Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 187. Evan Menyelamatkan Elizabeth!

Share

Bab 187. Evan Menyelamatkan Elizabeth!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-10-03 09:39:37

Keesokan harinya, Elizabeth bersiap pergi dengan Evan sore ini, ia juga sudah rapi dan cantik dengan balutan dress berwarna ungu muda yang Evan belikan untuknya.

Rambut panjangnya digerai hingga menjuntai sebawah pinggang. Elizabeth sangat cantik dengan make up natural dan aksesoris perhiasan kalung dan juga anting mutiara yang dia pakai.

"Wahh ... Mama cantik sekali," ucap Exel bertepuk tangan kecil sembari mendongak menatap sang Mama yang berdiri di depan cermin.

Elizabeth terkekeh menoleh pada putra kesayangannya tersebut. "Terima kasih banyak, Sayangku..."

Exel memeluknya seketika, anak laki-laki itu datang ke butik Elizabeth sejak siang tadi setelah James yang mengantarkannya.

Dan sore ini Elizabeth mendandani dua anaknya, Pauline dan juga Exel untuk diajaknya pergi dengan Evan juga sebentar lagi.

"Pauline juga cantik tahu, Kakak!" sahut Pauline yang duduk di atas sofa cemberut menatap sang Kakak.

Lantas Exel langsung menoleh dan tertawa pelan. "Iya, Adik Pauline itu juga c
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
semoga Evan baik² saja🥹
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini    Bab 188. Aku Sangat Mencintaimu, Jangan Tinggalkan Aku

    Jeritan keras Elizabeth bersamaan dia melepaskan pelukannya pada Pauline dan Exel, saat Annete dan Kimmy menghampirinya yang terduduk lemas di tengah jalan. Elizabeth bangkit dari duduknya dan berlari mendekati mobil. Wanita itu menjerit saya melihat Evan dibawa keluar dari dalam mobil dengan luka dan berdarah di kepalanya. "Evan..!" teriak Elizabeth, dia langsung memeluk tubuh Evan saat itu juga. "Evan bangun! Evan ... buka matamu! Tidak, tidak! Jangan membuatku takut, Evan bangunlah kumohon!" Tangis Elizabeth seolah menggema di seluruh kota. Kejadian kecelakaan ini membuatnya kembali mengingat saat dia kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Takut. Elizabeth takut kehilangan Evan. Itulah yang terus berputar-putar di dalam kepalanya. "Elize sudah ... Evan akan dibawa ke rumah sakit. Elize tenanglah!" Adelaide memeluknya saat itu juga. Elizabeth masih tidak mampu menahan air matanya yang terus mengalir deras. Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba melepaskan p

    Last Updated : 2024-10-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 189. Evan, Elizabeth Takut Kehilanganmu

    Hampir dua jam lamanya Elizabeth dan Jericho menunggu dokter yang sedang melakukan pemeriksaan pada Evan di dalam sebuah ruangan. Sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka, dan muncul seorang dokter laki-laki dari dalam ruangan ruangan tersebut. Elizabeth dengan cepat melangkah mendekatinya. "Dokter, bagaimana kondisi suami saya?" tanya Elizabeth dengan wajah panik."Suami Nyonya masih belum sadarkan diri. Kami masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Sekarang pasien akan dipindahkan kamar setelah pihak keluarga mengurus berkas-berkas rumah sakit," ujar dokter itu. Elizabeth mengangguk. "Semuanya sudah diurus, dok," jawab wanita itu. "Baiklah kalau begitu. Nyonya bisa mengikuti suster." "Terima kasih dok," ucap Elizabeth. "Sama-sama, Nyonya." Setelah itu, Elizabeth melihat tiga perawat keluar dari dalam ruangan mendorong brankar di mana Evan terbaring di sana. "Evan," lirih Elizabeth langsung mengejar suster itu. Elizabeth menyeka air matanya dan menangis tanpa suara. Ia be

