Akan tetapi, Sienna hanya merasa menyesal sebentar dan segera mendapatkan ketenangannya kembali. Yang paling penting sekarang adalah masalah keluarga pamannya. Selain itu, memang benar bahwa hubungan antara dia dan Jacob adalah hubungan biasa sebagai atasan dan karyawan, jadi Sienna juga tidak salah.Ketika kembali ke rumah pamannya, Robert dan Berta masih duduk di dalam rumah dengan ekspresi yang murung. Sementara itu, Juliana sudah kembali sekarang. Saat mendengar bahwa Nelson akan dipenjara, dia langsung mulai memaki."Entah dosa apa yang telah kuperbuat, kenapa aku harus menikah dengan sampah seperti dia. Aku nggak bisa melanjutkan hidup seperti ini! Berikan aku uang kompensasi 1 miliar, aku ingin bercerai!" seru Juliana yang berkacak pinggang.Wanita itu bahkan menunjukkan sikap yang angkuh di depan mertuanya. Jari tangannya sudah hampir menyentuh wajah Robert dan Berta. Juliana melanjutkan, "Yang tua nggak berguna, yang muda juga nggak berguna, tapi beraninya dia berkelahi dengan
Sienna mengusulkan, "Paman, Bibi, sebaiknya kita menjemput Nelson dulu, lalu biarkan dia pergi ke rumah sakit untuk meminta maaf." Berta buru-buru mengangguk sambil berkata, "Baiklah, ayo kita pergi sekarang."Robert dan Berta bersiap untuk pergi, lalu bertanya kepada Juliana, "Juliana, apa kamu ingin ikut bersama kami?" Juliana memutar matanya sembari mendengus dingin, lalu menjawab, "Aku nggak peduli dengan sampah itu."Raut wajah Berta terlihat kesal, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Sienna sangat kesal mendengar perkataannya, tapi apa yang bisa dia lakukan? Bagaimanapun, ini adalah urusan keluarga mereka.Sienna pun pergi ke kantor polisi bersama paman dan bibinya. Sebelum masuk, suara ratapan Nelson sudah terdengar dari dalam.Berta sangat cemas ketika memasuki kantor polisi. Begitu masuk dengan suaminya, dia mendapati putranya yang penuh dengan memar. Sepertinya Nelson telah dihajar oleh beberapa preman dalam perjalanan ke kantor polisi. Wajahnya sudah tidak bisa dikenali lag
"Sienna, bagaimanapun Nelson adalah kakak sepupumu. Tolong bersikap lebih lembut, Bibi mohon padamu," mohon Berta dengan ekspresi malu dan bibir gemetar.Robert masih diam dan hanya berlutut di sana. Dalam banyak keluarga, peran seorang ayah adalah peran yang jarang berbicara. Nelson sendiri terguncang oleh tamparan tersebut. Kini, mulutnya sudah penuh dengan darah. Dia mencoba berbicara, tetapi malah memuntahkan satu gigi yang bercampur darah.Sienna menarik kembali tangannya, lalu melanjutkan, "Kalau kamu punya keberanian untuk menghadapinya sejak awal dan meminta cerai dari Juliana, kamu nggak akan kabur dengan membawa pergi uang ayahku. Ayahku juga nggak akan membenci keluarga kalian. Paman dan bibi juga nggak perlu merasa malu di hadapan ayahku.""Tapi, kamu malah kabur. Kamu hidup nyaman dengan uang 2 miliar di luar sana, lalu membiarkan orang tuamu dijadikan sasaran pelampiasan emosi dan budak oleh Juliana. Apa gunanya memiliki anak sepertimu? Nelson, di mana letak tanggung jawa
Ekspresi Nelson membeku tidak percaya.Juliana mencibir dan berkata, "Kamu lupa? Kamu mabuk pada malam pertama saat kamu kembali, lalu kita tidur bersama. Kalau aku mengandung anak laki-laki, keluargamu akan sangat kehilangan."Nelson mengingat malam itu, jadi dia pun ragu-ragu sekarang. Jika dia menceraikan Juliana, dia mungkin tidak bisa menikah lagi di masa depan. Jika tidak ada yang mau melahirkan anak untuknya, Keluarga Luando akan berakhir di generasinya.Kini, Juliana sedang mengandung anaknya. Jika anaknya lahir dengan selamat, ini bisa dianggap sebagai bentuk bakti Nelson pada orang tuanya. Bagaimanapun, salah satu tabu terbesar bagi seorang anak adalah tidak memberikan keturunan pada keluarganya.Saat Sienna melihat ketiga anggota Keluarga Luando ragu-ragu, dia merasakan amarahnya melonjak lagi. "Paman, Bibi, kalian yakin ingin Juliana tetap tinggal?" ujar Sienna.Nelson sendiri juga sudah lama tahu bahwa Juliana sering berselingkuh. Siapa yang bisa memastikan sosok ayah dari
