Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 54. Hilang Kepercayaan Elizabeth pada Evan

Share

Bab 54. Hilang Kepercayaan Elizabeth pada Evan

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-10 15:35:12

Keesokan hari saat pagi tiba, Elizabeth menjadi orang yang menyambut Exel saat anak itu bangun tidur. Exel merasa sangat bahagia semalaman dia bisa tidur dipeluk oleh Mamanya.

Kini Exel masih digendong oleh Elizabeth sembari menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Exel masih mau di sini ya, Ma, nanti kalau ada Papa bilang saja Exel masih tidur," ujar anak itu sembari terkikik geli memeluk leher Elizabeth.

"Iya Sayangku," jawab Elizabeth mengecup pipi Exel yang harum.

Di saat mereka sibuk menyiapkan sarapan, tiba-tiba pintu utama rumah Elizabeth terketuk. Mendengarnya, lantas Exel langsung buru-buru turun dari gendongan Elizabeth dan anak itu berlari bersembunyi karena takut kalau Papanya yang akan menjemputnya.

Elizabeth terkekeh menatap si kecil, anak itu menatapnya sembari meletakkan jari telunjuknya di depan bibir.

Dan Elizabeth pun bergegas berjalan ke depan. Namun kali ini perasaannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman. Gadis itu membuka kunci dan menarik gagang pintu, sebelum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Rani Saidah
sedih sekali bacanya semoga elizabeth kuat dan bahagia akhirnya
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
nyesek banget...dasar kau pecundang Evan...pergilah jauh² dari kehidupan eliza
goodnovel comment avatar
Martinah
evan apa d rumah mu g ada cctv untuk melihat kebenaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 55. Dia yang Selalu Ingin Melindungi Elizabeth

    Evan menatap Elizabeth selama beberapa saat, menelusuri wajah cantiknya yang diselimuti keseriusan. Merasa tak bisa melunakkan amarahnya, Evan lantas melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Elizabeth. Laki-laki itu pun berjalan keluar menuju gerbang depan. Namun, langkahnya terhenti saat ia berpapasan dengan Daniel yang nampak sama terkejutnya saat dia melihat keberadaan Evan di kediaman Elizabeth. Dengan wajah dingin dan sorot mata tak suka, Evan menghadang langkah Daniel dengan sengaja. "Menyingkirlah!" ucap Daniel menatap Evan dengan tak kalah tajam. "Apa yang kau lakukan sepagi ini di rumah wanita yang sudah bersuami, huh?" tanya Evan sedikit berdesis. Mendengar pertanyaan yang Evan lontarkan membuat Daniel tertawa sumbang, sebelum akhirnya laki-laki itu menatapnya sengit. "Bukankah wanita bersuami yang kau sebut itu sudah mengajukan surat cerai? Tapi apa yang malah dilakukan suaminya itu? Dia malah menahannya seperti seorang pengecut!" balas Daniel tersenyum simpul di satu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 56. Evander Terus Memikirkan Elizabeth

    Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Exel kini jatuh sakit. Anak itu demam hingga berhari-hari dan dia hanya terus menerus memanggil Mamanya, Elizabeth. Evan tidak tega melihat kondisi putranya yang sekarang, ia memutuskan untuk mendatangi Elizabeth di kediaman gadis itu. Namun, saat Evan datang, ia melihat ada Daniel di sana yang tengah berbincang dengan Elizabeth. Kedatangannya pun langsung disambut oleh Daniel dengan tatapan tak suka. "Mau apa kau ke sini lagi?" tanya Daniel dengan wajah datar. "Aku tidak ada keperluan denganmu, aku ingin bertemu dengan istriku," jawab Evan menatap lawannya dengan nyalang. Evan beralih ke arah Elizabeth, gadis itu bersembunyi di balik punggung kekar Daniel dan meremas lengan sahabatnya itu pelan sebelum Elizabeth menatap sendu pada Evan. Elizabeth telah muak dan lelah, ia tidak ingin terus berurusan dengan laki-laki ini. Sebisa mungkin, ia akan terus menghindarinya, dan apapun alasannya. "Tidak ada lagi yang perlu kita bahas, Evan. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 57. Pembelaan dan Ketulusan Daniel

