Beranda / Romansa / Suamiku Dingin! / Malam yang Menakutkan

Share

Malam yang Menakutkan

Penulis: Maitra Tara
last update Terakhir Diperbarui: 2020-10-26 13:26:34

Kruuuk ... kruuuk ... perut Keyla yang berbunyi membuat gadis itu terbangun. Rupanya, ia tertidur karena kelelahan menangis di atas ranjang empuk yang ada di kamar Stevan Antonius.

"Mmmmhhh ... kenapa sih harus kelaparan tengah malam? Hey, cacing-cacing di perut! Apa kalian tidak tahu kalau aku sangat mengantuk?!" Keyla berbicara sambil menunjuk-nunjuk perutnya sendiri dan dia baru sadar kalau masih memakai gaun yang hari ini dipakainya saat acara pertunangan.

Keyla bangkit dari tidurnya. Membuka resleting belakang dan meletakkan baju itu begitu saja di lantai lalu memilih berbaring di balik selimut.

"Pantas saja sejak tadi aku merasa tubuhku sulit bernapas. Ternyata aku masih memakai gaun. Duh, Keyla ... Keyla," keluh gadis itu pada dirinya sendiri.

Kruk ... kruk ... perutnya kembali berbunyi. "Ahhh!!! Lapar yang sungguh sialan!" umpat Keyla memandang ke arah langit-langit yang gelap. Tak ada cahaya yang sedikit pun di ruangan itu.

Ia kemudian berguling-guling ke kanan dan ke kiri. Memikirkan apa yang seharuskan dia makan agar tidak lagi kelaparan. Ah, ponsel. Di mana ponselku? Barangkali aku bisa memesan makanan online. Pikir gadis itu antusias kemudian menjuntai kan kakinya ke bawah dan perlahan menapaki lantai yang terasa dingin.

Tangan Keyla meraba-raba tembok. Mencari saklar agar kamar itu tidak lagi menjadi gelap.

"Di mana saklar? Hello? Tuan saklar kau ada di mana? Ya, Tuhan! Mendekatlah padaku! Apa kau tidak tahu aku sedang kelaparan?!" protes Keyla yang seolah-olah menganggap saklar adalah sesuatu yang hidup dan bisa menanggapi ocehannya.

Setelah meraba-raba tembok dengan sabar akhirnya gadis yang sedang tidak berbusana itu bisa menemukan saklar. Tanpa ba bi Bu lagi, jemari lentik Keyla langsung menekan tombol saklar dan bim salabim layaknya sebuah mantra, kamar yang tadinya gelap gulita menjadi terang benderang.

"Nah, gini kan terang! Tidak gelap seperti masa depanku!" ocehnya sambil mengibaskan kedua tangannya. 

Keyla berbalik arah dan betapa kagetnya ketika dia mendapati telah ada sepasang mata yang mengawasi dirinya di sana. Seorang pria yang duduk di sofa persis di samping tempat tidur.

Kenapa aku baru tahu? Ya Tuhan sungguh bodohnya aku! Rutuk Keyla pada dirinya sendiri. Berarti, sejak tadi lelaki itu mendengarkan semua ocehannya?!

Sepasang mata kecoklatan dan tajam itu tidak melepaskan Keyla dari pandangannya. Dan untuk pertama kalinya mata Stevan Antonius dan Keyla Laksama saling bertemu meski hanya untuk beberapa detik.

"Apa kau terbiasa bertelanjang di depan seorang pria?" tanya Stevan menyelidik. Ia bangkit dari kursi dan berjalan ke arah Keyla yang masih terpaku.

Ketika tubuh kekar Stevan mulai mendekat, tanpa sadar Keyla pun berjalan mundur. Semakin dia mendekat, Keyla terus mencoba untuk melangkah ke belakang. Dan akhirnya dibelakangnya tak ada lagi ruang untuk menjauh. Tembok itu membentang di sana. Stevan tak berbicara apa-apa lagi selain sorot mata tajam yang mengintimidasi. 

"Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanyanya untuk kedua kali lalu kedua tangannya bertumpu pada tembok untuk mengapit Keyla.

"Apa kau terbiasa bertelanjang di depan pria?" tanya Stevan untuk ketiga kalinya. Dan nadanya terlihat sangat serius. Jantung Keyla tidak berhenti berdegup sekaligus takut. Sorot matanya berbeda dari sebelumnya dan tangan kirinya mencengkram pundak Keyla hingga ia meringis kesakitan.

