Mengungkit tentang adiknya membuat Jero sakit kepala."Orang tua dan kakakku terlalu memanjakan adikku. Apa pun keinginannya, keluargaku selalu mencari cara untuk memenuhinya. Dulu, dia tertarik dengan desain perhiasan, tapi akhir-akhir ini dia jadi menggandrungi lukisan tradisional. Dia memaksaku ke sini untuk mencarikan pelukis tradisional buatnya," jelas Jero."Pelukis tradisional? Maksudmu Master Rowen? Lukisan tradisionalnya sangat terkenal."Jero mengulum senyum dan menyahut, "Ya, memang dia. Tapi, karakter orang ini sangat unik, dia nggak pernah peduli soal menyenangkan orang lain."Orang-orang lain di sana sontak memandang ke arah Sienna. Mereka semua tahu bahwa Sienna adalah murid terakhir Rowen. Namun, Sienna hanya diam dan menatap botol anggur di meja.Melihat ekspresi kalem Sienna membuat emosi Elena tersulut. Dia pun sengaja mencari gara-gara dengan berkata, "Penny ini murid terakhir Master Rowen. Tuan Jero bisa meminta tolong Penny kalau ingin ketemu Master Rowen."Hanya
Sienna terdiam. Setelah tersadar dari keterkejutannya, dia bertanya, "Kamu serius?" "Penny, saat aku sedang menciummu, aku tidak suka memikirkan kalau kamu masih akan kembali pada pecundang itu," balas Jacob.Sebelum Sienna sempat menyahut, Jacob tiba-tiba memegang pergelangan tangan dan mengecup ujung jari wanita itu beberapa kali. Ujung jari Sienna bergetar. Suasana di dalam mobil mendadak menjadi intim."Oke, aku setuju," ujar Sienna sambil menurunkan pandangannya.Detik berikutnya, Jacob menarik Sienna bangun dan mendudukkan wanita itu di pinggangnya. Tangannya yang dilingkari gelang gaharu terus merayap ke atas tubuh Sienna sambil terus menciumnya.Sienna tersentak kaget. Takut dilihat oleh orang lain, dia langsung menumpukan satu tangannya ke kaca, lalu mendorong Jacob menjauh sambil berkata, "Kamu cuma memintaku bercerai, aku nggak pernah setuju untuk bercinta denganmu!"Jacob langsung berhenti dan menurunkan kembali baju Sienna. Aroma gaharu menyelimuti mereka berdua. Pria itu
Waktu berlalu dengan cepat. Hari penandatanganan kontrak dengan Keluarga Prawira telah tiba. Seluruh anggota Keluarga Prawira menantikan kedatangan Jacob dengan gugup. Elena sangat gelisah karena Jacob mengembalikan hadiah ulang tahun yang disiapkannya. Kali ini, sikap Jacob makin tegas untuk menjaga jarak darinya.Meski merasa cemas, Elena berusaha menenangkan dirinya. Tidak masalah, selama Grup Yuwono berinvestasi di Perusahaan Metrola, Perusahaan Metrola pasti bisa bertahan!Saat ini, Jacob juga sedang menunggu pesan dari Sienna. Satu jam kemudian, dia akhirnya menerima foto dua rangkap surat cerai dari Sienna. Melihat foto itu, Jacob langsung mengulum senyum tipis. Dia segera menghubungi Sienna dan bertanya, "Kamu benar-benar sudah bercerai?"Sienna sedang merapikan barang-barang di Kompleks Mawaria. Sebelumnya, dia meletakkan beberapa barang pria di rumah untuk memberi kesan bahwa dia tinggal dengan suaminya di sana. Lantaran tidak berguna lagi, dia harus mengemasi barang-barang i
Hening menyelimuti ruangan selama beberapa detik. Kemudian, Jacob memecah keheningan dengan bertanya, "Harus bagaimana supaya kamu mau melakukannya?"Wajah tampan Jacob menunjukkan ekspresi dingin. Kali ini, dia tidak langsung memaksa Sienna, melainkan berusaha tawar-menawar dengannya.Sienna menyerahkan segelas air pada Jacob seraya berkata dengan tegas, "Tuan Jacob, minta hal yang lainnya saja.""Kalau begitu, aku mau kamu bekerja di bawahku. Grup Yuwono baru-baru ini melebarkan sayap ke industri perfilman. Wiandro bilang, kamu juga sedang mengarahkan kariermu ke arah ini, bukan?" ujar Jacob.Sienna tidak berkomentar. Sudah merupakan rahasia umum bahwa dia pernah menanam investasi di film Wiandro sebelumnya.Jacob menerima gelas yang diberikan Sienna dan memutarnya dengan ujung jari. Gelang gaharu di tangannya tampak sangat indah. Jacob melanjutkan dengan nada datar, "Tidak perlu mengirimkan CV dan yang lainnya. Kamu tinggal mengikutiku ke Grup Yuwono, gajimu biar aku yang atur. Kam
