Sienna langsung bangkit dan duduk di tempat tidur. Dia berpikir itu adalah pesan usil dari seseorang.Tak lama kemudian, orang itu mengirim pesan lagi.[ Piama ini terlihat bagus. ]Sienna merasa merinding dan teringat dengan kamarnya dahulu yang dipenuhi dengan kamera tersembunyi hingga membuatnya merasa mual. Dia segera mematikan lampu kamar dan memeriksa sekeliling, tetapi dia tidak menemukan kamera tersembunyi di mana pun. Dia segera bangkit dan berjalan menuju jendela. Namun baru saja hendak menutup tirai, ponselnya berbunyi lagi.[ Ekspresimu yang mencari-cariku ini sangat lucu. Waktu itu aku terlalu kasar, kamu sudah makan pil kontrasepsi, 'kan? ]Pesan itu dari Deshton.Saat ini, tangan Sienna yang masih memegang tirai pun dipenuhi dengan keringat dan segera menutup tirainya. Setelah memastikan orang di luar tidak bisa melihat ke dalam kamar lagi, dia kembali duduk ke tempat tidur dengan ketakutan. Kali ini dia tidak menerima pesan baru lagi, tetapi dia tetap merasa sangat geli
Mata Sienna langsung berbinar. Namun, dia melihat pria di depannya itu menyeringai, lalu perlahan-lahan membungkuk hingga hidung pria itu hampir menyentuh hidungnya. Dia menghindar dengan jijik dan merasa sangat ingin menghancurkan pria itu hingga berkeping-keping.Namun pada saat itu, Deshton malah berkata, "Kamu pikir Jacob masih akan memperlakukanmu seperti dulu setelah kamu melakukan hal seperti itu denganku? Saat berhubungan denganmu, dia pasti akan terus berpikir apa kamu juga seperti ini saat berhubungan denganku. Kamu pikir dia nggak akan cemburu setelah kamu jujur padanya? Dia sangat cemburu dan terus mencariku, sampai aku terpaksa bersembunyi selama ini. Sienna, kamu benar-benar luar biasa."Sienna tidak tahu Jacob masih diam-diam mencari Deshton, padahal dia sudah meminta Jacob untuk tidak mencari Deshton lagi. Jacob pasti peduli dengan hal ini, tetapi pura-pura tidak acuh di depannya.Deshton memegang tangan Sienna dan memaksa Sienna untuk menatapnya, lalu tersenyum sejenak
Jacob merasa semua ini sungguh konyol. Dia menatap Arlo dengan tidak acuh. Lily khawatir keduanya berseteru sehingga merangkul lengan Arlo dengan manja."Kak, aku nggak apa-apa kok. Sebenarnya aku tahu Jacob kurang menyukaiku. Mungkin karena aku terlalu cerewet." Lily sengaja merendahkan diri sebisa mungkin supaya orang-orang merasa dirinya diperlakukan tidak adil. Hanya saja, tidak ada yang berani berkomentar karena status Jacob.Arlo perlahan-lahan mendekat dan berhadapan dengan Jacob. Tinggi badan mereka hampir sama. Seketika, suasana menjadi menegangkan."Jacob, setelah kembali ke kota, kita akan mendiskusikan masalah ini," ujar Arlo. Sudah waktunya untuk memperjelas perjodohan antara kedua keluarga.Jacob langsung berjalan melewatinya, lalu menghampiri Sienna. Tindakannya ini seolah-olah adalah jawaban bahwa dirinya tidak ingin berdiskusi dengan Arlo.Arlo tidak bersikap perhitungan dengan Jacob. Menurutnya, Jacob tidak punya pilihan lain selain menerima kenyataan ini. Semua ini h
Jacob berjongkok di depan Sienna dan berkata, "Nana, aku akan menggendongmu."Pergelangan kaki Sienna sudah bengkak, jadi tidak mungkin bisa berjalan untuk sementara waktu. Jacob menyerahkan kedua tasnya kepada Jimmy dan Wiandro supaya bisa menggendong Sienna.Lagi pula, Jacob adalah pacar Sienna. Tanpa ragu sedikit pun, Sienna segera bersandar di punggung Jacob dan melingkari lehernya.Jacob sangat tinggi. Dia bangkit dengan mudah, bahkan menimbang sesaat. Segera, dia mengernyit sambil bertanya, "Kamu kurusan, ya?"Seusai melontarkan itu, Jacob berjalan maju, seolah-olah tidak ada orang lain di sana. Di sisi lain, Lily yang berdiri di belakang pun menyaksikan keduanya pergi dan meneteskan air mata.Lily meraih lengan Arlo seraya terisak-isak. Tingkahnya yang seperti ini tentu membuat Arlo merasa tidak tega."Jangan menangis," ujar Arlo."Kak, apa aku begitu menjengkelkan?" tanya Lily.Arlo seketika tidak bisa berkata-kata. Jacob ini memang berengsek. Dia menimpali, "Nggak. Tenang saja
