Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / BAB 67. Dia Bukanlah Wanita Biasa

Share

BAB 67. Dia Bukanlah Wanita Biasa

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-15 18:20:27

Kemunculan seseorang di belakangnya membuat Clarisa tersentak kaget. Wanita itu melebarkan kedua matanya melihat sosok laki-laki dengan sorot mata tajam menatap ke arahnya.

Namun, Clarisa tersenyum remeh dengan adanya Daniel yang memergokinya, meskipun merasa terganggu karena ada yang mengetahui sikap aslinya sekarang.

"Rupanya kau," ucap Clarisa menaikkan kedua alisnya.

Daniel satu langkah mendekatinya. "Sudah aku duga, kalau kau tidak sebaik kelihatannya!" desis laki-laki dengan balutan jas putih itu.

"Lalu apa urusannya denganmu, Dokter Daniel?" Clarisa tersenyum seringai.

Daniel mengepalkan kedua tangannya, andai saja yang ia hadapi kini adalah seorang laki-laki, mungkin ia akan menerjangnya.

Secara tidak langsung, wanita ini juga penyebab penderitaan dalam hidup Elizabeth.

"Segala hal yang menyangkut tentang Elizabeth, adalah urusanku juga! Dan wanita sepertimu—"

"Dokter Daniel..." Clarisa melayangkan tatapan nyalang menyela ucapan Daniel. "Kau jangan munafik!"

Daniel masi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Suherni 123
orang kaya gak punya bodyguard kah, masih heran di rumah mewahnya ga ada cctv,,dan pasti orang lain yang lebih tau dulu
goodnovel comment avatar
Mawar Hitam
seruu sihh
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
ketegasanmu sungguh terlambat van...kemarin² kemana saja van??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 68. Istriku, Bisakah Kita Perbaiki Pernikahan Ini Lagi?

    Keesokan harinya, Elizabeth yang masih berada di rumah sakit dikejutkan dengan kedatangan Melody bersama dengan Exel pagi ini. Wanita itu masih terlihat tak mau akrab dengannya. Sekalipun cucunya begitu manja pada Elizabeth dan terus memeluknya. "Aku datang ke sini untuk mengantarkan Exel, dia terus merengek ingin bertemu denganmu," ujar Melody pada Elizabeth. Wanita tua itu duduk di samping Elizabeth dan terus memperhatikan Exel dalam rangkulan sang menantu yang amat tidak ia sukai. "Iya Ma, setiap hari Exel diantarkan ke sini oleh Evan," jawab Elizabeth sedikit gugup dan takut. Melody menyergah napasnya panjang. "Huhhh... Harusnya kau merasa beruntung dan berterima kasih pada putraku karena dia masih memaafkan istrinya yang berselingkuh! Bahkan masih memberikan izin untuk kembali tinggal bersama!" Mendengar hal itu, Elizabeth menatap takut Mama mertuanya. Meskipun ragu, Elizabeth ingin menunjukkan kejujuran yang ia simpan. "Ma, aku tidak pernah berselingkuh dengan siapapun. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 69. Siapa yang Kau Percayai, Aku atau Dia?!

    Perbincangan Evan dan Elizabeth yang serius tiba-tiba terganggu oleh kemunculan Jericho, sang ajudan Evan yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar inap Elizabeth. Laki-laki itu mendekati Evan dengan wajah tegang dan serius. "Tuan, ada sesuatu yang sangat penting ingin saya sampaikan," ujar Jericho setengah berbisik. "Ada apa?" Sontak Evan langsung beranjak dari duduknya. "Orang-orang kita telah menangkap pengemudi mobil merah yang hampir menabrak Nyonya, dan sekarang pelakunya sudah ada di kantor polisi," jelas Jericho mengungkapkan.Evan pun mengangguk, laki-laki itu menoleh pada Elizabeth yang hanya diam menatapnya. Setelah itu Evan satu langkah mendekati istrinya yang nampak bingung. Elizabeth tidak tahu apa yang terjadi, tapi kini nampaknya Evan sangat terburu-buru karena sesuatu yang amat genting. "Aku akan pergi sebentar, ada urusan penting yang harus aku selesaikan," pamit Evan menyentuh pundak kiri Elizabeth. "Aku akan segera kembali." Elizabeth tidak mengatakan apapun,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 70. Penyakit yang Disembunyikan Istriku