Jacob tahu cara terbaik untuk menghadapi wanita seperti Sienna. Hanya membujuk tidak akan berhasil meluluhkannya. Jacob harus menggunakan cara halus sekaligus mengintimidasinya. Dengan tidak berhubungan intim dan hanya meminta ciuman, Jacob telah mengalah.Sienna pun akhirnya setuju. Hanya saja, setelah tiga tahun menikah, dia baru tahu bahwa ada kalanya berciuman lebih menyiksa daripada bercinta.Sienna mengantar Jacob yang hendak pergi ke depan pintu. Sebelum memasuki lift, Jacob menoleh dan mengingatkan, "Jangan lupa melapor ke kantor sore ini." Sienna mengangguk sebagai jawaban.Saat pintu lift hampir tertutup, Jacob menahan pintu dengan tangan rampingnya dan kembali bertanya, "Apa kamu sudah membuang cincin kawinmu?" Sienna pernah marah padanya hanya karena cincin jelek itu. Setelah wanita itu bercerai, seharusnya cincin kawinnya juga sudah dibuang, bukan?Sienna yang tidak pernah memiliki cincin kawin pun mengangguk tanpa ragu dan menjawab, "Sudah kubuang.""Sampai jumpa sore nan
Sienna memahami watak Daisy dengan baik. Jika putra tercintanya dijebloskan ke penjara, wanita itu pasti akan membalas dendam. Jadi, Sienna menyuruh seseorang untuk mengikuti Daisy selama beberapa waktu terakhir. Dari situ, dia tahu bahwa Daisy sedang menyelidiki sesuatu.Kini, Sienna telah menerima dokumen yang sama dengan yang dimiliki Daisy. Dia tidak pernah menyangka bahwa Elena bukan darah daging Keluarga Prawira. Keluarga Prawira benar-benar gaduh sekarang.Elena berdiri di tengah kerumunan orang-orang Keluarga Prawira. Ciut dengan tatapan mata tajam orang di sekelilingnya, dia pun menarik ujung pakaian Ivanka seraya berkata, "Bu, cepat jelaskan semuanya. Aku ini darah daging Keluarga Prawira, 'kan?"Namun, Ivanka sama sekali tidak berani buka suara. Bagaimanapun, hasil tes DNA tergeletak di sana. Saat Elena ingin kembali membela diri, sebuah tamparan kuat mendarat di pipinya lagi."Pergi kamu! Bawa ibumu dan keluar dari Kediaman Prawira!"Elena memegangi pipinya dengan perasaan
Melihat Elena tidak menjawab pesannya, sorot mata Sienna kembali tenang. Tidak masalah, pembalasan dendamnya pada Elena belum berakhir.Wanita jahat itu hampir membuat Sienna tenggelam di kapal pesiar, menghilangkan nyawa ayahnya, dan berulang kali mengusiknya. Semua itu sudah cukup untuk membuat Elena menerima pembalasannya. Sienna bukan orang suci, dia tentu akan membalas setiap perbuatan Elena hingga impas.Saat ini, Sienna sedang duduk di kantor. Teringat bahwa dia harus menemui Jacob untuk melapor, dia pun menaruh ponselnya. Tepat saat itu, Elena menjawab pesannya.[ Tunggu saja pembalasanku! ]Sienna hanya tersenyum geli, lalu menyimpan ponselnya.Berita bahwa Elena bukan darah daging Keluarga Prawira juga sudah didengar Jacob. Wiandro yang memberitahukan hal itu padanya."Jacob, kalau kamu mau menolong Elena, sekaranglah saatnya," ujar Wiandro. Alhasil, Jacob langsung memutus panggilan.Kemudian, giliran Ethan yang menelepon. Dia berkata pada Jacob, "Elena bukan darah daging Kel
Sienna terdiam sejenak. Kemudian, dia melanjutkan langkahnya hingga berhenti di depan Jacob. Pria itu menarik Sienna ke pangkuan dan memeluknya. Sienna memandang ke luar jendela dan melihat pemandangan sore yang indah. Saat ini, semburat terakhir dari matahari terbenam sedang menyinari menara lonceng tinggi.Beberapa saat kemudian, Jacob mendudukkan Sienna ke atas meja kerjanya. Dia menahan belakang kepala wanita itu dan memagut bibirnya dengan liar. Tangan Jacob pun bergerak membuka kancing Sienna.Mendadak, pintu kantor terbuka. Jimmy masuk dengan ekspresi kesal dan langsung berkata, "Kak Jacob … argh! Sialan!"Jimmy buru-buru berbalik dan menutupi wajah dengan kedua tangan. Sementara itu, Sienna pun meringkuk ketakutan dan buru-buru mengencangkan kancingnya dengan wajah merah.Sienna tidak menatap Jacob, dia juga tidak berani berbalik dan memandang Jimmy. Waktu melihat koridor di samping yang terhubung ke ruang istirahat Jacob, dia bergegas masuk ke sana dengan jantung berdebar kenc