Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 346. Pertemuan yang Tak Terduga

Share

Bab 346. Pertemuan yang Tak Terduga

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 09:12:00

Seorang wanita dengan balutan pakaian hangat, mantel berwarna merah marun kini baru saja keluar dari dalam sebuah toko boneka.

Clarisa memeluk sebuah boneka koala berukuran besar. Dia tersenyum-senyum sendiri menatap boneka itu.

"Apa dia pikir hanya Elizabeth yang bisa membelikan Exel boneka seperti ini? Aku juga bisa!" seru wanita itu tertawa senang, meskipun kedua matanya sembab setelah dia menangis dan mengamuk karena merindukan Exel.

Clarisa berjalan kaki menuju ke rumah Evan. Dari pusat kota, hanya beberapa menit saja dia bisa sampai ke rumah Evan yang memang berada di perumahan kawasan Elit.

Sepanjang perjalanan, Clarisa terus menerus tertawa dan berbicara sendiri.

"Exel nanti akan datang memelukku dan berterima kasih padaku karena aku telah memberiku boneka ini padanya. Lalu ... Lalu dia akan berteriak untuk ikut denganku!" serunya sebelum wanita itu tertawa puas.

Clarisa merapatkan mantelnya dan ia tertunduk, dari ia yang tertawa tiba-tiba berubah menjadi sedih.

"Exel-k
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 347. Firasat yang Tidak Pernah Salah

    "Wanita asing itu datang lagi, Tuan. Tapi Hauri datang lebih dulu, sepertinya orang itu marah pada Hauri dan mendorongnya sampai jatuh." Jericho menunjukkan rekaman CCTV pada Evan. Dan lagi-lagi wanita asing itu menggunakan penutup wajahnya hingga tidak diketahui siapa dia. "Beraninya dia mendorong temanku!" seru Exel cemberut. "Tenang Tuan Kecil, Hauri tidak papa," ujar Jericho tersenyum menatap Exel. “Panik sekali…” “Tentu saja! Dia itu teman sekaligus pacarnya Exel, Paman!” protes Exel yang membuat Jericho terkikik geli. Tapi lain dengan Evan, laki-laki itu mendengus pelan, dia beranjak dari duduknya. "Mungkin aku akan bertanya pada Hauri," ujar Evan. "Exel ikut, Pa!" "Tidak usah, di rumah saja dengan Paman Jericho," jawab Evan. "Ihh Papa, Hauri itu temannya Exel. Sekarang Exel sangat khawatir dan—""Diam di rumah atau Papa akan kembali memarahi Hauri seperti dulu!" seru Evan pada putranya itu. Barulah Exel terdiam, dia sangat kesal dengan Papanya. Mau tidak mau, anak itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 348. Si Kecil Kabur!

    "Ma, bagaimana temanku? Hauri tidak papa, kan?" Exel mengekori Elizabeth yang baru saja masuk ke dalam rumah. Wanita itu tersenyum tipis menatap ekspresi Exel yang begitu sedih dan cemas. Elizabeth menekuk kedua lututnya di hadapan sang putra dan ia mengusap lembut pipi Exel. "Hauri tidak papa, Sayang. Jangan khawatir," jawab Elizabeth. "Dia menangis tidak, Ma?" tanya anak itu lagi. "Menangis. Karena Hauri sudah menunggu lama, terus Exel tidak kunjung datang," ujar Elizabeth menjelaskan. "Heemmm ... tahu begitu aku tadi tidak ikut ke rumah Oma. Kasihan Hauri, pasti sedih..." Exel mencebikkan bibirnya dan anak itu begitu sedih. Elizabeth terus memperhatikan putra kecilnya, sebelum wanita itu teringat kalau Hauri menitipkan sesuatu padanya untuk diberikan pada Exel. "Oh ya Sayang, ini ... Hauri menitipkan ini pada Mama untuk diberikan pada Exel." Elizabeth menyerahkan sebuah kertas berwarna merah muda. "Hemm?" Exel menerima surat itu. "Sudah, jangan menangis lagi. Mama ke kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 349. Exel, Berjanjilah Pada Hauri

