Orang-orang merasa kebingungan, tetapi tidak ada yang berani bersuara lagi. Tidak ada yang memperhatikan bahwa pintu ruang privat terbuka sejak tadi.Selain itu, ada seorang petugas kebersihan yang terus menyimak pembicaraan di dalam sana. Dia mendengar jelas semuanya sejak anak-anak keluarga kaya itu berbicara lancang.Namun, karena tidak bisa melihat, petugas kebersihan itu hanya berulang kali mengepel lantai yang sama.Dulu tidak ada yang pernah bersikap seperti itu pada Jacob, tetapi sekarang semua mulai berubah. Jelas, status Jacob sudah menurun di mata semua orang. Setelah dilengserkan dari jabatannya, dia hanya akan diperlakukan dengan makin buruk.Tangan Jacob masih diperban. Dia memang tidak tertarik dengan pesta malam ini. Namun, Benny khawatir pria ini mati karena minum terlalu banyak sehingga membawanya kemari.Kini, Jacob pun tampak linglung hingga akhirnya melihat wanita yang terus mengepel di depan sana. Kalau tidak salah ingat, wanita itu sudah berada di sana sejak 10 m
Arlo segera melayangkan tendangan. Dia berteriak, "Setidaknya dia bakal hidup lebih lama dari Sienna! Sampai sekarang, kamu belum menemukan jasad Sienna, 'kan?"Begitu ucapan ini dilontarkan, suasana sontak menjadi sangat menegangkan. Jacob tiba-tiba menerjang ke depan dan memukul tubuh Arlo.Perkelahian dimulai. Vas di samping sampai jatuh dan hancur berkeping-keping. Penanggung jawab Klub Melasti tentu melihat semua ini. Dia bersembunyi di kejauhan dan tidak berani melerai.Siapa pun tahu bahwa kedua pria yang terlibat dalam perkelahian adalah Presdir Grup Yuwono dan pewaris Keluarga Shankar. Sementara itu, Jero syok melihat kejadian ini. Ini pertama kalinya dia menyaksikan Arlo berkelahi.Jika dibandingkan dengan Jacob yang tidak takut mati seperti binatang buas, Arlo yang berkarakter dewasa tentu terlihat lebih lemah dan menderita kerugian besar."Berhenti! Buset! Jacob, kamu kejam sekali!" Jero mencoba melerai, tetapi wajahnya malah ditinju oleh Jacob. Seketika, pipinya langsung l
Tiba-tiba, pintu bangsal diketuk oleh seseorang. Tampak Wind berjalan masuk. Lily pun merasa gusar melihatnya."Wind, sebenarnya kamu ke mana saja? Bukannya aku menyuruhmu mengawasi Sienna? Kamu membuatku kecewa! Aku bahkan nggak bisa mencarimu 2 hari ini! Kamu sudah lupa janjimu ya?" bentak Lily.Wind berdiri di depan ranjang dengan tatapan rumit. Seketika, Lily merasa gelisah melihatnya. Dia merasa tatapan Wind mengandung banyak makna tersembunyi."Wind?" panggil Lily dengan hati-hati. Saat berikutnya, Wind tiba-tiba menghampiri Lily, bahkan memegang wajahnya dan menciumnya.Lily terkesiap. Cedera di bahunya masih belum pulih sehingga dia tidak bisa mengangkat tangannya untuk mendorong Wind.Lily yang murka hendak menampar Wind, tetapi tidak sanggup melakukannya. Dia hanya bisa memelotot dengan murka sambil membatin, 'Besar sekali nyali bawahan rendahan ini! Aku adalah Tuan Putri Keluarga Shankar! Beraninya dia menciumku!'Lily bertekad akan memberi tahu kedua kakaknya tentang masala
"Pergi! Pergi! Aku Tuan Putri Keluarga Shankar! Kamu sudah ditipu oleh Sienna! Minggir!" pekik Lily.Wind hendak menggendong Lily. Lily mulai melawan sekuat tenaga sehingga menarik perhatian pengawal di depan pintu. Para pengawal mengenal Wind, tetapi mereka tidak tahu apa yang ingin dilakukannya.Wind merendahkan suaranya dan berbisik, "Nona, kamu ingin Arlo dan Jero tahu kamu bukan putri Keluarga Shankar ya? Mereka masih bersikap baik padamu pasti karena belum tahu kebenaran ini. Apa aku perlu memberi tahu mereka?"Sekujur tubuh Lily sontak menegang. Dia ingin berteriak bahwa dirinya adalah putri Keluarga Shankar yang terhormat, tetapi ada ketakutan besar di hatinya.Jauh di dalam lubuk hatinya, ada sebuah suara yang mengatakan bahwa Wind tidak berbohong. Memang benar bahwa ayahnya memperlakukannya dengan dingin belakangan ini. Omar bahkan tidak pernah meneleponnya selama dia masuk rumah sakit.Omar adalah pemegang kekuasaan terbesar di Keluarga Shankar. Apa mungkin dia sudah tahu ba