    Pagi ini Elizabeth sudah membuat janji dengan Daniel di rumah sakit untuk melakukan pengobatan rutinnya kembali setelah kondisinya belakangan ini agak menurun.Elizabeth berjalan perlahan di lorong rumah sakit. Ia berangkat terlalu awal hingga lorong yang dia lewati kini benar-benar sepi. Namun, saat ia berbelok, Elizabeth mendengar suara tangisan seorang anak laki-laki. "Suara itu..." Elizabeth berucap dan menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu. "Exel?" Elizabeth terdiam menyadari suara anak yang menangis berteriak di dalam sangat persis dengan suara Exel. "Mau pulang! Tidak mau di sini! Mau sama Mama pokoknya! Ayo pulang... Pulang sekarang!" Suara jeritan tangis anak laki-laki di dalam ruangan itu membuat ulu hati Elizabeth nyeri. Wajah Elizabeth menjadi cemas dan panik. "Exel... Itu suara Exel," ucap Elizabeth bergetar. Gadis itu lebih mendekat ke arah pintu dan Elizabeth ingin memastikannya. Saat Elizabeth hendak menyentuh gagang pintu, tiba-tiba seseorang mencekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 58. Rahasia Sakit Elizabeth Telah Diketahui

    Menjaga Exel yang rewel sejak pagi membuat Clarisa terus mengeluh dan mengumpat dalam hati. Wanita itu kini baru saja keluar dari dalam ruangan rawat inap Exel, perasaan lega dirasakan olehnya setelah Melody datang untuk menggantikannya. "Huhhh sampai kapan anak itu terus merepotkanku seperti ini! Kalau bukan karena Evan, aku malas sekali mengurusnya!" Wanita cantik itu berjalan di lorong rumah sakit sembari terus mengomel. Sampai tiba-tiba langkahnya terhenti, Clarisa menepi di dekat dinding saat beberapa suster melintas membawa pasien dalam sebuah brankar. Namun, wajah pasien perempuan itu membuat kedua mata Clarisa melebar dengan wajah amat terkejut. "I-itu, Elizabeth?!" pekik Clarisa menutup mulutnya tak percaya. "Astaga, aku tidak salah lihat, kan?!" Clarisa urung pergi, ia kembali mengejar beberapa suster tadi sebelum sebuah pintu ruangan tertutup dan satu orang suster keluar dari dalam sana. Segera Clarisa mendekati suster tersebut. "Suster... Suster, maaf

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 59. Istriku, Benar-benar Ingin Mengakhirinya

    Hari terlalu pagi untuk suara ketukan pintu yang keras dan beruntun di kediaman Elizabeth sekarang ini, entah siapa yang datang, nampaknya sangat tidak sabaran. Gadis itu berjalan tertatih menuju pintu depan, mungkin saja yang datang adalah Daniel, untuk mengantarkan obat milik Elizabeth. "Tunggu, sebentar!" pekik Elizabeth dengan suara kecilnya. Elizabeth pun membuka pintu rumahnya cepat, namun gadis itu terdiam dan kembali merasa kaget setelah melihat siapa yang datang sepagi ini. Perlahan Elizabeth mundur tanpa mengalihkan pandangannya pada wanita cantik di hadapannya kini. "Untuk apa kau ke sini, Clarisa?" tanya Elizabeth sembari merapatkan selendang yang ia pakai. "Untuk berbicara penting denganmu," jawab Clarisa satu langkah masuk ke dalam rumah Elizabeth. Clarisa menatap Elizabeth dengan sorot angkuh, berdiri dengan kedua tangan terlipat di dada. Air muka wanita itu berbeda tiap kali menatap Elizabeth, tidak seperti saat dia datang bersama Melody dan saat dia dengan deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 60. Sekali Lagi, Penolakan Bercerai dari Evan

