Wind berdiri di samping tanpa mengatakan apa pun. Bagaimanapun juga, Jacob sendiri yang datang untuk mengambil Shiro, tidak ada yang bisa menghentikannya.Tatapan Lily dipenuhi dengan kebencian. Dia sangat menyukai Shiro dan setiap hari selalu mengunjungi Shiro karena dia belum pernah melihat hewan peliharaan yang begitu tampan. Sebelumnya, keluarganya khawatir akan terjadi sesuatu padanya, sehingga mereka tidak pernah mengizinkannya untuk memelihara hewan peliharaan.Lily menarik napas dalam-dalam, tetapi dia tiba-tiba teringat dia harus segera pergi ke bandara untuk menjemput Arlo. "Kak Arlo akan mendarat sebentar lagi, aku akan keluar lewat pintu belakang untuk pergi menjemputnya. Wind, kamu bilang saja padanya aku nggak ada di sini."Setelah mengatakan itu, Lily berganti pakaian dan memutuskan untuk pergi melalui pintu belakang.Jacob sudah menunggu di luar selama dua puluh menit, tetapi hanya mendengar Wind berkata, "Saat ini Nona nggak ada di sini, dia pergi ke bandara untuk menj
Sienna tidak menduga Jacob akan membawa pulang Shiro dengan cara seperti itu. Karakter Shiro dan Jacob sebenarnya sangat mirip. Mereka sama-sama angkuh saat berhadapan dengan orang luar.Kini, keduanya telah kembali ke Vila Cahwana. Jacob kesal hingga menepuk bokong Shiro sambil menegur, "Mudah sekali kamu mengakui orang lain sebagai majikan baru. Kalau begitu, apa gunanya aku memeliharamu?"Selesai mengatakan itu, pukulan Jacob menjadi makin kuat. Sementara itu, Sienna duduk di samping sambil menikmati buah yang disiapkan oleh Rina. Ketika melihat tingkah pria itu, Sienna tiba-tiba merasa Jacob seperti sedang menegur putra sendiri.Wajah Sienna sontak memerah, tetapi Jacob tidak memperhatikannya karena sibuk memarahi Shiro. Shiro pun berbaring dengan patuh sambil menggoyangkan tubuhnya, sebagai isyarat supaya Jacob tidak marah lagi.Jacob merasa lucu sekaligus kesal. Dia ingin memberi Shiro pelajaran lagi, tetapi tiba-tiba melihat sebuah sosok putih berlari ke arah Sienna. Itu Snow, d
Sekelompok orang itu duduk di sofa taman. Di atas mereka adalah kelambu indah dan di sekitar adalah pemandangan yang asri.Ketika mereka sedang asyik mengobrol, Jimmy tiba-tiba memanggil, "Kak Jacob, kamu sudah sampai ya!"Jimmy jarang berbicara sejak tadi. Dia hanya menyaksikan Lily yang terus mengajak para wanita kaya ini mengobrol, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinya memiliki koneksi bagus. Lily memiliki status tinggi juga paras cantik, jadi memang mudah memberikan kesan baik.Perkataan Jimmy sontak membuat orang-orang memandang ke kejauhan. Total yang datang hari ini ada 20-an orang. Pria dan wanita tampak berkumpul di tempat yang berbeda.Semua orang mendapati Jacob sedang berbicara dengan Sienna sambil memegang wajahnya. Jacob sebenarnya berkata, "Kalau kamu merasa tidak nyaman di sini, kita bisa pulang."Dalam hatinya, Jacob telah mengumpati Wiandro ratusan kali. Wiandro ini memang tidak berguna, masa mengatur acara outdoor saja tidak becus?Sienna menggeleng. Kalau perg