    Last Updated : 2024-10-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 190. Pelukan Elizabeth yang Sangat Erat

    Sudah sehari semalam Evan belum sadarkan diri. Elizabeth setia duduk di sampingnya dan wanita itu duduk menggenggam tangan Evan seraya menahan rasa kantuk yang begitu berat di kedua matanya. Elizabeth memejam dan meletakkan telapak tangan Evan di pipinya. Dengan gerakan lembut, jemari tangan ia yang genggaman itupun bergerak lembut mengusap pipinya. 'Ini hanya halusinasiku, Evan ... aku sampai bermimpi kau menangkup satu pipiku,' batin Elizabeth, hatinya terasa sangat sedih Evan tak kunjung sadar. Namun tiba-tiba Elizabeth membuka kedua matanya dengan cepat. Itu bukan halusinasi, jemari tangan Evan benar-benar mengusap pipinya dengan sangat lembut. "Ev-Evan?!" pekik Elizabeth langsung berdiri dari duduknya saat itu juga. Kedua mata Evan terbuka perlahan dan laki-laki itu mengedarkan pandangannya seolah-olah dia bingung sekarang ada di mana. Sampai akhirnya ekor matanya melirik Elizabeth yang berdiri di sampingnya. "Eli..," lirih Evan, dia berusaha menarik kedua sudut bibirny

    Last Updated : 2024-10-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 191. Berjanjilah Untuk Terus Bersama

    Kabar kecelakaan yang Evan alami membuat Arshen dengan cepat datang ke Berlin. Namun kedatangannya saat ini hanya sendirian dan tidak ditemani oleh Melody. Arshen dijemput oleh Jericho di bandara. Dia disambut oleh kedua cucunya yang juga ikut menjemputnya di bandara bersama Jericho dan James. Mereka pun langsung menuju rumah sakit, dan kini tengah berjalan di lorong rumah sakit menuju ke ruangan di mana Evan dirawat. "Opa ... Papaku sakit, Papa jatuh kemarin sama mobilnya rusak. Terus kepala Papa ada darahnya," ujar Pauline yang kini berada dalam gendongan Arshen. "Iya Nak, tapi kalian tidak usah khawatir. Papa kalian pasti baik-baik saja," jawab Arshen. "Papa hilang ingatan tidak, Paman? Karena kata teman Mama, kalau benturan di kepala Papa keras, papa jadi hilang ingatan terus lupa sama kita," ujar Exel mendongak menatap Jericho tanpa melepaskan genggaman tangan sang Opa. Jericho terkekeh mendengar apa yang Exel tanyakan padanya. "Tidak, Tuan kecil. Papanya Tuan kecil tidak

    Last Updated : 2024-10-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 192. Kita Kembali Dalam Satu Atap

    Hari demi hari telah berlalu, kondisi Evan sudah membaik pasca kecelakaan. Kini sudah lima hari lamanya dia baru pulang dari rumah sakit. Elizabeth lah wanita yang selama beberapa hari ini selalu berada di sampingnya, merawatnya, menemani Evan siang dan malam. Dan siang ini, Elizabeth nampak gelisah. Wanita itu tidak punya baju ganti lagi di rumah Evan, hingga dia harus meminta izin pada Evan untuk mengambil beberapa bajunya. Elizabeth berjalan ke lantai satu di mana Evan berada di sana, duduk memangku laptopnya. "Evan," panggil Elizabeth sembari berjalan cepat mendekati sang suami.Laki-laki itu menoleh. "Iya Eli, ada apa?" tanya Evan menatapnya. "Emm ... aku ingin meminta izin padamu, baju-bajuku di sini sudah aku bawa pulang semua. Dan aku tidak punya baju ganti, bajuku kemarin masih dicuci. Aku ingin mengambil pakaianku," ujar Elizabeth pada Evan. Wanita itu tertunduk meremas jemari tangannya. "Aku ... aku ingin di sini saja dengan anak-anak dan juga denganmu." Evan menarik

