Setelah koridor hening setengah jam, Arlo tiba-tiba bertanya, "Kamu nggak pernah berpikir untuk menikahi Lily? Jujur saja, latar belakang Sienna nggak cocok denganmu. Kalau aku ingin meminta pertanggungjawabanmu kali ini, apa kamu akan memihak pada Lily kali ini?""Gimana kamu akan meminta pertanggungjawaban Sienna? Wanita itu ibu Sienna, 'kan? Tara mendorong Lily karena Sienna. Lily nggak pernah diperlakukan seburuk itu di Keluarga Shankar."Jacob tentu tahu bagaimana Keluarga Shankar memanjakan Lily. Dia tidak menanggapi ucapan Arlo, hanya menatap pintu ruang gawat darurat dengan cemas. Lily berada di dalam sana semalaman.Sementara itu, Wind yang berdiri di ujung koridor tahu bahwa semua ini adalah bagian dari rencana Lily. Meskipun bertubuh lemah, tidak ada yang bisa mengubah keputusan yang dibuat oleh Lily. Lily akan mempertaruhkan segalanya demi mencapai tujuannya.Kali ini, Lily mengorbankan nyawanya untuk memprovokasi Jacob. Dia ingin Jacob melihat betapa buruknya latar belakan
Jacob tentu tidak menyangka bahwa Arlo tetap akan menyerang Sienna meskipun dirinya tidak mengatakan apa pun. Sebab, ini adalah permintaan Lily kepada Arlo sejak awal.Jadi, begitu Sienna mendapatkan ponsel baru, Wanda langsung meneleponnya untuk melaporkan berbagai hal yang berkaitan dengan proyek."Bu Sienna, sebelum ini kita mengambil alih sebagian besar sumber daya Perusahaan Kartika, 'kan? Tapi, belakangan ini ada kabar kalau Perusahaan Kartika dibeli oleh seseorang, bahkan mereka membuat beberapa proposal yang menguntungkan bagi mitra.""Perusahaan-perusahaan yang awalnya ingin bekerja sama dengan kita jadi mencari Perusahaan Kartika kembali. Manajemen Perusahaan Kartika juga diubah semua. Mereka hanya perlu mengganti nama."S.M memang menerima banyak kerja sama, tetapi kerja sama terbesar mereka justru dibatalkan. Sementara itu, Perusahaan Kartika menemukan pemilik baru, bahkan orang ini begitu dermawan hingga menyerahkan keuntungan besar kepada para mitra. Wajar kalau orang-ora
"Wanda!" pekik Sienna dengan panik. Sementara itu, Wind langsung melarikan diri. Tikaman itu hanya untuk melampiaskan amarahnya. Dia ingin membuat Sienna menderita. Meskipun gagal membunuh Sienna, dia ingin wanita itu merasa putus asa.Sienna bergegas bangkit dan berlari ke samping Wanda. Dia berkata, "Aku akan mengantarmu ke rumah sakit."Wanda memegang perutnya yang berdarah sambil berucap, "Bu Sienna, syukurlah kalau kamu baik-baik saja."Sienna merasa sangat tidak tega melihat Wanda seperti ini. Jika Wanda mundur tadi, dia tidak akan terluka. Namun, Wanda malah maju untuk melindunginya. Sienna segera memapah Wanda, tetapi Wanda malah menggeleng."Bu, suruh Manfred yang mengantarku saja. Sekujur tubuhmu terkena bensin. Kamu bisa terbakar kalau ada api sedikit saja. Kalau pria itu menunggu kesempatan di luar, kita bisa mati bersama," ujar Wanda yang berusaha untuk bertahan. Selesai mengatakan itu, dia kehilangan kesadaran diri.Sienna menekan perut Wanda yang terluka sambil menelepon
Jero dan Arlo segera memasuki bangsal. Lily masih belum sadarkan diri. Arlo meraih tangan putih Lily sambil menghela napas ringan. Meskipun nyawanya tidak terancam, kesehatan Lily pasti akan memburuk setelah kejadian ini.Arlo mengeluarkan ponselnya. Setelah merenung cukup lama, dia memutuskan untuk menelepon ayahnya. Jero pun terkejut melihat Arlo menghubungi seseorang. Dia segera bertanya, "Kak, kamu akan memberi tahu Ayah tentang kejadian ini?""Ya." Arlo mengiakan. Jero seketika merasa gelisah. Ayah mereka memegang kekuasaan terbesar di Keluarga Shankar. Jika dia tahu terjadi sesuatu pada Lily ....Namun, Arlo sudah menghubungi sang ayah. Ada perbedaan waktu di Armania. Meskipun demikian, Omar langsung menerima panggilan saat melihat nama putranya. "Arlo, kenapa?""Ayah, Lily masuk rumah sakit dan belum sadarkan diri. Aku rasa kamu berhak tahu tentang ini," ujar Arlo.Omar terdiam sejenak sebelum bertanya, "Gimana kondisinya sekarang? Gimana dia bisa terluka?""Masalah ini berkaita
