Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 336. Momen Bahagia yang Akan Terus Kuingat

Share

Bab 336. Momen Bahagia yang Akan Terus Kuingat

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-22 18:36:51

Setelah putranya pulang, Evan pun juga kembali fokus pada pekerjaannya yang sempat ia tinggalkan beberapa waktu yang lalu.

Laki-laki itu sibuk dengan tumpukan berkas di ruangan kerjanya. Di sana, juga ada Jericho yang terlihat tengah mengotak-atik keyboard laptop miliknya.

"Jer, bagaimana kabar Jeff dan Tania? Apa mereka benar-benar diamankan?" tanya Evan menatap ajudannya.

Evan penasaran, pasalnya setelah kembali dari Munich dua hari yang lalu, Jericho tidak berbicara apapun.

Laki-laki berbalut sweater cokelat gelap itu mengangguk. "Tuan jangan khawatir, seperti rencana kita sejak awal. Jeff sudah berhasil diringkus polisi dengan kasus penculikan, dan Tania..."

Jeff menjeda ucapannya, laki-laki itu menutup laptopnya.

"Kai yang mengawasi gerak-gerik Tania, Tuan. Kai bilang pada saya, kalau saat Tuan dan Nyonya pergi bersama Exel waktu itu, Tania masih menangis di sana hingga dua jam lamanya. Setelah itu, esok paginya, wanita itu pergi membawa koper dan entah ke mana dia pergi, t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Te Anastasia
Belum kak ..
goodnovel comment avatar
Alia Sukma
sudah tamat kah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 337. Sebuah Permintaan dari Elizabeth

    Bersama dengan kedua anaknya, Evan dan Elizabeth pergi berjalan-jalan malam di kota yang kini sedang sangat ramai dengan perayaan natal dan menjelang tahun baru. Evan dan Elizabeth duduk di sebuah bangku kayu, mereka berdua memperhatikan Pauline dan Exel yang kini tengah bermain di depan sana. Anak-anak itu asik bermain kembang api kecil yang mereka beli. "Huhhh ... ini seperti mimpi," ujar Evan mendongak menatap langit malam yang gelap. Elizabeth menoleh saat ia mendengar apa yang suaminya katakan barusan. "Apanya yang seperti mimpi, Sayang?" tanya Elizabeth. Senyuman terlukis indah di bibir Evan. "Malam ini, situasi ini, dan dengan seseorang yang aku sayangi, bersama anak-anakku." Elizabeth hanya tersenyum, wanita itu tertunduk menatap telapak tangannya yang digenggam oleh Evan, sarung tangan berwarna putih yang Elizabeth pakai, terasa semakin hangat saat genggam tangan Evan mengerat. "Tahun-tahun sebelumnya, saat kau pergi, adalah tahun paling mengerikan yang pernah aku alam

    Last Updated : 2024-11-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 338. Merindukan Prancis

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Elizabeth meminta pembantunya untuk membersihkan teras belakang. Elizabeth juga meminta pada Bibi untuk menyiapkan teh hangat dan kue kering di sana. Wanita muda itu sangat menyukai momen sendirian di awal pagi, Elizabeth membaca banyak buku dan memperhatikan salju tipis yang turun. "Elizabeth, sedang apa? Di luar sangat dingin..." Suara Melodi membuat Elizabeth menoleh cepat. Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak Ma, Bibi sudah menyiapkan perapian," jawab Elizabeth menunjuk ke arah depan di mana ada sebuah tempat berisi potongan kayu yang dibakar dan tampak sangat hangat. "Ya ampun, Mama tidak memperhatikannya," jawab Melodi. Wanita itu berjalan mendekati Elizabeth dan duduk di sampingnya. "Oh iya, Nak ... suamimu bilang pada Mama dan Papa, setelah tahun baru nanti kau mau ikut ke Prancis?" tanya Melodi menatapnya lekat. "Iya Ma. Elizabeth sangat merindukan suasana di sana. Pauline kan belum pernah ke Prancis sama sekali," ujar El

    Last Updated : 2024-11-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 339. Keluarga Elizabeth

    Setelah Mama dan Papa mertuanya pulang siang tadi, Elizabeth pun mengajak Pauline dan Exel untuk mengunjungi Nenek dan Bibinya di rumahnya. Elizabeth membawakan banyak roti, kue, dan juga makanan yang lainnya. Kedatangannya disambut dengan penuh kehangatan oleh Bibi Meria dan Nenek Berta. "Akhirnya, kalian ke sini juga ... Ya ampun Nak, Exel!" Bibi Meria memeluk Exel saat tahu anak laki-laki itu ikut. "Syukurlah kalau Exel baik-baik saja," ujar Berta mengusap kepala anak laki-laki bersama Elizabeth tersebut. Setelah mendengar kabar Exel diculik, mereka pun juga ikut kebingungan. Hingga kini dua wanita tua itu begitu bahagia melihat Exel baik-baik saja. "Exel tidak papa, Nek. Lihat ... Exel baik-baik saja, kan?!" seru anak itu. "Syukurlah, Sayang," ucap Bibi Meria. "Nenek kok tidak menyapa Pauline? Sudah tidak sayang lagi, ya?" seru Pauline tiba-tiba. Anak perempuan kecil dengan balutan jaket tebal bulu-bulu berwarna biru muda itu duduk di atas meja kayu memeluk boneka beruang

    Last Updated : 2024-11-23
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 340. Tak Ada yang Berubah Selama Kau Pergi

    Setelah menunggu dengan rasa tak sabar untuk liburan kembali ke Prancis, akhirnya hari yang dinanti-nantikan pun datang. Untuk pertama kalinya setelah sekian tahun, Elizabeth kembali memijak tanah negara yang dulu sempat ia sumpahi tidak akan kembali ke sini lagi. Tapi sekarang, keadaan telah berubah..."Akhirnya, kita sampai ... Heum, kangen sekali!" seru Exel heboh. "Hemmm, sampai di mana? Capek sekali, ingin tidur lagi," gumam Pauline dalam gendongan Evan. Evan pun tersenyum mengusap pucuk kepala Pauline. Ia mengecup pipi gemas putri kecilnya. "Sabar ya, Sayang, sebentar lagi kita akan sampai di rumah," ujar Evan. "Iya Papa." Pauline pun kembali menyandarkan kepala di pundak Evan, anak itu kembali memejamkan kedua matanya. Sementara Exel bersama Jericho dan James berjalan lebih dulu keluar dari area bandara. Musim dingin di Paris yang tak kalah indah dari di Berlin. Elizabeth berjalan sedikit di belakang Evan, wanita itu meremas kuat syal abu-abu yang ia pakai saat sudah sa

    Last Updated : 2024-11-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 341. Aku Masih, Seperti yang Dulu

    Tempat yang Exel berikan sebagai tanda hadiah atas kembalinya ia ke sini. Tempat itu adalah tempat yang sangat Elizabeth impi-impikan sejak dulu, bagaimana bisa tempat itu dibangun di pekarangan belakang dengan megahnya?!Exel mendongak menatap sang Mama yang melihat ke arah sebuah rumah kaca besar di depan sana. "Bagaimana, Ma? Mama suka?" tanya anak itu. Elizabeth menutup mulutnya. "Exel ... Exel tahu darimana dulu Mama sangat menginginkan rumah kaca?" tanya Elizabeth pada putranya. "Emm ... entahlah, tapi Papa yang tiba-tiba membangunnya. Papa bilang, Papa ingin membuat rumah kaca untuk Mama," jawab Exel menarik lengan Elizabeth dan mengajaknya ke tempat itu. Pintu rumah kaca dibuka oleh Exel, mereka masuk ke dalam sana. Beberapa bunga masih segar, beberapa juga nampak gugur daunnya, mungkin karena bunga itu tidak tahan cuaca dingin. "Indahnya," ucap Elizabeth lirih."Mama tunggu di sini sebentar ya, Exel mau panggil Paman James dulu! Ada ulat di sana, Exel geli...!" seru ana

    Last Updated : 2024-11-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 342. Anakku, Aku Menginginkan Anakku Kembali

