Namun, dia tetap tidak tega meninggalkan kakak yang hamil itu sehingga membuat pamannya terluka sekarang. Pria itu menghela napas sambil mengelus wajahnya. "Nggak apa-apa, jangan menangis ...."Tangisan gadis itu semakin menjadi-jadi mendengarnya. Beberapa preman itu tidak ingin melihat adegan seperti ini, sehingga mereka langsung maju untuk menangkap gadis itu. Namun, pria paruh baya itu tetap memegang tangan gadis itu dengan erat. Dia takut gadis itu benar-benar akan dijual jika dia melepaskan tangannya."Paman, lepaskanlah tanganku." Gadis itu bahkan sudah memohon padanya.Para preman itu juga mulai panik karena khawatir polisi akan datang. Oleh karena itu, mereka mengangkat tongkat bisbol dan hendak mematahkan tangan pria itu.Pada saat genting ini, tiba-tiba Sienna berteriak, "Berapa utang mereka? Aku yang bantu mereka melunasinya."Sienna akhirnya berjalan perlahan-lahan dengan tubuhnya yang telah kelelahan. Saat melihat wajahnya, tatapan beberapa preman itu langsung berbinar. Na
Sementara itu, si gadis dan pria paruh baya masih terpaku di tempat dan saling bertukar pandang. Pada akhirnya, gadis itu baru berkata, "Paman, aku lagi mimpi ya? Itu 10 miliar lho, bukan 10 ribu atau 100 ribu."Pia paruh baya itu baru tersadar dan memeluk gadis itu dengan kegirangan, "Anak baik, kamu melakukan banyak hal baik. Tuhan mengirimkan orang untuk menolongmu!" Saat mengatakan hal tersebut, pria itu sangat terharu hingga menangis.Dokter yang berdiri di samping mereka juga ikut merasa terharu. "Aku sudah lama membuka klinik ini, tapi nggak bisa mendapat uang sebanyak itu. Kalian benar-benar beruntung."Pria paruh baya itu menghapus air matanya. "Kita nggak usah melarikan diri lagi, kamu juga bisa terus bersekolah. Tenang saja, Paman akan mengantarmu ke sekolah. Ibumu juga pasti sudah tenang di akhirat.""Paman, aku mungkin nggak bisa membayar 10 miliar itu seumur hidupku," balas gadis itu."Gadis bodoh, dia nggak datang bicara lagi padamu karena takut kamu mau membayarnya. Kam
Di lantai atas, Sienna sedang berendam di air panas sambil memikirkan teleponnya kepada Jacob. Jacob langsung menutup telepon itu begitu mendengar suara Sienna. Sepertinya, Jacob benar-benar marah padanya. Namun, jika memang marah, mengapa Jacob mencarinya tadi malam? Sienna menundukkan kepalanya, sehingga matanya terasa perih karena uap panas. Dia berpikir nanti dia akan menjelaskan semuanya kepada Jacob. Setelah berendam selama setengah jam, tubuhnya akhirnya terasa agak pulih.Setelah mengenakan pakaiannya, Sienna pun turun ke lantai bawah dan melihat Willow sedang duduk di sofa sambil menelepon Dickson yang masih lembur. Dickson bertanya padanya mengapa dia tidak pulang semalam dengan lembut. "Masalah Sienna masih belum selesai, nanti aku akan pergi menemuimu. Dickson, kamu harus makan tepat waktu dan jangan terlalu kelelahan."Saat ini, Dickson sedang duduk di samping tempat tidur Dena dengan semangkuk bubur di tangannya. Dena yang dirawat dengan sangat baik sampai wajahnya tidak
Sienna menatap beberapa hidangan kecil di depannya dengan wajah yang pucat pasi dan kepala yang berdengung.Willow segera berjongkok untuk memungut pecahan di lantai. "Aku sama sekali nggak melebih-lebihkan. Aku marah hingga menangis saat melihat mobil itu terbakar, dia malah pergi dengan dingin. Menurutku, kalau dia benar-benar ada sedikit saja perasaan suka padamu, dia nggak akan melakukan hal ini. Apalagi, belakangan ini dia juga makin dekat dengan Lily itu."Sienna tidak berbicara, hanya mengambil sendok baru dan lanjut makan bubur di mangkuknya. Dia tidak percaya Jacob akan mengatakan hal seperti itu dan menjalin hubungan dengan Lily. Dia akan menjelaskan semuanya pada Jacob."Sienna?" Melihat Sienna sedang bengong, Willow mengayunkan tangannya di depan Sienna.Mendengar namanya dipanggil, Sienna baru tersadar kembali dan tersenyum. "Aku akan pergi menjelaskan kesalahpahaman di antara kita padanya."Willow langsung tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya merasa marah. "Kalau kam