"Wind, apa kamu bisa merahasiakan hal ini dari semua orang? Aku benar-benar takut Kak Arlo nggak menyayangiku lagi dan Kak Jero membenciku. Huhuhu. Kalau sampai hal seperti ini terjadi, aku nggak ingin hidup lagi," pinta Lily.Wind merasa iba pada Lily. Dia memeluknya dengan lembut. Lily memegang kepang di bahu Wind sambil berkata, "Kamu masih ingat kepang ini? Aku yang menyuruhmu mempertahankan model rambut seperti ini. Soalnya memang cocok denganmu.""Nona, rupanya kamu masih ingat. Aku kira kamu sudah lupa," sahut Wind."Mana mungkin aku lupa. Aku ingat semua hal yang berkaitan denganmu," ucap Lily dengan tatapan tulus sambil bersandar di pelukan Wind.Mata Wind tampak berkaca-kaca. Dia merasa ini adalah momen terindah dalam hidupnya. Apalagi, Lily memohon, "Wind, aku mau kamu merawatku di rumah sakit untuk sementara waktu ini. Bisa nggak?""Setelah aku keluar dari rumah sakit, aku juga nggak ingin kamu meninggalkanku. Aku ingin melihatmu setiap detik. Mulai sekarang, aku adalah pac
Sienna menggenggam sapu pel di tangannya dengan erat. Karena ada yang membimbingnya dari penyuara telinga, dia pun tidak menabrak siapa pun. Dia hanya menunduk sambil mengepel lantai di depannya."Jacob sedang melihatmu." Begitu mendengarnya, sekujur tubuh Sienna sontak menegang dan matanya memerah. Dia berusaha agar air matanya tidak jatuh.Jacob tahu bahwa wanita ini adalah staf yang mengepel di depan ruang privat tadi. Jimmy mengatakan ada masalah dengan mata wanita ini, tetapi dia terlihat sangat normal.Jacob tidak tahu apakah lampu di sini terlalu redup, tetapi dia seperti bisa melihat sosok Sienna dari wanita itu.Terdengar suara pria itu dari penyuara telinga. "Waktunya sudah tiba. Kamu sudah mendengar semuanya sendiri hari ini. Sudah waktunya kamu pulang. Masih tersisa 30 menit sebelum racun itu merenggut nyawamu."Sienna mengangkat sapu pelnya, lalu perlahan-lahan berjalan melewati Jacob. Mereka tidak berpapasan karena masih ada jarak 2 meter di antara keduanya.Jacob menundu
Sienna baru pergi dari sana lima menit lalu. Dia tidak berani berdiam terlalu lama di satu tempat.Pria yang dipanggil "K" itu sepertinya sangat familier dengan tempat ini. Dia pasti bisa segera menemukan lokasinya dari CCTV.Sienna pindah ke tempat lain. Sekarang dia menuju ke belakang tirai di ujung koridor.Jantung Sienna terus berpacu liar. Hanya ada satu pikiran dalam benaknya, dia ingin melalui waktu 20 menit yang dimilikinya.Jika dirinya mati, Sienna tidak akan menjadi kelemahan Jacob. Dia tidak akan membebaninya lagi.Kelak, Jacob tetap akan menjadi Presdir Grup Yuwono yang terhormat. Pria itu tetap bisa hidup dengan baik.Baru berjalan beberapa langkah, Sienna tiba-tiba menabrak seorang wanita. Yang ditabraknya adalah Suvira, orang yang belum lama ini bekerja sama dengan S.M.Sienna sempat berinvestasi di naskah Suvira dan wanita itu kini masih menjadi mitra bisnisnya. Setelah mendengar suaranya, Sienna baru menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Suvira."Suvira, kita
Sienna tidak sanggup melawan ketika dipaksa masuk ke mobil. Pahit di mulutnya terasa makin pekat.Sienna tampak tenang dan teguh, seolah-olah dia sudah bersiap menyambut maut. Jika pria bertopeng itu datang terlambat beberapa menit saja, dia pasti sudah benar-benar mati.Namun, Sienna sama sekali tidak takut. Dia bahkan sengaja bersembunyi dari pria itu.Memikirkan hal ini membuat pria itu tersulut emosi. Selama ini, belum pernah ada seorang pun yang berani membuatnya begitu marah.Pria itu berkata, "Sienna, aku akan menyerahkanmu ke tangan Deshton. Dia akan menggunakan kamu untuk mengancam Jacob. Kamu akan melihat Jacob ditinggalkan semua orang. Kamu nggak takut mati, tapi kamu pasti nggak mau melihat keterpurukannya, 'kan?"Cara terbaik untuk membunuh seseorang adalah menghancurkan semangat hidupnya. Sienna tidak takut mati, jadi mengancam nyawanya tidak akan efektif.Namun, Sienna pasti akan mengaku kalah jika Jacob yang digunakan sebagai ancaman. Benar saja, wajah Sienna yang tadin