Mobil tiba di tempat pemakaman dengan cepat. Prosesi pemakaman harus dilakukan sebelum matahari terbenam. Akan lebih baik jika semuanya selesai saat siang hari. Para pekerja sudah menunggu kedatangan Sienna. Dia mengenakan pakaian hitam sembari memeluk guci abu kremasi dan berjalan menuju liang kubur yang sudah dipilih.Begitu melihat kedatangan Sienna, pengurus pemakaman menyapanya dengan mengangguk. Kemudian, dia mengarahkan Sienna untuk mulai membakar kertas kuning di dalam makam. Api menyala dan asapnya membubung ke atas. Setelah itu, Sienna meletakkan guci abu kremasi tepat di tengah kuburan. Setelah menegakkan badannya, Sienna memeriksa lagi apakah dirinya sudah meletakkan guci tersebut dengan baik atau tidak. Pengurus pemakaman mengarahkannya untuk menyebar kertas perak di atas guci abu kremasi. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap mendiang dan berharap mendiang bisa bahagia di akhirat. Sienna terus mengikuti pengarahan dari awal sampai akhir. Dia sedari tadi sudah menangis
Setelah Jacob mengakhiri panggilan, Elena menarik napas dalam-dalam. Dia menatap seluruh anggota Keluarga Prawira sembari menyampaikan, "Jacob setuju untuk menyuntik dana 6 triliun ke Perusahaan Metrola. Sekarang, kalian minta seseorang untuk bernegosiasi dengan orang-orang yang ada di luar Perusahaan Metrola. Kita harus segera menyingkirkan mereka.""Setengah bulan lagi, kita akan menandatangani kontrak dengan Grup Yuwono. Setelah itu, Perusahaan Metrola akan bangkit dari krisis ini," lanjut Elena. Semua orang yang ada di sana sontak menghela napas lega. Mereka semua pun segera bertindak dan segera bernegosiasi dengan orang-orang di luar Perusahaan Metrola. Sementara itu, Elena mendengus dingin. Dia mengirim sebuah pesan kepada Sienna. [ Jacob setuju untuk memberi suntikan dana sebesar 6 triliun dan Perusahaan Metrola nggak akan bangkrut. Kasihan sekali, usahamu untuk menjatuhkanku sia-sia. Semua rencanamu malah digagalkan oleh suamimu sendiri. ]Ketika menerima pesan ini, Sienna su
Seperti dugaan Sienna, Elena tanpa ragu menunjuk putra Daisy. Daisy sudah menjadi aib di Keluarga Prawira sejak peristiwa yang disebabkan olehnya saat berada di Universitas Seni Nasional. Bahkan ketika Jacob disalahkan, Daria juga akan mengungkit masalah Daisy. Sejak Daisy dipecat, keberadaannya sudah tidak dianggap di Keluarga Prawira. Oleh sebab itu, kali ini putranya ditunjuk untuk bertanggung jawab. Sementara itu, Daisy hanya memiliki seorang putra. Dia awalnya masih ingin membalas dendam kepada Sienna. Gara-gara Sienna, semua kerja keras Daisy di Universitas Seni Nasional menjadi sia-sia.Daisy bahkan belum bangkit dari keterpurukannya, tetapi sekarang keluarganya malah mengambinghitamkan putranya tanpa ragu sedikit pun. "Elena, aku mohon, lepaskan putraku. Jangan biarkan dia masuk penjara," pinta Daisy.Elena tersenyum menghina dan menatap Daisy dengan datar. Dia menimpali, "Bibi, jangan salahkan aku. Jacob meminta kita untuk mengatasi masalah ini sendiri agar perusahaan kita n
"Jacob, sidik jari nggak bisa dipalsukan. Nggak ada sidik jari yang identik di dunia ini. Ini adalah jawaban yang diberikan oleh mesin. Kak Desmond masih hidup dan berada di ibu kota, tetapi dia nggak bisa menemuimu karena alasan tertentu," ujar Benny. Napas Jacob menjadi makin cepat. Dia mendengar Benny yang berkata sembari menahan kegembiraan, "Aku akan menemuimu sekarang. Kita bisa mendiskusikan detailnya setelah bertemu."Jacob duduk di kantor untuk menunggu Benny. Benny segera tiba dan membawa laporan pengujian. "Sekarang, kita cuma perlu menyelidiki keberadaan buku catatan ini selama tiga hari terakhir."Jacob mengangkat tangan dan memijat kepalanya. Seketika, suasana hatinya menjadi sangat rumit. "Benny, jangan beri tahu orang lain tentang ini dulu." Dia khawatir bahwa harapan ini akan berakhir menjadi kekecewaan.Selain itu, apabila Desmond masih hidup, kenapa dia tidak menemui mereka selama 6 tahun ini? Apakah dia tidak bisa menemui mereka atau sedang mengalami masalah? I
