Share

#41. Merayu Nisha

Author: buchaa
last update Last Updated: 2023-07-19 06:55:49
“Permisi,” sapa seorang wanita berjilbab dengan gaya yang tidak kekinian. Kiri kanan bagian pipi dilipit, sementara hijabnya panjang menutup sampai perut. Jika menilik wajahnya yang belum memiliki banyak kerutan, dia belumlah berumur sampai setengah abad. Bisa jadi sepuluh tahun lebih muda.

Wanita itu bertanya pada Ade yang hendak berjalan keluar ruangan. “Ya, ada yang bisa Saya bantu, Bu?” Sementara dalam hatinya mencerca, ‘Mahasiswa mana ini yang menyuruh orang tuanya mengurus urusan kuliahnya? Manja sekali!’

“Ibu Jenisha yang mana, ya?” tanyanya sopan. Suaranya agak tegas namun lembut.

“Itu, yang pakai baju biru gelap,” jawab Ade seraya menunjuk Nisha, yang terlihat fokus dengan pekerjaannya. Lantas, ia keluar meninggalkan wanita itu.

Wanita itu sepertinya masih ingin bertanya lagi, ingin memastikan, tapi orang yang mau ditanyai sudah menghilang. Penuh keraguan, dia berjalan mendekati meja Nisha.

“Assalamu'alaikum,” sapanya pelan, tubuhnya agak membungkuk supaya Nisha bisa mendengar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #42. Upah Yang Tak Seberapa

    Circle Cafe. Akhirnya berdiri sejak tiga bulan yang lalu. Bella memantau langsung perkembangannya. Terkadang sambil ditemani Firdaus, sering kali pas sore sampai malam karena ngga ada jam kuliah yang harus diisinya.“Kak Bella, maaf aku ngga bisa masuk hari ini. Ngga enak badan.”Pesan singkat dari Diva, pegawai yang baru direkrut Bella dua minggu lalu itu membuatnya gundah gulana. Bagaimana tidak, siapa yang akan bekerja di cafe ini dari jam sepuluh pagi sampai menjelang maghrib nanti. Sementara Bella hanya mempunyai dua karyawan. Diva shift pagi dan Ryan untuk shift malam.“Duh, Diva ngga masuk kerja, Mas,” keluh Bella pagi ini seraya membuang muka dari layar gawai.Firdaus tengah bersiap-siap hendak ke kampus. Ada dua kelas yang harus diisinya pagi dan siang ini. “Kamu sendirian ngga apa-apa, kan?”Bella beringsut ke pinggir tempat tidur. “Ih, kamu tega Mas biarin aku kerja sendirian?!”“Lah, jadi gimana? Ryan mau kamu suruh masuk pagi, terus siapa yang jaga malam? Atau, kamu mau ba

    Last Updated : 2023-07-20
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #43. Akibat Mempersunting Wanita Kikir

    Iya. Bella itu memang pelit banget, deh. Firdaus juga baru tahu hal ini setelah menikah.Mungkin saat mereka pacaran dulu, sebenarnya gejala ini sudah terlihat. Seperti tiap makan yang keluar duit adalah Firdaus, beli hadiah juga Firdaus, pokoknya kemana-mana Bella ngga mengeluarkan uang sepersen pun.Tapi, yang namanya tengah dilanda mabuk cinta, bunga di hati tengah merekah-rekahnya, ya dianggap angin lalu saja hal aneh itu. Firdaus juga merasa hal itu yang wajar jika seorang lelaki yang mentraktir perempuan.Nah, yang paling bikin Firdaus malu akan sifat pelit sang istri adalah saat ia sedang berkumpul bersama teman-teman motornya. Ada Edo, Fauzan, Erik, Riki, dan Taufan. Dia sudah mengenal kelima orang ini semenjak SMA. Mereka juga salah satu pendiri klub motor bersama Firdaus, dan sudah touring kemana-mana.Sejak hari pertama Circle Coffe buka, mereka selalu datang tiap malam. Pastinya saat istri dan anak sudah pada tidur di rumah, kalau ngga ya mana diizinkan pergi.Tentu saja ad

