa dokter dan hasilnya juga sudah keluar, saat ini sedang dalam proses penyelamatan."Anjing ini disiksa orang. Kalian lihat siapa yang sudah menyiksa anjing ini?"Sienna yang baru saja berdiri dengan tenang, amarahnya langsung meledak saat mendengar perkataan itu. "Apa maksudmu?"Dokter itu melirik Sienna. Setelah memastikan Sienna adalah pemiliknya, dia pun menaikkan kacamatanya. "Sesuai perkataanku, dia pingsan karena kekerasan eksternal. Kalau kalian nggak menemukan orang yang menyiksa anjing ini, meskipun kali ini berhasil menyelamatkannya, nggak ada jaminan kelak bisa berhasil juga."Sienna menggertakkan giginya dengan kuat dan menatap beberapa pelayan itu dengan tajam.Mendengar perkataan itu, para pelayan langsung terkejut hingga berlutut di lantai. "Nona Sienna, kami nggak mungkin punya nyali sebesar itu untuk menyiksa Snow. Kami tahu Tuan sangat peduli denganny
Namun mobil itu tidak menuju Royal Estate, melainkan berhenti di Vila Cahwana. Saat ini, Amy masih tidak menyadari ini adalah vila milik Sienna dan mengira ini adalah salah satu properti milik Jacob. Wajahnya dipenuhi dengan senyuman bahagia.Amy bahkan mengira Jacob sangat bermurah hati memberikannya vila. Dia teringat sebelumnya Jacob memberinya dua puluh miliar, lalu sepuluh miliar lagi. Ini adalah jumlah uang yang tidak mungkin diperoleh orang biasa seumur hidupnya. Namun, vila ini pasti bernilai triliunan.Begitu masuk ke ruang tamu dan melihat Sienna yang duduk di sofa, Amy sontak terkejut. Dia mengernyitkan alisnya dan langsung memaki, "Sienna, apa maksudmu ini?"Sekarang kondisi Sienna terlihat terlalu tenang, hingga membuat orang merasa aneh. Namun saat teringat anak di kandungannya, Amy tidak takut apa pun. Bagaimanapun juga, saat ini mereka masih belum melakukan tes gen, sehingga semua orang masih mengira anak itu milik Jacob. Sebagai mantan istri yang ditinggalkan, Sienna t
Di rumah sakit. Jacob sudah menerima rekaman kamera pengawas dari Royal Estate. Awalnya dia masih tidak tahu apa isi rekaman itu, hingga akhirnya dia menyaksikannya sendiri.Pelayan dari Royal Estate menelepon Jacob dan menjelaskan, "Tuan, Snow masih dalam proses penyelamatan di rumah sakit, situasinya sangat buruk."Mendengar hal itu, hati Jacob langsung menjadi muram. "Di mana Amy?""Tuan menyuruh kami untuk mengusirnya, jadi Nona Amy sudah pergi."Jacob menelepon Sienna lagi. Tadi pagi Sony sudah menyiapkan ponsel mereka, Sienna seharusnya akan menerima teleponnya.Namun ponsel Sienna berada di dalam tas di sofa dan dalam mode senyap, sehingga dia sama sekali tidak mendengar ponselnya berdering. Lagi pula, sekarang dia sedang mencambuk Amy. Dia sudah berbelaskasihan karena tahu Amy sedang hamil, sehingga dia hanya mencambuk wajah Amy.Melihat Sienna tidak menerima teleponnya, Jacob langsung merasa Sienna pasti sudah pergi mencari Amy. Dia berdiri di pihak Sienna karena tindakan Amy
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di
Ed mulai menyiapkan data yang diperlukan untuk mengajukan diri menjadi ketua. Saat menyerahkan dokumen, Ed mendengar suara yang keras dari aula. Kemudian, terdengar suara teriakan staf yang histeris.Ed buru-buru pergi ke aula. Dia melihat seseorang yang diikat dengan rantai besar. Sepertinya orang itu berusia sekitar 19 tahun. Matanya memerah, dia terlihat agresif.Salah satu staf menyuntikkan obat bius kepada orang itu, tetapi dia tidak tumbang. Orang itu malah menyeringai dan meraung pada staf yang mendekat.Ed mengernyit. Mae berjalan mendekatinya dan berujar, "Ini hasil penelitian terbaru. Dia akan menjadi senjata mematikan yang hebat. Dia memang kelihatan masih muda, tapi setidaknya dia sudah membunuh 1.000 orang."Ed terkejut. Mae tersenyum dan menjelaskan, "Ngeri, ya? Staf penelitian mengurung dia dan ribuan anak di kamar yang terletak di lantai paling bawah. Hanya orang yang melewati 7 rintangan bisa bertahan hidup."Mae meneruskan, "Hanya dia yang berhasil melewati 7 rintanga
Mae meletakkan stempel ubur-ubur di samping dan tidak melihatnya lagi. Suasana di kamar menjadi hening. Ed tidak tahu pemikiran Mae. Selama ini, Mae sangat misterius.Mae meminum teh, lalu tersenyum dan bertanya, "Bagaimana dengan putri Luna yang pernah kamu ceritakan sebelumnya?"Ed menyahut, "Dia masih hidup."Mae mengangkat alisnya. Jika Ed yang bertindak, seharusnya putri Luna sudah mati. Mae berkomentar, "Sepertinya kamu memberinya kesempatan untuk hidup.""Nggak menarik kalau langsung dibunuh," timpal Ed. Dia ingin memperlakukan mereka seperti bahan eksperimen di ruang observasi. Ini adalah tujuan akhir Ed membawa Sienna kembali ke Bloodkillers.Ed ingin Sienna merasakan kesenangan menjadi seorang pemimpin. Setelah mendapatkan kepercayaan Sienna, Ed akan membawanya ke markas penelitian. Saat itu, Sienna akan menjadi bahan eksperimen yang bisa dikendalikan oleh Ed.Namun, Ed tidak menyangka Sienna sama sekali tidak tertarik untuk menjadi pemimpin. Sienna hanya ingin bersama Jacob