    Pertanyaan yang Evan lontarkan membuat Elizabeth cemas dan kebingungan untuk sejenak. Namun gadis itu akan tetap jujur mengatakan sesuai dengan isi hatinya. Elizabeth tersenyum tipis dan menjawab, "aku akan berpikir ulang, Evan. Dan bukan karena aku percaya pada Daniel, tapi aku akan memilih sesuai dengan keputusanku sendiri."Elizabeth mengatakan hal itu, karena ia tidak mau kembali jatuh di lubang yang sama seperti yang lalu. Dia juga ingin menunjukkan pada Evan, kalau permintaannya untuk berpisah adalah adalah murni keinginannya sendiri, dan bukan karena orang lain. Evan menghargai jawaban gadis itu, meskipun tidak memuaskan hatinya. "Aku harap kau bisa berpikir untuk memilih mana yang lebih baik," ujar Evan kembali.Dan gadis itu mengangguk tanpa melepaskan tatapannya dari sang suami. "Iya Evan." Pandangan mata Evan pun teralih pada Exel yang masih nyaman dalam dekapan Elizabeth. "Aku ingin Exel bisa ceria seperti dulu lagi, seperti saat masih bersamamu. Dan... Aku juga ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 71. Membawa Istriku Pulang Kembali ke Rumah

    Hari telah berganti, pagi ini Evan bersama si kecil Exel menjemput Elizabeth di rumah sakit. Setelah kondisinya membaik, pihak rumah sakit mengizinkan Elizabeth untuk pulang. Exel amat antusias dengan kabar ini, sejak di rumah tadi bocah manis itu sudah tidak sabar untuk menjemput Mamanya dan mengajaknya pulang ke rumah mereka lagi. "Mama...," sapa Exel membuka pintu kamar rawat, di mana Elizabeth tengah bersama Daniel di dalam. "Halo Sayang," balas Elizabeth tersenyum manis. Wanita itu langsung mengulurkan kedua tangannya begitu Exel berlari kepadanya, Elizabeth memeluk Exel dengan erat dan hangat. Bocah itu langsung merengkuh leher sang Mama dan meminta gendong sebentar. Dua orang di antara mereka, Evan dan Daniel kini tengah beradu tatap. Daniel menyorotkan tatapan penuh peringatan pada Evan. "Sekarang Mama sudah boleh pulang sama Om dokter, kita pulang ke rumah Papa ya, Ma," ujar Exel, dia tersenyum begitu manis membujuk sang Mama untuk ikut dengannya. Namun Elizabeth meras

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 72. Apakah Aku Mampu Bertahan Denganmu, Lagi?

    Kedua orang tua Evan pagi ini datang berkunjung ke kediaman Evan setelah mereka mendengar kabar bila Elizabeth sekarang tinggal bersama putra mereka lagi. Di ruang tamu dalam rumah megah tersebut, kini Arshen dan Melody duduk berdua berhadapan dengan putra dan menantunya. "Maafkan Papa, Elizabeth, Papa tidak sempat menjengukmu di rumah sakit kemarin," ujar Arshen menatap Elizabeth yang duduk di samping Evan. Gadis cantik itu tersenyum lembut. "Papa tidak perlu meminta maaf, lagipula aku hanya kelelahan dan tidak enak badan saja, Pa," jawab Elizabeth. Seperti biasa, Arshen selalu bersikap peduli dan perhatian pada Elizabeth seperti anaknya sendiri. Namun tidak dengan Melody yang terang-terangan enggan menatap wajah Elizabeth. Entah sampai kapan Melody akan memperlakukan menantunya seperti musuh."Bagaimana perasaanmu, Elizabeth, apakah kau sudah lega bisa kembali di rumah putraku dan menjadi seorang Nyonya lagi?" tanya Melody dengan nada yang sangat sarkastik. Elizabeth hanya ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 73. Akui Kekalahanmu, Clarisa!

