Home / Horor / Suamiku Menghilang Setiap Malam / Menghilang Setiap Malam

Share

Suamiku Menghilang Setiap Malam
Suamiku Menghilang Setiap Malam
Author: Naffa Aisha

Menghilang Setiap Malam

Author: Naffa Aisha
last update Last Updated: 2022-11-24 14:47:54

Terasa ada yang turun dari ranjang. Aku yang sedang tertidur bisa merasakan hal itu. Kuubah posisi tidur dari menyamping menghadap dinding, menjadi miring ke kanan, menghadap ke arah suamiku. Kuraba, namun tak ada terasa tubuh Mas Gilhan, suamiku. Kubuka mata perlahan dan benar saja, tempat tidurnya sudah kosong. Kukucek mata, dan melihat jam di dinding yang mengarah ke 01.05.

Agghh ... suamiku memang suka menghilang di setiap malam. Pergi ke mana dia? Ketika subuh barulah dia kembali dan aku tak pernah tahu kapan ia datang, tapi tiba-tiba sudah ada di sampingku, selalu begitu setiap hari.

Aku berusaha bangkit dari tempat tidur untuk mencarinya, tapi tubuh ini terasa berat dengan mata yang terasa amat mengantuk. Aku tak bisa menggerakkan tubuh hingga akhirnya kembali tertidur.

*****

“Sayang, Mas berangkat kerja dulu!” Terdengar suara samar-samar.

Aku membuka mata dan mendapati Mas Gilhan sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, setelan jas berwarna hitam. Kulirik jam di dinding yang sudah mengarah ke angka 07.30, oh tuhan ... lagi-lagi aku tak sholat subuh dan tak menyadari kapan suamiku kembali.

“Mas, kamu tadi malam ke mana?” tanyaku dengan sambil bangkit dari tempat tidur.

Mas Gilhan mengerutkan dahi dan menjawab, “Nggak ada ke mana-mana.”

“Masa? Sudah beberapa kali kamu selalu menghilang setiap malam, kamu ke mana, Mas?” tanyaku dengan tak bisa menyembunyikan rasa penasaran ini.

“Apa sih maksud kamu, Sayang? Aku nggak pernah ke mana-mana kok setiap malam, sepanjang malam tidur di samping kamu kok,” jawabnya dengan mendekat ke arahku yang kini berdiri di hadapannya dengan tatapan penuh selidik.

“Mas ....” Aku masih tak puas dengan jawabannya.

“Ya sudah, kamu Cuma mimpi saja kali. Aku berangkat dulu, ya. Aku titip anak-anak, I love you,” ujarnya sambil mendaratkan kecupan di dahiku.

Aku berusaha tersenyum, dan kembali duduk di atas ranjang sebab semua ini terasa aneh. Aku sangat yakin, kalau setiap malam suamiku memang selalu menghilang dari kamar tapi dia menyangkalnya.

Setelah cukup lama termenung, aku bangkit dan meraih handuk lalu mandi. Aku merasa ada keanehan setiap malam di rumah ini, selain suamiku yang selalu menghilang, aku juga tak bisa bangun sebab tubuhku ketindihan sepanjang malam dan akan tersadar saat pagi.

Setelah mandi dan berpakaian, aku keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga untuk ke lantai bawah kemudian menuju dapur. Di ruang tengah, terlihat Bik Ana sedang bermain dengan Naura dann Nayla, putri bungsu suamiku, hmm ... namun kini sudah menjadi putriku juga. Mereka kembar identik, aku masih sulit membedakan mereka sebulan ini.

“Selamat pagi, Cantik,” sapaku kepada dua putri tiriku itu.

“Selamat pagi juga, Mama Sindy,” jawabnya serempak dengan sambil tersenyum.

Aku mendekat dan mendaratkan ciuman di dahi gadis kecil yang usianya kurang beberap bulan lagi akan menginjak empat tahun.

“Udah sarapan belum, Sayang?” tanyaku.

“Udah, Ma,” jawab mereka serempak.

“Nyonya Sindy, sarapan sudah ada di atas meja makan. Silakan!” ujar Bik Ana dengan suara kaku, gaya biacaranya memag begitu, datar dan tanpa ekspresi. Usianya masih muda, mungkin seusia dengan suamiku, 37 tahunan.

“Hmm ... iya, Bik, terima kasih,” jawabku. “Niko udah ke sekolah?” tanyaku saat teringat akan putra sulung suamiku yang kini sudah duduk di bangku SMP itu.

