Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 68. Istriku, Bisakah Kita Perbaiki Pernikahan Ini Lagi?

Share

Bab 68. Istriku, Bisakah Kita Perbaiki Pernikahan Ini Lagi?

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Keesokan harinya, Elizabeth yang masih berada di rumah sakit dikejutkan dengan kedatangan Melody bersama dengan Exel pagi ini.

Wanita itu masih terlihat tak mau akrab dengannya. Sekalipun cucunya begitu manja pada Elizabeth dan terus memeluknya.

"Aku datang ke sini untuk mengantarkan Exel, dia terus merengek ingin bertemu denganmu," ujar Melody pada Elizabeth.

Wanita tua itu duduk di samping Elizabeth dan terus memperhatikan Exel dalam rangkulan sang menantu yang amat tidak ia sukai.

"Iya Ma, setiap hari Exel diantarkan ke sini oleh Evan," jawab Elizabeth sedikit gugup dan takut.

Melody menyergah napasnya panjang. "Huhhh... Harusnya kau merasa beruntung dan berterima kasih pada putraku karena dia masih memaafkan istrinya yang berselingkuh! Bahkan masih memberikan izin untuk kembali tinggal bersama!"

Mendengar hal itu, Elizabeth menatap takut Mama mertuanya. Meskipun ragu, Elizabeth ingin menunjukkan kejujuran yang ia simpan.

"Ma, aku tidak pernah berselingkuh dengan siapapun. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 69. Siapa yang Kau Percayai, Aku atau Dia?!

    Perbincangan Evan dan Elizabeth yang serius tiba-tiba terganggu oleh kemunculan Jericho, sang ajudan Evan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar inap Elizabeth. Laki-laki itu mendekati Evan dengan wajah tegang dan serius. "Tuan, ada sesuatu yang sangat penting ingin saya sampaikan," ujar Jericho setengah berbisik. "Ada apa?" Sontak Evan langsung beranjak dari duduknya. "Orang-orang kita telah menangkap pengemudi mobil merah yang hampir menabrak Nyonya, dan sekarang pelakunya sudah ada di kantor polisi," jelas Jericho mengungkapkan.Evan pun mengangguk, laki-laki itu menoleh pada Elizabeth yang hanya diam menatapnya. Setelah itu Evan satu langkah mendekati istrinya yang nampak bingung. Elizabeth tidak tahu apa yang terjadi, tapi kini nampaknya Evan sangat terburu-buru karena sesuatu yang amat genting. "Aku akan pergi sebentar, ada urusan penting yang harus aku selesaikan," pamit Evan menyentuh pundak kiri Elizabeth. "Aku akan segera kembali." Elizabeth tidak mengatakan apapun,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 70. Penyakit yang Disembunyikan Istriku

    Pertanyaan yang Evan lontarkan membuat Elizabeth cemas dan kebingungan untuk sejenak. Namun gadis itu akan tetap jujur mengatakan sesuai dengan isi hatinya. Elizabeth tersenyum tipis dan menjawab, "aku akan berpikir ulang, Evan. Dan bukan karena aku percaya pada Daniel, tapi aku akan memilih sesuai dengan keputusanku sendiri."Elizabeth mengatakan hal itu, karena ia tidak mau kembali jatuh di lubang yang sama seperti yang lalu. Dia juga ingin menunjukkan pada Evan, kalau permintaannya untuk berpisah adalah adalah murni keinginannya sendiri, dan bukan karena orang lain. Evan menghargai jawaban gadis itu, meskipun tidak memuaskan hatinya. "Aku harap kau bisa berpikir untuk memilih mana yang lebih baik," ujar Evan kembali.Dan gadis itu mengangguk tanpa melepaskan tatapannya dari sang suami. "Iya Evan." Pandangan mata Evan pun teralih pada Exel yang masih nyaman dalam dekapan Elizabeth. "Aku ingin Exel bisa ceria seperti dulu lagi, seperti saat masih bersamamu. Dan... Aku juga ing

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 71. Membawa Istriku Pulang Kembali ke Rumah