    Elizabeth duduk menyendiri di sebuah kursi di dekat jendela dari siang hingga sore ini. Gadis itu berulang kali meringis dan sesekali dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Bahkan setelah dia meminum obat, rasa sakitnya belum juga mereda. "Hah... Sakitnya," keluhnya sembari menggigit bibir bawahnya menahan denyutan yang bertubi-tubi. Elizabeth perlahan berusaha bangkit dari duduknya, satu tangannya merayap mencari pegangan di dinding.Tak sengaja Evan yang berjalan melintas di depan ruangan keluarga, melihat Elizabeth yang kini terlihat sedang kesakitan. "Elizabeth!" Laki-laki itu bergegas cepat melangkah mendekati Elizabeth. Dengan pelan Evan meraih lengan istrinya dan menatapi wajah pucat Elizabeth dari dekat penuh kekhawatiran. "Kenapa? Kepalamu pusing lagi?" tanya Evan menyentuh kepala Istrinya. Elizabeth menggeleng dan mengelaknya. "Aku tidak papa, hanya pusing sedikit. Mungkin karena aku terlalu lama duduk." Berusaha untuk percaya diri, Elizabeth melepaskan cekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 74. Istriku, Yakinlah Padaku

    Tak biasanya Arshen datang mengunjunginya sore-sore begini. Laki-laki berambut putih dengan setelan formal itu juga mengatakan kalau dia hanya berkepentingan dengan Elizabeth seorang. Sampai akhirnya dia sudah berhadapan langsung dengan menantunya tersebut. "Apa yang ingin Papa sampaikan pada Elizabeth, Pa? Tadi Papa bilang ingin mengatakan hal yang penting," ujar gadis itu. "Papa ke sini untuk memberikan undangan ke pesta perayaan perusahaan Papa, kau bisa ikut datang bersama suamimu, besok malam," ujar Arshen menjelaskan tujuannya. "Pesta?" ulang Elizabeth dengan nada ragu. Papa mertuanya itu mengangguk. "Ya, datanglah dengan Evan." Mendengar nama pesta saja sudah membuat Elizabeth memikirkan hal yang tidak-tidak, apalagi kalau dia harus datang?Elizabeth diserang dilema hebat, bagaimana mungkin dia akan pergi ke pesta itu dan menunjukkan wajahnya di depan banyak orang setelah namanya rusak karena berita rekayasa perselingkuhannya dengan Daniel. Tidak bisa Elizabeth bayangkan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 75. Evander Melihat Kelicikan Clarisa

    Malam pesta pun tiba, Elizabeth datang bersama suami dan juga putranya di acara penting milik Papa mertuanya yang digelar di sebuah hotel. Dengan balutan gaun berwarna putih yang cantik dan elegan, Elizabeth berdiri di tengah pesta. Gadis itu menemani putranya yang sibuk memilih makanan, sedangkan Evan berbincang-bincang dengan tamu yang lain. "Apa kubilang, dia benar-benar datang, kan! Sungguh tidak tahu malu!" "Iya. Masih berani dia menunjukkan wajahnya di depan umum dengan bangga sebagai istri Tuan Evander Collin, setelah skandal perselingkuhannya." "Mama mertuanya saja tidak mau dekat dengannya. Nyonya Melody malah lebih akrab dengan mantan menantunya yang jauh lebih baik daripada menantunya yang sekarang!" Ocehan-ocehan pedas dan cemooh semua orang di pesta itu dapat dengan jelas Elizabeth dengar. Namun tidak mungkin baginya untuk berlari dan pergi dari hall pesta ini. Jangan sampai ia membuat suami dan keluarga Collin lebih malu lagi. "Mama, Mama kenapa?" tanya Exel, anak

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 460. (EXEL STORY) Sikap Istriku yang Manja

    Beberapa Minggu Kemudian....Suara hujan deras malam ini membuat suasana menjadi sangat dingin. Hauri, gadis cantik itu duduk di sofa di dalam ruang tamu seorang diri. Sementara Exel, suaminya berada di dalam ruangan kerjanya dan tampak sedang bertelfonan dengan rekan kerjanya membahas meeting siang tadi. "Dia selalu memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, sekarang. Apa dia sudah bosan padaku?" Hauri mengomel kesal. Ia memeluk bantalan sofa erat-erat. "Laki-laki sepertinya memang sangat tega." Lebih dari satu jam Hauri menggerutu dengan sikap Exel yang menyebalkan. Gadis itu marah dan kesal lantaran Exel tiba-tiba menerima meeting sore tadi, padahal Exel sudah berjanji mengajak Hauri jalan-jalan. Hauri yang sudah sangat senang pun ia menolak untuk dibohongi. Karena tak sekali dua kali Exel selalu mengajaknya pergi, tapi ujung-ujungnya selalu gagal. Tak lama kemudian, Exel keluar dari dalam ruangan kerjanya. Ia menoleh ke arah Hauri yang duduk di sofa dengan wajah kesal. "Say