“Udah, Nyonya. Den Niko, pukul 06.30 sudah berangkat ke sekolah,” jawabnya  dengan nada sengit.

Aku berusaha berpikir positif dan beranggapan kalau sifat jutek begitu memang wataknya, walau aku menangkap ada kejengkelan karena aku bangun selalu siang. Bukan mauku seperti ini, tapi aku selalu terbangun selalu siang walau sudah menyetel alarm, padahal ketika masih gadis dan tinggal di rumah mama, aku tak pernah seperti ini. Di rumah ini, aku selalu kesusahan untuk bangun jika sudah tidur, maka dengan itu, aku tak mau tidur siang sebab beberapa hari yang lalu aku pernah tidur siang dan terbangun besoknya. Aneh bukan?

Aktivitasku di rumah ini berjalan seperti hari-hari kemarin, aku cuma duduk bengong di depan televisi sebab dua putri kembar suamiku itu selalu menghabiskan waktu dengan pembantunya saja.

Aku mulai jenuh sebulan terus seperti ini, kalau begini lebih baik aku kembali bekerja di kantor Mas Gilhan sebab dulu aku karyawannya sebelum dia melamarku jadi istri. Ah, akan kubicarakan nanti dengannya.

Bersambung .....

Related chapters

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Ke mana?

    Sayangnya, aku lupa mengatakan keinginanku pada Mas Gihan. Pria itu sudah terlihat terlelap sekarang.Maka dari itu, aku pun memikirkan sebuah ide. Sengaja kujaga mata agar tak tertidur, sebab aku ingin memergoki ke mana perginya suamiku itu setiap malam. Dia akan selalu menghilang setiap di atas pukul 00.00, begitu menurut analisaku sebulan ini. Aku hanya pura-pura memejamkan mata saja dengan posisi memeluk guling dengan membelakanginya, agar ia tak tahu kalau aku tak benaran tidur.Tak lama kemudian setelah aku membuka sedikit mata untuk melihat jam di dinding kamar, terasa gerakan Mas Gilhan bangkit dari tempat tidur lalu melangkah. Aku membalikkan tubuh perlahan dan melihatnya membuka pintu kamar dan keluar.Dengan sigap, aku juga bangkit dari tempat tidur dan mengikutinya membuka perlahan pintu dan mengintip ke luar, dia terlihat menuruni anak tangga. Untung saja lampu di rumah ini di matikan sebagian, jadi aku bisa mengikutinya dengan aman. Setelah kulihat Mas Gilhan sampai d

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Pintu

    Aku kembali terkaget-kaget dengan memegangi dada.Segera, aku menoleh ke belakang. Ternyata pintu belakang tertutup dengan sendirinya dan di depan pintu ada seorang anak laki-laki. Aku tak bisa melihat dengan jelas sosok pucat itu, wajahnya mirip Niko, putra sulung suamiku. “Ni—Niko .... “ seruku dengan terbata-bata. Tanpa menjawab perkataanku, dia melangkah melewatiku dan tubuh ini seperti tertarik untuk mengikuti langkahnya menyusuri lorong untuk menuju ke dapur. Saat tersadar, ternyata aku sudah berada di depan anak tangga untuk menuju ke lantai atas. “Niko!” panggilku dengan sambil celingukan, mencari sosok Niko yang tadi menuntunku untuk sampai di sini. Tak ada siapa pun di sini, bulu kuduknya tak hentinya meremang, tubuh ini semakin panas dingin. Aku memegangi dada, berusaha mengatur pernapasan. Sebaiknya aku kembali ke kamar saja. Besok pagi akan kutelusuri halaman belakang itu sebab aku sangat yakin kalau Mas Gilhan menuju ke sana tadi. Dengan tergesa-gesa, aku menaiki a

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   ART Aneh

    Aku menggelengkan kepalaku.Setelah Niko berangkat ke sekolah, Mas Gilhan juga pamit kantor. Kini di rumah hanya tinggal aku, Bik Ana juga si kembar. Aku melangkah menuju anak tangga, hendak kembali ke kamar. Setelah mandi nanti, aku akan menyelidiki rumah ini. Aku sedikit heran, di rumah sebesar ini hanya memiliki satu asisten rumah tangga saja yang merangkap sebagai pengasuh juga. Saat menaiki anak tangga, Nayla dan Naura terlihat sedang menonton acara kartun di televisi, sedang Bik Ana sedang menyapu lantai. Dia memang wanita tangguh, bisa mengerjakan semuanya.Sesuai yang kurencanakan, setelah selesai mandi dan berpakaian, aku segera turun ke bawah dan menuju dapur. Bik Ana tak ada di sini, mungkin sedang menemani si kembar bermain. Oke, hari ini aku yang akan memasak sebab bosan juga rasanya kalau cuma bengong sendiri di kamar dan tak mengerjakan apa pun. Aku yang keseharian selalu menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor, namun sekarang harus menghabiskan waktu di rumah, ras