    Hari telah berganti, pagi ini Evan bersama si kecil Exel menjemput Elizabeth di rumah sakit. Setelah kondisinya membaik, pihak rumah sakit mengizinkan Elizabeth untuk pulang. Exel amat antusias dengan kabar ini, sejak di rumah tadi bocah manis itu sudah tidak sabar untuk menjemput Mamanya dan mengajaknya pulang ke rumah mereka lagi. "Mama...," sapa Exel membuka pintu kamar rawat, di mana Elizabeth tengah bersama Daniel di dalam. "Halo Sayang," balas Elizabeth tersenyum manis. Wanita itu langsung mengulurkan kedua tangannya begitu Exel berlari kepadanya, Elizabeth memeluk Exel dengan erat dan hangat. Bocah itu langsung merengkuh leher sang Mama dan meminta gendong sebentar. Dua orang di antara mereka, Evan dan Daniel kini tengah beradu tatap. Daniel menyorotkan tatapan penuh peringatan pada Evan. "Sekarang Mama sudah boleh pulang sama Om dokter, kita pulang ke rumah Papa ya, Ma," ujar Exel, dia tersenyum begitu manis membujuk sang Mama untuk ikut dengannya. Namun Elizabeth meras

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 72. Apakah Aku Mampu Bertahan Denganmu, Lagi?

    Kedua orang tua Evan pagi ini datang berkunjung ke kediaman Evan setelah mereka mendengar kabar bila Elizabeth sekarang tinggal bersama putra mereka lagi. Di ruang tamu dalam rumah megah tersebut, kini Arshen dan Melody duduk berdua berhadapan dengan putra dan menantunya. "Maafkan Papa, Elizabeth, Papa tidak sempat menjengukmu di rumah sakit kemarin," ujar Arshen menatap Elizabeth yang duduk di samping Evan. Gadis cantik itu tersenyum lembut. "Papa tidak perlu meminta maaf, lagipula aku hanya kelelahan dan tidak enak badan saja, Pa," jawab Elizabeth. Seperti biasa, Arshen selalu bersikap peduli dan perhatian pada Elizabeth seperti anaknya sendiri. Namun tidak dengan Melody yang terang-terangan enggan menatap wajah Elizabeth. Entah sampai kapan Melody akan memperlakukan menantunya seperti musuh."Bagaimana perasaanmu, Elizabeth, apakah kau sudah lega bisa kembali di rumah putraku dan menjadi seorang Nyonya lagi?" tanya Melody dengan nada yang sangat sarkastik. Elizabeth hanya ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 73. Akui Kekalahanmu, Clarisa!

    Elizabeth duduk menyendiri di sebuah kursi di dekat jendela dari siang hingga sore ini. Gadis itu berulang kali meringis dan sesekali dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Bahkan setelah dia meminum obat, rasa sakitnya belum juga mereda. "Hah... Sakitnya," keluhnya sembari menggigit bibir bawahnya menahan denyutan yang bertubi-tubi. Elizabeth perlahan berusaha bangkit dari duduknya, satu tangannya merayap mencari pegangan di dinding.Tak sengaja Evan yang berjalan melintas di depan ruangan keluarga, melihat Elizabeth yang kini terlihat sedang kesakitan. "Elizabeth!" Laki-laki itu bergegas cepat melangkah mendekati Elizabeth. Dengan pelan Evan meraih lengan istrinya dan menatapi wajah pucat Elizabeth dari dekat penuh kekhawatiran. "Kenapa? Kepalamu pusing lagi?" tanya Evan menyentuh kepala Istrinya. Elizabeth menggeleng dan mengelaknya. "Aku tidak papa, hanya pusing sedikit. Mungkin karena aku terlalu lama duduk." Berusaha untuk percaya diri, Elizabeth melepaskan cekal

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 74. Istriku, Yakinlah Padaku

    Tak biasanya Arshen datang mengunjunginya sore-sore begini. Laki-laki berambut putih dengan setelan formal itu juga mengatakan kalau dia hanya berkepentingan dengan Elizabeth seorang. Sampai akhirnya dia sudah berhadapan langsung dengan menantunya tersebut. "Apa yang ingin Papa sampaikan pada Elizabeth, Pa? Tadi Papa bilang ingin mengatakan hal yang penting," ujar gadis itu. "Papa ke sini untuk memberikan undangan ke pesta perayaan perusahaan Papa, kau bisa ikut datang bersama suamimu, besok malam," ujar Arshen menjelaskan tujuannya. "Pesta?" ulang Elizabeth dengan nada ragu. Papa mertuanya itu mengangguk. "Ya, datanglah dengan Evan." Mendengar nama pesta saja sudah membuat Elizabeth memikirkan hal yang tidak-tidak, apalagi kalau dia harus datang?Elizabeth diserang dilema hebat, bagaimana mungkin dia akan pergi ke pesta itu dan menunjukkan wajahnya di depan banyak orang setelah namanya rusak karena berita rekayasa perselingkuhannya dengan Daniel. Tidak bisa Elizabeth bayangkan,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 75. Evander Melihat Kelicikan Clarisa

    Malam pesta pun tiba, Elizabeth datang bersama suami dan juga putranya di acara penting milik Papa mertuanya yang digelar di sebuah hotel. Dengan balutan gaun berwarna putih yang cantik dan elegan, Elizabeth berdiri di tengah pesta. Gadis itu menemani putranya yang sibuk memilih makanan, sedangkan Evan berbincang-bincang dengan tamu yang lain. "Apa kubilang, dia benar-benar datang, kan! Sungguh tidak tahu malu!" "Iya. Masih berani dia menunjukkan wajahnya di depan umum dengan bangga sebagai istri Tuan Evander Collin, setelah skandal perselingkuhannya." "Mama mertuanya saja tidak mau dekat dengannya. Nyonya Melody malah lebih akrab dengan mantan menantunya yang jauh lebih baik daripada menantunya yang sekarang!" Ocehan-ocehan pedas dan cemooh semua orang di pesta itu dapat dengan jelas Elizabeth dengar. Namun tidak mungkin baginya untuk berlari dan pergi dari hall pesta ini. Jangan sampai ia membuat suami dan keluarga Collin lebih malu lagi. "Mama, Mama kenapa?" tanya Exel, anak

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 76. Peringatan Keras untuk Clarisa

    Kedatangan Arshen di apartemen Clarisa mengejutkan wanita muda itu. Perasaan aneh serta khawatir mulai menghantuinya saat ia berhadapan dengan laki-laki tua itu. Wajah Arshen juga tidak setenang biasanya. Dia menatap lurus dan tajam pada Clarisa seperti menatap seorang penjahat. "Sekarang katakan, apa yang sebenarnya kau inginkan, Clarisa?" tanya Arshen membuka suara. "A-apa maksud Om?" Clarisa berlagak sok polos dan tak tahu apa-apa. Kedua alis tebal laki-laki tua itu bertaut tajam. "Aku tidak buta, semalam aku memperhatikan dengan kedua mataku tentang apa yang kau lakukan pada Elizabeth!" Raut wajah Clarisa berubah pucat mendengar ungkapan Arshen yang begitu mengejutkannya. Seperti seorang penjahat yang tertangkap, Clarisa bungkam dan mulutnya terkunci rapat. Arshen menyergah napasnya panjang dan berdecak. "Istriku memang selalu ada di pihakmu, tapi bukan berarti aku juga mendukungmu, Clarisa. Kau... Kau sudah sangat keterlaluan!" "O-om... Saya minta maaf, saya tidak akan—"B

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 336. Momen Bahagia yang Akan Terus Kuingat

    Setelah putranya pulang, Evan pun juga kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat ia tinggalkan beberapa waktu yang lalu. Laki-laki itu sibuk dengan tumpukan berkas di ruangan kerjanya. Di sana, juga ada Jericho yang terlihat tengah mengotak-atik keyboard laptop miliknya. "Jer, bagaimana kabar Jeff dan Tania? Apa mereka benar-benar diamankan?" tanya Evan menatap ajudannya. Evan penasaran, pasalnya setelah kembali dari Munich dua hari yang lalu, Jericho tidak berbicara apapun. Laki-laki berbalut sweater cokelat gelap itu mengangguk. "Tuan jangan khawatir, seperti rencana kita sejak awal. Jeff sudah berhasil diringkus polisi dengan kasus penculikan, dan Tania..." Jeff menjeda ucapannya, laki-laki itu menutup laptopnya. "Kai yang mengawasi gerak-gerik Tania, Tuan. Kai bilang pada saya, kalau saat Tuan dan Nyonya pergi bersama Exel waktu itu, Tania masih menangis di sana hingga dua jam lamanya. Setelah itu, esok paginya, wanita itu pergi membawa koper dan entah ke mana dia pergi, t

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 335. Kembali ke Pelukan Mama dan Papa

    Selama perjalanan pulang, Elizabeth tidak melepaskan pelukannya dari Exel. Wanita itu menangis dalam diam antara senang bertemu dengan putranya lagi, di sisi lain Elizabeth juga ikut merasakan betapa patahnya hati Tania saat ini. Exel diam menyandarkan kepalanya dalam pelukan sang Mama. "Exel kangen dengan Mama, Sayang?" tanya Elizabeth mengusap rambut hitam anak itu. "Iya Ma. Exel kangen Mama," jawabnya. Elizabeth tersenyum manis, ia mengecup pucuk kepala Exel. Ekor mata Exel melirik Papanya yang kini menatapnya dan tersenyum mengusap punggung kecil Exel. "Tidak mau dipeluk Papa?" tawar Evan. "Nanti saja, Exel kangennya banyak sama Mama," jawab anak itu cemberut. Hal itu membuat Evan terkekeh, ia melepaskan mentel tebalnya dan menyelimutkan pada Exel dan Elizabeth. "Mama Clarisa merawat Exel dengan baik, kan, Sayang?" tanya Elizabeth lagi. "Heem. Exel yang nakal, Exel yang selalu minta pulang. Karena Exel pikir Mama Clarisa. Sama seperti dulu, tapi ternyata tidak ... apapun

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 334. Kasih Sayang Mama Kandung, dan Penyesalannya

    Tania kaget di sana ada Evan dan Elizabeth, terlebih lagi saat ini Exel sudah berada dalam pelukan Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah Jeff dengan tatapan murka tanpa ampunan. Sedangkan Evan berusaha melindungi anak dan istrinya, dan Jericho tiba-tiba pergi dari sana. Kini tinggal satu ajudan Evan berdiri di depannya. "Jadi benar-benar kau yang menculik Exel?" Suara Evan membuat Tania menatapnya dengan tatapan marah. "Ya. Aku yang membawanya, karena aku sangat merindukan anakku, Evander!" seru Tania. Wanita itu kembali menoleh pada Jeff. "Dan kau ... apa yang kau lakukan?! Kenapa kau mengembalikan anakku pada mereka, Jeff!" teriak Tania. "Bukannya ini dulu rencanamu? Kau yang mengajakku untuk menculik Exel, lalu meminta tebusan pada Evander, begitu bukan?" Jeff terkekeh saat ia berhasil mengendalikan situasi. Tania menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak, tidak … tidak seperti itu!" Wanita itu dengan murka merebut koper yang berada di tangan Jeff dan melemparkan ke arah Evan.

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 333. Kembalinya Exel ke Pelukan Elizabeth dan Evan

    Tania kembali ke tempat di mana ia meninggal Exel dan Jeff. Dengan membawa satu cup minuman cokelat hangat yang Exel minta, wanita nampak kebingungan tidak menemukan anaknya. "Exel ... Jeff? Ke mana mereka?" Tania menoleh ke kanan dan ke kiri. Tania menatap sekitar, tempat itu sangat ramai, namun dia tidak melihat keberadaan Jeff ataupun Exel sama sekali. "Ya Tuhan, ke mana anakku?!" Tania mengusap wajahnya frustrasi. Wanita itu menjatuhkan cup cokelat hangat yang ia beli dan berlari ke sana kemari mencari Exel. "Exel...! Kau di mana, Nak?!" pekik Tania mencari-cari. Semua orang menatap betapa bingungnya Tania saat ini. Hatinya begitu gelisah dan takut, khawatir bila terjadi sesuatu dengan anaknya.Sampai tiba-tiba langkah Tania terhenti dengan sendirinya. Wanita itu terdiam berpikir tentang Jeff dan permintaan laki-laki itu sebelumnya. Yaitu dengan kukuh menjadikan Exel sebagai alat untuk mendapatkan uang dari Evander seperti rencana mereka sejak awal. 'Tidak mungkin Jeff memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 332. Selamat Tinggal, Mama Clarisa

    Elizabeth dan Evan sudah sampai di Munich sejak beberapa jam yang lalu. Penculik Exel sudah mengirimkan pesan dengan jumlah uang yang dia minta pada Evan pagi tadi, sebelum jejaknya menghilang begitu saja tanpa bisa dilacak kembali. Evan dan Elizabeth pun memutuskan mencari tempat tinggal untuk sementara waktu, karena cuaca yang dingin, dan orang yang menculik Exel itu juga tidak jelas ingin bertemu kapan. "Apa dia tidak mengabari lagi?" tanya Evan mendekati Jericho yang duduk di sebuah sofa. "Belum Tuan. Tapi sepertinya orang itu tidak berbohong, jejak yang kami lacak dari nomornya, dia benar-benar berada di Munich," ujar Jericho menatap Evan. "Mungkin kita perlu bersabar hingga orang itu menghubungi kita lagi," sahut Elizabeth, dia berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Evan menatap istrinya dan tersenyum tipis. "Kita akan bertemu dengan Exel, percayalah..." Anggukan kecil diberikan oleh Elizabeth. Wanita itu menatap ke arah luar dari dinding kaca tempat ia berada saat in

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 331. Tak Ingin Exel Dikembalikan

