Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 31. Mereka Datang Menjemput Elizabeth

Share

Bab 31. Mereka Datang Menjemput Elizabeth

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-07-29 08:50:56

"Bagaimana bisa kau melakukan itu, nak? Apa yang terjadi dengan kalian?!"

Berta dan Meria begitu terkejut mendengar kabar yang Elizabeth ungkapkan pada mereka berdua tentang apa yang terjadi selama ini pada gadis itu.

Dan Elizabeth menceritakan semuanya dari awal ia menikah hingga kini dengan jujur, pada kedua orang tersayangnya. Elizabeth tidak menutupi apapun, kecuali penyakitnya.

"Mungkin karena Elizabeth dan Evan tidak memiliki kecocokan satu sama lain, dan bukan jodohnya. Jadi kami berdua memutuskan untuk berpisah, Nek, Bi," ujar Elizabeth menatap Neneknya dengan tatapan yang sedih.

Berta langsung memeluk Elizabeth dengan sangat erat. Wanita tua berambut putih itu mendekap satu-satunya cucu yang sangat dia cintai.

Dalam pelukan sang Nenek, Elizabeth tidak bisa menahan air matanya. Pelukan inilah yang bisa Elizabeth anggap seperti pulang ke rumah yang dia rindukan.

"Maafkan Elizabeth ya, Nek... Perjodohan yang Kakek amanatkan, tidak bisa Elizabeth lakukan dengan baik." Gadi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Suherni 123
ya kan,,, seorang penguasa gitu loh masa istri ke RS gak penasaran cari tau,,kan bisa nyewa mau mata mata atau detektif
goodnovel comment avatar
adeliyanti31
terlalu bertele2...masa Evan ga tau siapa di danil
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
tunggulah sebentar lagi Evan...Eliza akan pergi jauh darimu...dn kau akan hidup dalam penyesalan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 32. Tak Berhenti Mencarimu

    Keesokan paginya, Evan mendatangi toko bunga milik Moris. Setelah semalaman suntuk ia tidak tenang karena memikirkan Elizabeth. Kali ini Evan akan memastikan sendiri apakah Elizabeth masih ada di tempat itu, atau memang benar-benar sudah pergi. Kedatangan Evan membuat gadis pemilik toko bunga itu nampak terkejut. Moris membukakan pintu dan menatap Evan dengan gugup. "Se-selamat pagi, Tuan,” sapa Moris berdiri di samping pintu menatap Evan. “Pagi Nona Moris,” balas laki-laki itu singkat. Moris berjalan mendekatinya dengan perasaan penuh tanda tanya dan rasa kaget yang masih melekat di dirinya. “Apa Tuan ada keperluan dengan saya, atau Tuan ingin memesan rangkaian bunga?" tawar Moris mendongak menatap Evan yang masih berdiri di depan meja kasir. "Keduanya," jawab Evan. "B-baiklah, silakan duduk Tuan..." Moris meraih sebuah kursi dan meletakkan di samping Evan. Laki-laki tampan berbalut setelan formal dan berkaca mata bening itu memperhatikan sekitar dengan sorot mata mencari-car

    Last Updated : 2024-07-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 33. Berusaha Pergi Sejauh Mungkin

    Setelah lima hari Nenek dan Bibi Elizabeth berada di Prancis. Hari ini mereka berpamitan untuk pulang kembali ke tempat asal mereka, di Austria. Elizabeth mengantarkan dua orang kesayangannya tersebut ke stasiun. Gadis itu merasa sedih saat mereka pulang, namun ia tidak punya pilihan lain untuk tetap tinggal. Ia masih harus menyelesaikan urusannya di sini."Eli, berjanjilah pada Bibi kalau kau akan pulang ke Salzburg lagi," ujar Bibi Meria menangkup kedua pipi Elizabeth. Gadis cantik itu mengangguk patuh. "Iya Bi, aku janji akan menyusul nanti." "Jaga dirimu baik-baik ya, Nak, Nenek berharap kau akan secepatnya menyusul kami." Nenek Berta menangis memeluk Elizabeth dengan sangat erat. Hari Elizabeth terasa nyeri saat ini, dia sendiri sejujurnya juga ingin pulang bersama mereka. Namun, Elizabeth tidak punya cukup banyak uang saat ini, apalagi kondisi tubuhnya belum sehat. Elizabeth menatap mereka berdua dengan wajah menahan kesedihan. Sekuat mungkin gadis itu tersenyum pada mereka

