Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 341. Aku Masih, Seperti yang Dulu

Share

Bab 341. Aku Masih, Seperti yang Dulu

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-24 13:30:55

Tempat yang Exel berikan sebagai tanda hadiah atas kembalinya ia ke sini.

Tempat itu adalah tempat yang sangat Elizabeth impi-impikan sejak dulu, bagaimana bisa tempat itu dibangun di pekarangan belakang dengan megahnya?!

Exel mendongak menatap sang Mama yang melihat ke arah sebuah rumah kaca besar di depan sana.

"Bagaimana, Ma? Mama suka?" tanya anak itu.

Elizabeth menutup mulutnya. "Exel ... Exel tahu darimana dulu Mama sangat menginginkan rumah kaca?" tanya Elizabeth pada putranya.

"Emm ... entahlah, tapi Papa yang tiba-tiba membangunnya. Papa bilang, Papa ingin membuat rumah kaca untuk Mama," jawab Exel menarik lengan Elizabeth dan mengajaknya ke tempat itu.

Pintu rumah kaca dibuka oleh Exel, mereka masuk ke dalam sana. Beberapa bunga masih segar, beberapa juga nampak gugur daunnya, mungkin karena bunga itu tidak tahan cuaca dingin.

"Indahnya," ucap Elizabeth lirih.

"Mama tunggu di sini sebentar ya, Exel mau panggil Paman James dulu! Ada ulat di sana, Exel geli...!" seru ana
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 342. Anakku, Aku Menginginkan Anakku Kembali

    Suara detikan jarum jam berdetak pelan dan teratur. Elizabeth menutup pintu kamarnya dan wanita itu menatap seisi kamarnya yang begitu hangat. Elizabeth mengusap bantal dan ia duduk di atas ranjang, sebelum Elizabeth menatap ruang kosong di sampingnya. "Dia pasti tidur sendirian saat aku tidak ada di sampingnya dulu ... aku hampir tak percaya dia begitu setia padaku yang berbohong telah meninggal dunia," ucap Elizabeth lirih. Sampai akhirnya pintu kamar terbuka, Evan muncul dan ia berjalan masuk ke dalam kamar itu. "Aku pikir kau sudah tidur, Sayang..." "Belum. Aku belum mengantuk. Emm ... rasanya senang sekali kembali ke rumah ini," jawab Elizabeth tersenyum manis. "Aku pun merasakan hal yang sama, Sayang," jawab Evan, laki-laki yang berbaring di atas ranjang dan menjadikan pangkuan Elizabeth sebagai bantalnya. Elizabeth menyunggar rambut hitam Evan, sementara itu tidak ada percakapan di antara mereka. Raut wajah Evan tiba-tiba berubah menjadi sedikit cemas. Ekspresi itu lan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 343. Penyesalan Membuatnya Seperti ini

    "Selamat pagi, Tuan, Nyonya ... maaf kalau saya mengganggu. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan." Kepala pelayan itu berdiri di ambang pintu ruangan kerja Evan dengan wajah yang gugup. Elizabeth mengangguk dan ia langsung berdiri dari duduknya saat itu juga. "Ada apa, Bi?" tanya wanita itu. "Itu Nyonya ... sejak dua hari sebelum Nyonya dan Tuan datang ke sini, ada seorang wanita yang mondar-mandir di gerbang depan. Tadi waktu saya kembali dari supermarket, wanita itu juga bertanya pada saya, apakah Tuan sudah pulang? Dan saya jawab, sudah … tapi saya tidak tahu siapa wanita itu.” Penjelasan kepala pelayan itu membuat Elizabeth langsung memasang wajah curiga. Elizabeth menoleh pada Evan dengan tatapan yang tidak-tidak sebelum Evan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya simpanan, okay?" ujarnya, seolah bisa membaca pikiran istrinya. "Lalu, siapa wanita itu?" tanya Elizabeth. "Ayolah Sayang, aku juga tidak tahu," jawab Evan. Saat itu juga Elizabeth melangkah mendekati suam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 344. Sahabat Perempuan Exel