    Waktu berjalan dengan cepat, hari ini Elizabeth pikir ia akan bertatap muka dengan Evan di pengadilan untuk segera menyelesaikan perceraian mereka. Namun sampai berjam-jam lamanya, Evan tidak kunjung datang hingga persidangan pun dibatalkan. Elizabeth merasa kecewa dan marah dipermainkan oleh laki-laki itu. "Dia benar-benar tidak datang!" geram Elizabeth memukulkan tangannya ke dinding dengan pelan. Padahal gadis itu sekuat tenaga melawan rasa sakit di tubuhnya untuk datang ke pengadilan dan segera menyelesaikan perceraiannya. "Evander Collin, teganya kau mempermainkanku... Aku tidak akan menyerah untuk terlepas darimu!" seru Elizabeth berkaca-kaca. Saat itu juga Elizabeth meninggalkan gedung pengadilan, gadis itu berjalan ke depan dan mencari taksi untuk mengantarkannya ke suatu tempat. Elizabeth telah muak dengan semua ini, dan terus disalahkan dari segala sisi oleh semua orang. Elizabeth ingin segalanya segera berakhir. Beberapa menit kemudian, Elizabeth tiba di depan kantor

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 61. Clarisa Mulai Terabaikan

    Evan mengejar Elizabeth yang berlari keluar dari dalam ruangannya. Gadis itu melangkah terseok-seok dengan napas yang terputus-putus menuju lift. "Jangan mengikutiku!" pekik Elizabeth pada Evan yang kini melangkah ke arahnya. Jemari tangan Elizabeth yang gemetar menekan tombol lift dengan tak sabaran, berharap pintu itu segera tertutup. Namun, Elizabeth terlambat, Evan lebih dulu masuk ke dalam sana dan pintu lift barulah tertutup. Elizabeth menatap laki-laki itu dengan tatapan benci, sangat-sangat benci. "Elizabeth..." "Aku tidak mau mendengarkan apapun darimu! Harusnya kau tetap di sana dengan Clarisa dan biarkan aku pergi sekarang!" pekik Elizabeth memalingkan wajahnya dari Evan."Aku tidak tahu bila Clarisa akan datang," jawab Evan mendekati Elizabeth dan meraih lengan gadis itu. Namun, Elizabeth tetap menyentak tangan Evan. Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya sebelum akhirnya pintu lift terbuka. Semua orang di lantai dasar kini menatap ke arah mereka berdua, Evan yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 62. Evan Menolong dan Memeluk Elizabeth

    Dua hari setelah kejadian di kantor Evan, Elizabeth jatuh sakit dan kondisinya menurun. Pukul sembilan pagi, Elizabeth memutuskan untuk pergi ke rumah sakit setelah ia menghubungi Daniel dan berkata ingin pergi sendiri.Ia merasa kondisinya lebih buruk dari hari-hari sebelumnya. Dadanya sering terasa nyeri dan berdebar kencang. Beberapa lebam muncul dan persendiannya terasa sakit. Gadis itu merapatkan jaket tebalnya, ia baru saja keluar dari jalan gang kecil rumahnya. Elizabeth menahan rasa pusing yang mencekam, bahkan saat berjalan menuju halte langkahnya seperti tidak sampai. 'Ya Tuhan, semoga aku bisa sampai ke rumah sakit. Jangan sampai aku pingsan di sini,' batin Elizabeth memohon dan berdoa. Saat gadis itu berjalan di tepian jalan, tiba-tiba sebuah mobil berwarna merah melaju dengan kecepatan tinggi dari belakangnya. Elizabeth menoleh cepat ke belakang mendengar deru keras mobil itu, kedua matanya melebar saat mobil itu benar-benar lurus tepat ke arahnya dengan sangat cepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 425. (EXEL STORY) Menghabiskan Sisa Hidupku Bersamamu