Setelah mengetahui anaknya bisa dipertahankan, wanita itu pun menangis saking terharunya. Sesaat kemudian, suaminya datang dan membawanya ke bangsal.Pria itu mengucapkan terima kasih kepada Sienna dengan mata berkaca-kaca. Dia pun mengatakan emosi istrinya sedang tidak stabil karena hamil. Istrinya curiga sang suami berbohong tentang kesehatan janinnya. Dengan demikian, Sienna termasuk menolong mereka karena sang istri merasa orang luar tidak mungkin menipunya.Pria itu tentu mencintai istrinya. Tatapan mereka terhadap satu sama lain benar-benar penuh cinta. Dia pun tidak tega melihat istrinya kesulitan seperti ini."Istriku, gimana kalau kita gugurkan anak ini saja? Aku nggak suka anak kecil kok. Kita bisa pakai tabungan kita untuk keliling dunia," saran pria itu."Nggak boleh. Aku suka anak kecil, aku harus melahirkan anak ini," tolak wanita itu langsung."Ya, ya. Jangan begitu emosional," hibur pria itu.Sienna seketika merasa iri melihatnya. Ketika dirinya mengandung, Jacob bahkan
Sienna juga ingin bertanya apakah Jacob benar-benar ingin memutuskan hubungan mereka. Namun, saat ini keduanya malah saling memandang dan tidak berbicara untuk sesaat. Satu menit kemudian, Jacob langsung berjalan menuju lift dan dia pun segera mengikuti Jacob."Jacob ...." Begitu sampai di depan lift dan melihat pintu lift hampir tertutup, Sienna langsung mengulurkan tangannya untuk menahan pintu lift.Melihat situasi itu, jantung Jacob hampir berhenti berdetak karena terkejut. Dia segera menekan tombol buka dan menatap Sienna dengan ekspresi marah. "Apa yang ingin kamu katakan?""Kamu benar-benar ingin bersama dengan Lily?""Ya."Sienna menarik napas dalam-dalam dan menggenggam erat kantong obatnya. "Nggak peduli bagaimana pun aku menjelaskannya, kamu tetap nggak percaya aku nggak mencelakai Kakek Darwo ya?"Jacob tidak berbicara dan tidak ingin melihat Sienna. Melihat wajah Sienna hanya akan membuat dadanya terasa sakit, sehingga dia langsung menekan tombol tutup lift."Orang yang me
Jacob hanya berdiri di dalam lift dan melihat lantai yang perlahan-lahan turun dengan bingung. Dia tiba-tiba tersadar kembali dan mulai menekan tombol ke lantai atas dengan buru-buru, tetapi tombol-tombol itu tetap tidak menyala. Saat tiba di lantai satu dan melihat kelakuannya yang seperti orang gila, dia merasa lucu.Jacob keluar dari lift dan mulai menunggu lift untuk naik lagi. Namun, lift itu berhenti di lantai dua dan lift lainnya di samping juga tetap berhenti di lantai atas. Setelah menunggu selama satu menit, dia sudah mulai merasa tidak sabar dan akhirnya menuju tangga di sebelahnya, lalu langsung mulai berlari naik.Setelah berlari sampai lantai delapan dan keningnya dipenuhi keringat, Jacob menarik dasinya hingga beberapa kancingnya terlepas. Saat mengangkat kepala dan melihat ke sekeliling, dia melihat Sienna yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Melihat Sienna sedang menyeka air mata, hatinya langsung merasa sakit. Namun, sebelum mendekati Sienna untuk berbicara, dia teta
Pria itu telah ketiduran, matanya yang sipit dan tampak tajam itu pun telah terpejam.Sambil menahan kepedihan di hatinya, Sienna Winata beranjak turun dari ranjang. Saat membungkukkan badannya, rambut Sienna tergerai menutupi wajahnya yang cantik dan polos. Baru saja dia hendak mengambil pakaian yang tergeletak di lantai, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakangnya."Kamu mau berapa?"Suaranya terdengar begitu ketus. Kemesraan yang dirasakan karena pengaruh alkohol tadi malam, kini telah sirna.Setelah meraih pakaiannya, Sienna terdiam sejenak.Ironisnya, setelah 3 tahun pernikahan, suaminya bahkan tidak mengenal dirinya.Tiga tahun yang lalu, Sienna menyelamatkan Pak Darwo Yuwono dari maut. Pada saat itu, kebetulan ayah Sienna juga sedang mengalami kesulitan dalam pendanaan putaran pertama bisnisnya. Melihat kesempatan ini, Pak Darwo langsung menjodohkan Sienna dengan cucunya, Jacob Yuwono. Selain itu, dia juga menyuntik dana investasi sebesar 600 miliar kepada Keluarga Winata