Sienna menunduk dan menelepon nomor itu sekali lagi. Namun, kali ini nomornya telah diblokir. Dia terpaksa menelepon Willow. Saat mendengar suaranya, Willow hampir saja berteriak. "Cepat berikan alamatmu, aku akan datang sekarang juga!"Sienna memberikan ponselnya pada gadis itu, lalu berkata dengan suara serak, "Terima kasih ya."Gadis itu juga mendengar suara pria dari ujung telepon tadi. Melihat kondisi Sienna yang hamil saat ini, dia langsung menghiburnya, "Yang tadi itu suamimu? Kamu sedang hamil sekarang, bukankah dia terlalu berengsek? Langsung cerai saja nanti setelah kamu kembali. Pria seperti ini nggak pantas dinikahi."Sienna mengatupkan bibirnya. Mereka memang sudah bercerai dan Jacob hanya mantan suaminya, tetapi Sienna tidak menjelaskan panjang lebar. Paman gadis itu kembali mendesaknya, "Ayo cepat pergi, nanti penagih utangnya benar-benar datang."Gadis itu melihat Sienna sekilas, lalu menepuk pundaknya. "Kamu benar-benar harus bercerai nanti. Pria yang nggak bisa dianda
Namun, dia tetap tidak tega meninggalkan kakak yang hamil itu sehingga membuat pamannya terluka sekarang. Pria itu menghela napas sambil mengelus wajahnya. "Nggak apa-apa, jangan menangis ...."Tangisan gadis itu semakin menjadi-jadi mendengarnya. Beberapa preman itu tidak ingin melihat adegan seperti ini, sehingga mereka langsung maju untuk menangkap gadis itu. Namun, pria paruh baya itu tetap memegang tangan gadis itu dengan erat. Dia takut gadis itu benar-benar akan dijual jika dia melepaskan tangannya."Paman, lepaskanlah tanganku." Gadis itu bahkan sudah memohon padanya.Para preman itu juga mulai panik karena khawatir polisi akan datang. Oleh karena itu, mereka mengangkat tongkat bisbol dan hendak mematahkan tangan pria itu.Pada saat genting ini, tiba-tiba Sienna berteriak, "Berapa utang mereka? Aku yang bantu mereka melunasinya."Sienna akhirnya berjalan perlahan-lahan dengan tubuhnya yang telah kelelahan. Saat melihat wajahnya, tatapan beberapa preman itu langsung berbinar. Na
Sementara itu, si gadis dan pria paruh baya masih terpaku di tempat dan saling bertukar pandang. Pada akhirnya, gadis itu baru berkata, "Paman, aku lagi mimpi ya? Itu 10 miliar lho, bukan 10 ribu atau 100 ribu."Pia paruh baya itu baru tersadar dan memeluk gadis itu dengan kegirangan, "Anak baik, kamu melakukan banyak hal baik. Tuhan mengirimkan orang untuk menolongmu!" Saat mengatakan hal tersebut, pria itu sangat terharu hingga menangis.Dokter yang berdiri di samping mereka juga ikut merasa terharu. "Aku sudah lama membuka klinik ini, tapi nggak bisa mendapat uang sebanyak itu. Kalian benar-benar beruntung."Pria paruh baya itu menghapus air matanya. "Kita nggak usah melarikan diri lagi, kamu juga bisa terus bersekolah. Tenang saja, Paman akan mengantarmu ke sekolah. Ibumu juga pasti sudah tenang di akhirat.""Paman, aku mungkin nggak bisa membayar 10 miliar itu seumur hidupku," balas gadis itu."Gadis bodoh, dia nggak datang bicara lagi padamu karena takut kamu mau membayarnya. Kam
Di lantai atas, Sienna sedang berendam di air panas sambil memikirkan teleponnya kepada Jacob. Jacob langsung menutup telepon itu begitu mendengar suara Sienna. Sepertinya, Jacob benar-benar marah padanya. Namun, jika memang marah, mengapa Jacob mencarinya tadi malam? Sienna menundukkan kepalanya, sehingga matanya terasa perih karena uap panas. Dia berpikir nanti dia akan menjelaskan semuanya kepada Jacob. Setelah berendam selama setengah jam, tubuhnya akhirnya terasa agak pulih.Setelah mengenakan pakaiannya, Sienna pun turun ke lantai bawah dan melihat Willow sedang duduk di sofa sambil menelepon Dickson yang masih lembur. Dickson bertanya padanya mengapa dia tidak pulang semalam dengan lembut. "Masalah Sienna masih belum selesai, nanti aku akan pergi menemuimu. Dickson, kamu harus makan tepat waktu dan jangan terlalu kelelahan."Saat ini, Dickson sedang duduk di samping tempat tidur Dena dengan semangkuk bubur di tangannya. Dena yang dirawat dengan sangat baik sampai wajahnya tidak