Sienna merasa tingkah Lily sungguh konyol. Sambil menarik tali Shiro, dia menatap Jacob dan berkata, "Jacob, kamu turunkan barang-barang di mobil dulu. Aku akan membawa Shiro jalan-jalan. Dia pasti bosan karena terus di mobil."Jacob mengangguk, lalu berbalik dan mulai memindahkan barang. Tidak ada yang meladeni Lily, seolah-olah kehadirannya tidaklah berarti di sini. Melihat ini, Lily berusaha untuk bertahan.Sienna hendak melangkah maju, tetapi tubuh Shiro yang gagah tiba-tiba menabrak Lily. Lily yang bertubuh lemah itu pun terdorong beberapa langkah.Sienna sungguh kehabisan kata-kata melihatnya. Shiro pernah menjadi hewan peliharaan Lily, tetapi sikapnya malah selancang ini. Namun, Sienna bisa memahaminya. Selain Jacob, Shiro seharusnya menganggap semua orang sebagai pelayannya.Lily mengepalkan tangannya dengan erat. Dia harus bersabar. Mereka akan tinggal di vila ini untuk beberapa hari sehingga kesempatannya masih banyak.Ketika Sienna berjalan melewati orang-orang, semua orang
Jacob sungguh tidak tahan lagi. Dia meraih kerah baju Wiandro, membuat Wiandro tidak bisa berkata-kata."Sebelum kalian datang, orang-orang sudah mengambil nomor kamar secara acak. Cuma tersisa dua kamar ini. Kamu kira semua ini kerjaanku? Lagian, kamu bisa menyuruh Sienna tidur di kamarmu," jelas Wiandro.Jacob termangu mendengarnya. Dia melupakan hal ini karena terlalu emosional. Jacob melepaskan kerah baju Wiandro. Dia tidak menyuruh Sienna pindah kamar, melainkan dirinya yang pindah agar menjauh dari Lily.Selesai mandi, Sienna melihat Jacob sibuk merapikan peralatan mendaki untuk besok. Vila ini hanya tempat untuk beristirahat dan bersenang-senang. Mereka akan mendaki gunung besok pagi.Tas itu berisi barang-barang yang disiapkan Jacob sesuai dengan pengalamannya sebelumnya. Ini termasuk kencan pertama Sienna dan Jacob setelah meresmikan hubungan.Sienna berbaring di ranjang. Ketika melihat Jacob masih belum selesai berkemas, dia bertanya, "Apa kamu sering mendaki gunung dulu?""S
Ekspresi Lily membeku. Kemudian, dia menggigit bibir dan mengepalkan tangan dengan erat. Seseorang mengusulkan untuk makan barbeku dan minum-minum sekarang supaya mereka bisa istirahat lebih awal nanti. Usul ini membuat suasana menjadi tidak begitu canggung.Sienna menghampiri Jacob. Dia bisa merasakan tatapan Lily yang tertuju padanya, suram, cemburu, dan menakutkan. Sienna merasa wanita ini sungguh aneh. Lily memiliki latar belakang yang begitu bagus, tetapi masih tidak tahu bersyukur.Di luar, pelayan mulai menyiapkan peralatan barbeku. Para anak orang kaya biasanya tidak makan makanan seperti ini. Hanya saja, mereka harus menerimanya karena mengikuti acara outdoor.Perut Sienna terasa kurang nyaman malam ini, jadi dia menyuruh Jacob menjelaskan ulang dan tidak ikut makan. Jacob tentu tidak akan ikut jika tidak ada Sienna.Wiandro masuk dan bertanya, "Jacob, kamu mau makan apa? Ada seafood panggang hari ini. Kamu dan Sienna nggak mau?"Begitu mendengar seafood, Sienna menjadi tertar
Lily merangkul lengan Arlo, lalu membawanya ke kerumunan. Arlo adalah genius yang terkenal di kalangan kaya. Banyak orang yang ingin bekerja sama dengan Keluarga Shankar.Sementara itu, para anak muda ini sudah terbiasa dengan tipu muslihat dunia bisnis. Mereka tentu tahu harus berteman dengan siapa agar mendapat keuntungan. Jadi, sekelompok orang itu segera menghampiri Arlo dan Lily untuk mengajak mereka mengobrol.Lily menanggapi dengan senyuman lebar. Ketika seseorang bertanya apakah Arlo sudah punya pacar atau belum, Lily buru-buru menjawab, "Kakakku ini maniak kerja. Dia belum berniat untuk menikah. Selain itu, kalau ingin menjadi kakak iparku, wanita itu harus lolos tes dariku dulu."Lily tersenyum menatap Arlo, lalu bertanya, "Benar begitu, Kak? Kamu hanya akan menikahi wanita yang cocok denganku, 'kan?"Ekspresi Arlo terlihat dingin, tetapi dia mengelus kepala Lily dengan lembut sambil membalas, "Kamu ini cuma tahu membuat onar."Lily menjulurkan lidah sambil menatap Sienna. Ki