Jacob menurunkan Sienna, lalu pergi ke mata air pegunungan untuk mencuci jamur. Begitu Jacob pergi, seorang wanita langsung menyindir, "Untuk apa mendaki gunung kalau ujung-ujungnya hanya digendong? Status kami semua lebih tinggi darimu, tapi nggak ada yang semanja kamu."Sienna sedang memegang buah liar di tangannya. Jacob yang memetik buah itu barusan. Kata Jacob, pohon itu akan berbuah setiap tahun dan hanya orang beruntung yang bisa memakannya.Sienna memainkan buah itu, lalu menatap wanita yang berbicara sembari menimpali, "Kalau kamu cemburu, suruh Jacob menggendongmu saja nanti.""Kamu ini!" Wanita itu sungguh kesal. Dia mendongak dan mendapati Lily sudah tiba. Kemudian, dia tersenyum sinis dan mengejek, "Nona Lily saja nggak digendong, padahal fisiknya lemah. Kalau suatu hari Jacob mencampakkanmu, mana ada pria yang bakal memanjakanmu seperti itu lagi."Sienna ingin membalas, tetapi beberapa wanita di samping sudah berbicara untuk menyulitkannya. "Benar, jangan kira dirimu suda
Keributan di sini menarik perhatian Jacob. Dia melepaskan sarung tangannya, lalu buru-buru menghampiri karena mengira Sienna ditindas orang-orang. "Ada apa?"Orang-orang tidak tahu harus bagaimana menjelaskan. Sementara itu, Sienna memakan buahnya dengan santai dan membalas, "Dia kasihan padamu, jadi menangis."Ekspresi Jacob seketika tampak bingung, lalu berubah menjadi masam. Dia bertanya, "Serius? Apa wanita ini sudah gila?"Sienna hampir tersedak mendengarnya. Dia menenangkan diri, lalu meminum air. Di sisi lain, Lily menyahut seraya terisak-isak, "Bukan begitu. Aku merasa sedih karena dia mengataiku.""Memangnya apa yang dia katakan?" tanya Jacob."Dia bilang aku wanita penggoda yang ingin naik status," timpal Lily."Kenyataannya memang seperti itu, 'kan?" Jacob merasa Lily sangat tidak masuk akal. Dia memakai sarung tangannya kembali, lalu menatap Sienna dan berkata, "Kamu jangan dekat-dekat dengannya. Aku takut kamu jadi aneh seperti dia."Sienna menahan diri supaya tidak tertaw
Ada yang menelan ludah dan seketika merasa kesulitan menghabiskan nasi kotaknya. Sementara itu, Sienna menaruh sup di mangkuk plastik dan memberikannya kepada Jacob. "Jacob, ayo dicoba."Setelah mencicipinya, Jacob agak terkejut. Dia adalah orang yang sangat pemilih, tetapi harus diakui bahwa sup ini memang lezat.Karena orang lain hanya memakan nasi kotak, sup jamur itu pun menjadi sangat menggugah selera. Sienna mengambilkannya untuk Wiandro dan Jimmy tanpa peduli pada orang lain.Beberapa orang yang mengejek Sienna barusan segera membujuk Wiandro, "Wiandro, kamu nggak takut diracuninya?"Wiandro menghabiskan semangkuk sup itu dengan cepat, lalu membalas, "Ngapain takut? Ada Jacob yang melindungiku kok."Jamur di pegunungan jelas sangat segar. Mereka berempat sudah menghabiskan mangkuk kedua. Ketika melihat sup di panci masih ada setengah, orang-orang mengira Sienna menyisakannya untuk mereka.Beberapa orang pun mengambil mangkuk plastik, tetapi Sienna tiba-tiba menuangkan semua sup
Kebetulan, Sienna berada di sudut tebing. Dengan bantuan cahaya yang remang-remang, dia bisa melihat situasi di sekitar. Di jarak 5 meter, terlihat Darwo yang terkapar tidak berdaya.Sienna ingin memapah Darwo, tetapi tiba-tiba melihat seorang pria bertopeng menghampiri Darwo dengan memegang belati.Sienna hampir melemparkan diri ke samping Darwo. Sayangnya, belati itu sudah menancap lengan Darwo. Darwo sama sekali tidak berkutik. Bagaimanapun, dia sudah berpengalaman.Sienna ketakutan hingga memegang belati itu. Tiba-tiba, cahaya tempat ini menjadi sangat terang. Ternyata, orang-orang yang melihat bintang sedang mengarah kemari.Muncul beberapa ekor ular beracun di sana. Para wanita yang ketakutan pun berteriak dan berlari sampai ke sini. Kebetulan, mereka melihat Sienna memegang belati yang menancap lengan Darwo.Para wanita itu kembali berteriak. Sementara itu, pria bertopeng yang berdiri di samping Sienna tiba-tiba berdiri di depan Sienna seperti ingin melindunginya.Sienna buru-bu
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg