"Siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu? Lily, jangan seperti Jero." Ekspresi Arlo menjadi suram dan tatapannya menjadi dingin.Lily menggigit bibirnya dengan kesal sambil menggoyangkan lengan Arlo. Arlo adalah pria baik-baik. Dia tidak suka melihat drama para wanita yang berebutan kasih sayang. Dia selalu fokus bekerja dan sangat bertanggung jawab pada Keluarga Shankar.Di mata Arlo, meskipun Lily sangat manja, adiknya ini tidak memiliki niat jahat dan hanya kekanak-kanakan. Dia yakin Lily hanya ingin menjadi pusat perhatian dan itu tidak salah karena Lily belum dewasa."Kak, maafkan aku." Lily tidak mengatakannya lagi karena tahu Arlo tidak menyukainya. Arlo masih menatap Sienna.Sienna sudah menuju ke balkon. Pegunungan di sini sangat tinggi. Dari sini, mereka baru bisa melihat pemandangan malam yang indah.Ketika Sienna duduk di bangku, Jacob tiba-tiba meraih ujung rambutnya dan bertanya, "Sepertinya rambutmu sudah panjang?"Sebelumnya, rambut Sienna hanya mencapai bahunya. A
Sienna malas melihat sandiwaranya, sehingga dia hanya diam-diam menyelesaikan makanannya. Jacob juga tidak melihat ke arah seberang, melainkan menopang pipinya dengan satu tangan dan tersenyum memandangnya, seolah-olah melihat Sienna makan adalah hal yang sangat menarik.Saat Sienna menyantap hidangannya sampai setengah dan ingin makan lagi, tangannya tiba-tiba ditahan oleh jari Jacob. "Makanan ini dingin. Makan sedikit saja, jangan sampai lambungmu sakit."Dengan enggan, Sienna akhirnya meletakkan kembali makanan itu. Jacob mengambil sehelai tisu basah, lalu menarik tangan Sienna. Dia menunduk dan membersihkan setiap jari Sienna seolah-olah tangannya adalah sebuah karya seni.Jacob terlalu fokus sehingga tidak menyadari semua orang di tempat itu melihatnya. Sienna juga sangat fokus sehingga tidak menyadari suasana aneh di sekitarnya. Hingga cukup lama, Jimmy baru berkata, "Kak Jacob, Wiandro bilang Benny meneleponmu, tapi kamu nggak jawab. Jadi, dia menyuruhmu untuk menghubunginya kem
Tangan Jacob yang memegang kartu langsung terdiam. Dia benar-benar merasa salut terhadap keberanian Lily.Sementara itu, di luar ruang utama. Begitu mendengar suara di telepon, tubuh Sienna langsung menjadi kaku. Sebab, orang yang meneleponnya ternyata adalah Kakek Darwo yang sedang dalam status hilang."Sienna," panggilnya. Setelah itu, suaranya berhenti sejenak dan terbatuk-batuk."Kakek Darwo," balas Sienna dengan tergesa-gesa. Dia mengira dirinya salah dengar. "Di mana Kakek sekarang? Jacob terus mencarimu.""Sienna, kita ketemuan besok malam. Jangan beri tahu Jacob," kata Kakek Darwo.Besok malam? Pada saat itu mereka sudah masuk ke gunung dan bermalam di sana. Hal ini menunjukkan bahwa Darwo sedang berada di dekat mereka, tetapi dia tidak mau menampakkan diri.Ada banyak sekali pertanyaan yang terlintas dalam pikiran Sienna, tetapi Darwo hanya berkata, "Ada hal yang ingin kutanyakan padamu secara pribadi. Jadi, Jacob nggak boleh tahu." Setelah melontarkan ucapan itu, Darwo kembal
Dalam sekejap, Wind juga tidak bisa berkata apa pun. Wajah tersenyum Lily dan wangi rambutnya yang menggoda membuatnya terlena. Di saat Wind baru saja hanyut dalam pesonanya, Lily kembali menimpali, "Aku nggak mau tunggu lagi. Wind, bunuh Sienna dalam perjalanan kali ini."Ekspresi Lily sangat dingin, tetapi sudut bibirnya menyunggingkan senyuman dan kedua tangannya menyentuh wajah Wind. "Kamu pernah bilang, kamu mau jadi algojoku."Membunuh Sienna dalam perjalanan kali ini berarti dirinya akan terekspos kapan saja oleh Jacob. Asalkan Jacob menyelidikinya dengan saksama, dia akan langsung tahu siapa pelakunya. Tiba saatnya nanti, Wind tidak akan bisa lolos lagi. Lily sedang menggunakan nyawa Wind untuk ditukar dengan nyawa Sienna."Wind, bisa nggak?" tanya Lily lagi.Wind menundukkan pandangannya. Rambutnya yang dikepang tergerai di pundaknya, lalu dia mendongak menatap Lily sekilas. "Nona, aku bersedia.""Oke, besok malam kamu awasi Sienna. Begitu dia menjauh dari pandangan Jacob, kam
Suasana di koridor langsung menjadi canggung. Sienna sudah berdiri di pintu dan berpikir cukup lama. Namun, dia tetap tidak paham mengapa Jacob bisa memeluk Lily. Selain itu, dilihat dari situasinya, mungkin Jacob akan mencium Lily jika dia dan Arlo tidak muncul.Begitu mendengar suara pintu dibuka, Jacob langsung tersadar. Dia segera mendorong Lily untuk menjauh dengan kuat, sehingga Lily kehilangan keseimbangan dan langsung jatuh ke lantai.Arlo segera mendekat dan langsung meninju dada Jacob. Jacob tidak sempat menghindari pukulan Arlo, sehingga dia terpukul sampai mundur beberapa langkah.Ekspresi Arlo menjadi sangat dingin. Dia berjongkok untuk membantu Lily berdiri dan berkata dengan nada lembut, "Lily, bagaimana keadaanmu?"Mata Lily memerah dan meringkuk dalam pelukan Arlo. "Kak Arlo, dadaku sesak, aku ...." Saat mengatakan itu, Lily mulai kesulitan bernapas dan wajahnya memerah.Arlo segera memeriksa tubuh Lily. Setelah menemukan obat, dia langsung memasukkannya ke mulut Lily.
Di sisi lain. Setelah kembali ke kamar, Lily masih menangis tersedu-sedu.Mendengar Lily yang masih menangis, Arlo yang sudah menyiapkan air hangat untuk Lily pun menghela napas. "Dia jelas sedang mempermainkan kalian berdua.""Kak Arlo, aku tahu, tapi aku nggak bisa melepaskannya. Meskipun dia mengabaikanku di depan orang lain."Arlo mengernyitkan alis dengan erat. Adiknya ini sudah terlalu dilindungi dan sebelumnya juga jarang berinteraksi dengan lawan jenis, sehingga terjebak di dalam hubungan seperti ini."Sebelumnya, dia juga yang menulis surat padaku dulu, aku bahkan masih menyimpan surat-suratnya itu. Kalau bukan karena kondisi kesehatanku, aku sudah datang mencarinya sejak dulu. Sienna nggak akan ada kesempatan lagi. Saat Jacob memelukku tadi, aku sama sekali nggak bisa menolaknya."Lily mengangkat wajahnya yang memerah dan menyeka air mata di sudut matanya. "Jadi, Kakak bisa bantu aku nggak? Aku ingin menikah dengannya. Meskipun Sienna selalu ada di hatinya, aku tetap mengingi
Sienna langsung bangkit dan duduk di tempat tidur. Dia berpikir itu adalah pesan usil dari seseorang.Tak lama kemudian, orang itu mengirim pesan lagi.[ Piama ini terlihat bagus. ]Sienna merasa merinding dan teringat dengan kamarnya dahulu yang dipenuhi dengan kamera tersembunyi hingga membuatnya merasa mual. Dia segera mematikan lampu kamar dan memeriksa sekeliling, tetapi dia tidak menemukan kamera tersembunyi di mana pun. Dia segera bangkit dan berjalan menuju jendela. Namun baru saja hendak menutup tirai, ponselnya berbunyi lagi.[ Ekspresimu yang mencari-cariku ini sangat lucu. Waktu itu aku terlalu kasar, kamu sudah makan pil kontrasepsi, 'kan? ]Pesan itu dari Deshton.Saat ini, tangan Sienna yang masih memegang tirai pun dipenuhi dengan keringat dan segera menutup tirainya. Setelah memastikan orang di luar tidak bisa melihat ke dalam kamar lagi, dia kembali duduk ke tempat tidur dengan ketakutan. Kali ini dia tidak menerima pesan baru lagi, tetapi dia tetap merasa sangat geli
Mata Sienna langsung berbinar. Namun, dia melihat pria di depannya itu menyeringai, lalu perlahan-lahan membungkuk hingga hidung pria itu hampir menyentuh hidungnya. Dia menghindar dengan jijik dan merasa sangat ingin menghancurkan pria itu hingga berkeping-keping.Namun pada saat itu, Deshton malah berkata, "Kamu pikir Jacob masih akan memperlakukanmu seperti dulu setelah kamu melakukan hal seperti itu denganku? Saat berhubungan denganmu, dia pasti akan terus berpikir apa kamu juga seperti ini saat berhubungan denganku. Kamu pikir dia nggak akan cemburu setelah kamu jujur padanya? Dia sangat cemburu dan terus mencariku, sampai aku terpaksa bersembunyi selama ini. Sienna, kamu benar-benar luar biasa."Sienna tidak tahu Jacob masih diam-diam mencari Deshton, padahal dia sudah meminta Jacob untuk tidak mencari Deshton lagi. Jacob pasti peduli dengan hal ini, tetapi pura-pura tidak acuh di depannya.Deshton memegang tangan Sienna dan memaksa Sienna untuk menatapnya, lalu tersenyum sejenak