Jimmy sama sekali tidak berani menunda sehingga bergegas mengirimkan alamatnya kepada Jacob.Saat ini, Sienna telah datang ke ruangan VIP tersebut. Setelah mengetuk dan membuka pintu, dia mendapati sederet pria paruh baya yang ditemani oleh wanita penghibur. Begitu seorang pria mencapai usia paruh baya, mereka akan memberikan kesan yang tidak baik apabila terjerumus dalam alkohol dan wanita.Sienna tampak mengernyit, lalu menemukan Juno Iskandar yang duduk di tengah-tengah. Pria itu adalah sutradara yang ingin ditemuinya malam ini.Juno cukup terkenal di dunia maya berkat sebuah serial TV. Sekarang, ada banyak orang yang ingin berinvestasi padanya. Awalnya, dia berencana menolak Sienna, tetapi begitu melihat wanita cantik yang masuk, matanya langsung berbinar-binar. Wanita yang dipeluknya menjadi tidak menarik lagi.Sienna menyapa, "Pak Juno."Segera setelah itu, Juno berdiri sambil berucap, "Kamu Nona Penny, 'kan? Silakan duduk. Saat mendengar suaramu lewat telepon, aku sudah menduga
Sienna tercengang di tempat dan belum sempat tersadar kembali. Untungnya, Jimmy bergegas masuk dan menahan vas tersebut di momen genting ini. Jimmy berkata, "Kak Jacob, kalau kamu pukul lagi, dia bakal mati."Kemudian, Jimmy menoleh ke arah Sienna sambil berucap, "Penny, cepat hentikan Kak Jacob." Jimmy benar-benar sangat panik. Dia segera merebut vas tersebut.Saat ini, Sienna berjalan ke hadapan Juno, lalu mengulurkan tangannya untuk memeriksa napas pria itu. Napasnya terengah-engah. Jangankan syuting, Juno mungkin tidak bisa bangun lagi setelah ini. Malam ini, Sienna telah bersusah payah tanpa hasil. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu segera menelepon ambulans.Sementara itu, Jacob hanya menatapnya lekat-lekat. Sienna tampak mengernyit. Ketika ingin menyampaikan sesuatu, Jacob langsung meraih pergelangan tangannya dan membawanya pergi begitu saja.Jimmy tinggal di sana untuk menangani masalah ini. Dia mengeluh dan menghela napas, tetapi hanya dapat menghubungi beberapa orang untuk
Sienna malah menunduk untuk melihat ponselnya. Lantaran sudah malam, dia hanya berkata dengan tenang, "Tuan Jacob, aku ingin pulang untuk beristirahat."Mendengar ini, Jacob tidak berkata apa pun lagi. Segera setelah itu, dia mendengar pintu kamarnya yang ditutup.Saat Sienna turun ke lobi hotel, dia merasa sangat terhina. Wanita itu melihat ke langit sejenak dan berusaha keras untuk tidak membiarkan air matanya mengalir. Namun, pada saat itu Wanda malah menelepon.Dalam sehari, Wanda setidaknya akan meneleponnya tiga kali untuk melaporkan berbagai hal di perusahaan. Akan tetapi, kali ini bukan tentang perusahaan, melainkan tentang tim pengacara.Wanda melaporkan, "Bu Sienna, tim pengacara sudah tahu siapa yang dijadikan kambing hitam oleh Keluarga Prawira. Dia adalah putranya Daisy. Saat ini, dia sudah ditahan karena kasus ini menarik perhatian publik. Para petinggi juga memperhatikan kasus ini.""Ditambah dengan bukti yang jelas, eksekusi pun dilakukan dengan cepat. Orang itu langsu
Sekujur tubuh Sienna menegang. Dia sama sekali tidak tahu harus menjawab apa. Setelah menunduk dan menghitung berapa lama lagi sebelum perceraian mereka, Sienna pun mengerucutkan bibirnya sambil berucap, "Tuan Jacob, tolong beri aku waktu beberapa hari untuk memikirkannya."Melihat sikapnya yang mulai lembut, Jacob tiba-tiba tidak marah lagi. Sienna akhirnya menyadari bahwa jika dia bersikeras, Jacob hanya akan bertindak makin kejam. Jacob telah berada dalam posisi ini begitu lama, juga menjadi kebanggaan keluarganya sejak kecil. Dia tidak mungkin akan menyerah begitu saja."Oke. Kalau begitu, tambahkan aku kembali ke daftar kontakmu," ucap Jacob.Sienna langsung membatalkan pemblokiran di hadapan Jacob secara langsung. Ketika hendak pergi, Jacob langsung menahannya di dinding dan menciumnya selama setengah jam. Sienna sama sekali tidak paham. Kenapa pria ini begitu antusias untuk berciuman dengannya?Setelah hampir kehabisan napas, Jacob baru rela melepaskannya, lalu mengingatkan, "Pi