Jacob mematikan panggilan dengan tegas. Berhubung Jacob tidak mau datang, Sienna terpaksa turun tangan sendiri mengurus soft furnishing. Setiap perabotan yang termasuk soft furnishing ini dipilih secara pribadi oleh Sienna. Dia juga telah lama menegosiasikan harga dengan para produsen.Saat ini, Sienna tengah mengarahkan para pekerja untuk memindahkan sedikit demi sedikit perabotan itu ke dalam Royal Estate.Proses soft furnishing diperkirakan akan selesai dalam tiga hari. Saat itu, Jacob tinggal datang untuk memeriksa. Kemudian, renovasi Royal Estate pun akan dinyatakan selesai. Sienna menghela napas lega.Tiga hari kemudian, Sienna kembali menghubungi Jacob. Lantaran Jacob berkata akan memecatnya, Sienna benar-benar tidak menghubunginya selama tiga hari ini.Jacob sedang rapat saat Sienna meneleponnya. Saat mendengar wanita itu menanyakan kehadirannya ke Royal Estate, dia menjawab sambil mengernyit, "Tunggu sebentar."Berhubung Jacob memintanya untuk menunggu sebentar, Sienna mengira
Usai mengatakan itu, Jacob segera melangkah menuju pintu. Terdengar suara langkah kaki di belakangnya, lalu bahunya ditabrak dengan kuat. Jacob menoleh dan melihat Sienna berjalan melewatinya dengan ekspresi yang sangat dingin.Tahu bahwa Sienna sengaja menabraknya, Jacob langsung menariknya masuk kembali dengan kesal. Sienna yang sama marahnya pun mulai meronta sekuat tenaga. Pada akhirnya, keduanya terjengkang ke belakang dan terjatuh ke atas sofa.Jacob mencubit dagu Sienna dan bertanya, "Aku sudah baik padamu, kenapa kamu malah marah padaku?"Sienna tidak mampu bergerak karena dagunya ditahan Jacob. Dia menatap pria itu dengan mata merah sambil menahan dorongan kuat untuk bangun dan menggigitnya. Melihat ekspresi sedih Sienna, Jacob segera mengendurkan pegangannya. Sienna memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorongnya dan mengambil cek 10 miliar itu. Namun, kepalanya terasa berat saat dia bangun."Jangan khawatir, Tuan Jacob. Nggak akan ada kesepakatan seperti itu lagi di lain wakt
Jacob mengambil obat pereda nyeri dan segelas air. Begitu kembali, dia melihat Sienna duduk menyandar di sofa tanpa tenaga. Dia terdiam sejenak, beberapa potongan memori terlintas sekilas di benaknya. Akan tetapi, Jacob tidak bisa mengingat seluruh kejadiannya."Minum ini," ujar Jacob sambil menyuapkan sebutir pil ke mulut Sienna.Namun, Sienna yang kesakitan tanpa sadar memuntahkannya kembali. Jacob mengernyit. Dengan tidak sabar, dia langsung mengambil pil itu dengan ujung jarinya dan memasukkannya ke tenggorokan wanita itu. Melihat Sienna seperti hendak memuntahkan pil itu lagi, Jacob langsung mengeluarkan jarinya. Kemudian, dia menutup mulut wanita itu dengan paksa.Sienna menatapnya dengan dahi berkerut yang penuh peluh. Jacob juga menunduk dan melihat tangannya sendiri yang menutupi mulut Sienna. Kedua ujung jari yang barusan dia masukkan ke mulutnya masih basah oleh air liur.Anehnya, penyakit misofobia Jacob tidak kambuh. Dia bahkan merasa situasi ini sedikit sensual. Jacob men
"Penny?" panggil Jacob.Melihat Sienna bergerak pelan, dia tahu wanita itu belum tertidur. Jacob melempar kantong belanjaan di tangannya ke depan Sienna seraya berkata, "Cari sendiri kamu mau yang mana." Setelah mengucapkan itu dengan nada datar, dia kembali ke depan laptop dan melanjutkan pekerjaannya.Saat ini, obat pereda nyeri yang diminum Sienna sudah mulai bekerja. Rasa sakit menusuk yang dirasakannya tadi akhirnya reda. Dia lantas membongkar kantong belanjaan itu dan melihat celana menstruasi. Dia sedikit terkejut, tidak menyangka Jacob akan membelinya. Sienna memang sangat membutuhkannya karena celananya sudah kotor."Tuan Jacob, apa aku boleh meminjam celanamu?" tanya Sienna.Tubuh Jacob menegang. Dia hendak mengomeli Sienna karena merasa wanita itu dikasih hati minta jantung. Namun, saat dia menoleh dan melihat wajah berkeringat dan ekspresi kuyu Sienna, emosinya langsung reda. Tidak baik jika terlalu perhitungan dengan orang sakit.Jacob membuka lemari dan mengambil satu cel