    Elizabeth baru saja menata hidangan untuk makan malam, wanita itu kini berjalan ke lantai dua bersiap membangunkan anak-anaknya. "Sayang, ayo bangun, Nak ... Mama siapkan air hangat untuk man—"Ucapan Elizabeth terhenti saat ia membuka pintu kamar Pauline dan anaknya tidak ada. "Loh, bukannya tadi Pauline masih tidur?" gumam lirih Elizabeth. Segera wanita itu bergegas menuju kamar Exel, dan Elizabeth membuka pintu kamar putranya, namun Exel juga tidak ada. "Ke mana mereka?!" Elizabeth buru-buru kembali turun ke lantai satu. Wanita itu berlari kecil menuruni anak tangga dan mencari anaknya di lantai satu. Elizabeth melangkah cepat ke arah ruangan kerja suaminya, siapa tahu putra dan putrinya ada di sana bersama Evan. "Sayang...!" Elizabeth membuka pintu dengan kedua matanya melebar tiba-tiba. Anaknya tidak ada!"Ada apa, Eli?" tanya Evan beranjak dari duduknya. "Anak-anak di mana?" tanya Elizabeth dengan wajah paniknya. "Loh, bukannya tadi denganmu? Aku sejak tadi di sini," j

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 350. Mama Clarisa, Kenapa Sekarang Menjadi Begini?

    Clarisa yang tak sengaja berjalan hendak menunju rumah Evan, namun wanita itu justru melihat Exel berada di taman saat ini. Seperti kesempatan emas baginya yang berniat mengajak Exel untuk ikut pergi bersamanya. Namun, rasa marah merasukinya saat dia melihat ada dua anak perempuan bersama Exel saat ini. Bahkan, Clarisa kini seperti tak lagi mengenali Pauline. Karena di dalam otaknya hanya ada Exel!"Exel ... anakku," lirihnya. Senyuman terukir di bibir Clarisa. "Aku tidak perlu datang dan menunggu lagi di depan gerbang rumah laki-laki sialan itu! Anakku sudah menungguku di sana!" Saking senangnya, Clarisa sampai lompat-lompat kesenangan di tepi jalan dan wanita itu menepuk-nepuk pipinya tertawa-tawa senang. Namun, saat Clarisa hendak mendekat, wanita itu wajahnya menjadi sangat marah dalam hitungan detik. Dia melihat Exel memeluk Pauline dan menggendongnya. Lalu berlari-lari bersama teman perempuannya hingga Exel tak jatuh di tengah salju karena tak sengaja Hauri mendorongnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 351. Hukuman Dari Tuhan Untukmu, Clarisa

    Clarisa terkejut dengan adanya Evan di sana. Wanita itu mundur perlahan-lahan dan memegangi kepalanya. Dia melihat Exel tertampar oleh tangannya sendiri. Dan wanita itu menangis dan menatapi kedua tangannya. "Apa? Apa yang sudah aku lakukan? Exel-ku ..."Clarisa hendak mendekati Exel, namun Evan langsung menghadangnya cepat dan ia menepis tangan Clarisa. "Apa kau gila, hah?! Apa yang kau lakukan?!" teriak Evan murka. "Aku sudah memperhatikan padamu untuk tidak lagi muncul di hadapanku, tapi kenapa kau menunjukkan wajahmu lagi, hah?!" Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya, menjambak rambutnya sendiri sebelum dia tertawa keras-keras. Hal ini membuat Evan dan Elizabeth terkejut. Elizabeth yang kini mendekati Exel dan Hauri. Ia memeluk kedua anak itu. Setelah Pauline bertemu dengannya di depan taman, putri kecilnya itu melapor kalau ada Clarisa yang tengah memarahi Exel dan Hauri di dalam taman. "Exel, Sayang..." Elizabeth memeluknya erat. "Tante, Exel dipukul. Maafkan Hauri,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 352. Akhir Bagi Clarisa

