Jacob mengambil obat pereda nyeri dan segelas air. Begitu kembali, dia melihat Sienna duduk menyandar di sofa tanpa tenaga. Dia terdiam sejenak, beberapa potongan memori terlintas sekilas di benaknya. Akan tetapi, Jacob tidak bisa mengingat seluruh kejadiannya."Minum ini," ujar Jacob sambil menyuapkan sebutir pil ke mulut Sienna.Namun, Sienna yang kesakitan tanpa sadar memuntahkannya kembali. Jacob mengernyit. Dengan tidak sabar, dia langsung mengambil pil itu dengan ujung jarinya dan memasukkannya ke tenggorokan wanita itu. Melihat Sienna seperti hendak memuntahkan pil itu lagi, Jacob langsung mengeluarkan jarinya. Kemudian, dia menutup mulut wanita itu dengan paksa.Sienna menatapnya dengan dahi berkerut yang penuh peluh. Jacob juga menunduk dan melihat tangannya sendiri yang menutupi mulut Sienna. Kedua ujung jari yang barusan dia masukkan ke mulutnya masih basah oleh air liur.Anehnya, penyakit misofobia Jacob tidak kambuh. Dia bahkan merasa situasi ini sedikit sensual. Jacob men
"Penny?" panggil Jacob.Melihat Sienna bergerak pelan, dia tahu wanita itu belum tertidur. Jacob melempar kantong belanjaan di tangannya ke depan Sienna seraya berkata, "Cari sendiri kamu mau yang mana." Setelah mengucapkan itu dengan nada datar, dia kembali ke depan laptop dan melanjutkan pekerjaannya.Saat ini, obat pereda nyeri yang diminum Sienna sudah mulai bekerja. Rasa sakit menusuk yang dirasakannya tadi akhirnya reda. Dia lantas membongkar kantong belanjaan itu dan melihat celana menstruasi. Dia sedikit terkejut, tidak menyangka Jacob akan membelinya. Sienna memang sangat membutuhkannya karena celananya sudah kotor."Tuan Jacob, apa aku boleh meminjam celanamu?" tanya Sienna.Tubuh Jacob menegang. Dia hendak mengomeli Sienna karena merasa wanita itu dikasih hati minta jantung. Namun, saat dia menoleh dan melihat wajah berkeringat dan ekspresi kuyu Sienna, emosinya langsung reda. Tidak baik jika terlalu perhitungan dengan orang sakit.Jacob membuka lemari dan mengambil satu cel
"Kalau Paman suka wanita itu, aku akan memberikannya kepadamu," balas Jacob. Selesai bicara, dia mengakhiri panggilan.Cedric sama sekali tidak menyangka bahwa Jacob akan menjawab seperti itu. Dia tiba-tiba teringat, sepertinya Jacob juga sudah melupakan desainernya.Kebetulan, Jacob sendiri yang mengizinkan. Begitu ingatannya kembali, Jacob pasti akan merasa sangat sakit hati. Jika Jacob peduli pada wanita itu, rasa sakit yang akan dirasakannya pasti berkali-kali lipat.....Ketika keluar dari hotel, Sienna merasa sangat lemas. Dia menghentikan sebuah taksi dan masuk. Efek obat membuatnya mulai mengantuk. Begitu mobil melaju, Sienna baru ingat bahwa dia belum memberi tahu sopir tujuannya. Dia berkata, "Pak, aku ...."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, laju mobil bertambah cepat. Sienna seketika menyadari ada yang aneh. Dia hendak meraih ponselnya, tetapi sopir mengerem secara mendadak. Hal ini membuat kepala Sienna terbentur dan seketika terasa pusing.Ponselnya dirampas, sedangk
Sienna masih merasakan kram di perutnya, tetapi kedua lengannya malah diangkat dan dihempaskan secara kasar.Saat ini, Levon masih melampiaskan amarahnya pada benda-benda di sekitarnya. Begitu melihat seorang wanita yang tiba-tiba dilempar masuk ke kamarnya, dia sontak terbelalak. Bagaimana mungkin dia tidak mengenal wanita ini? Wanita ini adalah alasan Jacob menjadi gila!Wajah Levon memerah karena merasa senang. Dia segera bertanya kepada pengawal, "Kenapa dia bisa tertangkap? Bukannya Jacob mengawasinya dengan ketat?"Akhir-akhir ini, Levon tidak mendengar masalah yang terjadi di luar. Dia masih belum mengetahui bahwa Jacob telah mengalami amnesia."Tuan Muda, Jacob mengalami amnesia. Dia sudah melupakan banyak orang, termasuk wanita ini. Tadi, Tuan Cedric sudah menghubungi Jacob. Jacob bilang kita bebas melakukan apa pun," jawab pengawal.Sebuah kalimat "bebas melakukan apa pun" telah menentukan akhir yang akan dialami oleh Sienna.Begitu mendengar pembicaraan mereka, Sienna sontak
