Sienna terdiam sambil menatap anggur di hadapannya ini. Jero mengangkat tangannya untuk mengelus kepala Sienna."Sifat kakakku agak dingin. Biasanya selain memarahiku, dia hanya bisa memanjakan adikku. Penny, sebenarnya kalaupun Jacob gagal, dengan kemampuannya, dia tetap masih bisa membangun perusahaan baru sendiri. Meskipun bukan presdir, Lembah Silion juga pasti tetap akan menerimanya dengan senang hati. Dia tetap saja seorang pemuda berbakat, genius dalam dunia bisnis. Dia nggak akan jatuh dari posisi itu. Bukan Keluarga Yuwono yang selalu dielu-elukan media berita di Armania, melainkan hanya Jacob seorang."Sienna tidak bersuara sama sekali, Jero mengira Sienna tidak terlalu mengerti dengan ucapannya."Kamu masih ingat dengan arena tinju bawah tanah yang kuceritakan padamu? Semua transaksi bisa dilakukan di sana. Di sana adalah zona abu-abu paling terkenal di seluruh Armania dan juga daerah kekuasaan Jacob. Saat itu Keluarga Shankar ingin merebut alih kekuasaan tempat itu, tapi ga
Ekspresi wanita itu sontak berubah. Saking terkejutnya, dia langsung mematung di tempat. Saat tersadar kembali, Jacob sudah tidak berada di sana lagi. Seketika, pandangannya yang polos langsung sirna, digantikan dengan tatapan bingung melihat sosok Jacob.Beberapa detik kemudian, dia tampak tersenyum, tetapi senyumannya malah menyiratkan kegetiran. Ponselnya tiba-tiba berdering, ternyata panggilan itu dari keluarganya."Sayang, kamu masih di luar?""Mami, aku segera pulang," jawabnya sambil tetap melihat ke arah perginya Jacob. Setelahnya, dia berjalan ke arah pengawal yang sedang menunggunya. Sementara itu, Jacob yang baru masuk ke mobil langsung ingin menelepon Sienna menanyakan kondisinya. Namun karena tiba-tiba ada telepon yang mencarinya menanyakan urusan pekerjaan, Jacob terpaksa hanya mengirimkan pesan.[ Agak sibuk. Nana, tunggu aku pulang. ]Saat menerima pesan itu, Sienna sudah sedang berbaring di ranjang. Lantaran terlalu memaksakan diri pulang dari rumah sakit tadi siang, s
Di bawah panggung, Sienna sudah menemukan meja Direktur Ford. Alasannya mengincar Ford tak lain karena Direktur Ford berteman baik dengan Rowen. Saat Sienna menelepon Rowen, dia juga pernah mengobrol dengannya sebentar.Begitu Sienna menghampirinya, pria itu mengangguk dan tersenyum seraya berkata, "Penny, akhirnya kita ketemu juga. Rowen sering membicarakan tentangmu, tapi ini pertama kalinya aku berjumpa langsung denganmu."Rowen terlalu membanggakan Sienna sebagai murid terakhirnya. Dia sering memamerkan fotonya bersama Sienna pada setiap orang yang ditemuinya. Jadi, wajar saja Direktur Ford mengenalinya.Sienna membalas senyumnya dan berujar, "Paman Frank, dia artis baru perusahaanku, pemeran utama pria film 'Badai' yang baru dirilis beberapa hari lalu."Usai berkata begitu, Sienna mengisyaratkan Jack untuk bersulang pada Frank. Jack mengambil segelas anggur, lalu berujar sopan, "Halo, Pak Frank, senang bertemu denganmu."Frank tahu apa yang diinginkan Sienna. Demi menghormati Rowe
Semua orang yang memandang Sienna berpikir bahwa dia tidak akan naik ke panggung. Jika dibandingkan dengan orang-orang borjuis di sini, Sienna memang terlalu sederhana. Jika bukan karena Jacob, siapa pun tidak akan memedulikannya. Kini, semua orang tengah mentertawai Sienna sambil meliriknya dengan sinis.Di saat Jack dilanda kegundahan, dia melihat Sienna melangkah menuju panggung. Raut terkejut menghiasi wajah orang-orang. Apa Sienna sudah sinting? Apa dia serius mau mempermalukan dirinya sendiri di atas panggung?Sienna tidak memakai setelan yang terlalu mewah malam ini. Lagi pula, tujuannya datang ke bisnis adalah untuk membahas bisnis. Jadi, penampilan sederhananya sangat bertolak belakang dengan Gwen yang berdandan cantik. Di lingkaran para borjuis, pesta semacam ini biasanya diadakan beberapa kali dalam sebulan. Jika bukan demi bisnisnya, Sienna sudah pasti tidak akan datang.Sesampainya di atas panggung, Sienna mengangguk pelan pada para hadirin. Kemudian, dia menoleh dan menat