"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Lily, jangan seperti Jero." Ekspresi Arlo menjadi suram dan tatapannya menjadi dingin.Lily menggigit bibirnya dengan kesal sambil menggoyangkan lengan Arlo. Arlo adalah pria baik-baik. Dia tidak suka melihat drama para wanita yang berebutan kasih sayang. Dia selalu fokus bekerja dan sangat bertanggung jawab pada Keluarga Shankar.Di mata Arlo, meskipun Lily sangat manja, adiknya ini tidak memiliki niat jahat dan hanya kekanak-kanakan. Dia yakin Lily hanya ingin menjadi pusat perhatian dan itu tidak salah karena Lily belum dewasa."Kak, maafkan aku." Lily tidak mengatakannya lagi karena tahu Arlo tidak menyukainya. Arlo masih menatap Sienna.Sienna sudah menuju ke balkon. Pegunungan di sini sangat tinggi. Dari sini, mereka baru bisa melihat pemandangan malam yang indah.Ketika Sienna duduk di bangku, Jacob tiba-tiba meraih ujung rambutnya dan bertanya, "Sepertinya rambutmu sudah panjang?"Sebelumnya, rambut Sienna hanya mencapai bahunya. A
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi
00 menundukkan kepala dan memikirkannya sebentar, lalu perlahan-lahan menggelengkan kepala. "Tuan sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluargaku dan membuat keluarga kami hidup damai selama bertahun-tahun ini. Aku melakukan semua ini dengan sukarela."Dari tatapan mata 00, terlihat ada perasaan yang disembunyikannya. Dia tentu saja memiliki penyesalan yaitu pria di depannya ini tidak menyukainya, padahal dia sudah menjalani operasi plastik untuk menyerupai Sienna. Jika dia berdandan, orang biasa tidak akan bisa membedakannya dengan Sienna.00 benar-benar ingin selalu menemani Jacob menggantikan Sienna, tetapi dia juga tahu menyatakan perasaannya adalah tindakan yang gegabah karena dia hanya seorang pengganti. Perkataannya pada Sienna saat itu yang bisa menyebabkan kesalahpahaman sudah termasuk tindakan terberani yang pernah dilakukannya seumur hidupnya.Dia bertekad harus menyelesaikan misi kali ini karena Jacob sudah menyelamatkan nyawa seluruh keluarganya.Jacob mengeluarkan sebuah kal
Namun, orang baik yang mendanai yayasan ini memang menyediakan tempat tinggal untuk semua pengungsi ini. Jadi, tidak ada yang curiga.Apalagi, orang-orang yang dikabarkan bekerja di Jalan Wally memang mengirim uang kepada keluarga mereka. Itulah sebabnya ucapan pihak yayasan sangat meyakinkan.Jacob menyipitkan matanya. Dia mengamati lingkungan yang kacau di sekitar. Jacob tidak tahan tinggal di lingkungan seperti ini. Akan tetapi, lingkungan ini bagaikan surga bagi pengungsi yang terbiasa tinggal di tempat kotor.Bahkan, di bagian tengah terdapat patung orang baik itu. Kabarnya, banyak orang yang menyembah patung itu setiap hari.Jacob sudah memahami sistem di tempat ini secara garis besar. Saat langit masih gelap, Jacob berkeliling di lantai bawah lagi.Orang-orang di yayasan terlihat beraktivitas dengan bebas. Sebenarnya, banyak kamera pengawas dipasang di setiap sudut. Bahkan ada orang yang berpatroli.Banyak pengungsi tidak tidur. Mereka duduk di kursi panjang sambil mengobrol di