    Last Updated : 2024-10-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 193. Pelukanmu Adalah Tempat Ternyaman

    Beberapa hari kemudian. Elizabeth sudah menjalani hari-harinya seperti kemarin-kemarin lagi. Dia juga sudah kembali ke butiknya bersama dua buah hatinya yang selalu mengekori ke manapun Elizabeth pergi. Namun, Exel dan Pauline sore ini sudah merengek-rengek pada Elizabeth. Anak-anak itu mencari Papanya dan merajuk ingin jalan-jalan. "Ayo dong Ma ... kita berdua mau lihat badut kelinci di taman, Mama," ujar Exel memeluk tangan Elizabeth."Sebentar Sayang, Papa masih sibuk, Nak. Kita tunggu sebentar ya..." Elizabeth mengusap pucuk kepala Exel.Exel memang merengek-rengek, tapi tidak dengan Pauline. Anak itu kini menangis sekeras-kerasnya dan marah-marah pada Elizabeth. Entah kenapa, antara Pauline dan Exel, hanya Pauline yang sangat nakal dan mudah marah. Padahal dia anak perempuan. "Mama nakal! Pauline tidak sayang!" pekik anak itu menghentak-hentak kakinya di atas sofa. "Besok-besok Pauline tidak usah ikut Mama ke butik kalau marah-marah terus. Tadi minta cake sudah Mama belikan

    Last Updated : 2024-10-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 194. Kau Adalah Prioritasku

    Setelah kemarin malam Evan memberikan kejutan tiket liburan ke Austria, Elizabeth dan anak-anaknya merasa begitu antusias. Pauline dan Exel juga selalu bertanya-tanya padanya kapan mereka akan berangkat. Seperti saat ini, saat Exel dan Pauline menemani Elizabeth mengemasi beberapa pakaian mereka. "Kapan kita berangkat liburannya, Ma? Pauline tidak sabar, tahu..," seru Pauline berbaring-baring di atas ranjang. "Sabar Sayang, besok kita berangkat.""Apa kita akan pergi ke rumah Nenek yang dulu, Ma?" tanya Exel sambil menata baju Pauline di dalam tas besarnya. "Iya. Kita akan pergi ke Salzburg, ke Hallstatt, pokoknya kita jalan-jalan di sana nanti sama Papa," jawab Elizabeth menjelaskan pada kedua anaknya. "Wahhh asik!" Exel bertepuk tangan dan berbinar-binar mendengarnya. Setelah Elizabeth selesai mengemasi beberapa baju-bajunya ke dalam koper, wanita itu berjalan keluar dari dalam kamar.Elizabeth menggendong Pauline yang kini tengah merengek meminta minum susu. Anak itu sejak pa

    Last Updated : 2024-10-05
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 195. Evan, Berjanjilah...

    Akhirnya rencana Evan berjalan dengan sempurna, dia meminta James untuk menggantikannya di acara meeting perusahaan. Sedangkan Evan bersama Elizabeth, juga anak-anaknya pergi berlibur ke Austria. Dan baru beberapa jam yang lalu mereka sampai di Salzburg, tepat di sebuah rumah penginapan yang telah mereka sewa untuk beberapa hari. Elizabeth berdiri di balkon kamar penginapannya. Wanita itu menatap pemandangan kota Salzburg, dan pegunungan Festungsberg yang nampak sangat indah. 'Sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak ke sini ... aku sangat merindukanmu Salzburg,' batin Elizabeth merasa senang dan sedih di saat bersamaan. Elizabeth yang diam melamun, tiba-tiba wanita itu merasakan seseorang merangkulnya dari belakang. "Kau pasti sangat merindukan tempat ini, iya kan, Sayang?" tanya Evan menatap wajah Elizabeth dari samping. "Heem, tentu saja. Sejak menikah denganmu, bahkan setelah aku pergi dulu bersama Daniel, aku juga langsung ke Jerman ... aku sangat merindukan Austria, Evan," j

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status