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 459. (EXEL STORY) Keputusan yang Tepat

    Elizabeth sungguh mengunjungi Hauri pagi ini. Ia membawakan banyak cemilan dan juga makanan lainnya. Ditemani oleh Pauline yang juga ikut datang berkunjung bersama sang Mama. Kedatangan mereka disambut dengan senang oleh Hauri dan Exel. "Maaf ya, Ma, Hauri belum menyiapkan makanan apapun. Hauri bangun kesiangan," ujar gadis itu. "Iya, Sayang, tidak papa." Elizabeth tersenyum hangat. Pauline menatap sang Kakak ipar. "Kak Hauri seperti Pauline saja," ujarnya. "Semalam aku juga lembur karena tugas, Kak. Jadi tadi bangun kesiangan, mandi, bersiap sebentar terus langsung ke sini. Kalau Kak Hauri sibuk apa sampai bangun kesiangan?" Pertanyaan itu membuat Hauri merasa malu tiba-tiba. Sambil menyiapkan minuman di dapur, tanpa terasa pipinya merah mengingat semalam ia hanya menghabiskan sepanjang malam dengan suaminya. "Pauline, setiap orang itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Begadang bukan hanya mengerjakan tugas, insomnia juga bisa," sahut Elizabeth menanggapi putrinya. "Emmm ... be

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 458. (EXEL STORY) Bagaimana Kalau Kita Punya Anak?

    "Aku rasa, aku tidak bisa berkumpul dengan para wanita seperti istri rekan kerjamu tadi, Sayang."Hauri menatap Exel yang kini melepaskan kemeja putihnya dan menoleh pada Hauri yang tengah duduk di tepi ranjang kamar mereka. "Bukan tidak bisa, hanya belum terbiasa," jawabnya. "Mereka semua awalnya bertanya tentang kesibukanku, lalu bisnisku, lalu sedikit bertanya-tanya tentang latar belakangku," ujar Hauri bercerita. Dengan iris mata hitamnya, Hauri menatap sang suami lekat-lekat. "Apa memang seperti itu, perbincangan para masyarakat kelas atas?" tanyanya. Exel terdiam sesaat. Laki-laki itu membalikkan badan dan berjalan mendekati sang istri. "Tidak semua. Buktinya Mama ... juga tidak seperti mereka, kan?" "Heem. Aku pikir orang yang aku temui semuanya akan seperti Mama, ternyata tidak." Exel menyahut kimono putih di atas ranjang dan tersenyum pada Hauri sebelum melangkah masuk ke dalam ruang ganti. Hauri mengembuskan napasnya panjang dan berbaring di atas ranjang. Sampai Exe

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 457. (EXEL STORY) Masyarakat Kelas Atas

    Setelah pertengkaran kemarin-kemarin, hubungan Exel dan Hauri kembali terjalin hangat. Exel benar-benar merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya. Malam ini, mereka berdua tampak bersiap-siap pergi. Exel mendapatkan ajakan makan malam bersama para rekan dan sahabatnya di sebuah restoran. Exel pun datang dalam acara itu bersama Hauri. "Sayang...." "Hm?" Exel menoleh menatap Hauri yang memeluk lengannya. "Kenapa?" "Apa temanmu ada yang sudah punya istri?" tanya Hauri."Ada. Ada beberapa dari mereka yang sudah menikah, sepertinya istrinya juga diajak. Nanti kau harus menyapa mereka, oke?" Exel tersenyum mengecup pucuk kepala Hauri. Gadis itu mengangguk. "Iya." Dengan balutan dress panjang berwarna merah, dibalut blazer hitam berbahan hangat, Hauri tampak cantik malam ini. Rambutnya yang sudah panjang sebahu pun tertata rapi dengan hiasan jepit mutiara. Bersama dengan Exel, mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran. Di sana, tampak seorang laki-laki melambaikan t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status