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Sinis

    Bik Ana mendekat kepadaku, namun aku segera berlalu menuju ruang keluarga yang terdapat televisi. Lebih baik menonton sinetron saja kalau mengerjakan apa pun tak dibolehkan.Kuraih ponsel lalu mengetik pesan yang akan kukirimkan kepada suamiku. Akan kuadukan perlakuan tak menyenangkan dari pembantu bertampang sangar itu. [Mas, aku tak senang dengan perlakuan Bik Ana kepadaku hari ini. Masa aku mau memasak saja gak dibolehin dan malah diusir dari dapur? Memangnya kamu pernah memberikan mandat kepadanya agar melarangku melakukan apa pun di rumah ini?] Segera kukirimkan pesan itu dan menunggu Mas Gilhan membukanya. Akan tetapi, jangankan dibaca, terkirimkan pun tidak, pesanku hanya centang satu saja. Ke mana suamiku itu? Aku tak habis akal, kuketik pesan untuk temanku yang masih bekerja di kantornya. [Mir, Mas Gilhan, suamiku ... sedang apa dia? Apa dia ada di ruangannya atau sedang keluar?] Pesan itu langsung kukirim kepada Mira, temanku. Lima menit kemudian, pesanku langsung mendap

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Ketindihan

    #Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamPart 6 : Ketindihan “Hahaa ... oke, oke. Jadi begini, Mas memang ada bilang kepada Bik Ana agar jangan membiarkan kamu melakukan pekerjaan apa pun di rumah ini sebab aku membawamu ke rumah ini sebagai istri, bukan sebagai ... hmm ... wanita yang akan disuruh-suruh melakukan pekerjaan apa pun. Kamu Ratu di rumah ini, Sayang, juga Ratu di hati, Mas. Jangan marah lagi, soalnya Mas sibuk sekali di kantor hari ini sehingga pegang ponsel saja tak sempat,” ujar suamiku dengan nada khasnya, lemah lembut dan bikin darah tinggi mendadak turun.“Mas, nggak gitu juga kali? Kalo cuma masak, masa aku juga nggak boleh? Aku bosan kalau cuma duduk bengong saja di rumah ini, udah gitu ... mau main sama di kembar juga nggak dibolehin sama pembantu songong itu!” Aku mengerucutkan bibir.“Hmm ... bukan maksudnya begitu, Bik Ana hanya menuruti perintahku saja kalau ia tak boleh membebankan pekerjaan apa pun kepadamu termasuk mengasuh dua putriku,” jawab saumiku lagi.Aku m

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Naura dan Nayla

    #Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamPart 7 : Naura dan NaylaSetelah Mas Gilhan pamit ke kantor, aku melangkah masuk dan di ruang tengah. Di sana terlihat si kembar sedang membongkar keranjang mainannya. Bik Ana kayaknya lagi sibuk di dapur, bagus deh, aku jadi ada kesempatan untuk bermain bersama dua gadis kecil menggemaskan ini.“Mama Sindy, main yuk!” ajak salah satu dari putri tiriku itu, karena wajah, gaya rambut dan pakaian yang selalu sama, aku tak bisa membedakan keduanya.“Ayo!” jawabku dengan tesenyum dan duduk di antara mereka.“Nayla mau yang ini!” ujar anak tiriku itu sambil meraih sebuah boneka barby, aku langsung mengingat kalau yang duduk di sebelah kananku adalah Nayla jadi yang sebelah kiri pasti Naura.“Iya, Naura yang ini saja dan Mama Sindy yang ini,” ujar Naura dengan memberikan boneka barby dengan gaun pesta bewarna pink itu. “Hmm ... dan untuk Mama .... “ sambungnya dengan memberikan boneka barby dengan baju santai, celana pendek dan tanktop, ke udara.Eh! Aku ber

