Keesokan harinya. Setelah membereskan dokumen Grup Winata, Sienna mendapatkan panggilan dari Jack. Jack mengajaknya bertemu di kafe kelas atas. Sebelum pergi, Sienna tidak lupa mendesak orang-orang di pengadilan. JIka tidak segera membayar ganti rugi, Raina harus menghadap pengadilan. Sienna benar-benar tidak akan melepaskan Raina tentang masalah lukisan itu. Setelah urusannya selesai, Sienna pun pergi ke kafe. Jack mengenakan pakaian yang rapi. Terlihat jelas bahwa dia berdandan dengan sungguh-sungguh. Begitu melihat Sienna, Jack segera berdiri dan menyapa, "Penny."Sienna menganggukkan kepalanya. Sebelum sempat berbicara, Jack berkata, "Aku bersedia kalau kamu orangnya." Jack bukan pria yang suka memaksakan kehendak. Dia adalah pria yang lembut. Kelembutan ini seketika mengingatkan Sienna pada seseorang. Bak kembali ke masa lalu, Sienna sedikit tertegun saat Jack tidak sengaja mengucapkan hal yang sama dengan orang itu. "Sejak pertama kali melihatmu, aku langsung merasa kamu orang
Fiona buru-buru meminta maaf kepada Sienna dengan berkata, "Maaf, aku nggak mengenalimu tadi. Aku harap jangan ada yang tersinggung karena sikapku. Hari ini, aku yang akan traktir." Sembari tersenyum, Fiona mempersilakan Jacob sembari berucap, "Pak Jacob, bagaimana kalau kita berdiskusi di sana?"Tujuan Fiona mengajak Jacob bertemu hari ini adalah untuk membahas kerja sama antara kedua perusahaan. Saat ini, Grup Yuwono ingin terjun ke industri film dan televisi. Akan tetapi, hanya menginvestasikan satu naskah saja tentu tidak cukup.Setelah Fiona melontarkan kata-kata itu, Jacob hanya diam saja. Pria itu malah menatap ke arah Sienna. Kemarin dengan Mike dan hari ini Jack. Sebenarnya, berapa banyak pria yang ingin digoda Penny? Tak lama kemudian, tatapan Jacob pun menjadi suram, lalu dia berkata, "Nanti, kamu ikut denganku."Sienna mengernyit, lalu membalas dengan nada tak acuh, "Aku punya urusan nanti."Aura Jacob menjadi makin dingin. Berhubung Fiona masih ada di sini, dia tidak nyama
Sienna berucap, "Nyonya Tua, kamu seharusnya nggak ingin melihatku, 'kan? Kalau begitu, aku pamit dulu."Di sisi lain, Raina sudah begitu emosi hingga hampir pingsan. Dia menunjuk Sienna dengan jari yang gemetar sembari berkata, "Ka ... kamu ...."Sayangnya, Sienna telah pergi jauh. Setelah itu, Raina lagi-lagi dilarikan ke rumah sakit. Ketika Sienna mengemudi untuk meninggalkan rumah Keluarga Yuwono, dia merasa sangat lega saat melihat cek yang baru didapatkannya. Meskipun lehernya masih terasa sakit, dia sama sekali tidak peduli.Tak lama kemudian, Sienna pergi ke pasar barang mewah bekas. Begitu manajer toko melihat gelang Sienna, dia tak kuasa mengangkat kacamatanya beberapa kali, lalu bertanya dengan nada yang sangat ragu, "Apa kamu yakin ingin menjual barang ini?"Sienna tampak mengangguk. Manajer itu buru-buru mengelap keringat di dahinya sembari berkata, "Nona, barang ini lumayan mahal. Bos kami kebetulan datang hari ini. Aku akan menanyakan kepadanya dulu. Silakan menunggu seb
Jacob diam-diam merasa gembira. Akan tetapi, emosinya selalu tersembunyi dengan baik. Pria itu masuk ke dalam mobil tanpa berbicara apa pun. Ketika mobilnya melewati pusat perbelanjaan barang mewah, Jacob menggerakkan alisnya sambil berkata, "Berhenti."Sony bergegas menghentikan mobil. Dia yang kebingungan pun bertanya, "Kenapa, Pak?""Temani aku untuk pilih hadiah," jawab Jacob.Lantaran Penny menyukai gelang, wanita itu mungkin juga menyukai benda lain. Dia telah mempertimbangkan kata-kata Wiandro terakhir kali. Wanita memang harus dimanja. Pokoknya, Jacob harus membuatnya tahu bahwa berpacaran dengan Mike tidak akan mendapatkan keuntungan apa pun. Namun, situasinya berbeda jika wanita itu menjalin hubungan dengannya.Sebenarnya, Jacob sendiri tidak sepenuhnya mengerti kenapa dia berpikir seperti ini. Logikanya, dia seharusnya merasa jijik terhadap Penny. Dia adalah wanita yang tidak setia dan labil. Akan tetapi, Jacob malah berharap dia dapat meninggalkan Mike. Dia berharap bahwa P