    Suara detikan jarum jam berdetak pelan dan teratur. Elizabeth menutup pintu kamarnya dan wanita itu menatap seisi kamarnya yang begitu hangat. Elizabeth mengusap bantal dan ia duduk di atas ranjang, sebelum Elizabeth menatap ruang kosong di sampingnya. "Dia pasti tidur sendirian saat aku tidak ada di sampingnya dulu ... aku hampir tak percaya dia begitu setia padaku yang berbohong telah meninggal dunia," ucap Elizabeth lirih. Sampai akhirnya pintu kamar terbuka, Evan muncul dan ia berjalan masuk ke dalam kamar itu. "Aku pikir kau sudah tidur, Sayang..." "Belum. Aku belum mengantuk. Emm ... rasanya senang sekali kembali ke rumah ini," jawab Elizabeth tersenyum manis. "Aku pun merasakan hal yang sama, Sayang," jawab Evan, laki-laki yang berbaring di atas ranjang dan menjadikan pangkuan Elizabeth sebagai bantalnya. Elizabeth menyunggar rambut hitam Evan, sementara itu tidak ada percakapan di antara mereka. Raut wajah Evan tiba-tiba berubah menjadi sedikit cemas. Ekspresi itu lan

    Last Updated : 2024-11-24
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 343. Penyesalan Membuatnya Seperti ini

    "Selamat pagi, Tuan, Nyonya ... maaf kalau saya mengganggu. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan." Kepala pelayan itu berdiri di ambang pintu ruangan kerja Evan dengan wajah yang gugup. Elizabeth mengangguk dan ia langsung berdiri dari duduknya saat itu juga. "Ada apa, Bi?" tanya wanita itu. "Itu Nyonya ... sejak dua hari sebelum Nyonya dan Tuan datang ke sini, ada seorang wanita yang mondar-mandir di gerbang depan. Tadi waktu saya kembali dari supermarket, wanita itu juga bertanya pada saya, apakah Tuan sudah pulang? Dan saya jawab, sudah … tapi saya tidak tahu siapa wanita itu.” Penjelasan kepala pelayan itu membuat Elizabeth langsung memasang wajah curiga. Elizabeth menoleh pada Evan dengan tatapan yang tidak-tidak sebelum Evan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya simpanan, okay?" ujarnya, seolah bisa membaca pikiran istrinya. "Lalu, siapa wanita itu?" tanya Elizabeth. "Ayolah Sayang, aku juga tidak tahu," jawab Evan. Saat itu juga Elizabeth melangkah mendekati suam

    Last Updated : 2024-11-25
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 344. Sahabat Perempuan Exel

    "Sayang, jangan bermain di luar ya ... kalian di rumah saja, karena Paman James sedang pergi dengan Papa, kalian mengerti?" Elizabeth menatap dua buah hatinya yang kini tengah berada di ruang tamu. "Iya Mama, kita mengerti. Tapi nanti kalau Papa pulang, langsung main ke rumah Oma dan Opa ya, Ma," pinta Exel menatap sang Mama. "Tentu saja. Mama sekarang mau ke belakang dulu," ujar Elizabeth pada mereka berdua. Elizabeth berjalan ke belakang, meninggalkan dua anaknya di ruang tamu. Sementara Exel, anak laki-laki itu berdiri di dekat jendela kaca rumahnya dan menatap ke arah luar. "Kakak pasti ingin main ke luar, ya?" tanya Pauline mendekati sang Kakak. "Bukan begitu, Pauline...." "Terus?" Pauline mengerjapkan kedua matanya dan berdiri memegangi bagian belakang sweater yang Exel pakai.Exel masih diam menatap ke arah luar, di mana hujan salju masih turun di sana. Pauline bingung apa yang ditatap oleh Kakaknya, bahkan sejak kemarin Exel selalu menatap ke arah luar dengan pandanga

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 469. Papa, Mama, Maafkan Pauline...

    Beberapa hari berlalu, Elizabeth dan Evan semakin cemas dengan kondisi Pauline yang semakin tertutup dan putrinya sama sekali tidak mau melakukan apapun. Bahkan pagi ini, Elizabeth berusaha meminta Pauline untuk kembali kuliah, tapi seperti biasa, tak mudah membujuk anaknya. "Sayang, Pauline ini kenapa? Kalau ada apa-apa bilang ke Mama dan Papa! Pauline dibully lagi? Sama siapa? Bilang pada Mama, Nak!" pekik Elizabeth menatap putrinya yang kini duduk di tepi ranjang memeluk bonekanya. "Bukan, Ma. Pauline hanya tidak mau kuliah, tidak mau ke mana-mana," jawab gadis itu. "Kenapa? Kenapa tidak mau ke mana-mana? Keluar rumah tidak mau, kuliah tidak mau. Lalu bagaimana masa depanmu nanti, Sayang?" Elizabeth mengusap pucuk kepala Pauline. "Pauline mau sendirian. Mama jangan ganggu!" pekik gadis itu mendorong Elizabeth. Elizabeth menyergah napasnya panjang. Wanita itu mengusap wajahnya kasar sebelum menatap ke arah pintu di mana Evan berdiri di sana. Laki-laki itu berjalan masuk dan m

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 468. (PAULINE STORY) Pauline, Kau Kenapa, Nak?