Sienna menatap beberapa hidangan kecil di depannya dengan wajah yang pucat pasi dan kepala yang berdengung.Willow segera berjongkok untuk memungut pecahan di lantai. "Aku sama sekali nggak melebih-lebihkan. Aku marah hingga menangis saat melihat mobil itu terbakar, dia malah pergi dengan dingin. Menurutku, kalau dia benar-benar ada sedikit saja perasaan suka padamu, dia nggak akan melakukan hal ini. Apalagi, belakangan ini dia juga makin dekat dengan Lily itu."Sienna tidak berbicara, hanya mengambil sendok baru dan lanjut makan bubur di mangkuknya. Dia tidak percaya Jacob akan mengatakan hal seperti itu dan menjalin hubungan dengan Lily. Dia akan menjelaskan semuanya pada Jacob."Sienna?" Melihat Sienna sedang bengong, Willow mengayunkan tangannya di depan Sienna.Mendengar namanya dipanggil, Sienna baru tersadar kembali dan tersenyum. "Aku akan pergi menjelaskan kesalahpahaman di antara kita padanya."Willow langsung tidak tahu harus mengatakan apa dan hanya merasa marah. "Kalau kam
Sienna mengulurkan tangan untuk meraih lengan baju Jacob, tetapi Jacob mengibaskannya."Ja ...." Sienna baru hendak berbicara saja, Jacob sudah berjalan ke lift seolah-olah tidak mengenalnya.Arlo masih berdiri di samping Sienna. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Aku sedang membahas pertunangan antara keluarga kita dengannya. Nona Sienna, aku harap kamu bisa tahu diri."Ekspresi Arlo menjadi sangat dingin dan menatap Sienna dengan tatapan yang merendahkan. "Reputasimu di lingkaran ini sudah sangat buruk, kamu harusnya menjauhi Jacob demi kebaikannya."Setelah mengatakan itu, Arlo langsung pergi.Sienna masih berdiri di tempatnya. Setelah tersadar kembali, dia segera berusaha mengejar Jacob, tetapi lift sudah tertutup. Melalui celah pintu lift yang perlahan-lahan menutup, dia melihat Jacob sama sekali tidak melihat ke arahnya. Aura dingin dari tubuh Jacob terasa sama seperti saat mereka pertama kali bertemu. Dia menundukkan kepala dan berusaha menekan tombol turun pada lift, tetap
Jacob tidak menyangka Lily akan tiba-tiba memeluknya. Dia baru saja hendak mendorong, tetapi Lily sudah melepaskannya dan mengangkat kepala untuk berbicara dengannya. Pikirannya agak bingung dan jarinya secara refleks memegang lengan baju yang tadi disentuh Sienna. Setelah cukup lama, jarinya baru melepaskan lengan baju itu.Lily pun bertanya pada Jacob, "Sayang, bagaimana kalau malam ini makan malam bersamaku?"Jacob menundukkan kepala dan wajah Sienna langsung terlintas di pikirannya, tetapi dia segera menyingkirkan pikiran itu. "Ya."Mendengar jawaban itu, pandangan Lily melewati Jacob dan menatap Sienna yang berada di kejauhan dengan tatapan yang menantang. "Baiklah. Kamu saja yang tentukan tempatnya, nanti baru beri tahu aku."Sienna tahu Lily sedang memprovokasinya dan Lily berhasil karena sekarang dia memang merasa terganggu. Dia berbalik dan kembali masuk ke dalam lift. Saat pintu lift tertutup, dia baru bersandar ke belakang karena kelelahan. Saat tiba di lantai satu, dia bert
Setelah mengakhiri panggilan, Jacob terkekeh-kekeh dan tidak peduli. Mike meneruskan, "Karena kamu sudah menyerah, tolong jangan mengganggu hubunganku dengan Penny. Jangan khawatir, aku pasti akan membawa Penny ke acara pernikahanmu dengan Lily nanti."Jacob merasa lucu mendengarnya. Atas dasar apa Mike merasa dirinya bisa mengalahkan Desmond? Jacob menunduk, merasa dirinya kurang memahami Sienna. Mungkin saja, Sienna memang tidak menyukai tipe pria seperti dirinya. Mungkin juga, ketika mereka bercinta dulu, yang ada di pikiran wanita itu adalah Desmond.Pemikiran ini membuat Jacob merasa sangat tidak nyaman, seolah-olah ada api yang membakar seluruh tubuhnya. Kemudian, dia mengeluarkan selembar cek dan menuliskan nominal 4 miliar untuk Mike. Sesudah melemparkannya ke wajah Mike, Jacob pun pergi dengan mengemudikan mobilnya yang penyok.Mike termangu sejenak. Setelah tersadar kembali, dia baru menyadari Jacob menghinanya dengan uang. Dia sontak menjulurkan jari tengahnya ke arah mobil
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di