Lantaran situasinya sudah seperti ini, Jack tidak dapat mengubahnya lagi. Tetap tinggal di sini hanya akan membuatnya makin terhina. Jack mengambil kontrak yang ada di lantai, lalu berbalik dengan kepala tertunduk dan meninggalkan kantor presdir. Sementara itu, si presdir malah menelepon Fiona di hadapannya untuk mengucapkan selamat, tanpa rasa bersalah.Begitu keluar dari kantor, Jack pun melihat sekeliling. Ada banyak staf baru di perusahaan, termasuk beberapa artis top. Belakangan ini, popularitas Jack melonjak sehingga semua orang bersikap ramah padanya. Akan tetapi, begitu masuk ke kantor presdir, Jack sama sekali tidak dihargai. Saat ini, dia bahkan harus menghadapi Fiona.Ketika teringat dengan tindakan kejam wanita itu, Jack merasa ngeri. Namun, dia tidak dapat mengubah apa pun. Kontrak memang mengikat takdir dari para artis.Sorot mata Jack memancarkan keputusasaan. Setelah naik mobil, dia bahkan berpikir untuk bunuh diri dan mengungkap semua kejahatan yang telah dilakukan Fio
Wiandro tampak mengernyit, lalu berkata dengan gembira, "Oke. Karena kamu berinvestasi 300 miliar, aku akan membiarkan Jack yang menjadi pemeran utama pria. Tapi, apa kamu sanggup mengeluarkan uang sebanyak itu?"Sienna segera mengangguk sambil menjawab, "Selama Pak Wiandro setuju, aku akan mentransfer uangnya besok.""Apa kamu menyukai Jack?" tanya Wiandro yang penasaran.Namun, Sienna malah menjawab, "Aku hanya mengaguminya."Wiandro merasa bahwa situasinya menjadi menarik. Dia paling suka melihat drama cinta segitiga seperti ini."Oke, aku setuju. Tolong transfer uangnya ke rekeningku sebelum pukul 09.00 besok. Begitu uangnya masuk, aku akan segera menghubungi Jack dan membiarkannya menjadi pemeran utama pria," janji Wiandro.Saat ini, Sienna terlihat gembira. Dia pun berkata sambil tersenyum, "Terima kasih, Pak Wiandro. Bagaimana kalau aku mentraktirmu makan?"Namun, Wiandro malah bersandar ke belakang sembari menolak, "Nggak usah, kamu bisa pergi sekarang. Aku masih harus melanjut
Begitu membaca pesan tersebut, tubuh Sienna langsung menegang. Naluri memberitahunya untuk tidak pergi ke sana. Namun, dia juga berharap dapat segera melunasi utangnya. Dengan begitu, hubungan mereka akan segera berakhir. Sienna berencana untuk mengelola Grup Winata dengan baik dan memanfaatkan uang yang dimilikinya untuk berinvestasi. Setelah bercerai nantinya, Sienna akan memiliki jalan keluar untuk bertahan hidup.Selain itu, Sienna juga agak takut dengan cara Jacob melepaskan gairah. Begitu pria itu memutuskan untuk menyiksanya, tubuhnya benar-benar seperti akan hancur. Akan tetapi, dia tidak punya pilihan selain mengemudi ke hotel. Begitu masuk ke lobi, dia bertemu dengan Sony di lantai pertama.Sony yang melihatnya segera mengingatkan dengan baik hati, "Nona Penny, Pak Jacob lagi emosi malam ini. Sebaiknya kamu bersikap lebih ramah."Ketika mendengar bahwa Jacob sedang emosi, dia jadi tidak ingin naik. Pria itu akan sepenuhnya lupa diri ketika sedang marah. Sifat kejam dan biada
Jacob benar-benar merasa tidak nyaman. Dia menunduk untuk meraih dagu Sienna, lalu memaksa wanita itu untuk mendongak dan menatapnya. Segera setelah itu, Jacob bertanya, "Kenapa kamu menangis?"Sienna memejamkan matanya sambil menggertakkan gigi. Dia menunjukkan sikap menolak secara diam-diam. Mungkin karena agak kurusan, pipi Sienna terlihat agak ramping sekarang. Wajah wanita itu memang sudah kecil. Kini, ketika Jacob mengerahkan sedikit kekuatan, dagu wanita itu seolah-olah akan patah.Jacob pun menarik tangannya kembali. Saat ini, entah kenapa dia tiba-tiba merasa simpati. Progres hubungan Jacob selalu lambat biasanya. Apalagi, dia juga pernah berpacaran dengan Elena. Dia merasa bahwa emosi ini sangat berbeda sewaktu dia pacaran sebelumnya. Apakah ini amarah atau yang lainnya?Yang pasti, Jacob belum pernah merasakannya dari orang lain. Hal ini membuat aksinya menjadi makin ganas. Sementara itu, Sienna memang tipe orang yang akan bersikap keras kepala di momen tertentu. Ketika Jaco