    Pagi ini, Exel bangun dari tidurnya. Anak laki-laki itu mengingat semalam ia tidur berdua dengan Papanya karena Exel ingin bertanya-tanya. Tapi ternyata, ia malah tertidur lebih dulu. Dan Exel pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamar sembari memegangi kepalanya yang pusing. Exel menatap ke lantai satu di mana Mamanya tengah menyiapkan sarapan, sedangkan adiknya yang tengah tiduran sambil menonton tayangan kartun kesukaannya. "Hemm?" Kening Exel mengerut saat ia melihat Jericho masuk ke dalam rumah buru-buru. "Paman Jericho," lirih Exel memegangi dinding dan tertunduk. 'Kemarin Paman Jericho yang membawa Mama Clarisa pergi, mungkin aku harus bertanya padanya bagaimana kondisi Mama sekarang,' batin Exel. Seketika anak itu berjalan cepat turun dari atas anak tangga. Exel berlari ke ruangan kerja Papanya. Baru saja ia hendak membuka gagang pintu, di sana Exel mendengar obrolan Papanya dan ajudannya. "Clarisa mengalami masalah mental yang serius, Tuan. Saya sudah membawanya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 353. Hauri Sedih, Exel Jangan Pulang...

    "Jadi, wanita itu benar-benar Clarisa, Van?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Arshen saat laki-laki itu berkunjung ke kediaman Evan, setelah sehari kejadian Clarisa kembali meneror keluarga Evan. Dan hanya anggukan kecil yang Evan berikan pada Papanya saat ini. "Dia sekarang dirawat di rumah sakit jiwa, Pa. Kondisinya jauh lebih parah dari Mama dulu," jawab Evan. Sergahan napas panjang terdengar dari Arshen saat ini. Laki-laki tua itu memperhatikan Exel yang kini bermain di teras dengan Hauri yang datang dijemput Jericho pagi tadi. "Sepertinya kau harus segera kembali ke Berlin. Jangan terlalu lama di sini, Papa takut dengan hal yang tidak-tidak, Van," ujar Arshen melirik putranya. "Iya Pa, kami akan pulang dalam minggu-minggu ini," jawab Evan. Sedangkan Elizabeth hanya diam menundukkan kepalanya saja sejak tadi. "Maaf ya, Pa ... ternyata liburan di sini malah banyak kekacauan yang terjadi," ujar Elizabeth lirih. "Tidak papa, Eli. Kesialan manusia tidak tertulis di dalam s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 354. Kekasih Kecil

    Exel mengantarkan Hauri pulang, namun Jericho di belakangnya mengawasi. Entah kenapa, ajudan andalan Evan itu merasa senang melihat relasi Exel yang hangat pada Hauri. Setahu Jericho, sekalipun di Berlin, Exel paling anti berteman dengan anak perempuan. Bahkan di usianya yang hampir sepuluh tahun, dia sudah disukai banyak anak perempuan seusianya, tapi tetap saja, Exel tidak menyukai mereka dan bersikap sangat dingin, persis Papanya. Dan semua itu, tidak berlaku pada Hauri. Gadis berdarah Jepang yang sangat disukai oleh Exel. "Hihi ... lucunya," gumam Jericho terkikik geli memperhatikan Exel menggenggam tangan Hauri dan menggandengnya. Merasa ditertawakan, lantas Exel langsung menghentikan langkahnya dan anak itu menoleh pada Jericho dan menatapnya tajam. "Paman ngapain ikutin Exel?!" pekik Exel kesal. "Ini perintah Papanya Tuan Kecil, jadi—""Tapi tidak usah dekat-dekat juga!" pekik Exel lagi memarahi Jericho. Jericho menahan untuk tidak tertawa, dia pun mengangguk dan kini me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 469. Papa, Mama, Maafkan Pauline...

    Beberapa hari berlalu, Elizabeth dan Evan semakin cemas dengan kondisi Pauline yang semakin tertutup dan putrinya sama sekali tidak mau melakukan apapun. Bahkan pagi ini, Elizabeth berusaha meminta Pauline untuk kembali kuliah, tapi seperti biasa, tak mudah membujuk anaknya. "Sayang, Pauline ini kenapa? Kalau ada apa-apa bilang ke Mama dan Papa! Pauline dibully lagi? Sama siapa? Bilang pada Mama, Nak!" pekik Elizabeth menatap putrinya yang kini duduk di tepi ranjang memeluk bonekanya. "Bukan, Ma. Pauline hanya tidak mau kuliah, tidak mau ke mana-mana," jawab gadis itu. "Kenapa? Kenapa tidak mau ke mana-mana? Keluar rumah tidak mau, kuliah tidak mau. Lalu bagaimana masa depanmu nanti, Sayang?" Elizabeth mengusap pucuk kepala Pauline. "Pauline mau sendirian. Mama jangan ganggu!" pekik gadis itu mendorong Elizabeth. Elizabeth menyergah napasnya panjang. Wanita itu mengusap wajahnya kasar sebelum menatap ke arah pintu di mana Evan berdiri di sana. Laki-laki itu berjalan masuk dan m

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 468. (PAULINE STORY) Pauline, Kau Kenapa, Nak?