    "Sayang, jangan bermain di luar ya ... kalian di rumah saja, karena Paman James sedang pergi dengan Papa, kalian mengerti?" Elizabeth menatap dua buah hatinya yang kini tengah berada di ruang tamu. "Iya Mama, kita mengerti. Tapi nanti kalau Papa pulang, langsung main ke rumah Oma dan Opa ya, Ma," pinta Exel menatap sang Mama. "Tentu saja. Mama sekarang mau ke belakang dulu," ujar Elizabeth pada mereka berdua. Elizabeth berjalan ke belakang, meninggalkan dua anaknya di ruang tamu. Sementara Exel, anak laki-laki itu berdiri di dekat jendela kaca rumahnya dan menatap ke arah luar. "Kakak pasti ingin main ke luar, ya?" tanya Pauline mendekati sang Kakak. "Bukan begitu, Pauline...." "Terus?" Pauline mengerjapkan kedua matanya dan berdiri memegangi bagian belakang sweater yang Exel pakai.Exel masih diam menatap ke arah luar, di mana hujan salju masih turun di sana. Pauline bingung apa yang ditatap oleh Kakaknya, bahkan sejak kemarin Exel selalu menatap ke arah luar dengan pandanga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 345. Hadiah dari Exel, untuk Hauri

    "Papa, ayo antarkan Exel membeli sesuatu untuk Hauri! Exel mau memberikan dia hadiah yang paling indah!" Suara Exel membujuk rayu Papanya terdengar hingga di ruang makan belakang. Elizabeth yang mendengarnya pun tersenyum, ternyata benar apa yang Evan katakan kalau setelah bertemu Hauri, pasti ada saja yang Exel minta. "Papa, dengar tidak Exel minta apa? Boleh tidak? Kalau tidak boleh Exel bisa nekat tahu!" seru anak itu berdiri dengan raut wajah sedih. "Nekat bagaimana, Tuan Kecil?" tanya Jericho menggodanya. "Jangan bilang mau kabur?" "Exel kan sudah tahu jalan-jalan di Paris. Biar saja, kalau tidak boleh Exel mau pergi sendiri!" protes anak laki-laki itu. "Mau pergi ke mana memangnya, Sayang?" Suara Elizabeth membuat anak itu menoleh dan Exel langsung berbinar-binar saat Mamanya muncul. Exel membawa sebuah kotak kecil pemberian Hauri dan menunjukkan pada Mamanya. "Mama lihat ini, Hauri memberikan hadiah buat Exel. Lihat ini, Ma ... gelang jam berwarna biru tua, bagus sekal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 346. Pertemuan yang Tak Terduga

    Seorang wanita dengan balutan pakaian hangat, mantel berwarna merah marun kini baru saja keluar dari dalam sebuah toko boneka. Clarisa memeluk sebuah boneka koala berukuran besar. Dia tersenyum-senyum sendiri menatap boneka itu. "Apa dia pikir hanya Elizabeth yang bisa membelikan Exel boneka seperti ini? Aku juga bisa!" seru wanita itu tertawa senang, meskipun kedua matanya sembab setelah dia menangis dan mengamuk karena merindukan Exel. Clarisa berjalan kaki menuju ke rumah Evan. Dari pusat kota, hanya beberapa menit saja dia bisa sampai ke rumah Evan yang memang berada di perumahan kawasan Elit. Sepanjang perjalanan, Clarisa terus menerus tertawa dan berbicara sendiri. "Exel nanti akan datang memelukku dan berterima kasih padaku karena aku telah memberiku boneka ini padanya. Lalu ... Lalu dia akan berteriak untuk ikut denganku!" serunya sebelum wanita itu tertawa puas. Clarisa merapatkan mantelnya dan ia tertunduk, dari ia yang tertawa tiba-tiba berubah menjadi sedih. "Exel-k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 347. Firasat yang Tidak Pernah Salah