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Ramalan Bianca

    #Suamiku_Menghilang_Setiap_MalamPart 8 : Ramalan BiancaBik Ana terlihat mempercepat langkahnya, sedang aku mengikutinya dari belakang. Sesampainya di depan pintu belakang, wanita yang selalu mengenakan pakaian berwarna putih itu menoleh ke belakang, mungkin memastikan tak ada yang membuntutinya.“Hey, siapa di sana?!” teriaknya lantang dengan membalik badan dan menatap ke sekeliling.Aku yang sedang bersembunyi di balik dinding jadi berdebar-debar, takut tertangkap olehnya. Dengan sambil berdoa dalam hati, aku memegangi dada, berharap ia tak tahu kalau aku sedang membuntutinya.Beberapa saat kemudian. Bik Ana tak kunjung keluar dari lorong itu, kuberanikan diri untuk kembali mengintip ke posisi ia berdiri tadi tapi tak ada siapa pun lagi di lorong depan pintu itu. Apakah dia sudah keluar? Tapi kok aku nggak dengar suara pintu terbuka, ya? Bagaimana ini, aku masuk atau tidak, ya? Jangan-jangan Bik Ana hanya sedang bersembunyi saja dan ingin menangkap basah siapa yang sedang membuntu

    Last Updated : 2022-11-24
  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Lingeri

    Suamiku Menghilang Setiap MalamBab 9 : Lingeri“A—apa, Bi?!” tanyaku dengan dada yang mendadak terasa sesak, jantung berdebar tak karuan, tubuh jadi panas dingin.“Ah, ya sudah ... anggap saja aku tak mengatakan apa pun, aku benci dengan perasaan aneh ini. Maafkan aku, Sin!” Bianca tiba-tiba memegangi kepalanya dengan tatapan mata yang nanar.“Bi, kalau ngomong itu jangan setengah-setengah, aku jadi merinding ini,” ujar Rahel dengan menyikut Bianca.“Jangan percaya dengan ucapanku yang tadi, aku cuma ngelantur!” Bianca bangkit dari kursinya, meraih tas dan pergi begitu saja.“Bi, kok langsung pergi sih?” teriak Sinta.Aku masih termenung, terus terang, aku takut akan kebenaran kata-kata dari sahabatku dari bangku kuliah itu. Dari dulu dia memang aneh, tapi terkadang apa yang diocehkannya itu menjadi kenyataan. Dia juga bisa merasakan adanya makhluk gaib dan aku percaya akan kelebihannya itu, walau terkadang teman-teman suka menetertawainya.Dulu, Bianca juga pernah meramalkan kalau a

    Last Updated : 2022-12-13

Latest chapter

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 26)

    Season 2 (Bayi Setan 26)Part 26Beni memegangi dadanya, ia benar-benar tak mengerti, Vinna kini mengeluarkan suara Anita, istrinya. Apa wanita di hadapannya sedang kesurupan? Ia bergumam sendiri.“Pak Beni, istri saya kesurupan arwah istrimu. Coba berbicara dengannya, bujuk dia untuk mau meninggalkan tubuh istri saya! Meminta maaflah agar semua permasalahan kalian selesai dan dia dapat tenang di alam sana!” ujarVidan kepada Beni.Beni mengangguk dan berlutut di hadapan Vinna.“Anita, kumohon ... maafkanlah aku! Aku menyesal tidak mempercayaimu. Maafkan aku juga ... baru datang sekarang ke makammu sebab aku tak tahu kalau kamu meninggal karena tabrakan. Bagaimana bisa kamu ada di kota ini? Aku mencarimu ke sana ke mari satu tahun ini. Maafkanlah aku ... aku ikhlas melepasmu dan tunggu aku di akhirat nanti, aku akan menyusulmu nanti. Tenanglah di alam sana, keluarlah dari tubuh Vinna, kasihan dia ... dia wanita baik yang sudah nerawat juga menyayangi putramu seperti anaknya sendiri. Ik

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 25)

    Season 2 (Bayi Setan 25)Part 25Setelah selesai ziarah ke makam Ibu dari Baby Vallen, Vidan mengantar Vinna pulang bersama bayinya.“Dek, Abang langsung berangkat kerja, ya!” ujar Vidan kepada istrinya.“Iya, Bang, hati-hati!”“Assalammualaikum.”“Waalaikumsalam.”Vinna segera masuk sambil menggendong Baby Vallen. Ia tersenyum kepadanya lalu meletakkan sang bayi berusia 4 bulan itu ke tempat tidur. Ditatapnya lekat bayi mungil yang sudah ia anggap seperti anak sendiri itu, kasih sayangnya takkan berubah walau kini ia sudah mengetahui asal-usul Baby Vallen yang ternyata dilahirkan oleh seorang mayat dan di dalam kubur pula. Akan tetapi, ia yakin bayinya itu bisa hidup layaknya manusia normal lain.“Mama yakin, kamu akan tumbuh menjadi anak yang baik, Vallen! Ayo minum susumu dulu!” Vinna menyumpalkan botol susu ke mulut Baby Vallen.Baby Vallen yang biasanya menolak susu formula, kali ini ia malah menghisapnya dengan lahab. Vinna tersenyum senang melihat kemajuan Baby Vallen yang suda