    Dengan langkah gontai Pauline sampai di rumah. Taksi yang ia pegang pun berhenti tepat di depan rumahnya. Wajah gadis itu tampak pucat dan layu. Kepala Pauline terasa kosong tak mampu memikirkan apapun saat ini. Bahkan saat ia masuk ke dalam rumahnya. "Loh ... Sayang, sudah pulang?" Suara Elizabeth menyambut kedatangannya. "Pauline bilang mau pulang sore bersama dengan Belle dan Glads?" tanya sang Mama lagi. Pauline menggeleng pelan. "Tidak, Ma," jawabnya lemas. "Ehh..." Elizabeth mengerjapkan kedua matanya saat Pauline yang tidak bersemangat sama dan lesu melewatinya begitu saja tanpa banyak cakap seperti biasanya. Wanita itu memperhatikan tatapan kosong Pauline yang begitu terpukul."Apa yang terjadi? Apa dia bertengkar dengan temannya lagi?" gumam Elizabeth bingung. "Dan ... kenapa juga Pauline pulang dengan taksi? Di mana Arthur?" Elizabeth tampak sangat kebingungan dan berpikir-pikir. "Ada apa, Sayang?" Suara Evander membuyarkan lamunannya. Elizabeth menatapnya. "Tidak p

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 467. (PAULINE STORY) Malam Kelam Penuh Dendam

    Beberapa Bulan yang Lalu..."Kau pantas mendapatkan ini semua, Putri Evander," bisik seorang laki-laki dengan suara dalamnya memberikan jejak di sepanjang leher jenjang Pauline. Selain kecupan dan ciuman panas yang bertubi-tubi, sentuhan tangan laki-laki itu menyusuri lekuk tubuh polos gadis cantik yang kini menangis tak kuasa melawannya. Aroma alkohol yang menguat dari laki-laki itu membuat Pauline sangat ketakutan. "Ja-jangan, Arthur..." Pauline memejamkan kedua matanya kuat-kuat. "A-aku salah apa?Laki-laki itu tidak menyahutinya sedikitpun. Di dalam kamar yang temaram, Pauline terbaring atas ranjang di bawah kungkungan laki-laki tampan ini, Arthur Rowand, bodyguard setianya. Pauline tidak berdaya saat kedua lengannya dicengkeram kuat. Arthur mabuk berat dan mendatangi Pauline di kamar hotel, tempat Pauline menginap setelah acara ulang tahun temannya di luar kota. Laki-laki itu datang, langsung menciumnya dan mendorong Pauline ke atas ranjang, tak hanya itu, Arthur juga tak se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 466. (EXEL STORY) Peran Istimewa Exel Sebagai Seorang Suami dan Kakak yang Istimewa

    Hari ini Exel mendapatkan amanat dari sang Papa untuk menjaga Pauline di rumah. Bersama dengan Hauri, mereka berdua datang ke kediaman orang tuanya. Saat mereka baru saja datang, Hauri berjalan masuk lebih dulu. Ia tersenyum melihat seorang gadis cantik dengan perutnya yang besar, kini yang tengah berdiri di ruang makan tampak sedang membuat roti selai. "Selamat pagi," sapa Hauri tersenyum manis. Pauline menoleh dengan wajah piasnya, sebelum gadis cantik itu tersenyum. "Kakak ... Kakak datang dengan siapa?" tanya gadis itu. "Dengan Kak Exel," jawab Hauri sambil meletakkan paper bag besar berisi makanan dan buah-buahan di atas meja makan. "Pauline buat apa?" "Roti selai, Kak," jawab gadis itu. Dari arah depan, tampak Exel yang kini berjalan dan ia tersenyum melihat adiknya yang terlihat sibuk di ruang makan. "Pauline ... Kakak sudah belikan buah peach yang kemarin kau inginkan. Itu ada di dalam tas belanjaan Kak Hauri," ujar Exel mendekati sang adik dan mengecup pipinya. "Iya,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status