    Hari sudah gelap, Exel berjalan sendirian di lorong rumah sakit. Laki-laki itu baru saja kembali dari kantornya malam ini. Setelah sore tadi Mamanya bilang akan pulang pukul tujuh malam, Exel pun tiba saat Mamanya baru saja bertemu dengannya di luar. Ia membawa sebuah buket bunga mawar merah untuk Hauri. Sejak siang, Exel tidak sabar ingin segera bertemu dengan gadis itu. Exel membuka pintu kamar rawat inap Hauri perlahan-lahan, di sana Hauri tampak langsung menatapnya. "Exel..," sapanya lirih. "Hai, Sayang. Selamat malam," balas Exel, ia tersenyum manis pada gadis itu. "Aku membelikan buket bunga untukmu. Kau bilang kau ingin bunga mawar," ujarnya. "Heem, terima kasih," ucap Hauri lirih. "Sama-sama." Exel mengecup pipi Hauri. Hauri menatap senang buket bunga yang Exel bawakan untuknya. Ia menghidu aroma wangi mawar merah itu dan menoleh pada Exel yang sedang melepaskan tuxedo hitamnya. "Exel, berapa lama lagi aku akan dirawat di sini?" tanya Hauri. "Aku sangat bosan. Aku tid

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 424. (EXEL STORY) Jangan Dulu Merasa Menang, Lafenia!

    Setelah sempat drop untuk kedua kalinya dia hari ini, Hauri benar-benar lemah. Bahkan ia banyak melamun dan diam saja sekalipun Elizabeth menjaganya seperti siang ini. Exel bercerita kalau Hauri sangat murung sejak dia kambuh terakhir kemarin. Hingga Elizabeth berniat mulai menjaga gadis itu."Sayang, Mama bawakan buah blueberry untuk Hauri. Kata Dokter William, buah blueberry ini sangat bagus untuk kesehatanmu, Nak," ujar Elizabeth membuka sebuah kotak makanan berukuran kecil. "Mama beli di mana? Segar-segar sekali seperti baru dipetik," ujar Hauri berbinar-binar. "Tidak tahu Paman James. Tadi Mama yang memintanya membelikan untuk Mama," jawab Elizabeth tersenyum. "Ayo dimakan. Mama kupaskan kulit buah apel dulu ya, Sayang..." Hauri hanya mengangguk patuh, gadis itu menatap Elizabeth dari samping. Dalam benaknya, Hauri terus bertanya-tanya, apakah benar keluarga ini begitu baik dan perhatian padanya hanya karena merasa kasihan saja?Tanpa sengaja Elizabeth menoleh dan menatap Hau

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 423. (EXEL STORY) Kemarahan Exel Pada Lafenia

    Hauri terpukul hebat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Lafenia. Bahkan Hauri membiarkan Lafenia pergi begitu saja beberapa detik yang lalu. Hauri membeku di atas ranjang rumah sakit dengan kehancuran yang ia rasakan saat ini. Satu fakta menyakitkan yang ia dengar membuatnya kehilangan harapan untuk segala hal dalam hidupnya. Isak tangisannya terdengar begitu jelas, gadis itu menutup wajahnya dengan selimut dan berbaring dengan tangisan kuat. "Kenapa? Kenapa mereka tidak mengatakan dari awal padaku ... kenapa?" tangis Hauri dengan pilu. Sakit yang Hauri rasakan di tubuhnya rasanya tidak sebanding dengan sakitnya kenyataan yang ia terima. Dunianya bagai runtuh seketika saat ia tahu, usianya tidak panjang lagi!Pintu kamar inap Hauri tiba-tiba terbuka, seorang suster kaget melihat Hauri menangis di sana dengan begitu ilu dan histeris. "Ya Tuhan! Nona, apa yang terjadi? Nona kenapa?" tanya suster itu terkejut. "Nona...!" Hauri menggeleng-gelengkan kepalanya, ia terbatuk-b

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 422. (EXEL STORY) Usiamu Tidak Lebih Dari Lima Tahun, Hauri!

