"Willow, aku sudah mengabaikan perasaanmu selama ini. Aku akan berdiskusi dengannya. Dia memang terlalu bergantung kepadaku," ujar Dickson.Willow seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Namun, dia memang tidak ingin kekasihnya sibuk tak menentu karena wanita lain. Willow menarik napas dalam-dalam, lalu berjinjit untuk mencium bibir Dickson."Oke, aku pergi dulu." Sesudah mengatakan itu, Willow mengambil kunci di samping dan bergegas pergi.Begitu Willow pergi, senyuman lembut di wajah Dickson seketika menghilang. Dia menyeka bibirnya dengan murung, lalu napasnya menjadi agak kacau karena teringat pada permainan ranjang mereka barusan.Dickson merasa dirinya sudah berlebihan dalam sandiwara ini. Dia harus terus mengingatkan diri sendiri bahwa ini hanya sebuah permainan. Kemudian, dia menunduk dan pergi.....Willow awalnya datang ke Grup Yuwono untuk mencoba peruntungannya. Dia tahu Jacob adalah maniak kerja, jadi mungkin masih berada di perusahaan sekarang.Namun, setelah bertan
Willow cukup terkejut mendengarnya, juga makin mengkhawatirkan Sienna. "Jacob, selama kamu berada di luar negeri, kamu nggak pernah peduli padanya. Tapi, dia selalu mengingat kebaikan Pak Darwo dan menganggapnya sebagai kakek sendiri. Dia nggak mungkin mencelakai Pak Darwo. Kalau kamu nggak bisa memercayainya dalam hal ini, itu berarti kamu nggak menyukainya!""Sienna jarang menceritakan tentangmu. Waktu kalian baru-baru dekat, aku selalu menasihatinya untuk jangan terlalu serius karena kamu pasti punya wanita lain. Dia bilang nggak akan. Tapi setelah bertemunya beberapa kali, aku mendapati binar matanya selalu berbeda saat membahasmu meski kamu begitu berengsek."Willow tidak bisa menahan air matanya saat membahas tentang Sienna. Dia menambahkan, "Kamu yang menyeretnya ke dalam begitu banyak masalah, tapi malah mencampakkannya sekarang? Apa rasa sukamu sesedikit itu? Kalau begitu, jangan pura-pura mencintainya lagi. Aku akan mencarinya sendiri dengan koneksi keluargaku!"Willow benar-
Setelah dibawa pulang dari bar, Sienna dilempar lagi ke ruangan ini. Dia mendengar Deshton berbicara di telepon. Pesawat akan terbang dalam 2 jam. Mereka seharusnya akan naik pesawat sebentar lagi.Efek obat pada tubuh Sienna belum habis sehingga dia hanya bisa berbaring dengan lemas. Penampilannya juga masih sama dengan saat di bar supaya tidak ada yang bisa mengenalinya."Benda di perutmu ini adalah kulit buatan, jauh lebih kokoh daripada bantal," ujar Deshton sambil menepuk-nepuk perut Sienna dan tersenyum nakal."Ayo, Istriku." Panggilan ini membuat Sienna merasa jijik. Sampai sekarang, dia belum tahu tujuan Dehston. Sesuatu yang tidak diketahui jauh lebih menakutkan dari apa pun.Sienna dipapah ke mobil, lalu bersandar di jendela. Di depan, ada sopir yang mengemudikan mobil. Deshton pun merangkul Sienna karena takut wanita ini terjatuh.Sepanjang perjalanan, mereka melihat banyak petugas polisi di pintu tol. Deshton mengangkat alis sambil bertanya, "Apa yang terjadi?""Dengar-deng
Willow merasa terkejut sekaligus gembira. Setelah menemukan Sienna, dia harus memuji Jacob di hadapan wanita itu."Paman, ikuti perintahnya," ujar Willow. Dengan demikian, beberapa mobil polisi segera mengejar mobil Deshton. Mobil Jacob juga mengikuti dan Willow duduk di dalamnya."Tuan Jacob, kamu rasa ada yang nggak beres dengan mobil itu?" tanya Willow. Jacob hanya diam. Karena terlalu jauh, dia hanya melihat wajah samping pria itu. Wajah itu persis dengan yang ada di ingatan Jacob.Jacob memegang kemudi dengan kuat sambil menginjak pedal gas hingga kandas. Sementara itu, Deshton berdecak dengan kesal saat melihat beberapa mobil itu mengikutinya."Mobil kita dikejar. Sepertinya kita nggak bisa ke luar negeri malam ini. Singkirkan semua mobil itu, lalu atur orang untuk menggantikan kami," instruksi Deshton.Sopir di depan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi sambil menelepon seseorang. Begitu mendengar ucapan Deshton, mata Sienna sontak berbinar-binar.Deshton meliriknya sekila