    "Wanita asing itu datang lagi, Tuan. Tapi Hauri datang lebih dulu, sepertinya orang itu marah pada Hauri dan mendorongnya sampai jatuh." Jericho menunjukkan rekaman CCTV pada Evan. Dan lagi-lagi wanita asing itu menggunakan penutup wajahnya hingga tidak diketahui siapa dia. "Beraninya dia mendorong temanku!" seru Exel cemberut. "Tenang Tuan Kecil, Hauri tidak papa," ujar Jericho tersenyum menatap Exel. “Panik sekali…” “Tentu saja! Dia itu teman sekaligus pacarnya Exel, Paman!” protes Exel yang membuat Jericho terkikik geli. Tapi lain dengan Evan, laki-laki itu mendengus pelan, dia beranjak dari duduknya. "Mungkin aku akan bertanya pada Hauri," ujar Evan. "Exel ikut, Pa!" "Tidak usah, di rumah saja dengan Paman Jericho," jawab Evan. "Ihh Papa, Hauri itu temannya Exel. Sekarang Exel sangat khawatir dan—""Diam di rumah atau Papa akan kembali memarahi Hauri seperti dulu!" seru Evan pada putranya itu. Barulah Exel terdiam, dia sangat kesal dengan Papanya. Mau tidak mau, anak itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 348. Si Kecil Kabur!

    "Ma, bagaimana temanku? Hauri tidak papa, kan?" Exel mengekori Elizabeth yang baru saja masuk ke dalam rumah. Wanita itu tersenyum tipis menatap ekspresi Exel yang begitu sedih dan cemas. Elizabeth menekuk kedua lututnya di hadapan sang putra dan ia mengusap lembut pipi Exel. "Hauri tidak papa, Sayang. Jangan khawatir," jawab Elizabeth. "Dia menangis tidak, Ma?" tanya anak itu lagi. "Menangis. Karena Hauri sudah menunggu lama, terus Exel tidak kunjung datang," ujar Elizabeth menjelaskan. "Heemmm ... tahu begitu aku tadi tidak ikut ke rumah Oma. Kasihan Hauri, pasti sedih..." Exel mencebikkan bibirnya dan anak itu begitu sedih. Elizabeth terus memperhatikan putra kecilnya, sebelum wanita itu teringat kalau Hauri menitipkan sesuatu padanya untuk diberikan pada Exel. "Oh ya Sayang, ini ... Hauri menitipkan ini pada Mama untuk diberikan pada Exel." Elizabeth menyerahkan sebuah kertas berwarna merah muda. "Hemm?" Exel menerima surat itu. "Sudah, jangan menangis lagi. Mama ke kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 349. Exel, Berjanjilah Pada Hauri

    Elizabeth baru saja menata hidangan untuk makan malam, wanita itu kini berjalan ke lantai dua bersiap membangunkan anak-anaknya. "Sayang, ayo bangun, Nak ... Mama siapkan air hangat untuk man—"Ucapan Elizabeth terhenti saat ia membuka pintu kamar Pauline dan anaknya tidak ada. "Loh, bukannya tadi Pauline masih tidur?" gumam lirih Elizabeth. Segera wanita itu bergegas menuju kamar Exel, dan Elizabeth membuka pintu kamar putranya, namun Exel juga tidak ada. "Ke mana mereka?!" Elizabeth buru-buru kembali turun ke lantai satu. Wanita itu berlari kecil menuruni anak tangga dan mencari anaknya di lantai satu. Elizabeth melangkah cepat ke arah ruangan kerja suaminya, siapa tahu putra dan putrinya ada di sana bersama Evan. "Sayang...!" Elizabeth membuka pintu dengan kedua matanya melebar tiba-tiba. Anaknya tidak ada!"Ada apa, Eli?" tanya Evan beranjak dari duduknya. "Anak-anak di mana?" tanya Elizabeth dengan wajah paniknya. "Loh, bukannya tadi denganmu? Aku sejak tadi di sini," j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status