Ekspresi Jacob tetap datar dan alisnya berkerut, tetapi karena pada dasarnya wajahnya sudah tampan, dia tetap terlihat menggoda. Jantung Liora berdebar kencang dan pipinya memerah kala melihat sosok Jacob.Namun, Jacob justru berkata, "Aku akan meminta Sony untuk mengantarmu pergi."Ekspresi Liora tiba-tiba berubah muram dan matanya langsung memerah. "Jangan kira aku nggak tahu. Waktu makan tadi, kamu pergi ke kamar mandi untuk menemui Penny," ujar Liora.Ketika Jacob meninggalkan meja, Liora mengikutinya, lalu melihat Jacob dan Penny berdiri di depan pintu kamar mandi. Dilihat dari atmosfernya, pasti ada sesuatu di antara mereka. Setelah Jacob kembali ke meja makan, aura pria itu makin dingin. Ekspresi Jacob juga makin masam setelah dia mendengar panggilan telepon Penny.Liora agak curiga, tetapi memangnya apa yang bisa terjadi di antara Jacob dan Penny?"Jadi?" kata Jacob yang berdiri di depan pintu dengan dingin.Liora menggigit bibirnya, sedikit tidak yakin dengan sikap Jacob. Kemu
Mengira Jacob sudah setuju, Robbin buru-buru mendatangi Sienna lagi. Akan tetapi, Sienna memalingkan wajah dan berkata, "Makasih, Paman Robbin, tapi truk derek akan segera tiba. Aku tunggu truk derek saja. Lagian, aku harus ikut ke bengkel. Setelah mobilku diperbaiki, aku akan kembali ke ibu kota hari ini."Tadinya, Robbin ingin menyuruh Sienna menghangatkan diri di mobil Jacob karena melihatnya kedinginan. Namun, setelah mendengar Sienna berkata begitu, dia juga tidak memaksanya.Butuh 20 menit bagi truk derek terdekat untuk tiba ke sana. Sienna yang terus menunggu di luar tidak bisa menahan bersin. Robbin pergi menjelaskan keadaan kepada para pemimpin lainnya, lalu menyampaikannya pada Jacob lagi. Sebagai tanggapan, Jacob hanya menutup jendela mobil dengan acuh tak acuh.Dua puluh menit kemudian, truk derek tiba. Sienna langsung naik ke truk derek itu dan ikut membawa mobilnya ke bengkel. Ini pertama kalinya Sienna naik truk derek, karakter pengemudinya juga menarik. Saat Sienna meli
Ketika Susan dan Santo mendengar makian Harris, keduanya sontak tercengang. Kemudian, binar kejam muncul di mata Santo.Susan yang ketakutan membungkus dirinya dengan selimut dan segera turun dari tempat tidur. "Suamiku, ke ... kenapa kamu sudah kembali?" tanya Susan.Tangan Harris gemetar dan dia tidak mampu menggambarkan syok yang dia rasakan saat ini. Rasionalitasnya runtuh, tidak memungkinkannya untuk berpikir. Pada akhirnya, bola matanya berputar ke atas, lalu dia pun jatuh pingsan. Bruk! Tubuh Harris ambruk ke lantai.Susan ketakutan setengah mati. Dia mencengkeram Santo dengan jari gemetar seraya berkata, "Gimana ini? Dia tahu tentang kita sekarang. Setelah dia bangun, kita pasti akan diusir!"Santo mulai mengenakan celananya, lalu mengambil kacamata di samping dan memakainya dengan tenang. "Kalau gitu, kita buat orang ini nggak bisa bangun," kata Santo.Susan membeku dan menatapnya dengan tidak percaya. "Apa maksudmu?" tanya Susan."Kita nggak bisa membiarkan dia hidup. Kalau n
Pada pukul 03.00, Sienna menerima telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa Harris jatuh dari tangga dan tengah diselamatkan.Rasa lelah Sienna hilang seketika. Dia buru-buru memakai mantelnya dengan ekspresi serius. Dokter menelepon Sienna karena dia pernah berbincang dengan dokter ayahnya saat ke rumah sakit tempo hari.Ketika Sienna sampai rumah sakit, dia melihat Susan duduk sendirian di koridor. Namun, wanita itu sama sekali tidak terlihat khawatir.Apakah ini ilusi? Saat Susan melihat Sienna, matanya langsung terbelalak. Mengapa Sienna ada di sini?Sienna menghampiri Susan dan berkata dengan nada dingin, "Bukannya aku sudah mengantar ayahku ke rumah sakit sebelum aku pergi ke Kabupaten Armana? Kamu seharusnya tahu kalau dia menderita kanker hati. Seharusnya kamu membiarkan dia beristirahat di rumah sakit selama beberapa hari. Kenapa kamu membiarkan dia kembali?"Susan sangat gelisah, tetapi saat mengingat kata-kata Santo, dia membalas dengan galak, "Kamu menuduhku? Kamu tahu