"Apapun yang terjadi, jangan pernah melepaskan pakaianmu di depan laki-laki yang bukan suamimu," lanjutnya lagi dengan nada yang tiba-tiba menjadi lebih lembut.

He? Apakah orang ini psycho? Batin Keyla yang jantungnya hampir saja mau copot.

Stevan melepaskam cengkraman tangannya kemudian melepaskan kaos berwarna hitam ketak yang dipakainya. "Pakailah." Ia memberikan kaosnya pada Keyla dan gadis itu cepat-cepat memakainya agar ia tidak perlu lagi melihat sorot mata yang menyeramkan itu. Brrrr! Menakutkan dan membuat Keyla merasa seperti tersangka yang sedang diadili.

"Aku lapar," ucap Keyla ragu.

Tanpa menjawab dan dengan telanjang dada, pria itu meraih tangan Keyla dan menuntun dirinya keluar dari kamar. Menuruni tangga dan menuju dapur yang ada di lantai satu.

 Keyla mengikuti Stevan dengan cara setengah berlari karena langkah kaki lelaki begitu panjang dan dia tidak bisa mengimbanginya jika berjalan dengan biasa.

Setibanya di dapur, ia membuka kulkas dan menyuruh Keyla melihat-lihat makanan yang ia suka.

"Pilihlah," pinta Stevan sambil memegangi pintu kulkas.

"Aku boleh mengambil semauku?"

"Ya."

"Kau mau makan?"

"Tidak."

"Baiklah."

Setelah melihat-lihat, di sana ada banyak sekali makanan yang sudah ditaruh didalam kotak plastik berwarna putih. Ada beberapa salad, buah, dan juga ayam rebus.

"Makanan yang tadi siang masih ada?"

"Sudah dibawa pulang orang-orang yang bekerja di sini."

Setelah menimbang-nimbang dengan saksama, Keyla mengambil makanan yang bertuliskan salad dan juga ayam rebus.

Stevan lalu menutup kulkas dan menyuruh Keyla untuk duduk. Kemudian ia meraih sekotak ayam rebus dari tangan dari tangan Keyla dan menaruh potongan dada ayam itu diatas piring dan memanaskannya di dalam microwave selama dua menit.

Dibalik kediaman dan tatapan matanya yang tajam, Keyla melihat ada kehangatan di sana. terlebih lagi, ketika dia memperhatikan punggung Stevan. Dia jadi berpikir yang tidak-tidak dan rasanya ingin sekali mengelus otot-otot lelaki itu. Dia baru menyadari sungguh tampannya tunangannya itu.

"Sampai kapan mau melihatku?"

Astaga! Ternyata dia sadar Keyla sedang mengawasinya. Dan wajah gadis itu sampai memerah dan tertunduk malu. Keyla lagi-lagi mengutuk kebodohannya. Bisa-bisanya seorang gadis tertangkap basah sedang memandangi tubuh seorang pria? Sial sial sial!!!

"Makanlah." Antonius menyodorkan piring dan juga garpu pada Keyla. Ia kemudian mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih.

"Ke mana om Markus dan tante Sabrina?" tanya Keyla sambil mengunyah beberapa potong timun.

"Pulang."

"Ke mana? Ini kan rumah mereka?"

"Jakarta. Rumah yang satunya."

Keyla hanya manggut-manggut. Bingung. Apalagi yang harus dibicarakan? Stevan begitu pendiam dan malah lebih suka menatap dirinya daripada berbicara langsung.

"Kamu punya pacar?"

"Aku sudah bertunangan," jawabnya singkat sambil memperlihatkan jemarinya dan akhirnya Keyla baru sadar. Dialah tunangan yang dimaksud!

Keyla mendengus. Ia sungguh tidak menyukainya. Maksudnya, suasana ini. Kaku dan rasanya aneh. 

Setelah menghabiskan makan malamnya, Keyla mencuci piring dan box makanan kemudian menaruhnya di rak piring untuk dikeringkan. Sementara itu Stevan terus saja mengawasi dirinya yang membuat Keyla kikuk dan mersa tidak nyaman.

"Hey. Mmm ... aku ingin mandi dan menghapus makeupku. Di mana aku bisa melakukannya?"

Tanpa menjawab sepatah kata pun, Stevan menggandeng tubuh Keyla dan berjalan menuju kamar.