    Last Updated : 2023-07-21
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #44. Terbongkarnya Rahasia Lama

    “Diantar siapa?” tanya Balqis menyambut kedatangan istri almarhum sepupunya, Bakhtiar. Tidak luput dicipika-cipikinya pipi Salma.Salma menunjuk samar ke arah mobil Firdaus, yang mulai menjauh. “Dianter Daus.”“Walah, kenapa ngga mampir dulu dia, sih?” “Sudah buru-buru mau ke cafe dia mah,” jawab Salma seraya berusaha masuk ke rumah Balqis. Dia ngga mau ditanya yang macam-macam lagi. Apalagi kalau menyangkut Bella. Duh, bisa pusing sebelah kepalanya.“Duduk dulu. Aku mau ke belakang sebentar,” pamit Balqis yang disetujui oleh Salma. “Queen, sini,” panggilnya pada putri sulungnya.Wanita berhidung seperti perosotan di taman itu segera mengikuti ibunya ke belakang.Sementara itu, Salma berbaur dengan keluarga Firdaus yang lain. Dia cukup pendiam, sih orangnya. Paling hanya senyam-senyum mendengar celotehan wanita seumuran dengannya yang hebohnya bukan main. Apalagi duduk lesehan beralaskan karpet ini, berbagai macam gaya duduk lepas saja mereka tunjukkan. Bersila, kaki naik sebelah, ata

    Last Updated : 2023-07-22
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #45. Ulang Tahun Bahri

    1 Agustus, tanggal lahir Bahri. Tanggal sederhana yang ngga terlalu sulit untuk diingat.Tepat pukul dua belas malam, Nisha beranjak dari sejadahnya menuju anak bungsunya itu. Diucapkannya Surah Al-Fatihah sebanyak tujuh kali kemudian dihembuskannya ke ubun-ubun Bahri.“Selamat ulang tahun, Sayang. Semoga kamu menjadi anak yang sholeh. Aamiin,” ucap Nisha lantas mencium kening Bahri, yang tertidur seraya menganga. Pulas sekali.Besok itu hari Sabtu, pas sekali saat Nisha sedang libur bekerja. Jadi, dia bisa membawa kedua anaknya jalan-jalan.Bahri mungkin masih terlalu kecil untuk mengerti makna hari lahirnya, tapi Nisha ingin anaknya bahagia di hari itu.Meskipun, Firdaus sepertinya lupa akan hari penting itu. Tidak masalah, selama ada dirinya ngga akan dibiarkannya kedua anaknya bersedih.“Ma, belum tidur?” tanya Efa yang terbangun. Dia merasakan ada yang hadir di belakang punggungnya, saat menoleh sempat kaget karena mukena putih. Tapi, dalam hitungan detik ia mengenali sosok sang m

    Last Updated : 2023-07-23
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #46. Ibu Hamil Yang Ngeselin

    “Kenapa anakmu bertingkah seperti ini, Nis?” tanya Salma sinis.Nisha segera menarik Efa. Dia duduk dengan tumpuan lutut. “Ada apa, Fa?” Suaranya lembut, sama sekali tidak marah. Ia ngga mau mempermalukan anaknya. Toh, pasti ada alasannya gadis berbulu mata lentik itu meminta hal itu pada ayahnya.Efa mendelikkan bahu. “Ngga ada apa-apa. Efa lagi males aja ketemu sama Baba,” jawabnya, sejurus kemudian memalingkan muka.“Ya, sudah. Tunggu Mama di dekat mobil, ya,” suruh Nisha. Setelah Efa pergi, ia kembali berdiri.“Apa-apaan itu, Nis?!” protes Firdaus. “Kamu pasti menceritakan yang ngga-ngga, 'kan sama dia?! Biar dia benci sama Bapaknya sendiri?!” tuding lelaki berjambang tipis itu. Nisha menyeringai. Tawanya kecil nan singkat. “Aku ngga pernah berniat menceritakan yang ngga-ngga. Toh, Efa melihat sendiri perbuatan Kakak selama ini, kan? Apa Kakak pernah meminta maaf sama dia? Tidak. Kakak sama sekali ngga pernah memikirkan perasaannya. Dan, sekarang dia berbuat seperti ini Kakak masi

    Last Updated : 2023-07-24
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #47. Terserah Ibu Tiri

    “Mama ngga ada uang lagi, Us,” penolakan Salma saat anak sulungnya meminta uang untuk pembayaran kelanjutan sewa ruko dimana Circle Cafe berada. “Kamu anggep Mama ini pohon uang apa? Bisa menghasilkan uang kapanpun? Mama ini hidup dari gaji pensiun Baba kamu, gaji pokok aja, Us. Kecil. Beda sama pas almarhum Baba masih hidup.”Satu tahun empat puluh juta biaya sewanya, sementara penghasilan cafe saja jauh dari mampu untuk menutupi uang sewa itu apalagi biaya lainnya. Boro-boro untung, mah, yang ada malah buntung.“Apa kita sudahi aja buka cafe ini, Beib?” tanya Firdaus suatu malam sebelum tidur. Menurutnya, hal ini harus ia diskusikan dengan Bella.Tentu saja Bella menggeleng. “Malu sama temen-temen, Mas. Pasti mereka bilang, ih ngga laku, ya cafenya makanya tutup.”Selain alasan itu, ia ngga mau Nisha berbahagia melihat cafe itu tutup. Karena lokasinya memang sering dilewati Nisha kalau mau ke mall.Firdaus menghela napas. “Jadi, aku harus minjem ke bank ini buat bayar sewanya?”“Ya,

    Last Updated : 2023-07-25
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #48. Menantu Pemalas

    Kehadiran anggota baru ngga lantas membuat Salma berada dalam luapan kebahagiaan. Dia, kan memang kurang dekat sama cucu-cucunya. Apalagi, tinggalnya juga ngga satu rumah, kan. Sudah kebiasaan, sih yang ia lihat selama ini kalau anak perempuan melahirkan pasti setelah itu tinggal sementara di rumah ibunya.Makanya, Salma terheran-heran melihat Bella pulang ke rumah ini setelah bermalam di rumah sakit satu malam dua hari.“Lho, kok pulang ke sini?” tanya Salma bingung setelah Firdaus mengantar Bella dan buah hati mereka ke kamar. Suaranya tertahan, ngga mau menantunya itu mendengar.“Memang mau tinggal di sini, Ma. Ya, itu gunanya kamar didekor ulang kemarin,” jawab Firdaus, kemudian meletakkan pakaian kotor di keranjang. Gayanya dekor ulang, padahal cuma ganti cat aja, lebih ke warna putih.“Kenapa ngga tinggal di rumah Mamanya aja, sih?!” desak Salma lagi mencegat Firdaus, yang hendak masuk ke dalam kamar.“Ih, mana mau aku tinggal di rumahnya, Ma. Ngga ada AC juga,” jawab Firdaus men

    Last Updated : 2023-07-26
  • Suamiku Doyan Selingkuh   #49. Karma Salma

    “Us, itu istri siri Baba?” tanya Salma seraya menunjuk seorang wanita yang beberapa tahun tampak lebih muda darinya. Kulit wanita itu juga lebih putih darinya.Firdaus terlalu fokus pada Nisha sampai sulit untuk melepaskan pandangannya. Tapi, tarikan di ujung lengannya, membuat Firdaus terpaksa menoleh ke arah Salma lantas ke arah pandangan wanita itu.Firdaus pun bisa melihat sosok Indira tengah asyik berbincang dengan teman-teman Nisha. Ada Yahya juga di sana. Sudah terkenal banget di kampusnya kalau pria itu mengincar Nisha.“Kenapa, sih harus datang bareng dia?!” keluh Salma dongkol. Dia ngga sudi satu ruangan dengan Indira. Ia mengambil tempat jauh ke dari rombongan Indira.Sementara Firdaus masih awas melihat pergerakan Yahya, yang akrab sekali dengan Nisha. Masak iya pria beranak tiga itu berani mendekati Nisha. Nekat sekali.“Ma, mau aku ambilkan kue?” cetus Firdaus.Salma mengangguk. Saat merapikan jilbabnya, mainan jilbabnya mendadak jatuh. Ia pun merunduk hendak mengambil br

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 98. Dinner Yang Tertunda

    “Gimana kalau kita liburan ke Bali?” cetus Nisha tanpa aba-aba apalagi kalimat pembukaan. Itupun setelah melamun cukup lama.Alhasil, Shareefa dan Diana yang tengah cekikikan menonton drama korea di sisi Nisha langsung menatapnya kaget. Beda dengan Bahri yang masih asyik bermain game seolah tidak peduli. Dia memang belum mengerti, kok.“Bali?!” seru Ana dan Efa berbarengan. Nisha menyender di bangku outdoor Cuko. “He-eh,” jawabnya pasti diiringi anggukan.Memang sudah lama mereka tidak liburan. Sejak Bahri dan Efa masuk ke sekolah baru, ke tingkat yang lebih tinggi, atau sejak Mak pergi lima bulan yang lalu. Nisha juga disibukkan dengan kegiatannya di sini. Terlebih lagi Diana tahun ini melakulan grand opening Cuko.“Mau!” seru Efa senang. Sudah tidak dipedulikannya lagi drama korea yang masih berjalan di smartphone-nya.“Tapi, Efa masih ujian dua hari lagi.” Wajah yang tadi cerah mendadak berubah mendung. Gimana mau ke Bali, kan dia masih ujian.Nisha baru menyadari sesuatu. O, iya.

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 97. Suami Masa Depan

    Nisha menghabiskan hari-harinya dengan menemani Bapak ke makam almarhum sang ibunda. Sebisa mungkin dia selalu sempatkan karena Bapak tidak pernah berhenti merindukan belahan jiwanya itu.Nisha juga rindu, tapi tetap harus melanjutkan hidup. Selain itu dia juga sibuk mengantar anak ke sekolah, menjalankan bisnisnya, atau meet up dengan sahabat-sahabatnya. “Nis,” panggil Elza.Nisha menyeruput es americanonya sebentar, lalu menatap sahabatnya itu. “Hm?”“Cowok yang kemarin ada di rumah duka itu siapa?” tanya Elza hati-hati.“Pak Akbar? Gurunya Efa.”Vika dan Elza saling bertukar pandang, sebelum menatap Nisha kembali.“Bukan yang pakai baju PNS, yang pakai kemeja hitam.” Elza menelan air ludah. Sepertinya Nisha belum juga mengerti apa maksud ucapannya. “Yang itu, loh. Yang rambutnya lebat, matanya agak gede, rahangnya tuh gagah banget gitu.” Vika juga membantu menjelaskan.Nisha pun menepuk tangannya sekali. “Oh, itu. Andreas. Kenapa?”“Kayaknya dia ada rasa, deh sama kamu, Nis.”“Em

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 96. Jodoh Sang Guru Killer

    Tiba-tiba Nisha berdiri. Sontak, Akbar ikut berdiri. “Aku permisi dulu,” pamit Nisha tiba-tiba.“Tunggu!”Nisha menoleh. Tatapannya seolah berkata tidak ingin mau tahu apa yang terjadi sekarang ini. Dia hanya ingin pergi dan pulang ke rumah. “Ada yang harus aku jelaskan ke kamu,” ucap Akbar dengan wajah serius.Nisha terdiam bagai manekin seraya menunggu Akbar mendekat. Bola matanya sempat bergetar. Degup jantungnya terdengar jelas oleh telapak tangan yang menangkup dada. Dinginnya hembusan angin malam tidak serta merta mampu menghapus piluh mengalir di keningnya.“Sepertinya ada kesalahpahaman di sini,” simpul Akbar.“Kesalahpahamam?”“Iya. Baik itu apa yang Andre atau kamu pikirkan sekarang.” Akbar berhenti karena sudah tepat berada di dalam jarak satu kaki di hadapan Nisha.“Memangnya, apa yang kupikirkan ... menurutmu?” Nada bicara Nisha agak turun di akhir kalimat.“Kamu mengira kalau aku menyukai kamu, Nisha. Oh, lebih tepatnya menaruh perasaan sama kamu.”“Haha.” Tawa Nisha t