    Setelah berjam-jam Hauri sendirian di dalam kamar inapnya. Barulah Exel datang saat jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Namun, kedatangan Exel kali ini membuat Hauri terkejut karena dia mengajak Lafenia untuk ikut bersamanya. Wanita cantik itu membawa keranjang berisi buah-buahan. "Sayang, maaf aku tadi tidak sempat bilang padamu kalau aku akan ke kantor lebih dulu. Aku buru-buru," ujar Exel sembari duduk di samping Hauri. Gadis itu tersenyum manis. "Tidak papa, Exel. Aku berani sendirian..." Pandangan Hauri tertuju pada Lafenia yang kini tersenyum sambil berdiri di belakang Exel. Exel mengikuti arah pandang mata Hauri saat ini. Laki-laki itu menoleh sekilas pada Lafenia. "Oh ya, aku mengajak Lafenia. Dia tadi memang ingin ikut dan sekalian menjengukmu," jawab Exel tersenyum sembari mengusap pipi Hauri. "Iya Hauri. Maaf ya, aku tidak tahu kalau kau sedang tidak enak badan. Jadi ... aku memutuskan untuk menjengukmu." "Terima kasih atas kebaikanmu, Lafenia," uc

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 421. (EXEL ROMAN) Wanita Serigala Berbulu Domba

    Pauline masih menemani Hauri selama dua jam lamanya dan Exel juga belum kembali hingga detik ini. Sesekali Pauline menatap jam dinding, karena beberapa menit lagi ia harus segera pergi ke kampus.Ekspresinya yang cemas membuat Hauri mudah menebaknya. "Pauline, apa kau tidak ke kampus? Ini sudah jam delapan," ujar Hauri. "Ta-tapi nanti Kakak sendirian. Kalau terjadi apa-apa dengan Kakak, bagaimana?" Pauline memasang wajah sedih. "Aku tidak usah masuk saja, Kak. Tapi nanti Kakak jangan bilang-bilang ke Papa dan Mama, ya, nanti Pauline dimarah—""Ekhem...!" Suara deheman keras dari arah sofa membuat dua gadis itu menatap ke arah Arthur. Raut wajah Pauline menjadi amat masan. "Kalau Kak Hauri aku yakin tidak akan mengadu. Tapi si batu karang itu pasti akan mengadu ke Papa! Dia memang manusia paling menyebalkan!" omel Pauline. Hauri tersenyum hangat mengusap punggung Pauline. "Lebih baik Pauline pergi ke kampus sekarang. Kakak tidak papa sendirian di sini. Setelah ini pasti Kak Exel

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 420. (EXEL STORY) Hauri Adalah Prioritas Utama Exel

    Setelah semalam penuh Exel menemani Hauri di rumah sakit, pagi ini laki-laki itu tertidur dengan posisi duduk sembari menggenggam telapak tangan Hauri. Sedangkan Hauri tidak tidur sama sekali, dia tidak bisa tidur atau bahkan memejamkan kedua matanya. 'Kasihan Exel, pasti punggungnya sakit,' batin Hauri mengulurkan tangannya mengusap punggung Exel dengan lembut. Kegiatannya terhenti saat ia mendengar suara getaran ponsel milik Exel di atas meja. Hauri meraih ponsel hitam itu dan melihat nama Lafenia di sana. "Lafenia," gumam Hauri ragu-ragu ia menjawab panggilan itu, namun Hauri tetap menjawabnya dan tidak berbicara lebih dulu. "Halo Exel, hari ini mobilku masih tidak bisa. Bisa tidak kau mampir lewat depan rumahku dan kita berangkat bersama?" kata Lafenia di balik panggilan itu. "Jam sembilan nanti kan kita ada meeting, aku juga ingin mengajakmu makan siang bersama di cafe favorit kita ... halo, Exel? Kau masih ada di sana, kan?" Hauri meremas pelan ponsel di tangannya. "A-anu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 419. (EXEL STORY) Apa yang Membuat Hauri Berpikir Seperti ini?