Antonius membuka pintu kamar mandi dan wow, kamar mandinya bahkan lebih besar dari kamar Keyla di rumah!

"Pilihlah." Antonius membuka sebuah lemari yang berisikan baju-baju wanita.

"Punya tante Sabrina?"

"Milikmu. Mama yang membelikannya."

Punyaku? Apakah memang pertunangan ini sudah direncanakan sejak lama? Pikir Keyla dengan dahi yang berkerut.

Gadis itu mengambil handuk dan berjalan menuju bath tub lalu menutup tirainya dan mulai melepaskan pakainnya

"Hey! Kau masih di sana?"

"Hmmmm."

"Jangan ke mana-mana. Tunggulah di situ." Karena tak mendengarnya berdehem, Keyla mengintipnya dari balik tirai. Dan sekali lagi mata keduanya saling bertemu. Dan entah kenapa kalau dia merasakan kalau sebenarnya Stevan bukan orang asing. 

"Apa kau tahu berapa lama Mama dan Tante Sabrina bersahabat?"

"Ketika kau belum lahir."

"Benarkah? Kenapa aku tidak mengingatnya? Maksudku, Mama tidak pernah cerita kalau punya sahabat bernama Tante Sabrina."

Keyla berbicara sambil memijat-mijat wajahnya dengan lembut. Ada banyak makeup di sana. Kalau tidak dibersihkan dengan benar, saat bangun tidur pasti wajahnya ditumbuhi benjolan-benjolan jerawat.

"Ceritakanlah sedikit tentang dirimu. Agar aku tahu bagaimana harus bersikap. Kau sangat pendiam dan aku kebingungan," keluh Keyla sambil membasuh wajahnya.

Sambil menunggu jawaban, ia mulai membasahi rambut dan mencucinya dengan shampoo. Aroma mawar. Gadis itu sangat menyukainya. Wangi dan menyegarkan.

"Kenapa rumahmu sepi sekali? Apa kau tinggal sendiri?"

"Ada kau sekarang."

"Bukan itu maksudku. Tapi, di mana Bibi yang bersih-bersih rumah dan tukang kebun?"

"Paviliun belakang."

"Ah. Aku baru tahu. Apa kau tidak kesepian tinggal di rumah sebesar ini? Oh, ya. Apa kau baru pulang dari luar negeri? Apa kau sudah sering bertemu dengan Mama dan Papaku?"

Pria itu diam lagi. Sama sekali tidak menjawab. Padahal, dia berdiri di dekat lemari sejak tadi.

"Cepatlah. Nanti masuk angin," ucapnya dengan nada memerintah.

Dasar ditaktor! Umpat Keyla dalam hati. Ia melilitkan handuk di tubuhnya yang padat berisi dan memasukkan baju kotor ke dalam keranjang yang ada di sebelah bak mandi.

Antonius memalingkan pandangannya dan pura-pura tidak melihat Keyla yang sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu membuka lemari pakaian dan memilih baju tidur berwarna merah muda yang terbuat dari kain satin.

"Pilihan tante Sabrina memang top markotop!" puji Keyla ketika melihat betapa berkualitasnya semua pakaian yang ada di lemari itu.

"Kamu mau melihatku berganti pakaian atau menunggu di kamar?"

Tanpa menjawab Antonius keluar dari kamar mandi. Keyla pun langsung beraksi dan membuka seluruh lemari yang ada. Baju-bajunya bagus dan terlihat mahal. Ada juga sepatu, tas dan juga aksesoris. Kemudian ia membuka lemari yang lebih kecil. Berisi pakaian pria dan warnanya hanya hitam dan putih. Milik Stevan? Ia bertanya dalam hati.

Keyla keluar kamar mandi begitu selesai berganti baju. Rambuttnya yang basah juga sudah dikeringkan dengan hair dryer. Ternyata, di dalam lemari-lemari itu ada beberapa kosmetik dan alat-alat kewanitaan yang sering dia pakai. Apakah Mama yang memberi tahu Tante Sabrina apa saja yang sering Keyla pakai? Hmmm ... itu tak jadi masalah sekarang. Karena kejengkelan Keyla yang tadi siang, sekarang sudah hilang ikut mengalir bersama daki yang menempel pada tubuhnya.

"Kamu sudah mandi?" tanya Keyla pada lelaki yang duduk di sofa samping tempat tidur.

"Tidurlah," jawabnya singkat tanpa melihat ke arah arah Keyla.