Sekarang mobil sudah berada di jalan tol pinggiran kota, di bawahnya adalah hutan hijau. Sienna tidak bisa mendengar apa pun selain teriakan sopir di depan. "Pak!"Mobil sontak berhenti. Sienna terdorong sehingga tubuhnya menabrak jok di depan. Sopir bergegas turun, lalu melompat ke arah Deshton tanpa ragu sedikit pun.Sementara itu, Sienna memanfaatkan kesempatan ini untuk merangkak keluar dari mobil. Lantaran lemas, dia hampir terjatuh saat turun.Perut Sienna ditempelkan sesuatu sehingga menggembung, ditambah lagi efek obatnya belum habis sepenuhnya. Semua ini membuatnya hanya bisa merangkak beberapa meter.Batu yang tajam membuat telapak tangannya berdarah. Di sisi lain, mobil Deshton ditabrak sampai terhempas jauh. Sienna yang mendengar suara ledakan itu tiba-tiba teringat pada ekspresi Deshton barusan. Wajah itu seperti menunjukkan bahwa Deshton yang dulu telah kembali.Dada Sienna terasa sakit. Dia kira-kira tahu bahwa Deshton sakit parah. Deshton mengatakan ada sosok lain yang
Willow merasa frustrasi karena ada yang mengatakan Sienna terlalu kejam. Saat Keluarga Winata memperlakukannya dengan buruk dulu, Sienna sama sekali tidak berpikiran untuk balas dendam. Saat orang-orang di Kabupaten Armana mengecewakannya, Sienna hanya memutuskan hubungan dengan mereka. Dari luar, Sienna memang kelihatan dingin. Namun, sebenarnya hatinyalah yang paling rapuh di antara semuanya.Jacob adalah orang yang paling disukainya. Mereka telah lama bersama, tetapi Jacob malah mengatakan hal seperti ini sekarang. Sienna merasa sangat konyol. Ternyata, sarannya kepada Sienna untuk tidak terjerumus pada Jacob dulu memang benar.Willow berjalan mundur selangkah sembari melihat mobil Jacob menjauhi tempat ini. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghapus air matanya dan bergegas menuju lokasi kecelakaan. Saat ini, lokasi itu telah sangat kacau dan dipenuhi polisi.Orang-orang yang terjebak kemacetan masih tidak menyadari seberapa parahnya kecelakaan ini dan masih bertanya kapan jalan
Sienna menunduk dan menelepon nomor itu sekali lagi. Namun, kali ini nomornya telah diblokir. Dia terpaksa menelepon Willow. Saat mendengar suaranya, Willow hampir saja berteriak. "Cepat berikan alamatmu, aku akan datang sekarang juga!"Sienna memberikan ponselnya pada gadis itu, lalu berkata dengan suara serak, "Terima kasih ya."Gadis itu juga mendengar suara pria dari ujung telepon tadi. Melihat kondisi Sienna yang hamil saat ini, dia langsung menghiburnya, "Yang tadi itu suamimu? Kamu sedang hamil sekarang, bukankah dia terlalu berengsek? Langsung cerai saja nanti setelah kamu kembali. Pria seperti ini nggak pantas dinikahi."Sienna mengatupkan bibirnya. Mereka memang sudah bercerai dan Jacob hanya mantan suaminya, tetapi Sienna tidak menjelaskan panjang lebar. Paman gadis itu kembali mendesaknya, "Ayo cepat pergi, nanti penagih utangnya benar-benar datang."Gadis itu melihat Sienna sekilas, lalu menepuk pundaknya. "Kamu benar-benar harus bercerai nanti. Pria yang nggak bisa dianda
Namun, dia tetap tidak tega meninggalkan kakak yang hamil itu sehingga membuat pamannya terluka sekarang. Pria itu menghela napas sambil mengelus wajahnya. "Nggak apa-apa, jangan menangis ...."Tangisan gadis itu semakin menjadi-jadi mendengarnya. Beberapa preman itu tidak ingin melihat adegan seperti ini, sehingga mereka langsung maju untuk menangkap gadis itu. Namun, pria paruh baya itu tetap memegang tangan gadis itu dengan erat. Dia takut gadis itu benar-benar akan dijual jika dia melepaskan tangannya."Paman, lepaskanlah tanganku." Gadis itu bahkan sudah memohon padanya.Para preman itu juga mulai panik karena khawatir polisi akan datang. Oleh karena itu, mereka mengangkat tongkat bisbol dan hendak mematahkan tangan pria itu.Pada saat genting ini, tiba-tiba Sienna berteriak, "Berapa utang mereka? Aku yang bantu mereka melunasinya."Sienna akhirnya berjalan perlahan-lahan dengan tubuhnya yang telah kelelahan. Saat melihat wajahnya, tatapan beberapa preman itu langsung berbinar. Na
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg