Hendra berujar, "Genre ini nggak bisa diproduksi dalam waktu dekat. Sejak ada penggemar yang terlibat masalah itu, genre ini langsung dilarang untuk ditayangkan. Jadi, belakangan ini aku juga nggak punya skenario dengan genre ini."Hendra memandang Jero dan Jacob dengan sungkan seraya bertanya, "Tuan Jero, Tuan Jacob, aku memang punya 2 skenario yang akan diproduksi. Tapi, karena kalian sama-sama datang, bagaimana kalau kalian ambil masing-masing 1 skenario?"Tatapan Hendra sangat misterius. Bagaimanapun, Jacob dan Jero adalah tokoh hebat. Sekarang, mereka berdua datang ke rumahnya untuk mengambil skenario, pengaruh Hendra di industri perfilman memang sangat besar. Kualitas skenario Hendra sangat tinggi dan yang paling penting adalah Hendra punya banyak murid.Jero memandang Jacob, lalu tertawa dan berucap, "Tuan Jacob, aku hanya datang ke ibu kota untuk mencoba-coba. Kalau kamu benar-benar tertarik, aku nggak akan mengambil 2 skenario itu."Bagaimanapun, Keluarga Shankar tidak kekuran
Jacob memasukkan satu tangannya ke dalam saku dan berdiri di samping. Dia mengamati tubuh Sienna dengan dingin sembari bertanya, "Selain menggoda pria, apa lagi yang bisa kamu lakukan?"Ekspresi Sienna menjadi dingin saat menyahut, "Tuan Jacob, sekalipun aku menggoda pria, itu urusanku. Sepertinya, aku nggak mengganggumu, 'kan?"Jacob seketika merasa gusar. Apalagi saat melihat wajah Sienna yang cantik. Sekarang, Sienna malah mengatakan bahwa dia menggoda pria secara terang-terangan. Jacob mengepalkan tangannya.Jacob menimpali, "Bagaimanapun, kamu pernah menjadi sekretarisku. Apa aku tidak boleh bertanya?"Sienna berujar, "Aku sudah dipecat Tuan Jacob. Apa Tuan Jacob masih berniat memperhatikan urusan pribadi orang asing?"Sienna merasa Jacob sudah gila. Dia membuka pintu mobil dan naik ke mobil. Kemudian, Sienna menyadari bahwa ban mobilnya bermasalah. Sienna mengernyit.Sienna turun dari mobil dan memeriksanya, ternyata ban mobilnya bocor. Ini adalah kompleks vila, jadi tidak mungki
Benny yang duduk di hadapannya menyaksikan reaksinya dengan cermat, lalu bertanya, "Apa kamu merasakannya?"Jacob tampak melepaskan jasnya. Pergelangan tangannya sedikit menegang dan ujung jarinya juga tak kuasa tertekuk. Ketika mendongak dan mendapati lampu yang berkilauan di atasnya, jakun Jacob sontak bergerak. Sudut matanya bahkan memerah karena gairah yang tiba-tiba melonjak.Kalau saja Jacob tidak tahu bahwa minuman malam ini sangat normal, dia benar-benar akan mengira bahwa dirinya telah diracuni.....Sementara itu, di ujung lain ruangan, Sienna menatap gadis lemah yang duduk di hadapannya dan memperkenalkan diri sekali lagi, "Kamu bisa memanggilku Penny, nggak perlu terlalu kaku."Kacamata tebal menutupi sebagian besar wajah gadis itu. Dia mendongak untuk melihat Penny sekilas, lalu segera menunduk kembali. Pada saat ini, seorang pelayan menghampiri dan bertanya apa yang ingin mereka pesan. Sienna meletakkan menu di depan gadis itu sambil bertanya, "Dinda, kamu ingin makan ap
Siang tadi, Jacob baru menunjukkan sikap menjauhi Penny. Namun, kini dia malah tiba-tiba mengusir orang lain dan menyewa seluruh restoran. Sienna yang tidak mampu memahami jalan pemikirannya tampak berjalan ke sana perlahan. Setelah dia duduk, Jacob langsung bertanya, "Benny bilang kamu sudah menikah. Apa itu benar?"Teman-teman Jacob hanya tahu bahwa dia telah bercerai dari istrinya. Namun, karena tidak tahu bahwa Penny adalah istrinya Jacob, mereka mengira bahwa status wanita itu masih sudah menikah.Saat ini, Sienna menjawab, "Aku sudah bercerai."Jacob mengangkat alis sambil bertanya, "Kenapa bercerai?"Sienna langsung berkata, "Tuan Jacob, ini sepertinya nggak ada hubungannya denganmu. Aku benar-benar harus pergi."Usai berkata demikian, pandangan Sienna jatuh pada salah satu bagian tubuh Jacob. Ketika melihat reaksi tubuh pria itu, tatapan Sienna bahkan terasa memanas. Apakah pria ini dapat terangsang di mana pun dan kapan pun?Jacob tidak menyembunyikannya. Dia lagi-lagi memperh