Keyla mendengus lagi. Pertanyaan apa, jawabnya apa. Dasar pria aneh!

Keyla naik ke tempat tidur dan menyembunyikan tubuhnya di balik selimut hngat.

"Hey. Kamu tidak kembali ke kamarmu?" Keyla bertanya lagi mulai berani melihat wajahnya secara terang-terangan. Stevan tidak melihat ke arah Keyla, matanya terpejam tapi dia yakin kalau Stevan masih mendengar suaranya.

"Kamu mau tidur di sebelah ku? Tempat tidur ini cukup besar untuk kita berdua. Lagipula, sekarang kita sudah bertunangan dan akan segera menikah."

Tanpa menjawab iya atau tidak, Antonius beranjak di kursi dan siap-siap berbaring di sebelah Keyla. Dari dekat ia bisa melihat dengan jelas otot-otot di tubuh Stevan. Luar biasa menggoda?

"Apa kau terbiasa tidur dengan pria?" tanyanya tanpa melihat Keyla dan justru tertuju pada langit-langit yang lampunya masih benderang.

"Kamu suka tidur dengan lampu menyala atau mati? Aku suka tidur dalam gelap. Jadi akan kumatikan saklarnya."

Tanpa menunggu jawabannya Keyla berdiri dan mematikan lampu lalu kembali merebahkan diri lagi di ranjang.

"Kalau iya kenapa? Apa kau sudah tidur?"

Antonius tidak menjawab. Tapi Keyla bisa mendengar suara napasnya yang tidak teratur. Secepat kilat ia mendekap tubuh Keyla dalam gelap. Ia tenggelam dalam tubuhnya yang bidang. Gadis itu bisa merasakan bulir-bulir keringatnya di wajahku. "Apa kau terbiasa tidur dengan seorang pria?" Ya Tuhan? Itukah yang hendak ia tanyakan sampai bersikap sejauh ini? "Mulai sekarang, hanya aku satu-satunya pria yang boleh tidur denganmu." Ia lalu melepaskan pelukannya. Menjaga jarak dengan Keyla. Ditaruhnya sebuah bantal di tengah-tengah mereka. "Jangan melewati batas ini atau kau akan menanggung sendiri akibatnya."

Note: Lanjut gak, ya? Komen dong.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kantin Polsek Sangkulirang
lanjutttttt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Dingin!   Bahaya!

    Brrr!!! Tubuh Keyla tiba-tiba mulai menggigil. Ia menaikkan selimut hingga menutupi bagian kepalanya.Gadis itu masih belum ingin bangun dari tidurnya. Masih lelah, masih ingin bermalas-malasan, dan masih ... ingin menikmati semerbaknya aroma mawar di pagi hari? Wait wait wait ... aroma bunga mawar?!Keyla mencium aroma mawar bercampur dengan hawa dingin menyusup ke dalam selimutnya yang hangat. Karena penasaran, gadis itu terpaksa membuka mata dan melihat apa yang sebenarnya terjadi.Rupanya, lampu yang kekuningan telah menyala, jendela sudah terbuka lebar dengan langit yang masih gelap terpampang di depan netra. Keyla melihat sosok Stevan yang sedang duduk memangku laptop. Jam berapa dia bangun? Dan apa yang ingin dia lakukannya dini hari begini? Tanya Keyla dalam pikirannya sendiri."Bangunlah. Udara pagi baik untukmu." Suara Stevan terdengar seperti sedang memerintah bawahannya.Keyla meng

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Lil Cat

    Setelah sarapan tadi pagi, Keyla memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur lagi. Dan sekarang, tepat jam 12 siang dia bangun karena perut gadis itu keroncongan.Ketika membuka mata, Keyla tidak melihat sosok Stevan duduk di sofa samping tempat tidur. Laptopnya pun tidak ada. Keyla lalu berdiri dan melongok keluar jendela. Pria juga tidak ada disana. Karena penasaran, Keyla memutuskan keluar kamar dan menuruni tangga. Melihat ke arah dapur, lelaki itu pun tidak ada di sana.Apakah dia ada di salah satu ruangan kamar yang tertutup itu? Huffttt. Pikir Keyla yang penasaran ke mana lelaki itu pergi.Tak sanggup menerima kenyataan bahwa apa yang dicari Keyla tak ada, ia memutuskan untuk duduk di anak tangga terakhir."Ngelamunin apa Mbak, Key?" tanya Bibi penasaran sekaligus berpikir bahwa majikan barunya itu pasti merasa kesepian di rumah yang sebesar ini.Mata Keyla langsung bersinar ketika mendengar

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Cemburu

    Keyla Laksamana mengerjapkan matanya. Belum sadar sepenuhnya. Tubuhnua yang terbaring di sofa rasanya enggan diajak kompromi meskipun hanya untuk menggerakkan tangan.Mata Keyla mengedarkan pandangan dan mencari-cari Stevan. Melihat ke sekeliling dengan mata setengah mengantuk. Tidak ada. Ia pasti menghilang saat aku memejamkan mata barusan! Pikir Keyla agak kecewa karena orang yang ingin dilihat pertama kali saat dia bangun adalah pria itu. Pria menyebalkan yang dengan sukarela masuk ke dalam hatinya dengan pelan namun pasti.Keyla bangkit dari pembaringannya dan berkeliling menyusuri rak-rak warna coklat yang terisi buku-buku. Penataannya sangat rapi dan koleksinya juga cukup lengkap. Mulai dari buku kesehatan, ekonomi, bisnis, dan juga novel. Semua buku ditempatkan di rak yang berbeda agar lebih mudah untuk mencarinya. Pun disesuaikan dengan urutan abjad.Mata Keyla tertuju pada rak novel yang berada di pojokan. Koleksinya lebih

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Pria Menyebalkan

    Keyla membanting tubuhnya ke atas tempat tidur dengan bersungut-sungut. Ia masih bisa merasakan napas Stevan yang memburu di telinganya. Dan aroma itu ... aroma maskulin yang membuat Keyla marah sekaligus mendamba. Sulitkah memperlakukan dirinya dengan cara yang lebih halus dan manusiawi? Seharusnya pria itu tahu semua gadis ingin diperlakukan dengan lembutKeyla memiringkan tubuhnya ke kanan dan memandang ke luar jendela. Dihirupnya lekat-lekat udara yang masuk ke dalam kamar. Segar dan aroma mawar menyapa hidungnya.SOS ... SOS ... SOS ....Suara ponsel Keyla berbunyi dan dengan sigap, ia bangkit dari tempat tidur dan mengambil ponselnya yang ada di sofa."Halo ...," jawab Keyla dengan malas. Bukan karena tahu siapa yang menghubunginya. Tapi, karena dia memang sedang malas untuk bicara. Stevan merusak suasana hati dan pikirannya."Hai, Beb. Lagi di mana? Aku datang ke rumah, Om bilang

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Gadis Cerewet

    "Hmmmphh! Dasar pria tidak tahu malu!" geram Keyla yang menaruh kedua tangannya di pinggang. Matanya melotot ke arah Stevan saking kesalnya."Sebentar lagi kita akan menikah.""YA TUHAN!!!" erang Keyla sambil menggerakkan giginya. Kini, ia tidak peduli lagi dengan Stevan dan buru-buru mengganti rok dengan celana kulot. Terserah kalau memang pria itu ingin melihat dirinya ganti baju!Keyla langsung keluar dari kamar mandi begitu selai mengganti pakaian. Suara ponselnya terdengar jelas dan cepat-cepat ia mengangkatnya."Halo? Sampai mana, Bim?""Di depan, Beib. Bener ini, kan, rumhanya? Bukan penjara?""Hahaha! Tunggu di sana, ya. Biar aku jemput.""Oke."Keyla melempar ponselnya ke atas tempat tidur kemudian berlari menuju pintu namun langkahnya terhenti oleh panggilan Stevan. "Tunggu!""What?""Akan aku

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Do You Love Me?

    Keyla membuka jendela kamar dan memutuskan berbaring di sofa. Dingin sekaligus segar karena udara malam yang masuk ke kamar akan menjadi saksi bagaimana malam pertamanya dengan Stevan Antonius. Pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya namun Keyla sama sekali tidak tahu siapa lelaki itu sesungguhnya. Keyla tak tahu apa pekerjaan pria itu karena sejak pertama kali datang, Stevan hanya di rumah saja dan sibuk dengan laptop miliknya."Tutuplah jendelanya. Nanti masuk kau angin," perintah Stevan ketika baru memasuki kamar. Tapi sayangnya Keyla tidak mau menurutinya. Enak saja main perintah-perintah. Dia saja kalau ditanya tidak pernah menjawab. Pikir Keyla jengkel dan masih memposisikan tubuhnya dengan nyaman di atas sofa dengan mata yang terpejam."Key?"Keyla tak menyahut kemudian berpaling dan memposisikan tubuhnya menghadap punggung sofa. Gadis itu menganggap suara Stevan barusan seperti angin lalu."Kenap

    Terakhir Diperbarui : 2020-10-26
  • Suamiku Dingin!   Digoda-Menggoda

    Hari masih gelap ketika Keyla membuka matanya dan tersusup rasa kecewa ketika sadar bahwa semalaman Stevan tak kembali ke kamar itu.Sebegituingin kah pria itu menghindariku? Batin Keyla gemas.Dengan malas Keyla menyibakkan selimut dan berjalan keluar kamar. Ia penasaran di mana pria itu. Di dapur tidak ada. Saat membuka ruang kerja Stevan, dia juga tidak ada di sana. Ruangan itu tak menampakkan tanda-tanda tunangannya ada di sana. Dengan langkah cepat, Keyla menuju tempat gym namun dia juga tidak ada. Saking kesalnya, Keyla mencoba membuka pintu di samping tempat gym karena lampunya menyala. Ruang musik.Dilihatnya Stevan tengah terbaring di sofa warna hitam dengan dada bidang yang terpampang tanpa penutup. Ketika ia mendekat, sayup-sayup Keyla mendengar suara dengkuran Stevan. Wajahnya begitu tenang, bibirnya yang tipis nampak berkilauan, manis dan menggoda.Gadis itu akhirnya memutuskan untuk membungkuk, memanda

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-06
  • Suamiku Dingin!   Perempuan Itu Bernama Anna .....

    "Apa makanan kesukaanmu?" tanya Keyla ketika dia dan Stevan sedang makan siang bersama di dapur. Menjelang hari pernikahannya, Bibi mewanti-wanti agar Keyla tak keluar rumah. Pamali. Sebelum menikah, lebih baik di rumah untuk mempersiapkan hari pernikahan."Tidak ada," jawab Stevan singkat, padat dan jelas. Kini Keyla sudah tahu bahwa calon suaminya itu pendiam."Cobalah ini. Aku menambahkan sedikit lada cinta dan juga sesendok kasih sayang," balas Keyla lagi sambil menaruh beberapa sendok nasi goreng di piring Stevan. Pria itu pun langsung memakannya dengan lahap bersamaan dengan buncis rebus yang dicampur dengan saus tahini."Kamu menyukainya?" Keyla bertanya dengan penuh semangat dan mata yang berbinar. Dia ingin sekali Stevan memuji masakannya meski jika itu bukan seleranya.Stevan meletakkan sendok ke atas piring yang berisikan rebusa

    Terakhir Diperbarui : 2020-11-23

Bab terbaru

  • Suamiku Dingin!   Wedding Day (End Season 2)

    Hampir sepuluh menit Keyla dan Darrel duduk di pinggir pantai. Matahari yang mulai meninggi memberi kehangatan di tubuh mereka. Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir keduanya. Yang ada hanya Keyla yang duduk di depan Darrel dan diapit kakinya serta pelukan pria itu yang menenggelamkan tubuh Keyla di dalam dadanya."Kau ingin pulang?" tanya Darrel pada Keyla yang masih melihat ke arah laut lepas. Tempat di mana kapal yang dinaiki James perlahan menjauh dan mulai menghilang.Keyla menggeleng pelan. "Bisakah kita di sini lebih lama, Steve?""Oke. Kau aku akan menemanimu di sini. Kau ingin memesan sesuatu?""Tidak untuk sekarang," jawab Keyla sembari memejamkan matanya dan bersandar dengan nyaman di dada suaminya. Dia ingin lebih lama seperti ini dengan orang yang dicintai. Mencium aroma laut, ditemani desiran ombak yang tak begitu besar. Keyla seolah tak ingin waktu terus be

  • Suamiku Dingin!   Goodbye, James ....

    "James akan kembali ke Afrika hari ini," ucap Darrel di sela-sela sarapan mereka. Karena kaget, Keyla pun tersedak. "Kau yakin tidak ingin berbicara dengannya?" Darrel bertanya dengan nada rendah namun penuh penekanan. Dia penasaran apakah istrinya benar-benar tak ingin bicara pada James dan menyelesaikan masalah diantara mereka berdua?Keyla meletakkan roti yang baru ia gigit separo kemudian melihat ke dalam mata suaminya. "Haruskah?" Keyla bertanya ragu.Dia tak yakin apa yang ingin dia bicarakan dengan lelaki yang seharusnya masih berstatus suaminya itu. Setelah Darrel berbicara dengannya semalam, Keyla bisa memahami dan berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi. Itu adalah pilihan hidup James, dan bagaimanapun juga, karena James menetap di Afrika dan memalsukan kematiannya lah dia bisa bertemu dan menikah lagi dengan Darrel.Ini adalah takdir, Key. Takdir Tuhan yang tak bisa dicegah atau dihentikan. Ucapnya pada diri s

  • Suamiku Dingin!   Let Me Help You

    "Sayang, James sudah pergi. Tolong buka pintunya," pinta Darrel yang sejak tadi mengetuk pintu kamar namun diabaikan oleh Keyla.Keyla tidak membalas. Dia lebih memilih diam karena dia sedang tak ingin bicara. Baik itu pada James atau Darrel. Keyla memang merasa tidak berhak menyalahkan apapun yang menjadi keputusan James. Tapi, tidak bisakah lelaki itu berkata jujur?Seandainya James menceraikan dirinya, Keyla juga tak menolak. Dia akan bisa menerima meski menyakitkan. Setidaknya, Bintang tidak kehilangan sosok ayah. Terlebih lagi, kematian James meninggalkan penyesalan di hati Keyla karena sampai detik-detik kepergiannya ke Afrika, Keyla belum bisa memberikan sepenuh hatinya pada pria itu. Dan itu juga lah yang mendasari penyesalan keyla. Dia sungguh merasa bersalah."Key ... kalau kau ingin marah, marah lah padaku. Kau boleh memukulku. Asalkan jangan diam, Key." Darrel mencoba mengetuk pintu itu sekali lagi. Dadanya n

  • Suamiku Dingin!   Karena Cinta Tak Bisa Dipaksa

    Tidak ada satu patah kata pun yang yang keluar dari bibir Keyla. Matanya hanya tertuju pada pria yang berdiri di hadapannya. Antara kecewa, marah dan juga bingung. Bagaimana bisa James membohongi dirinya dan keluarganya? Memalsukan kematiannya dan membiarkan dirinya merawat anak-anak mereka seorang diri? Sebegitu berdosakah hingga James ingin menghukum dirinya? Mengkhianati kepercayaan dirinya?Mata Keyla mendadak buram oleh air mata yang ingin tertumpah namun ia tahan. Ia berharap ini bukalah hal nyata."Aku bisa menjelaskan semuanya, Key," ucap James dengan tatapan nanar dan tubuh yang makin mendekat ke arah Keyla. James tak pernah menyangka bahwa dia akan bertemu lagi dengan Keyla.Keyla mengambil langkah mundur. Meskipun dia meyakini itu James, Keyla tetap sulit menerima. Ini semua terlalu mendadak dan dia merasa dikhianati. "Kamu bohong. Kamu bukan James. Suamiku James sudah meninggal beberapa tahun lalu. Kamu pasti

  • Suamiku Dingin!   Hutang Bulan Madu

    "Selamat datang, Angel. Terima kasih telah meluangkan waktumu," sapa Keyla begitu Angel dan suaminya memasuki pintu rumah."Dengan senang hati, Keyla. Aku juga akan menghabiskan makananmu. Kau tak perlu khawatir!"Kedua wanita itu tertawa renyah sementara Darrel langsung mengundang suami Angel untuk duduk dan meminum wine yang telah disediakan. "Biarkan kedua wanita itu menggosip," ucap Darrel tersenyum ramah."Dan kita para pria membicarakan hobi?""Hahaha. Benar sekali. Karena lelaki tak suka bergosip.""Kecuali dia pria jadi-jadian," timpal suami Angel dengan renyah. Dan Darrel pun dengan cepat menjadi akrab dengannya. Dan memang begitulah pria. Mudah akrab tanpa harus berbasa-basiAcara makan malam yang sederhana dan hangat itu berjalan dengan lancar. Anak-anak sibuk bermain dan menonton film kesukaan mereka, para ayah mengobrol tentang hobi dan juga bisn

  • Suamiku Dingin!   Kehamilan Ammy

    Keyla terperangah begitu mobil Darrel berhenti di depan sebuah gedung yang telah dikelilingi oleh wartawan yang terlihat sedang bersiap-siap meliput sebuah berita besar. Lampu flash dari kamera-kamera yang dinyalakan,membuat Keyla merinding. Keyla harap Darrel benar-benar tidak akan masuk ke dalam gedung itu untuk menemui Ammy. Tapi sayangnya, harapan Keyla sirna begitu Darrel mengajaknya untuk keluar."Kau sudah siap sayang?" tanya Darrel mengendurkan dasinya yang berwarna merah tua. Dia persis sekali seperti seorang direktur perusahaan. Jas dari benang woll asli yang terlihat mahal, jam tangan di sebelah kiri yang membuatnya makin terlihat maskulin serta rambut klimis yang mempertegas rahangnya yang kokoh.Keyla menatap mata suaminya. Berharap dia salah dengar. "Apa ini?" tanya Keyla ragu. Inikah alasannya Darrel memesankan gaun terbaik dan juga makeup artist untuk mendandani wajah serta rambutnya? Agar istrinya tak begitu memalukan saat tam

  • Suamiku Dingin!   Sarapan Pagi (21+)

    Keyla mengerang ketika merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada tubuhnya. Matanya yang berat terpaksa ia buka. Ketika hendak menggerakkan tangan, kedua tangannya sudah ada di atas kepala dengan posisi terikat. Ketika mencoba menggerakkan tangan kembali, suaranya gemerincing. Barulah Keyla sadar bahwa yang melingkar di pergelangan tangannya adalah sebuah borgol."Kau sudah bangun, sayang?" tanya Darrel yang baru saja keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sudah dikeringkan dan di pinggangnya terlilit handuk warna putih. Keyla bisa mencium aroma lelaki itu. Wangi sabun yang seperti embun pagi. Kalau habis mandi seperti itu, Keyla merasa suaminya seperti dewa yang gagah perkasa pada jaman Romawi kuno."Jam berapa sekarang, Steve? Apa yang kamu lakukan pada tanganku? Cepat lepaskan, Steve.""Enam lewat tiga puluh." Darrel membalas santai dan mengabaikan wajah panik Keyla.Mendengar kata enam tiga puluh, Key

  • Suamiku Dingin!   Bikin Adik

    "Bin, kau ingin adik perempuan atau laki-laki?" tanya Missy yang baru saja merebahkan diri di ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut tepat di samping Bintang yang berbaring terlebih dahulu."Mana yang lebih lucu?" Bintang langsung memiringkan tubuhnya ke arah Missy.Gadis cilik itu menyipitkan matanya. Menaruh kedua jari telunjuk tepat di pelipis. "Kalau laki-laki, aku takut dia akan seperti Awan. Mmmm ... memang ganteng, tapi tidak lucu."Bintang manggut-manggut. Setuju dengan perkataan Missy. Kakaknya memang tidak lucu meskipun ganteng. Seperti kanebo kering!" ... jika perempuan, maka akan cantik dan lucu sepertimu!" lanjut Missy mencubit pipi Bintang yang lucu dan halus."Kalau begitu, sudah diputuskan. Kau harus meminta perempuan pada Papa dan Mamamu. Oke?"Mata Bintang yang bulat terlihat berkilauan. Ia mengangguk dan mulai membayangkan adik perempuan berambut hita

  • Suamiku Dingin!   Let's Make Baby

    "Hhmmmmmmph!" Keyla berusaha melepaskan diri dari kegilaan suaminya. Mula-mula hanya melumat bibirnya. Tapi lama kelamaan, tangan kekar suaminya itu mulai meraba dadanya."Ssshhh," Darrel berdesis begitu Keyla menggigit bibirnya. "Kau membuatku semakin bergairah, sayang.""Steve, jagalah sikapmu. Kita sedang ada di jalan raya. Dengarlah suara klakson-klakson itu. Bagaimana kalau kita ditilang?" ucap Keyla kesal. Tapi, suaminya itu justru tersenyum sambil memegangi bibirnya yang sedikit berdarah."Bagaimana kalau kita bikin anak sekarang?" goda Stevan yang tak mempedulikan bunyi klakson dan umpatan dari pengendara lain.Keyla mendorong tubuh lelaki itu dengan gemas. "Steve, kumohon.""Apa, sayang?" Darrel menjilat lidahnya sendiri. Tatapannya terlihat tajam dan menggairahkan."Ya Tuhan! Lelaki ini terlalu sulit ditolak!" ucap Keyla pada dirinya sen

DMCA.com Protection Status