"Kalau Paman suka wanita itu, aku akan memberikannya kepadamu," balas Jacob. Selesai bicara, dia mengakhiri panggilan.Cedric sama sekali tidak menyangka bahwa Jacob akan menjawab seperti itu. Dia tiba-tiba teringat, sepertinya Jacob juga sudah melupakan desainernya.Kebetulan, Jacob sendiri yang mengizinkan. Begitu ingatannya kembali, Jacob pasti akan merasa sangat sakit hati. Jika Jacob peduli pada wanita itu, rasa sakit yang akan dirasakannya pasti berkali-kali lipat.....Ketika keluar dari hotel, Sienna merasa sangat lemas. Dia menghentikan sebuah taksi dan masuk. Efek obat membuatnya mulai mengantuk. Begitu mobil melaju, Sienna baru ingat bahwa dia belum memberi tahu sopir tujuannya. Dia berkata, "Pak, aku ...."Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, laju mobil bertambah cepat. Sienna seketika menyadari ada yang aneh. Dia hendak meraih ponselnya, tetapi sopir mengerem secara mendadak. Hal ini membuat kepala Sienna terbentur dan seketika terasa pusing.Ponselnya dirampas, sedangk
Sienna masih merasakan kram di perutnya, tetapi kedua lengannya malah diangkat dan dihempaskan secara kasar.Saat ini, Levon masih melampiaskan amarahnya pada benda-benda di sekitarnya. Begitu melihat seorang wanita yang tiba-tiba dilempar masuk ke kamarnya, dia sontak terbelalak. Bagaimana mungkin dia tidak mengenal wanita ini? Wanita ini adalah alasan Jacob menjadi gila!Wajah Levon memerah karena merasa senang. Dia segera bertanya kepada pengawal, "Kenapa dia bisa tertangkap? Bukannya Jacob mengawasinya dengan ketat?"Akhir-akhir ini, Levon tidak mendengar masalah yang terjadi di luar. Dia masih belum mengetahui bahwa Jacob telah mengalami amnesia."Tuan Muda, Jacob mengalami amnesia. Dia sudah melupakan banyak orang, termasuk wanita ini. Tadi, Tuan Cedric sudah menghubungi Jacob. Jacob bilang kita bebas melakukan apa pun," jawab pengawal.Sebuah kalimat "bebas melakukan apa pun" telah menentukan akhir yang akan dialami oleh Sienna.Begitu mendengar pembicaraan mereka, Sienna sontak
Cedric mengira Jacob tidak berani menabrak dirinya. Namun, kenyataannya Jacob tidak takut pada apa pun di dunia ini. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa selain memerintahkan pengawal, "Pergi! Cepat bawa Penny kemari! Cepat!"Jika Cedric membiarkan Jacob terus menabrak, vila ini pasti akan segera menjadi reruntuhan! Ini adalah vila di pusat kota! Setidaknya, besok pagi kejadian ini akan masuk berita dan diketahui oleh semua orang di kalangan. Apabila itu terjadi, Cedric akan merasa sangat malu!Sebagai pamannya Jacob, Cedric mengira dia bisa menekan keponakannya. Tidak disangka, Jacob sama sekali tidak bertindak sesuai rencananya. Tanpa memedulikan apa pun, Jacob bergegas memundurkan truk dan hendak menabrak dengan keras.Tembok vila ini sudah hancur sejak awal. Truk ini sedikit lagi akan menabrak tembok yang terakhir dan meruntuhkan vila ini.Jacob mengalihkan pandangannya ke arah yang tidak jauh dari posisinya. Terlihat Sienna yang dibawa keluar oleh dua pria. Tubuh wanita ini tampak le
Tidak lama kemudian, ada orang yang melaporkan, "Tuan, kami sudah menyelidikinya. Jacob menggunakan truk bermuatan besar untuk menghancurkan vila Cedric. Dia juga membunuh 2 pengawal di hadapan Cedric, lalu pergi begitu saja."Hengky meletakkan cangkir di tangannya ke atas meja. Dia terlihat cukup cerdas, berbeda dengan Cedric. "Jacob nggak menembak Cedric?" tanya Hengky. Aneh sekali, Hengky mengira seluruh keluarga Cedric tidak selamat karena kejadian malam ini."Dia masih hidup. Tapi, aku dengar dia ketakutan sampai mengompol. Sekarang, dia sedang pergi menemui Pak Darwo untuk meminta penilaiannya," sahut orang itu.Meminta penilaian Darwo? Cedric benar-benar bodoh. Jika dia pergi menemui Darwo, Darwo pasti akan mengetahui semua perbuatan kotor yang dilakukannya. Apalagi, Darwo sangat mengagumi kenekatan Jacob. Apabila tidak ada yang bisa mengendalikan Jacob, seluruh Keluarga Yuwono pasti sudah lenyap.Jacob adalah pria yang sama sekali tidak memedulikan hubungan kekeluargaan. Dia ha