"Kalau belum pernah, kamu harus belajar. Kalau tidak ingin aku melakukan hal itu, hanya bisa dengan cara ini," jelas Jacob. Dibandingkan dengan Sienna yang agak kikuk dalam hal ini, Jacob justru sangat santai.Sienna pun memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Setelah itu, dia berkata dengan cuek, "Sayang, aku nyaman sekali."Mendengar ini, sekujur tubuh Jacob langsung menegang. Pria itu sontak menunduk untuk melihat Penny sambil membatin, 'Sial, pantas saja dia bisa menjadi sekretarisku!'Jacob bahkan ingin melontarkan kata-kata kasar, tetapi dia menahan dirinya. Dia hanya menarik rambut Penny ke belakang dan memberikan ciuman yang panjang.Usai itu, Jacob mengambil tisu di samping untuk membersihkan jari Penny. Jendela mobil juga dibukanya sedikit supaya udara di dalam dan luar mobil bisa bertukar.Sienna tidak berani menatapnya. Angin yang masuk dari luar cukup dingin sehingga melenyapkan sedikit kehangatan di tubuhnya.Awalnya, Jacob hanya mengelap dengan tisu biasa. Setelah
Dokter itu agak bingung karena hasil pemeriksaan memang menunjukkan tidak ada masalah. Dia akhirnya berkata, "Mungkin Tuan Jacob memiliki perasaan khusus terhadap wanita ini, jadinya begitu gugup."Raut wajah Jacob sontak berubah menjadi dingin ketika mendengar ini. Dia merasa bahwa dokter ini terlalu tidak kompeten.Jacob langsung berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun. Dia kebetulan bertemu dengan Ethan yang menunggu di luar. Pria itu memperhatikannya sekilas, lalu bertanya, "Bagaimana?"Namun, Jacob sama sekali tidak memedulikannya. Dia berjalan melalui temannya itu dan langsung pergi. Ethan baru mengingat bahwa ingatan Jacob masih kacau sekarang sehingga mungkin tidak tahu siapa dia. Dia pun memasuki ruangan itu dan bertanya kepada dokter barusan, "Apakah ada masalah dengan tubuhnya?"Dokter itu menjawab, "Selain efek dari cedera di kepalanya, Tuan Jacob sangat sehat."Ethan tidak terlalu yakin. Sebab, Jacob pasti merasa tidak nyaman sehingga datang sendiri ke rumah sakit. Dia pu
Setelah semua mahasiswa meninggalkan ruang kelas, Dinda baru mengikuti di belakang Hendra dengan langkah berat. Tahun ini, Hendra sudah berusia 50 tahun. Dia sudah tidak lagi muda. Rambut di pelipisnya bahkan sudah berwarna putih.Di sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang menyapa Hendra dengan ramah. Namun, begitu masuk ke kantor pribadi Hendra, senyuman di wajah pria paruh baya itu seketika menghilang. Dia agak mengangkat dagunya dan memberi isyarat pada Dinda untuk duduk di kursi.Tahun ini, Dinda baru berusia 19 tahun. Dia masih adalah mahasiswa tahun ketiga. Gadis itu berjalan perlahan dan duduk di samping dengan kaki kecilnya yang sedikit gemetar karena ketakutan.Saat ini, Hendra bertanya, "Barusan, kamu sudah menemui Penny, 'kan? Apa kamu sudah memberikan naskahnya?""Su ... sudah," jawab Dinda.Usai berkata demikian, gadis itu agak membungkuk karena cemas dan tidak berani melihat Hendra. Sementara itu, dosennya tampak mengangguk puas. Dia tiba-tiba mengangkat
Keluarga Dinda hanyalah keluarga biasa yang tidak mempunyai banyak uang. Setelah dia diterima di Universitas Perfilman Nasional, orang tuanya menemaninya pindah dari kota kecil ke ibu kota. Mereka tinggal di sebuah kompleks yang berjarak 10 kilometer dari Universitas Perfilman Nasional.Rumah mereka yang ada di kota kecil sudah terjual. Ayah Dinda, Fabian Budiono, berhasil menemukan sekolah yang bersedia menerimanya di sini. Istrinya, Meira, juga menjual beberapa sayuran dari kota kecilnya. Keduanya sangat sibuk setiap hari.Sejak kecil, Dinda sangatlah pengertian dan tekun belajar. Ketika dia diterima di Universitas Perfilman Nasional, SMA tempat Dinda menempuh pendidikan merayakannya dengan menyalakan kembang api yang cukup lama.Berhubung Fabian sangat tegas, Dinda pun tumbuh menjadi anak yang lemah lembut. Setiap hari, dia tidak pernah memiliki uang jajan melebihi 40 ribu. Itu adalah aturan yang ditetapkan oleh orang tuanya.Namun, harga dari satu pil kontrasepsi saja sudah segitu.
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg