Darwo marah selama sesaat, lalu tiba-tiba memijat kening. Dia berkata, "Sudahlah, anak-anak punya kebahagiaan masing-masing. Sekalipun dia menyesal pada akhirnya, aku nggak akan bantu dia lagi."Pengurus bertanya lagi, "Jadi, biar dia berlutut atau nggak?"Darwo menjawab, "Berlutut dong, mana boleh nggak? Langsung usir dia besok pagi."Detik berikutnya, ponsel Darwo berdering. Melihat itu dari Sienna, Darwo langsung menjadi ceria dan tersenyum. Dia menjawab telepon dan berkata, "Sienna.""Kakek Darwo, aku ingin tanya tentang lahan di sisi timur kota. Besok, Keluarga Winata akan ikut serta dalam tender lahan itu, tapi dari data yang kubaca, tender itu sudah ditunda 1 tahun. Beberapa perusahaan besar sebelumnya pun batal. Apa yang terjadi dengan lahan itu?"Darwo berpikir sejenak. Awalnya, dia ingin menyuruh Sienna datang untuk berdiskusi secara langsung. Namun, dia mengurungkan niatnya karena cucu payahnya yang berlutut di luar. Darwo menjawab, "Soal itu, Kakek sudah tanya ayahmu."Sien
Alasan mengapa Sienna tidak berani mengajukan perceraian adalah karena Darwo. Di Keluarga Yuwono, Darwo adalah orang yang paling baik padanya. Awalnya, Darwo memercayainya tanpa syarat, bahkan membantu Keluarga Winata melewati pendanaan putaran pertama dan kedua. Kemudian, Keluarga Yuwono juga membantu Grup Winata melewati pendanaan putaran kedua.Sejujurnya, Sienna sangat tidak tahu berterima kasih jika ingin segera bercerai dengan Jacob. Oleh karena itu, dia mengajukan batas waktu selama 3 bulan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada Darwo.Selain itu, kondisi kesehatan Harris juga memburuk. Waktu 3 bulan adalah batas maksimal. Dia harus mengelola Keluarga Winata dengan baik sebagai bentuk pertanggungjawaban pada Harris. Dengan demikian, dia baru bisa pergi dengan tenang.Sienna memijat keningnya, lalu teringat pada keturunan Keluarga Winata yang telantar di luar sana. Harris berharap dia bisa menemukan anak itu, tetapi dia tidak menemukan petunjuk apa pun di Kabupaten Armana waktu i
Aura Jacob menjadi tegas dan tajam seperti pisau. Jadi, Elena tidak berani mengatakan apa-apa dan membiarkan Jacob kembali ke kursinya.Setelah Jacob pergi, Elena mencibir dan berkata, "Meski kalian jadi suami istri, sampai sekarang, dia belum pernah panggil kamu istrinya, 'kan?"Sienna diam saja. Sienna memakai topi sehingga Elena tidak bisa melihat bagaimana ekspresinya, tetapi dia menduga Sienna pasti sangat sedih. Elena melanjutkan, "Lupa beri tahu kamu, aku hamil anaknya."Baru saat ini, mata Sienna membelalak. Di sampingnya, Wanda menatapi perut Elena dengan kaget.Elena membusungkan perutnya dengan bangga dan berkata, "Kalian sudah nikah, tapi kamu sama sekali nggak punya kesempatan untuk seks dengannya, apalagi hamil anaknya. Dia bilang dia jijik saat melihatmu dan ingin cerai secepatnya."Detik berikutnya, Sienna tertawa. Hal itu membuat wajah Elena langsung menjadi suram. Dia bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?"Elena merasa jengkel. Apakah Sienna tidak percaya? Ketika Elena
Di dalam, pengawal berbisik pada Elena, "Kemarin, Nona Elena suruh kami selidiki Penny. Sebenarnya, sudah ada hasil tadi malam, tapi itu terlalu sulit dipercaya. Jadi, kami selidiki ulang dan hasilnya sama."Elena mengernyit sambil bertanya, "Apa hasilnya?"Pengawal itu memandang sekeliling, lalu menjawab, "Nama asli Penny adalah Sienna, istrinya Tuan Jacob."Elena terkesiap dan nyaris tidak kuat berdiri. Dia berteriak, "Mustahil!"Mendengar suara melengking itu, semua orang di sekitar menoleh ke sana. Elena segera merendahkan suaranya dan wajahnya pucat. Dia berujar, "Mustahil! Nggak mungkin mereka orang yang sama. Kalian harus selidiki ulang!"Sienna adalah wanita kampungan dan gemuk, Jacob bahkan tidak sudi melihatnya. Sekarang, Jacob jatuh cinta pada Penny. Jika Sienna adalah Penny, bukankah Jacob menyukai istrinya sendiri? Seketika, tubuh Elena menjadi dingin dan hatinya sangat kacau!"Nona Elena, sudah kami selidiki dua kali dengan terperinci. Semuanya sudah dibandingkan. Aku jug
Dalam perjalanan menuju Kompleks Mawaria untuk menunggu Jacob, Sienna memandang pemandangan di luar dan melamun. Saat bel pintu berbunyi, dia pergi membuka pintu.Sienna sudah mandi. Dilihat dari rambutnya yang masih basah, Jacob langsung datang setelah mandi.Waktu itu, Lukas mengatakan dirinya akan segera pergi. Hal itu diingat oleh Jacob. Oleh karena itu, dia sengaja memilih Kompleks Mawaria kali ini supaya dapat meninggalkan jejaknya di sana."Sudah ganti seprai? Aku tidak mau pakai bekas orang lain," kata Jacob sambil merangkul pinggang Penny.Sienna menjawab, "Sudah ganti.""Sudah didesinfeksi?" tanya Jacob lagi.Sienna sangat jengkel pada pertanyaan-pertanyaan Jacob. Dia mengiakan, "Sudah."Setelah itu, Jacob baru menggendong Penny. Bukan gendong menyamping, melainkan menopang pantat Penny agar kaki Penny menjepit pinggangnya.Dari pertanyaan-pertanyaan tadi, Sienna mengira Jacob ingin pergi ke kamar. Alhasil, Jacob pergi ke dapur.Di dapur, ada meja persegi panjang yang biasany
Sienna merasa sangat lelah dan malas bergerak. Dalam keadaan yang masih linglung, Sienna mengamati Jacob mengenakan celana kerja dan menggantung kemeja di lengannya. Kemejanya sedikit kusut, sementara ada bekas cakaran Sienna di sekujur punggung Jacob.Langit di luar sudah terang. Jacob menoleh menatap Sienna sekilas, lalu mengatakan sesuatu. Entah mau pergi menghadiri rapat atau ke mana, pokoknya Sienna tidak mendengar dengan jelas. Jacob membuang kemeja kusutnya ke tong sampah. Ketika berjalan masuk, dia sudah mengenakan kemeja yang rapi. Sepertinya, Sony yang mengantar kemeja itu kemari. Jacob turun ke parkiran mobil. Terlihat Sony yang sudah menunggu di sana. Sementara itu, Jacob tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia memerintah, "Pilihkan beberapa pasang heels ukuran 36."Sony tidak pernah memilih benda semacam ini. Lagi pula, dia juga tidak punya pacar. Apalagi, ada banyak model sepatu hak tinggi. Ada yang ujungnya datar, lancip, bertali, dan sebagainya. Dia melajukan mob
Darwo sudah tahu Jacob berhubungan dengan wanita lain lagi. Akan tetapi, dia hanya menghukum Jacob untuk berlutut semalaman. Ketika pertama kali mengetahui Jacob berselingkuh, Darwo menghukumnya dengan aturan keluarga. Menurutnya, hukuman berlutut benar-benar tidak efektif.Hal ini menunjukkan bahwa Darwo sudah melonggarkan hukumannya. Hanya saja, masih kurang satu peluang dan Jacob sedang menunggu peluang ini.....Di kediaman Keluarga Prawira, Elena sudah menggila semalaman. Selama marah, dia hampir tidak bicara sepatah kata pun. Dia bahkan mengira dirinya sudah bisu. Sementara itu, Ivanka terus mengetuk pintu kamar Elena dengan cemas. Dia membujuk, "Elena, kalau ada masalah, kita bisa bicarakan sama-sama."Saat ini, bibir Elena tampak pucat dan air matanya terus mengalir. Dia merasa sangat memalukan. Semua rasa malu yang dirasakan olehnya dulu tidak seburuk saat dirinya mengetahui bahwa Sienna ternyata adalah Penny. Elena mengira dirinya lebih unggul, tetapi kenyataannya adalah diri
Suasana seperti ini sangat membingungkan. Jelas-jelas jantungnya berdebar karena dikejar orang, bukan karena Jacob. Sienna memejamkan matanya untuk menenangkan suasana hatinya sejenak. Kemudian, dia meraih pistol yang sudah dirakit dan langsung menembak mobil terakhir. Mobil tersebut tiba-tiba kehilangan keseimbangan di jalan raya dan mengeluarkan percikan api. Jacob menoleh sembari bertanya, "Tembakanmu tepat sasaran juga. Kamu sudah belajar berapa tahun?"Sienna mengedip-ngedipkan mata, lalu menjawab, "Satu tahun."Satu tahun saja sudah sehebat ini? Jacob meraih tangan Sienna dan memeriksanya sekilas. Tangannya sangat lembut, putih, dan tidak ada kulit yang menebal. Sepertinya, yang dikatakan Sienna benar, dia baru belajar selama 1 tahun. Bagaimanapun, kulit tangan orang yang menggunakan pistol selama bertahun-tahun pasti akan menebal. Jacob menutup jendela mobil. Ketika hendak berbicara, tiba-tiba ada suara yang keras dari depan. Mobil yang mereka tumpangi pun berbelok tajam."Son