Cedric mengira Jacob tidak berani menabrak dirinya. Namun, kenyataannya Jacob tidak takut pada apa pun di dunia ini. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa selain memerintahkan pengawal, "Pergi! Cepat bawa Penny kemari! Cepat!"Jika Cedric membiarkan Jacob terus menabrak, vila ini pasti akan segera menjadi reruntuhan! Ini adalah vila di pusat kota! Setidaknya, besok pagi kejadian ini akan masuk berita dan diketahui oleh semua orang di kalangan. Apabila itu terjadi, Cedric akan merasa sangat malu!Sebagai pamannya Jacob, Cedric mengira dia bisa menekan keponakannya. Tidak disangka, Jacob sama sekali tidak bertindak sesuai rencananya. Tanpa memedulikan apa pun, Jacob bergegas memundurkan truk dan hendak menabrak dengan keras.Tembok vila ini sudah hancur sejak awal. Truk ini sedikit lagi akan menabrak tembok yang terakhir dan meruntuhkan vila ini.Jacob mengalihkan pandangannya ke arah yang tidak jauh dari posisinya. Terlihat Sienna yang dibawa keluar oleh dua pria. Tubuh wanita ini tampak le
Tidak lama kemudian, ada orang yang melaporkan, "Tuan, kami sudah menyelidikinya. Jacob menggunakan truk bermuatan besar untuk menghancurkan vila Cedric. Dia juga membunuh 2 pengawal di hadapan Cedric, lalu pergi begitu saja."Hengky meletakkan cangkir di tangannya ke atas meja. Dia terlihat cukup cerdas, berbeda dengan Cedric. "Jacob nggak menembak Cedric?" tanya Hengky. Aneh sekali, Hengky mengira seluruh keluarga Cedric tidak selamat karena kejadian malam ini."Dia masih hidup. Tapi, aku dengar dia ketakutan sampai mengompol. Sekarang, dia sedang pergi menemui Pak Darwo untuk meminta penilaiannya," sahut orang itu.Meminta penilaian Darwo? Cedric benar-benar bodoh. Jika dia pergi menemui Darwo, Darwo pasti akan mengetahui semua perbuatan kotor yang dilakukannya. Apalagi, Darwo sangat mengagumi kenekatan Jacob. Apabila tidak ada yang bisa mengendalikan Jacob, seluruh Keluarga Yuwono pasti sudah lenyap.Jacob adalah pria yang sama sekali tidak memedulikan hubungan kekeluargaan. Dia ha
Jacob tertegun dan memandang leher Sienna. Dia mempertimbangkan untuk mencekik Sienna karena Sienna masih lemah sekarang. Namun, bulu mata Sienna terus bergetar. Sudah jelas, Sienna sangat ketakutan.Akhirnya, Jacob memutuskan untuk tidak membuat perhitungan dengan Sienna. Jacob masuk ke kamarnya dan segera beristirahat. Malam itu pun berlalu.Saat Jacob bangun, Sienna masih tertidur. Jacob mandi dan mengganti setelan jas yang baru. Jacob tidak memedulikan Sienna, dia langsung meninggalkan hotel.Satu jam kemudian, Sienna baru bangun. Kejadian semalam memenuhi benak Sienna, tetapi dia malah melupakan banyak hal. Sienna hanya ingat akhirnya Jacob datang.Namun, Sienna tidak bisa melupakan kejadian saat beberapa pria itu mengerumuninya. Tatapan mereka sangat menjijikkan sehingga membuat Sienna mual. Sienna segera pergi ke kamar mandi dan langsung muntah. Sienna juga merinding, dia merasa jijik dan muntah 2 kali.Sienna memang belum makan. Jadi, sekarang Sienna hanya memuntahkan cairan em
Sienna segera mengambil tisu dan memberikannya kepada Tania, tetapi Tania menyingkirkan tangan Sienna.Tania berkata, "Kak Jacob juga nggak tahu identitasmu, 'kan? Kamu mempermainkan kami semua. Kamu juga mendesak Kak Jacob untuk berselingkuh denganmu, tapi kamu nggak memberitahukan identitasmu kepada Kak Jacob. Sekarang kalian sudah bercerai, bagaimana kalau Kak Jacob mengetahui hal ini?"Tania menambahkan, "Penny, kamu memang nggak berperasaan. Kamu sama sekali nggak menyukai Kak Jacob dan nggak pernah memikirkan kepentingan Kak Jacob. Semua anggota Keluarga Winata memang keterlaluan!"Kemudian, Tania pergi sambil menangis. Sienna ingin mengejar Tania, tetapi Tania sudah masuk ke lift. Hari ini, Tania memberanikan dirinya untuk datang. Awalnya, dia ingin mengungkapkan banyak hal. Namun, begitu membuka pintu kantor dan melihat Penny yang asing, Tania yang merasa dibohongi merasa kesal dan kehilangan akal sehatnya.Sekarang, Tania yang sudah naik ke mobil masih menangis tersedu-sedu.