    Last Updated : 2024-07-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 34. Ungkapan Isi Hati Elizabeth

    Elizabeth sudah berhenti bekerja di tempat Moris sejak kemarin. Gadis itu kini fokus mencari pekerjaan yang baru. Pagi ini, Elizabeth sudah bersiap pergi membawa surat lamaran pekerjaan, mendatangi satu tempat ke tempat lainnya."Semoga saja tidak sampai siang aku sudah mendapatkan pekerjaan, Ya Tuhan," ucap Elizabeth mempercepat langkahnya. Sampai tiba-tiba ia berhenti di depan sebuah toko alat musik, Elizabeth diam di sana menatap dari luar sebuah piano yang menarik perhatiannya.Kedua sudut bibirnya terangkat samar. Elizabeth mengingat masa kecilnya, dulu ia sering bermain piano dan cukup mahir memainkannya. Bahkan, menjadi pianis adalah cita-citanya. Hingga detik ini, cita-cita itu masih tersimpan di sudut hatinya yang terdalam. Dulu ia ingin meneruskan sekolah musiknya, namun karena keterbatasan biaya, ia tidak mampu melanjutkannya. Dan lagi, saat itu, Elizabeth terpaksa menikah dengan Evan hingga mau tak mau ia melepas mimpinya. "Apa suatu hari nanti aku punya kesempatan ber

    Last Updated : 2024-07-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 35. Evander Menemui Daniel

    Satu minggu ini sangat memusingkan bagi Evan yang terus memikirkan Elizabeth, istrinya yang menghilang entah ke mana. Bahkan gadis itu tidak menemuinya untuk membahas tentang gugatan cerai yang dia layangkan. Evan seperti gila tidak menemukan di mana Elizabeth saat ini berada. Laki-laki itu tengah duduk diam di ruangan kerjanya bersama Jericho yang membawa laporan pencarian yang sia-sia. "Dia masih tidak ada di tempat penjual bunga itu?" tanya Evan mengusap wajahnya frustrasi. "Tidak ada Tuan, ini sudah hari ketujuh kita mencari Nyonya," jawab Jericho. Evan berdecak marah, mengusap wajahnya putus asa. "Sial! Sialan kau Elizabeth!"Melihat kekesalan dan putus asanya seorang Evander Collin, membuat Jericho—ajudannya itu merasakan sesuatu yang aneh pada Tuannya. Ia yakin kalau Evan kini menyesal karena Elizabeth sudah pergi jauh dan entah berada di mana saat ini. Hanya saja, Tuannya itu enggan mengakuinya."Tuan, bagaimana kalau Tuan menemui laki-laki yang bersama Nyonya kapan hari?

    Last Updated : 2024-07-31
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 36. Mencarimu atau Melepaskanmu?

    Elizabeth menerima tawaran pekerjaan menjadi seorang pianis di rumah makan mewah yang berada di sebuah hotel bintang lima.Malam ini adalah malam pertama Elizabeth bekerja di sana, ia tidak menyangka bisa berada di dalam ruangan yang sangat indah dan melihat para tamu dari kalangan berkelas di tempat itu. 'Ya Tuhan, ini akan menjadi pengalaman paling luar biasa dalam hidupku,' batin Elizabeth menatap sekitar sebelum dia menekan tuts pianonya. Banyak lagu yang Elizabeth bawakan dari tiap melodi indah piano yang dia mainkan, tak jarang seseorang mendatanginya dan memintanya memainkan sebuah lagu. Setelah pekerjaannya selesai, Elizabeth pun bertemu dengan atasannya yang bernama Sonya, dia adalah salah satu teman Daniel di Prancis. "Kerja bagus, Nona Elizabeth, aku sangat puas dengan permainan pianomu. Aku harap kau bisa setiap hari ke sini," ujar Sonya tersenyum manis dan sopan. "Sama-sama Nona Sonya, kebetulan saya juga sangat suka bermain piano," jawab Elizabeth tersenyum manis.

    Last Updated : 2024-08-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 37. Kau Tidak Akan Bisa Lari Dariku, Elizabeth!

    Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, sudah hampir memasuki minggu ke empat Evan tidak menemukan Elizabeth, namun dia masih kukuh tetap mencari sampai ia bisa menemukannya. Sore ini, laki-laki itu bersiap akan pergi. Di rumahnya ada Clarisa yang menjaga Exel, karena hari ini putra kecilnya sedang tidak enak badan. "Papa mau ke mana? Exel mau ikut," rengek anak laki-laki itu mendekati Evan yang baru saja menuruni anak tangga. "Papa ada acara penting, Sayang, di rumah saja dengan Mama Clarisa," jawab Evan mengusap pucuk kepala Exel dengan lembut. "Tidak mau, Exel mau ikut Papa," rengek anak itu memegangi tangan Evan. Evan terlihat rapi dengan balutan tuxedo hitam, serta memakai kaca mata bening dengan bingkai warna emas yang membuat Evan terlihat semakin tampan. Sore ini Evan ada acara penting, dia diundang untuk acara perayaan pesta ulang tahun perusahaan milik rekannya, dan ia sudah pasti akan datang. Dari belakang nampak Clarisa muncul, wanita itu langsung berj

    Last Updated : 2024-08-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 38. Evan, Apa yang Sebenarnya Kau Inginkan?

    "Kalau laki-laki itu selingkuhan Elizabeth, mengapa dia menolong Elizabeth secara diam-diam?" Gumaman penuh tanda tanya itu keluar dari bibir Evan setelah dia diberi kabar oleh Jericho tentang bagaimana bisa Elizabeth mendapatkan pekerjaan di hotel bintang lima dan menjadi seorang pianis dengan gaji mahal di sana.Ternyata itu semua berkat Daniel. Tapi, mengapa pria itu harus berbohong pada Elizabeth? Mengapa Daniel tidak mengatakan bahwa pemilik hotel tersebut sebenarnya bukan temannya, melainkan kerabat terdekat laki-laki itu?Karenanya, Evan mulai penasaran dengan hubungan Elizabeth dan Daniel yang sebenarnya. Sudah pasti bahwa Daniel memiliki perasaan khusus pada istrinya itu. Evan bisa melihatnya dengan jelas. Tapi bagaimana dengan Elizabeth?"Elizabeth…" bisik Evan menatap gadis cantik di depan sana.Rasa kesal tak mampu Evan tahan, laki-laki itu melepaskan sabuk pengaman dan membuka pintu mobilnya saat itu juga. Sementara Elizabeth, gadis itu berdiri di gang menuju pagar rum

    Last Updated : 2024-08-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 39. Jujurlah Padaku, Elizabeth

    Elizabeth tidak mengatakan apapun sehingga Daniel kembali bertanya, "Elizabeth, kau tidak papa kan?" Daniel lalu mengajaknya duduk sebuah kursi di dalam rumah. Elizabeth duduk dengan kepala tertunduk, barulah Daniel merogoh saku mantel hangat yang dia pakai dan mengambil sebuah sapu tangan miliknya. "Elizabeth—""Aku tidak papa, Niel," jawab gadis itu mengusap pipinya. Bahkan dia sendiri juga tidak tahu bila lipstik di bibirnya berantakan karena ulah Evan. Tapi instingnya membawa Elizabeth untuk mengelap bibirnya. "Sungguh? Tidak terjadi sesuatu denganmu?" Gelengan kepala diberikan oleh Elizabeth. Barulah Daniel menghela napasnya pelan dengan mata masih tertuju pada gadis di depannya ini. Ternyata Elizabeth tidak mau jujur padanya. Kenyataan itu membuatnya sedih."Kau sendiri, kenapa kembali? Bukannya kau sudah pulang, ya?" tanya Elizabeth menatap Daniel lekat-lekat. "Obatmu tertinggal di mobilku," jawab Daniel menyerahkan tas kecil berisi botol kecil di dalamnya. Elizabeth m

    Last Updated : 2024-08-03

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 460. (EXEL STORY) Sikap Istriku yang Manja

    Beberapa Minggu Kemudian....Suara hujan deras malam ini membuat suasana menjadi sangat dingin. Hauri, gadis cantik itu duduk di sofa di dalam ruang tamu seorang diri. Sementara Exel, suaminya berada di dalam ruangan kerjanya dan tampak sedang bertelfonan dengan rekan kerjanya membahas meeting siang tadi. "Dia selalu memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, sekarang. Apa dia sudah bosan padaku?" Hauri mengomel kesal. Ia memeluk bantalan sofa erat-erat. "Laki-laki sepertinya memang sangat tega." Lebih dari satu jam Hauri menggerutu dengan sikap Exel yang menyebalkan. Gadis itu marah dan kesal lantaran Exel tiba-tiba menerima meeting sore tadi, padahal Exel sudah berjanji mengajak Hauri jalan-jalan. Hauri yang sudah sangat senang pun ia menolak untuk dibohongi. Karena tak sekali dua kali Exel selalu mengajaknya pergi, tapi ujung-ujungnya selalu gagal. Tak lama kemudian, Exel keluar dari dalam ruangan kerjanya. Ia menoleh ke arah Hauri yang duduk di sofa dengan wajah kesal. "Say

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 459. (EXEL STORY) Keputusan yang Tepat

    Elizabeth sungguh mengunjungi Hauri pagi ini. Ia membawakan banyak cemilan dan juga makanan lainnya. Ditemani oleh Pauline yang juga ikut datang berkunjung bersama sang Mama. Kedatangan mereka disambut dengan senang oleh Hauri dan Exel. "Maaf ya, Ma, Hauri belum menyiapkan makanan apapun. Hauri bangun kesiangan," ujar gadis itu. "Iya, Sayang, tidak papa." Elizabeth tersenyum hangat. Pauline menatap sang Kakak ipar. "Kak Hauri seperti Pauline saja," ujarnya. "Semalam aku juga lembur karena tugas, Kak. Jadi tadi bangun kesiangan, mandi, bersiap sebentar terus langsung ke sini. Kalau Kak Hauri sibuk apa sampai bangun kesiangan?" Pertanyaan itu membuat Hauri merasa malu tiba-tiba. Sambil menyiapkan minuman di dapur, tanpa terasa pipinya merah mengingat semalam ia hanya menghabiskan sepanjang malam dengan suaminya. "Pauline, setiap orang itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Begadang bukan hanya mengerjakan tugas, insomnia juga bisa," sahut Elizabeth menanggapi putrinya. "Emmm ... be

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 458. (EXEL STORY) Bagaimana Kalau Kita Punya Anak?

    "Aku rasa, aku tidak bisa berkumpul dengan para wanita seperti istri rekan kerjamu tadi, Sayang."Hauri menatap Exel yang kini melepaskan kemeja putihnya dan menoleh pada Hauri yang tengah duduk di tepi ranjang kamar mereka. "Bukan tidak bisa, hanya belum terbiasa," jawabnya. "Mereka semua awalnya bertanya tentang kesibukanku, lalu bisnisku, lalu sedikit bertanya-tanya tentang latar belakangku," ujar Hauri bercerita. Dengan iris mata hitamnya, Hauri menatap sang suami lekat-lekat. "Apa memang seperti itu, perbincangan para masyarakat kelas atas?" tanyanya. Exel terdiam sesaat. Laki-laki itu membalikkan badan dan berjalan mendekati sang istri. "Tidak semua. Buktinya Mama ... juga tidak seperti mereka, kan?" "Heem. Aku pikir orang yang aku temui semuanya akan seperti Mama, ternyata tidak." Exel menyahut kimono putih di atas ranjang dan tersenyum pada Hauri sebelum melangkah masuk ke dalam ruang ganti. Hauri mengembuskan napasnya panjang dan berbaring di atas ranjang. Sampai Exe

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 457. (EXEL STORY) Masyarakat Kelas Atas

    Setelah pertengkaran kemarin-kemarin, hubungan Exel dan Hauri kembali terjalin hangat. Exel benar-benar merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya. Malam ini, mereka berdua tampak bersiap-siap pergi. Exel mendapatkan ajakan makan malam bersama para rekan dan sahabatnya di sebuah restoran. Exel pun datang dalam acara itu bersama Hauri. "Sayang...." "Hm?" Exel menoleh menatap Hauri yang memeluk lengannya. "Kenapa?" "Apa temanmu ada yang sudah punya istri?" tanya Hauri."Ada. Ada beberapa dari mereka yang sudah menikah, sepertinya istrinya juga diajak. Nanti kau harus menyapa mereka, oke?" Exel tersenyum mengecup pucuk kepala Hauri. Gadis itu mengangguk. "Iya." Dengan balutan dress panjang berwarna merah, dibalut blazer hitam berbahan hangat, Hauri tampak cantik malam ini. Rambutnya yang sudah panjang sebahu pun tertata rapi dengan hiasan jepit mutiara. Bersama dengan Exel, mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran. Di sana, tampak seorang laki-laki melambaikan t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status