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 95. Akhirnya Dinner Juga

    “Mama mau ke mana?” tanya Efa curiga karena menjelang malam belum ada tanda-tanda Nisha berniat pulang dari butik. Malah Bunda Ana disuruh mengendarai mobil untuk mengantar Efa dan Bahri pulang. Mencurigakan? Banget.“Mama mau pergi sama Mami Elza,” jawab Ana membantu.Efa menoleh ke arah Ana, lalu kembali pada Nisha. “O, ya?! Pakai dandan segala.” Tidak segampang itu membohongi gen-Z satu ini.“Dandan gimana? Biasa aja,” dalih Nisha lantas masuk ke kantornya. Ditinggalkannya Efa yang masih menatapnya penuh curiga.Setengah jam kemudian, Nisha melambai singkat ke arah mobil merah yang biasa dikendarainya. Namun, kini sosok Ana yang berada di balik kemudi. Sementara itu, Efa terus saja menatap sang mama tanpa mengedipkan mata. Bahkan, terkesan sinis. Ditambah lagi mulutnya yang manyun. “Emangnya Mami Elza bisa keluar malem-malem begini, Bun? Bukannya dia paling malas keluar malam karena anak-anaknya sudah tidur jam segini?” tanya Efa dalam satu tarikan napas.“Mungkin dijagain sama s

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 94. Di Antara Dua Pilihan

    Almira, Bianca, dan Shareefa duduk di kantin. Hal biasa yang mereka lakukan kalau sedang istirahat begini. Ini bukan istirahat biasa, mereka baru saja habis mengikuti mapel olahraga.Tatapan mereka tertuju pada sosok Pak Akbar, yang tengah menghukum anak yang ketahuan menuju kantin di jam pelajaran. Terlebih lagi lima anak lelaki yang berdiri di dekat pintu kantin itu tidak ada yang berpenampilan rapi. Penggaris besi terarah ke bagian pinggang Angga —anak kelas satu. “Kenapa kamu berkeliaran tanpa menggunakan ikat pinggang? Mana ikat pinggangmu?!”“Kelupaan pakai, Pak,” jawab Angga tanpa merasa bersalah.“Jongkok!” teriak Pak Akbar bergema di kantin.Decakan kesal Angga terdengar jelas, namun tetap mematuhi apa yang dikatakan Akbar. “Squat jump 25 kali. Habis itu kembali ke kelas.”Dengan helaan napas berat, Angga meletakkan tangannya di bagian belakang leher dan mulai squat jump.“Kamu lagi!”Yudi melirik penggaris yang menyeruak masuk di antara rambut lembatnya. “Jangan dipotong, P

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 93. Bukan Urusanku Lagi

    Nisha mendekati dinding pembatas dapur dengan bagian restoran. Meskipun dapur berada di bagian tengah, tapi tidak merusak nuansa mewah restoran itu.Nisha berhenti tepat di sebelah Andreas, yang tengah menyeruput segelas jus buah bercampur soda.Melihat kedatangan Nisha, Daniel pamit secara halus untuk kembali mengawasi para staffnya. Andreas menoleh tepat ketika wanita berhijab itu berada di sisinya. Ia sedikit terkejut namun dengan mudah dikendalikannya emosi itu.Dia tersenyum sumringah pada Efa dan Bahri yang melambaikan tangan ke arahnya seraya menuju lobi. Kemudian tersenyum tipis pada Salma, Sarah, Firdaus, juga Bella yang dibalas dengan perlakuan serupa. Lantas, kembali menatap Nisha seolah bertanya ada apa.Sementara Firdaus melirik dari kasir ketika menemani Sarah membayar biaya makan malam mereka. Lagi-lagi, dia tidak tahu kalau Bella memerhatikan dari lobi.“Saya mau berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan Bahri tadi sampai luka begitu.” Nisha menunjuk samar luka