Setelah semua orang sadar dari keterkejutan, bunyi tepuk tangan seketika membahana di ruangan. Tidak ada yang memedulikan Gwen yang tampak frustrasi di atas panggung. Beberapa wanita dari keluarga berada segera mengelilingi Sienna."Sienna, kamu berbakat dalam banyak hal. Nggak heran Rowen sangat menyukaimu.""Aku membutuhkan guru biola untuk putraku. Apa kamu bisa membimbingnya di waktu luangmu?""Sienna, kamu bisa datang kapan pun kami mengadakan pesta minum teh."Kehormatan seorang perempuan bukanlah pemberian pria, melainkan diperjuangkan sendiri. Jika Sienna bergantung pada pertolongan Jacob malam ini, orang-orang ini tidak mungkin menghargainya.Sienna mengulum senyum dan berkata, "Maaf, perusahaanku lumayan sibuk belakangan ini.""Nggak masalah. Kami semua tahu tentang perusahaanmu. Kalau kelak kamu butuh partner kerja sama, silakan hubungi kami.""Baik, terima kasih semuanya," sahut Sienna sambil tersenyum tipis.Ada begitu banyak orang yang mengelilingi Sienna. Seseorang bahka
Saat Sienna berjalan ke samping mobil, dia memijat dahinya dengan perlahan. Jack yang berdiri di samping memandangnya dengan tatapan kagum."Bu Sienna, lagu itu enak sekali. Mencengangkan sekali."Sienna merasa lucu, dia hanya menepuk pundak Jack dengan pelan. "Ambasador Ford sudah di tangan kita. Siap-siap untuk tanda tangan kontrak besok, berusahalah dengan baik."Jack memandangnya dengan tatapan rumit. Melihat tidak ada orang di sekitarnya, dia berkata dengan pelan, "Bu Sienna, ada sesuatu di wajahmu. Coba tutup matamu."Sienna tidak merasa curiga, "Di mana?"Melihat wajah itu, Jack menelan ludahnya sejenak. Ingin sekali rasanya dia mencium Sienna, tapi malah terdengar suara langkah kaki dari belakangnya. Jack terpaksa menggosok pipi Sienna sekilas, lalu berkata dengan nada kecewa, "Nggak ada lagi."Sienna membuka matanya dan tersenyum. "Makasih, akan kusuruh manajermu untuk menjemputmu. Kamu pulang saja dulu."Usai melontarkan perkataan itu, Sienna melihat sosok Jacob yang berdiri
Jacob mundur beberapa langkah saat didorong. Sienna telah membuka pintu kamar, menjulurkan setengah badannya ke luar. Namun, pinggangnya dirangkul lagi oleh Jacob."Ah!" Pintu kembali ditutup rapat. Jacob membalikkan posisi mereka, Sienna menghadap Jacob. Pria ini menatapnya lekat-lekat. Tatapan ini sudah cukup untuk membuat suasana panas.Sienna tanpa sadar mundur dan berucap, "Jacob, jangan begini. Kamu juga tahu hubungan kita ...."Mereka tidak punya hubungan apa-apa. Sienna hanya membungkus tubuh dengan handuk. Lantaran terlalu gugup, handuknya pun hampir terjatuh.Jacob sontak memasukkan tangannya ke handuk. Dia berkata, "Terserah kamu mau hubungan seperti apa ...."Napas Jacob tidak stabil. Dia menggendong Sienna, lalu membawanya ke atas lemari di dekat jendela. Kamar sangat gelap karena lampu dimatikan. Suasana seperti ini membuat Sienna terangsang hingga tidak bisa berkata-kata.Pada akhirnya, Jacob melemparkan handuk itu. Tanpa persetujuan Sienna, dia tidak akan melakukan hal
"Cacat? Apa maksudmu?" tanya Sienna.Mata dan bibir Jacob tampak merah karena ciuman panas tadi. Dia mendorong pintu dengan satu tangannya, lalu menatap Sienna dan membalas dengan jengkel, "Bukannya kamu lulusan Universitas Seni Nasional? Masa tidak mengerti maksudku? Aku tidak bisa melampiaskan hasratku, makanya jadi cacat. Kalau aku tidak punya keturunan, itu salahmu."Kenapa pria ini begitu tidak tahu malu? Sienna sampai terperangah dibuatnya. Dia melirik kemaluan Jacob sekilas, mendapati tidak ada reaksi apa pun di bawah sana.Jacob bersandar di pintu sambil memejamkan mata, seolah-olah menyuruh Sienna untuk melihatnya sendiri. Pria ini terlalu terbuka.Sienna pun mulai berpikir, apakah yang dikatakan Jacob benar? Jika Jacob benar-benar cacat, Darwo pasti akan menginterogasi mereka nanti.Sementara itu, Jacob akan menyalahkan Sienna atas masalah ini. Sienna tidak sanggup menanggung konsekuensi sebesar ini. Dia menelan ludah, lalu bertanya, "Kok kamu tahu sudah cacat?"Bulu mata Jac
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg