Ketika pertama kali bertemu dengan Yasmin, Sienna sudah tahu bahwa Yasmin adalah wanita yang berpendidikan. Apalagi, Yasmin sangat lembut saat berbicara.Jimmy mengatakan bahwa ibunya sangat galak, tetapi Sienna sangat iri padanya. Selain ibunya sendiri, Yasmin adalah wanita paling bermartabat yang pernah ditemui olehnya.Setelah dirinya hampir dilecehkan dan berada di rumah sakit sendirian hingga sekarang, hati Sienna menjadi sangat lemah sekarang.Malam yang lembap, pipi yang sakit, juga rasa tidak nyaman akibat efek obat. Semua ini membuatnya merasa sangat sedih.Sienna bahkan memimpikan ibunya kemarin malam, tetapi mimpinya terlalu singkat. Bagaimanapun, ibunya sudah lama meninggal sehingga dia telah melupakan kehangatan seorang ibu. Kini, Yasmin yang memberinya kehangatan itu."Penny?" panggil Yasmin saat melihat Sienna termenung. Dia mengira Sienna sedang sedih. Kemudian, dia meneruskan, "Setiap keluarga memiliki masalah sendiri. Aku nggak akan pergi kalau kamu nggak setuju aku m
Ketika Sienna turun ke lantai bawah, tidak terlihat siapa pun di ruang tamu. Dia telah membuat janji dengan perusahaan dekorasi pukul 19.00 malam ini. Jadi, begitu mengambil tas, dia langsung keluar tanpa memperhatikan hadiah-hadiah yang diletakkan di meja kecil.Sementara itu, Rina sedang menginstruksi pelayan untuk memasak makan malam yang bergizi. Dia pun tidak tahu bahwa Sienna sudah pergi.Tidak ada banyak pelayan di Vila Cahwana sehingga Sienna jarang melihat pelayan lainnya. Selain Rina yang sering muncul di hadapannya, Sienna hampir tidak pernah mengobrol dengan yang lain.Sienna juga telah memberi tahu Darwo bahwa dia menyukai ketenangan. Jadi, Darwo telah berpesan agar tidak mengutus terlalu banyak pelayan kemari.Begitu Jacob tiba di Vila Cahwana dan hendak turun dari mobil, Darwo tiba-tiba meneleponnya. Jacob mempertimbangkan kesehatan Darwo sehingga tidak menentang saat didesak. Dia melaporkan, "Kakek, aku sudah sampai di Vila Cahwana."Darwo akhirnya merasa lega. Ayah Sie
Wanita ini sudah sering mengecewakannya. Jelas-jelas makan malam sudah selesai dimasak, tetapi dia masih tidur di atas dan membiarkan semua orang menunggunya. Padahal, wanita ini hidup hanya dengan mengandalkan Keluarga Yuwono. Ini adalah kesan Jacob terhadap Sienna selama ini."Makan saja, nggak usah menunggunya lagi," ujar Jacob dengan nada datar sambil berdiri dan berjalan ke meja makan.Rina bersikap makin hati-hati saat melihatnya. Dia bisa merasakan bahwa majikannya ini sedang marah. Kemudian, dia menghela napas karena memikirkan hubungan Jacob dan Sienna yang menjadi makin buruk.Namun, raut wajah Sienna memang terlihat sangat buruk sebelum naik ke kamar. Kali ini, dia mungkin memang tidak mendengar suara ketukan pintu.Awalnya, Rina ingin membela Sienna supaya kesannya tidak begitu buruk di mata Jacob. Namun, Jacob sudah menyela duluan, "Aku nggak ingin mendengar apa pun tentangnya."Tatapan Jacob terlihat dingin dan menahan emosi. Perkataan ini langsung membuat Rina diam serib
Punggung Sienna seketika menegang. Awalnya, dia ingin menggunakan senter di ponselnya untuk menerangi lantai dan memungut pecahan mangkuk. Begitu mendengar suara Jacob, dia malah tidak tahu harus berbuat apa untuk sesaat.Jacob memegang sebuah gelas. Sepertinya, dia bekerja di kamarnya sehingga turun untuk minum kopi. Lantaran gelap gulita, dia hanya bisa samar-samar melihat sebuah sosok. Dia bahkan mengira bahwa sosok itu adalah pelayan vila."Di mana mesin kopinya?" tanya Jacob dengan nada datar. Dia bisa mencium aroma kopi. Sebelum naik ke lantai atas, Rina sudah memberitahunya bahwa lantai bawah selalu tersedia kopi. Jacob tentu membutuhkan kopi karena bekerja lembur.Dapur sangat luas. Mesin kopi berada tidak jauh dari Sienna, tetapi dia tidak berani berbicara. Di sisi lain, Jacob sudah mencium aroma kopi sehingga dia berjalan ke arah dapur. Tanpa melihat sosok yang membelakanginya itu, dia meletakkan cangkir di bawah mesin tersebut.Mesin kopi ini memiliki fungsi mempertahankan p
Ponsel ada di dalam kantong celana Sienna. Entah siapa yang meneleponnya. Meskipun dia sudah mematikannya, orang itu masih terus meneleponnya. Mungkin, dia memang sial hari ini.Nada dering masih terus terdengar, seolah-olah orang itu akan terus menelepon kalau Sienna tidak menjawab panggilannya.Sienna merasa sangat tidak berdaya. Dia mulai memikirkan cara untuk menjelaskan setelah wajahnya terlihat oleh Jacob. Dia tidak ingin Jacob memasukkannya ke daftar hitam.Pada larut malam ini, hanya terdengar gemuruh dan hujan dari luar, begitu juga dengan nada dering ponsel.Sienna menunduk, lalu hendak mengeluarkan ponselnya sembari berkata, "Tuan, sebenarnya aku ...."Sebelum selesai berbicara, petir menyambar lagi di luar. Namun, tidak ada kilat sehingga seisi rumah masih gelap gulita.Suara petir yang mendadak itu pun membuat Jacob tidak bisa mendengar suara Sienna yang normal. Jika tidak, dia pasti sudah tahu bahwa wanita ini adalah desainer yang dipekerjakannya. Jadi, yang bisa didengar
Lantaran Yuliana tidak menyebutkan nama, Sienna menganggap wanita ini bukan membicarakannya. Dia langsung berjalan melewati Yuliana.Yuliana mengira dia sudah berbicara cukup jelas, tetapi malah diabaikan begitu saja oleh Sienna? Dasar jalang!Yuliana bergegas berjalan ke depan, tetapi melihat Sienna sudah mengetuk pintu ruang kantor Jacob. Saat berikutnya, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Sienna berjalan masuk, sedangkan Yuliana yang hendak memaki segera menyerbu ke pintu. Lantaran terlalu cepat, hidungnya hampir menabrak pintu. Dia terkejut hingga buru-buru mundur, lalu akhirnya berhasil berdiri dengan stabil.Yuliana menggertakkan giginya dengan kesal. Dia menatap pintu ruang kantor tersebut lekat-lekat, lalu tersenyum sinis. Sepertinya, dia harus menelepon kakak sepupunya lagi.Yuliana berjalan ke suatu sudut untuk menghubungi nomor Elena. Elena menjawab panggilan tersebut dengan sangat cepat. Dia bertanya dengan lembut, "Yuliana, kenapa? Jacob menyulitkanmu, ya?""Kak, desaine
Jacob menundukkan kepalanya tanpa menatap Sienna. Namun, dia bisa melihat Sienna mengambil dokumen di atas meja dan merapikannya satu per satu.Di luar, terdengar suara Yuliana. "Tuan Jacob.""Masuk," ujar Jacob.Jacob pun mengalihkan pandangannya, lalu fokus menatap layar komputer.Yuliana melirik Sienna sekilas. Dia menyunggingkan senyuman sembari berjalan masuk. Kemudian, dia melapor, "Tadi, Kak Elena meneleponku. Katanya, dia membeli hadiah untukmu dan menyuruh kurir segera mengirimkannya kemari. Tuan Jacob, ini hadiahnya."Supaya bisa membuat Sienna jengkel, Yuliana sengaja membuka hadiah tersebut di depannya. Setelah itu, dia meneruskan, "Kak Elena menanyakan pendapatmu. Kalau nggak suka, kurir masih ada di bawah untuk menunggu. Kita masih bisa mengganti modelnya."Hanya dengan melirik sekilas, Sienna sudah melihatnya dengan jelas. Model manset itu sama dengan yang dibelikannya.Ketika membeli manset waktu itu, Sienna merasa sangat bersalah sehingga menghabiskan waktu lama untuk
Telapak tangan Jacob terluka karena Sienna sebelumnya. Sebelum bekas lukanya pulih, Jacob lagi-lagi menyelamatkannya dari para penculik. Selain itu, Jacob beberapa kali terkena masalah juga karena Sienna. Namun, dia sama sekali tidak bersikap perhitungan dengan Sienna.Lantas, bukankah wajar jika Sienna memasak untuknya? Mengapa wanita ini malah berekspresi seperti sangat lega?Sorot mata Jacob seketika menjadi dingin. Sienna tidak melihatnya. Setelah mengambil dokumen, dia langsung berjalan ke luar.Yuliana tentu tidak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Dia buru-buru mengikuti Sienna keluar.Begitu pintu ditutup, Yuliana langsung memasang ekspresi sombong sambil menghina, "Kali ini, kamu sudah menyerah, 'kan? Kak Elena dan Kak Jacob saling mencintai, nggak mungkin ada orang yang bisa memisahkan mereka."Sienna merasa tingkah Yuliana sangat lucu. Dia menunggu lift sembari menyaksikan Yuliana bertingkah konyol.Yuliana pun tidak tahan melihat sikap angkuh Sienna ini. Wanita ini jelas