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 92. Bertemu Keluarga Mantan

    Tidak seramai dulu. Semenjak Mak berpulang, keadaan rumah sudah tidak seceria dulu. Mahmud jarang tersenyum dan bercanda seperti biasa. Ana dan Nisha merasa tidak enak hati kalau harus terlihat bahagia di depan ayah mereka itu. Karena Mahmud pernah menuding mereka tidak sedih akan kepergian Mariya.Ana dan Nisha tidak mampu berkata-kata. Tentu saja mereka sangat sedih juga kehilangan sosok Mariya. Tapi, tidak mungkin harus bersedih setiap hari.Hampir sebulan setelah kepergian Mariya, Nisha mendapatkan telepon yang tidak disangka-sangka. Salma meminta suatu hal darinya.Dengan wajah serius dan mengintip mood Mahmud, yang belakangan ini sulit ditebak, Nisha pun menyampaikan maksud Salma pada ayahnya itu.Wajah Mahmud mulai mengkerut. Nisha menghela napas panjang, sudah siap dengan resikonya. Namun tidak lama kemudian, Mahmud tampak mengangguk dalam sebelum pergi masuk ke kamar.Nisha tersenyum lega. Duduknya pun tidak setegang tadi. Syukurlah kalau Mahmud tidak emosi. Iya, belakangan

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 91. Cuma Mantan

    Elza tidak ikut sampai ke pemakaman. Dia menunggu di rumah, menunggu Vika yang datang agak telat karena masih menanti sang suami pulang dari sepedaan dengan bapak Walikota.Bukan hanya Elza yang tinggal, Firdaus juga tidak ikut. Iya, ada Firdaus, lho dari tadi. Duduk di bawah pohon mangga bersama beberapa sepupu Nisha juga beberapa keluarganya yang datang melayat, seperti suaminya Queensha.Sedari dia duduk di sana dan beberapa rombongan anak sekolah itu tiba, ada yang menarik perhatian Firdaus. Siapa lagi kalau bukan sosok Akbar, yang duduk di teras. Tergelitik benaknya untuk datang ke sana, tapi seketika sadar kalau dirinya hanyalah mantan suami Nisha.Entah apa yang membuat Akbar melakukannya, yang pasti dia menoleh. Tatapannya pun bertemu dengan Firdaus.Butuh beberapa detik baginya untuk mencerna siapa pemilik wajah yang cukup familiar itu. Dia tersentak sedikit ketika mengenali Firdaus. Hanya anggukan pelan dan senyuman tipis yang Akbar suguhkan sebelum membuang muka.Andreas me

  • Suamiku Doyan Selingkuh   #Bab 90. Kehilangan Yang Sesungguhnya

    Lain daripada biasanya, Vespa matic menemani Aksara pergi ke sekolah pagi ini. Warna pink fantanya sungguh kontraksi dengan tato di pergelangan tangan Andreas, yang memboncengi keponakannya itu.“Om, jangan bawa moge,” larang Aksa pagi tadi, pas sekali ketika Andreas baru sehabis memanasi motor dan mengelapnya selembut mungkin. Bagi Andreas, motornya juga harus sempurna karena mau ikut dengannya bertemu Nisha. Lubuk hatinya sangat yakin kalau hari ini mereka berjodoh untuk ketemu.“Lho, kenapa?”“Nanti susah parkirnya, terus, berisik juga,” jawab Aksa. Dan pergi begitu saja menuju kamarnya, tanpa peduli kalau sudah menyisakan tanya di benak Andreas.Namun ketika mendengar penjelasan Aksa selama perjalanan mereka, lenyap sudah rasa kesal Andreas. Yang ada hanyalah keinginan untuk sampai cepat di tujuan.Kertas minyak kuning tiga lapis yang dilekatkan di sebuah kayu yang tampak lembab karena embun pagi, tercagak pasrah di sisi kiri rumah berpagar besi dengan nuansa biru itu.Ada bebera

DMCA.com Protection Status