    Dengan langkah gontai Pauline sampai di rumah. Taksi yang ia pegang pun berhenti tepat di depan rumahnya. Wajah gadis itu tampak pucat dan layu. Kepala Pauline terasa kosong tak mampu memikirkan apapun saat ini. Bahkan saat ia masuk ke dalam rumahnya. "Loh ... Sayang, sudah pulang?" Suara Elizabeth menyambut kedatangannya. "Pauline bilang mau pulang sore bersama dengan Belle dan Glads?" tanya sang Mama lagi. Pauline menggeleng pelan. "Tidak, Ma," jawabnya lemas. "Ehh..." Elizabeth mengerjapkan kedua matanya saat Pauline yang tidak bersemangat sama dan lesu melewatinya begitu saja tanpa banyak cakap seperti biasanya. Wanita itu memperhatikan tatapan kosong Pauline yang begitu terpukul."Apa yang terjadi? Apa dia bertengkar dengan temannya lagi?" gumam Elizabeth bingung. "Dan ... kenapa juga Pauline pulang dengan taksi? Di mana Arthur?" Elizabeth tampak sangat kebingungan dan berpikir-pikir. "Ada apa, Sayang?" Suara Evander membuyarkan lamunannya. Elizabeth menatapnya. "Tidak p

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 467. (PAULINE STORY) Malam Kelam Penuh Dendam

    Beberapa Bulan yang Lalu..."Kau pantas mendapatkan ini semua, Putri Evander," bisik seorang laki-laki dengan suara dalamnya memberikan jejak di sepanjang leher jenjang Pauline. Selain kecupan dan ciuman panas yang bertubi-tubi, sentuhan tangan laki-laki itu menyusuri lekuk tubuh polos gadis cantik yang kini menangis tak kuasa melawannya. Aroma alkohol yang menguat dari laki-laki itu membuat Pauline sangat ketakutan. "Ja-jangan, Arthur..." Pauline memejamkan kedua matanya kuat-kuat. "A-aku salah apa?Laki-laki itu tidak menyahutinya sedikitpun. Di dalam kamar yang temaram, Pauline terbaring atas ranjang di bawah kungkungan laki-laki tampan ini, Arthur Rowand, bodyguard setianya. Pauline tidak berdaya saat kedua lengannya dicengkeram kuat. Arthur mabuk berat dan mendatangi Pauline di kamar hotel, tempat Pauline menginap setelah acara ulang tahun temannya di luar kota. Laki-laki itu datang, langsung menciumnya dan mendorong Pauline ke atas ranjang, tak hanya itu, Arthur juga tak se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 466. (EXEL STORY) Peran Istimewa Exel Sebagai Seorang Suami dan Kakak yang Istimewa

    Hari ini Exel mendapatkan amanat dari sang Papa untuk menjaga Pauline di rumah. Bersama dengan Hauri, mereka berdua datang ke kediaman orang tuanya. Saat mereka baru saja datang, Hauri berjalan masuk lebih dulu. Ia tersenyum melihat seorang gadis cantik dengan perutnya yang besar, kini yang tengah berdiri di ruang makan tampak sedang membuat roti selai. "Selamat pagi," sapa Hauri tersenyum manis. Pauline menoleh dengan wajah piasnya, sebelum gadis cantik itu tersenyum. "Kakak ... Kakak datang dengan siapa?" tanya gadis itu. "Dengan Kak Exel," jawab Hauri sambil meletakkan paper bag besar berisi makanan dan buah-buahan di atas meja makan. "Pauline buat apa?" "Roti selai, Kak," jawab gadis itu. Dari arah depan, tampak Exel yang kini berjalan dan ia tersenyum melihat adiknya yang terlihat sibuk di ruang makan. "Pauline ... Kakak sudah belikan buah peach yang kemarin kau inginkan. Itu ada di dalam tas belanjaan Kak Hauri," ujar Exel mendekati sang adik dan mengecup pipinya. "Iya,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status