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 24)

    Season 2 (Bab 24) Part 24 “Pertama saya melihat adegan perkosaan yang terjadi di sebuah makam, lalu malam berikutnya ... adegan sang wanita yang dituduh suaminya berselingkuh karena ketika ia pulang dari merantau ... istrinya itu sedang dalam keadaan hamil,” ujar Vinna dengan memegangi kepalanya. “Orang yang sudah meninggal, rohnya sudah kembali ke alam barzah dan takkan bisa masuk ke alam mimpi kita lagi. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal dunia," jelas Sang Ustadz. “Satu misteri yang belum terkuak ... mengapa bayi ini diletakkan di depan rumah ka

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 23)

    Season 2 (Bayi Setan 23)Part 23Vinna kembali kesurupan, Vidan lumayan kewalahan karena amukannya. Sedang Pak Ustad menggendong Baby Vallen dan membaringkannya di sofa.“Tolong, Pak Ustazd!” ujar Vidan karena kini lehernya dicekik oleh istrinya yang kini sedang dikuasai oleh mahkluk gaib.Sang Ustazd mengeluarkan tasbihnya dan mulai membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an. “Jangan mengusik ketenanganku!” Suara yang keluar dari mulut Vinna terdengar bergetar.“Kami takkan mengusikmu, jika kamu tak mengganggu duluan. Keluarkan dari tubuh Vinna!” perintah Sang Ustazd.“Aku tidak mau!” jawab makhluk yang kini sedang mengusai tubuh Vinna.“Kalau kamu tidak mau keluar secara baik-baik, maka saya akan memaksamu! Allahuakbar .... “ Sang ustazd berpakaian serba putih itu semakin mengeraskan bacaannya yang membuat Vinna semakin meronta-ronta dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Vidan.Vinna yang sedang dikuasai makhluk astral itu menarik dirinya dari pelukan Vidan dan mendorongnya, ia jug

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 22)

    Season 2 (Bayi Setan 22)Part 22Sorenya, seperti yang dikatakan Bang Vidan, temannya yang Ustazd itu datang ke rumah. Aku dan Baby Vallen segera masuk ke dalam kamar, agar tak diajak ke ruang tamu.“Dek, bikinin minuman dan setelah itu antar ke ruang tamu, ya!” Bang Vidan menahan pintu kamar yang hendak kututup.“Abang saja yang bikin, Baby Vallen ngantuk dan minta diboboin,” bantahku.“Dek, buka gak!” Bang Vidan membuka pintu yang belum sempat kututup dengan rapat itu, aku jadi kesal kepadanya.“Ada apa sih, Bang? Bikin sendiri saja minumannya!” ujarku sinis.“Masalah minuman, Abang bisa bikin sendiri tapi Abang mau kamu bawa bayimu itu ke ruang tamu biar dibacain doa sama Pak Ustazd. Sekalian kamu ceritain mimpi-mimpimu yang seolah bersambung itu, lalu semua keanehan pada bayimu. Sekarang sudah saatnya kamu tahu, siapa bayi yang kamu sayangi selama ini.” Bang Vidan berkata dengan serius.Aku menggeleng sambil membawa Baby Vallen menuju tempat tidur.“Vinna, apa kamu tak merasa aneh

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 21)

    Season 2 (Bayi Setan 21)Part 21Berhari-hari, aku terus memikirkan kisah mimpiku yang seolah bersambung dari satu kejadian ke kejadian yang lain. Apa semua ini ada hubungannya dengan Baby Vallen? Aku-mulai menduga-duga, tapi tak juga menemukan jawaban dari teka-teki ini.“Kenapa, Dek?” Bang Vidan membuatku terkejut karena tiba-tiba sudah berada di dekatku, entah kapan ia pulang, aku tak menyadarinya.“Nggak kenapa-kenapa, Bang, cuma kepikiran terus sama mimpiku beberapa malam ini. Mimpi itu seolah bersambung, dan aku bingung ... siapa wanita yang selalu hadir dalam mimpiku. Dia seolah mau menyampaikan sebuah pesan, tapi aku tak mengerti,” ujarku dengan menghentikan aktifitas memotong sayuran.“Oh begitu, sore nanti teman Abang yang Pak Ustazd yang kemarin akan ke sini lagi. Coba kamu ceritakan kepadanya tentang mimpimu itu, Dek, siapa tahu dia bisa menafsirkan artinya,” ujar Bang Vidan.Aku menautkan alis, kok Pak Ustazd itu jadi sering ke sini sih? Emangnya bisnis apa sih Bang Vidan