    Setelah melepaskan kemejanya yang kotor terkena darah dari hidung Hauri, Exel menggantinya dengan sweater hitam yang Jericho belikan untuknya. Malam ini, Exel berjaga di rumah sakit untuk menemani Hauri yang belum sadar sejak pingsan beberapa jam lalu. Exel sendirian di dalam ruangan di mana Hauri masih terbaring dengan kedua mata terpejam. Mama dan Papanya terpaksa pulang karena mereka besok memiliki urusan yang sangat penting. Menatap kekasihnya membuat Exel merasa sedih dan kasihan. Ia meraih tangan Hauri dan menggenggamnya dengan hangat. "Sayang ... segeralah bangun, aku sangat mencemaskanmu, Hau," lirih Exel meletakkan satu telapak tangan Hauri di pipinya. Sejak tadi, Exel tidak beranjak sedikitpun. Ia masih setia berada di sana. Dokter mengatakan kalau Hauri pasti akan segera sadar dalam waktu yang cepat. Tapi, bagi Exel waktu tercepat adalah lima menit, bukan hingga berjam-jam, sama saja itu terlalu lama untuknya. "Andai kau tahu betapa aku sangat mencemaskanmu, Hauri...

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 418. (EXEL STORY) Dari Mana Lafenia Tahu Semuanya?

    Di tengah acara pesta, Hauri menyempatkan dirinya ke kamar kecil karena ia ingin mencuci tangannya yang terasa lengket. Ditemani oleh Exel, Hauri masuk ke kamar kecil. Sedangkan Exel menunggu di luar sana. Saat Hauri melepaskan sarung tangannya, gadis itu mulai membasuh telapak tangannya dengan air dingin perlahan-lahan. "Hmm, yang baru saja diperkenalkan sebagai anggota baru Keluarga Collin, kelihatannya bangga dan sedikit norak, ya?" Suara itu terdengar dingin dan penuh sindiran. Hauri mengangkat wajahnya menatap cermin besar di hadapannya. Dapat ia lihat kalau ada Lafenia di belakangnya saat ini.Hauri lantas menoleh dan menatapnya dengan tatapan bingung. "Apa maksudmu mengatakan itu, Laf?" tanya Hauri bingung. Lafenia terkekeh pelan, ia membasuh tangannya pada wastafel di samping Hauri. "Tidak papa, aku hanya berbicara fakta." Lafenia menatap tajam ke arah Hauri. "Apa kau pikir kau pantas bersanding dengan Exel? Kau berusaha untuk tampil sempurna dan menutupi kekuranganmu,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 417. (EXEL STORY) Calon Menantu Keluarga Collin yang Beruntung

    Sebuah pesta meriah digelar oleh Keluarga Collin di sebuah hotel bintang lima milik Evan. Pesta itu dihadiri oleh kalangan masyarakat kelas atas. Hauri datang bersama dengan Exel, gadis itu tampak sangat cantik dan anggun dengan balutan gaun panjang berwarna biru langit. Berjalan bersama Exel, bergandengan tangan tampak sangat serasi. Namun, untuk bergabung dengan banyak orang di dalam tempat itu, Hauri sangat tidak percaya diri. "Exel, aku malu..." Hauri mendongak menatap Exel dengan wajah ekspresi yang tak yakin. Ia bahkan menghentikan langkahnya di depan pintu utama di mana para tamu masuk berganti ke dalam sana. "Malu kenapa, Sayang? Kau sangat cantik malam ini," ujar Exel merangkul hangat pundak Hauri. "Bukan itu. Tapi aku tidak pernah masuk ke dalam pesta, bergabung dengan orang-orang seperti ini ... aku tidak percaya diri, Exel. Apalagi keluargaku juga tidak ada di sini," seru Hauri melingkarkan satu tangannya di tubuh belakang Exel. Exel mengusap pundak Hauri dan mencob

DMCA.com Protection Status