Sienna mengulurkan tangan untuk meraih lengan baju Jacob, tetapi Jacob mengibaskannya."Ja ...." Sienna baru hendak berbicara saja, Jacob sudah berjalan ke lift seolah-olah tidak mengenalnya.Arlo masih berdiri di samping Sienna. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Aku sedang membahas pertunangan antara keluarga kita dengannya. Nona Sienna, aku harap kamu bisa tahu diri."Ekspresi Arlo menjadi sangat dingin dan menatap Sienna dengan tatapan yang merendahkan. "Reputasimu di lingkaran ini sudah sangat buruk, kamu harusnya menjauhi Jacob demi kebaikannya."Setelah mengatakan itu, Arlo langsung pergi.Sienna masih berdiri di tempatnya. Setelah tersadar kembali, dia segera berusaha mengejar Jacob, tetapi lift sudah tertutup. Melalui celah pintu lift yang perlahan-lahan menutup, dia melihat Jacob sama sekali tidak melihat ke arahnya. Aura dingin dari tubuh Jacob terasa sama seperti saat mereka pertama kali bertemu. Dia menundukkan kepala dan berusaha menekan tombol turun pada lift, tetap
Jacob tidak menyangka Lily akan tiba-tiba memeluknya. Dia baru saja hendak mendorong, tetapi Lily sudah melepaskannya dan mengangkat kepala untuk berbicara dengannya. Pikirannya agak bingung dan jarinya secara refleks memegang lengan baju yang tadi disentuh Sienna. Setelah cukup lama, jarinya baru melepaskan lengan baju itu.Lily pun bertanya pada Jacob, "Sayang, bagaimana kalau malam ini makan malam bersamaku?"Jacob menundukkan kepala dan wajah Sienna langsung terlintas di pikirannya, tetapi dia segera menyingkirkan pikiran itu. "Ya."Mendengar jawaban itu, pandangan Lily melewati Jacob dan menatap Sienna yang berada di kejauhan dengan tatapan yang menantang. "Baiklah. Kamu saja yang tentukan tempatnya, nanti baru beri tahu aku."Sienna tahu Lily sedang memprovokasinya dan Lily berhasil karena sekarang dia memang merasa terganggu. Dia berbalik dan kembali masuk ke dalam lift. Saat pintu lift tertutup, dia baru bersandar ke belakang karena kelelahan. Saat tiba di lantai satu, dia bert
Setelah mengakhiri panggilan, Jacob terkekeh-kekeh dan tidak peduli. Mike meneruskan, "Karena kamu sudah menyerah, tolong jangan mengganggu hubunganku dengan Penny. Jangan khawatir, aku pasti akan membawa Penny ke acara pernikahanmu dengan Lily nanti."Jacob merasa lucu mendengarnya. Atas dasar apa Mike merasa dirinya bisa mengalahkan Desmond? Jacob menunduk, merasa dirinya kurang memahami Sienna. Mungkin saja, Sienna memang tidak menyukai tipe pria seperti dirinya. Mungkin juga, ketika mereka bercinta dulu, yang ada di pikiran wanita itu adalah Desmond.Pemikiran ini membuat Jacob merasa sangat tidak nyaman, seolah-olah ada api yang membakar seluruh tubuhnya. Kemudian, dia mengeluarkan selembar cek dan menuliskan nominal 4 miliar untuk Mike. Sesudah melemparkannya ke wajah Mike, Jacob pun pergi dengan mengemudikan mobilnya yang penyok.Mike termangu sejenak. Setelah tersadar kembali, dia baru menyadari Jacob menghinanya dengan uang. Dia sontak menjulurkan jari tengahnya ke arah mobil
Tara sontak menjatuhkan semua yang ada di atas meja. Satpam bergegas menghampiri, lalu Tara bersikap makin tidak masuk akal."Aku ibu Sienna, lepaskan aku! Putriku adalah presdir, pria ini pacar putriku!" seru Tara sambil menunjuk Jacob. Namun, dia segera menyingkirkan tangannya karena aura Jacob terlalu kuat."Hebat sekali kamu. Kamu berkencan dengan wanita lain di belakang putriku. Kamu harus membayar kompensasi. Putriku jadi rusak karena terus ditiduri olehmu!" pekik Tara lagi.Jacob menatap Tara dengan dingin. Tara tak kuasa merinding, tetapi tetap mendongak dan berkata, "Memangnya aku salah? Sienna memang sudah kotor karena terus ditidurimu. Gimana nasib kami kalau dia nggak bisa mendapat suami? Kami akan menuntutmu kalau nggak bayar kompensasi.""Selain itu, kami akan memberi tahu semua orang kalau kamu mempermainkan perasaan Sienna. Putriku jadi rusak gara-gara kamu. Aku bisa saja membunuhmu!"Lily tersenyum dalam hati saat mendengar ini. Namun, ekspresinya tetap terlihat tenang