Ketika Sienna turun ke lantai bawah, tidak terlihat siapa pun di ruang tamu. Dia telah membuat janji dengan perusahaan dekorasi pukul 19.00 malam ini. Jadi, begitu mengambil tas, dia langsung keluar tanpa memperhatikan hadiah-hadiah yang diletakkan di meja kecil.Sementara itu, Rina sedang menginstruksi pelayan untuk memasak makan malam yang bergizi. Dia pun tidak tahu bahwa Sienna sudah pergi.Tidak ada banyak pelayan di Vila Cahwana sehingga Sienna jarang melihat pelayan lainnya. Selain Rina yang sering muncul di hadapannya, Sienna hampir tidak pernah mengobrol dengan yang lain.Sienna juga telah memberi tahu Darwo bahwa dia menyukai ketenangan. Jadi, Darwo telah berpesan agar tidak mengutus terlalu banyak pelayan kemari.Begitu Jacob tiba di Vila Cahwana dan hendak turun dari mobil, Darwo tiba-tiba meneleponnya. Jacob mempertimbangkan kesehatan Darwo sehingga tidak menentang saat didesak. Dia melaporkan, "Kakek, aku sudah sampai di Vila Cahwana."Darwo akhirnya merasa lega. Ayah Sie
Wanita ini sudah sering mengecewakannya. Jelas-jelas makan malam sudah selesai dimasak, tetapi dia masih tidur di atas dan membiarkan semua orang menunggunya. Padahal, wanita ini hidup hanya dengan mengandalkan Keluarga Yuwono. Ini adalah kesan Jacob terhadap Sienna selama ini."Makan saja, nggak usah menunggunya lagi," ujar Jacob dengan nada datar sambil berdiri dan berjalan ke meja makan.Rina bersikap makin hati-hati saat melihatnya. Dia bisa merasakan bahwa majikannya ini sedang marah. Kemudian, dia menghela napas karena memikirkan hubungan Jacob dan Sienna yang menjadi makin buruk.Namun, raut wajah Sienna memang terlihat sangat buruk sebelum naik ke kamar. Kali ini, dia mungkin memang tidak mendengar suara ketukan pintu.Awalnya, Rina ingin membela Sienna supaya kesannya tidak begitu buruk di mata Jacob. Namun, Jacob sudah menyela duluan, "Aku nggak ingin mendengar apa pun tentangnya."Tatapan Jacob terlihat dingin dan menahan emosi. Perkataan ini langsung membuat Rina diam serib
Punggung Sienna seketika menegang. Awalnya, dia ingin menggunakan senter di ponselnya untuk menerangi lantai dan memungut pecahan mangkuk. Begitu mendengar suara Jacob, dia malah tidak tahu harus berbuat apa untuk sesaat.Jacob memegang sebuah gelas. Sepertinya, dia bekerja di kamarnya sehingga turun untuk minum kopi. Lantaran gelap gulita, dia hanya bisa samar-samar melihat sebuah sosok. Dia bahkan mengira bahwa sosok itu adalah pelayan vila."Di mana mesin kopinya?" tanya Jacob dengan nada datar. Dia bisa mencium aroma kopi. Sebelum naik ke lantai atas, Rina sudah memberitahunya bahwa lantai bawah selalu tersedia kopi. Jacob tentu membutuhkan kopi karena bekerja lembur.Dapur sangat luas. Mesin kopi berada tidak jauh dari Sienna, tetapi dia tidak berani berbicara. Di sisi lain, Jacob sudah mencium aroma kopi sehingga dia berjalan ke arah dapur. Tanpa melihat sosok yang membelakanginya itu, dia meletakkan cangkir di bawah mesin tersebut.Mesin kopi ini memiliki fungsi mempertahankan p
Ponsel ada di dalam kantong celana Sienna. Entah siapa yang meneleponnya. Meskipun dia sudah mematikannya, orang itu masih terus meneleponnya. Mungkin, dia memang sial hari ini.Nada dering masih terus terdengar, seolah-olah orang itu akan terus menelepon kalau Sienna tidak menjawab panggilannya.Sienna merasa sangat tidak berdaya. Dia mulai memikirkan cara untuk menjelaskan setelah wajahnya terlihat oleh Jacob. Dia tidak ingin Jacob memasukkannya ke daftar hitam.Pada larut malam ini, hanya terdengar gemuruh dan hujan dari luar, begitu juga dengan nada dering ponsel.Sienna menunduk, lalu hendak mengeluarkan ponselnya sembari berkata, "Tuan, sebenarnya aku ...."Sebelum selesai berbicara, petir menyambar lagi di luar. Namun, tidak ada kilat sehingga seisi rumah masih gelap gulita.Suara petir yang mendadak itu pun membuat Jacob tidak bisa mendengar suara Sienna yang normal. Jika tidak, dia pasti sudah tahu bahwa wanita ini adalah desainer yang dipekerjakannya. Jadi, yang bisa didengar