    Tidak biasanya Tania bangun dari tidurnya tidak mendapati Exel di sampingnya. Wanita itu langsung bergegas turun ke lantai satu. Pemandangan asing Tania lihat di sana, ia memperhatikan Exel yang tengah duduk bersama dengan Jeff di ruang keluarga. "Exel," sapa Tania berjalan ke arah mereka berdua. Exel pun menoleh, anak itu diam memeluk bantalan sofa dan ia menyandarkan punggungnya pada Jeff. "Aku mau di sini dengan Om Jeff!" seru Exel memasang wajah cemberut. Tania dengan ekspresi curiga, dia menatap Jeff lekat-lekat. "Kau tidak bicara macam-macam dengan anakku kan, Jeff?" tanya wanita itu. "Kau tanyakan sendiri pada anakmu ini, apa saja yang aku bicarakan dengannya. Exel hampir mati kebosanan karena kau masih belum bangun di jam segini!" jawab Jeff tanpa menatap Tania, laki-laki itu masih sibuk menatap televisi. Tanpa membalas lagi, Tania berjalan mendekati Exel. Wanita itu mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Exel dengan lembut. "Ayo mandi dulu, Sayang. Setelah i

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 330. Kami Akan Menjemputmu, Exel

    Pagi di hari natal tahun ini, tidak seperti tahun natal kemarin-kemarin. Semua terasa hampa bagi Evan dan Elizabeth. Apalagi Elizabeth yang sekarang berdiam diri merenung sedih memikirkan putranya yang hilang. Bahkan semua orang di rumah itu, tidak ada yang menunjukkan ekspresi bahagianya. "Ini sudah minggu kedua, ke mana kau, Nak?" Arshen berdiri di depan jendela menatap ke arah luar. "Exel, Cucuku..." Evan yang duduk di sofa, dia merangkul istrinya yang memeluk boneka koala milik Exel. Elizabeth benar-benar stress memikirkan putranya dan ia selalu menghabiskan hari-harinya dengan menangis dan melamun. Namun, wanita itu juga masih mengurus Pauline dengan baik. "Apa tidak ada kabar dari luar kota?" tanya Melodi pada Evan. "Tidak ada, Ma. Setelah natal, aku akan mencoba melakukan penelusuran lagi di Munich," ujar Evan dengan wajah lelah. "Mendengar dari salah satu mantan karyawan di butik Tania, wanita itu bilang Tania sering berhubungan dengan seseorang yang tinggal di Munich."

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 329. Telepon dari Exel

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun dari tidurnya yang lelap. Hari ini adalah tepat datangnya perayaan hari natal.Anak laki-laki itu perlahan melepaskan tangan Tania yang memeluknya. Ia menoleh ke belakang pada Tania yang memeluknya. Exel terdiam menatap wanita itu dengan lekat. Setiap hari, Tania sabar menjaga Exel sekalipun Exel kadang marah-marah, menuruti apapun yang Exel mau, dan dia selalu memeluk Exel setiap Exel tertidur. "Eumm ... Mama," lirih Exel sedih mengucapkan kata itu, nadanya pun sedikit ragu. Ia ingin menyentuh wajah Tania dengan jemarinya, namun Exel menarik kembali tangannya. 'Mamaku hanya Mama Elizabeth,' batin Exel menguatkan dirinya. Anak itu bergegas menyibakkan selimutnya dan turun dari atas ranjang. Exel berjalan membuka pintu balkon kamar itu dan berjalan keluar melihat seisi kota yang sangat meriah pagi ini. "Wahhh ... ramainya," lirih Exel berbinar-binar. "Bagus sekali..." Exel berdiri memperhatikan sekitar, banyak sekali anak-anak

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 328. Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya

    Malam ini, Exel tidur ditemani Tania. Anak laki-laki itu sudah menolaknya, namun Tania tetap kukuh berkata ingin menjaganya. Bahkan Tania tidak memberikan ruang bagi Exel untuk bermain sendirian, hingga anak itu tidak punya kesempatan bebas. Tania kini menyelimuti Exel dengan hangat, berbaring di sampingnya dan bercerita tentang hal-hal yang menyenangkan. "Dulu, saat Exel masih bayi, Papa membelikan kalung untuk kita berdua. Exel tahu, kan?" tanya Tania pada Exel. "Tahu," jawab Exel singkat dan malas. "Tapi saat itu Mama harus pergi karena Mama ingin melanjutkan belajar, dan—""Tidak usah bercerita. Aku sudah tahu semuanya." Exel membalikkan badannya menatap Tania. "Terima kasih sudah pergi, karena dengan Tante Jahat pergi, aku bisa mengenal Mama Elizabeth yang mau merawatku sejak aku masih bayi, mau menemaniku bermain, dan mau menjadi Mama yang baik untukku!" Exel menarik napasnya panjang dan cepat sebelum anak itu kembali memunggungi Tania dan menutup sekujur tubuhnya dengan se

DMCA.com Protection Status