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 20)

    Season 2 (Bayi Setan 20)Part 20Tangis Baby Vallen semakin menjadi saja saat ustaz itu menggendongnya, dengan sambil membacakan doa-doa yang keluar dari mulutnya walau ia hanya membacanya pelan.“Bang, mau diapakan bayi? Dia hanya rewel karena lapar saja, tak perlu dibacakan doa seperti itu!” Aku berusaha mengambil Baby Vallen, tapi Bang Vidan malah menarikku duduk di sampingnya.“Kita lihat saja dulu, semoga Pak Ustaz bisa membuatnya tenang!” ujar Bang Vidan dengan sambil menggenggam tanganku.“Owee ... oweeee ... oweee .... “Aku tak tahan melihat bayiku menangis seperti itu, dada ini terasa sesak dengan hati yang nyeri seperti teriris sembilu. Dengan napas yang memburu cepat, tubuhku terasa amat panas dengan emosi yang memuncak. Tiba-tiba, pikiranku terasa melayang, otak itu seperti kesentrum yang membuatku tubuhku gemetar. Seperti ada yang sesuatu yang memasuki tubuh ini dan mengendalikannya. Aku melepaskan cengkraman tangan Bang Vidan dari lenganku lalu berlari menghampiri sang

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 19)

    Season 2 (Bayi Setan 19)Part 19“Bang, aku mimpi aneh,” jawabku dengan sembari bangun dari tempat tidur, lalu menoleh Baby Vallen yang masih terlelap di sampingku.“Makanya, sebelum tidur itu berdoa dulu,” jawab Bang Vidan sambil beranjak dari tempat tidur, lalu membuka seragamnya.“Abang udah pulang kerja?” tanyaku lagi, lalu menurunkan kaki ke lantai. Vito terlihat masih terlelap, entah pukul berapa ia tidur tadi malam, aku tak sadar lagi.“Iya, kamu baru bangun Vinna? Nggak sholat subuh dong kamu,” ujarnya sambil membuka pintu kamar lalu melangkah keluar.“Nggak terbangun, Bang.” Aku mengekor di belakangnya yang kini sedang menuju dapur.Bang Vidan masuk ke kamar mandi, sedang aku menuju lemari es, melihat stok persediaan makanan untuk sarapan juga makan siang. Hanya tinggal hari ini dan besok saja Vito masih libur dan bisa bermalas-malasan di rumah, lusa dia sudah masuk sekolah. Jadi, biarlah hari ini dia bangunnya siang pun.Aku mulai memasak untuk sarapan, sedangkan Bang Vidan

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 18)

    Season 2 (Bayi Setan 18)Bab 18“Vito, malam ini kamu temani Mamamu, tidur di sini saja, ini udah Papa bentangin kasur di bawah. Papa harus kerja, kalau ada apa-apa, segera telepon Papa.” Bang Vidan membentangkan kasur untuk Vito dan menyuruhnya tidur di kamar kami.“Bang, Vito bisa tetap tidur di kamarnya kok, aku nggak apa-apa tidur berdua saja dengan Baby Vallen,” ujarku saat melihat tampang manyun Vito yang langsung berbaring di kasurnya dengan pandangan tak lepas dari ponsel ditangannya.“Nggak apa-apa, Vito akan tetap tidur di kamar ini untuk menemani kamu. Ya sudah, Abang berangkat kerja dulu.” Bang Vidan meraih jaketnya di belakang pintu kamar lalu melangkah keluar.Aku mengekor di belakang Bang Vidan untuk mengantarnya ke depan pintu.“Abang berangkat dulu, Dek, assalammualaikum.” Bang Vidan mengulurkan tanganya kepadaku.Aku langsung salim kepadanya dan tersenyum tipis.“Waalaikumsalam. Hati-hati, Bang,” jawabku.Bang Vidan naik ke motornya dan keluar dari perkarangan rumah.

DMCA.com Protection Status