Lantaran Yuliana tidak menyebutkan nama, Sienna menganggap wanita ini bukan membicarakannya. Dia langsung berjalan melewati Yuliana.Yuliana mengira dia sudah berbicara cukup jelas, tetapi malah diabaikan begitu saja oleh Sienna? Dasar jalang!Yuliana bergegas berjalan ke depan, tetapi melihat Sienna sudah mengetuk pintu ruang kantor Jacob. Saat berikutnya, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Sienna berjalan masuk, sedangkan Yuliana yang hendak memaki segera menyerbu ke pintu. Lantaran terlalu cepat, hidungnya hampir menabrak pintu. Dia terkejut hingga buru-buru mundur, lalu akhirnya berhasil berdiri dengan stabil.Yuliana menggertakkan giginya dengan kesal. Dia menatap pintu ruang kantor tersebut lekat-lekat, lalu tersenyum sinis. Sepertinya, dia harus menelepon kakak sepupunya lagi.Yuliana berjalan ke suatu sudut untuk menghubungi nomor Elena. Elena menjawab panggilan tersebut dengan sangat cepat. Dia bertanya dengan lembut, "Yuliana, kenapa? Jacob menyulitkanmu, ya?""Kak, desaine
Jacob menundukkan kepalanya tanpa menatap Sienna. Namun, dia bisa melihat Sienna mengambil dokumen di atas meja dan merapikannya satu per satu.Di luar, terdengar suara Yuliana. "Tuan Jacob.""Masuk," ujar Jacob.Jacob pun mengalihkan pandangannya, lalu fokus menatap layar komputer.Yuliana melirik Sienna sekilas. Dia menyunggingkan senyuman sembari berjalan masuk. Kemudian, dia melapor, "Tadi, Kak Elena meneleponku. Katanya, dia membeli hadiah untukmu dan menyuruh kurir segera mengirimkannya kemari. Tuan Jacob, ini hadiahnya."Supaya bisa membuat Sienna jengkel, Yuliana sengaja membuka hadiah tersebut di depannya. Setelah itu, dia meneruskan, "Kak Elena menanyakan pendapatmu. Kalau nggak suka, kurir masih ada di bawah untuk menunggu. Kita masih bisa mengganti modelnya."Hanya dengan melirik sekilas, Sienna sudah melihatnya dengan jelas. Model manset itu sama dengan yang dibelikannya.Ketika membeli manset waktu itu, Sienna merasa sangat bersalah sehingga menghabiskan waktu lama untuk
Telapak tangan Jacob terluka karena Sienna sebelumnya. Sebelum bekas lukanya pulih, Jacob lagi-lagi menyelamatkannya dari para penculik. Selain itu, Jacob beberapa kali terkena masalah juga karena Sienna. Namun, dia sama sekali tidak bersikap perhitungan dengan Sienna.Lantas, bukankah wajar jika Sienna memasak untuknya? Mengapa wanita ini malah berekspresi seperti sangat lega?Sorot mata Jacob seketika menjadi dingin. Sienna tidak melihatnya. Setelah mengambil dokumen, dia langsung berjalan ke luar.Yuliana tentu tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Dia buru-buru mengikuti Sienna keluar.Begitu pintu ditutup, Yuliana langsung memasang ekspresi sombong sambil menghina, "Kali ini, kamu sudah menyerah, 'kan? Kak Elena dan Kak Jacob saling mencintai, nggak mungkin ada orang yang bisa memisahkan mereka."Sienna merasa tingkah Yuliana sangat lucu. Dia menunggu lift sembari menyaksikan Yuliana bertingkah konyol.Yuliana pun tidak tahan melihat sikap angkuh Sienna ini. Wanita ini jelas
Yuliana benar-benar merasa enggan. Hubungannya dengan Elena sangat baik. Setelah dibantu oleh Elena untuk masuk ke Grup Yuwono, karier Yuliana berkembang pesat karena hubungan Elena dengan Jacob.Namun, sejak kemunculan Sienna, Yuliana diceramahi oleh Jacob sehingga tidak berani memanggilnya dengan begitu akrab lagi. Setelah itu, Jacob juga sempat memberinya pelajaran sekali. Padahal, Jacob tidak pernah bersikap seperti ini kepadanya dulu.Mata Yuliana seketika memerah. Meskipun tidak membesar-besarkan masalah, tingkahnya yang seperti ini sudah cukup untuk membuat orang mencurigai Sienna. Ditambah lagi dia tidak mengiakan ucapan Sienna, suasana pun menjadi makin tegang.Para petinggi menatap Sienna. Bagaimanapun, Sienna bukan orang yang memiliki latar belakang kuat. Meskipun cukup terkenal, para petinggi ini juga bukan klien Sienna sehingga semua orang merasa asing terhadapnya.Namun, hal ini berbeda untuk Yuliana. Dia adalah adik sepupu Elena, apalagi Elena akan menjadi istri Jacob na
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg