Share

BAB 130

Penulis: KN_Author
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-05 21:21:19

"Hasyim?"

Dinar menggosok-gosok matanya masih setengah sadar saat menerima telpon dari Bidan Millian.

"Gak tau tuh, Bu Bidan. Dinar gak liat dia kemana," jawab Dinar dengan polosnya.

Ia menggaruk tengkuknya dengan mata yang setengah tertutup.

"Iya. Emangnya kenapa bu bidan cari Hasyim? Di telpon aja kalo kangen. Bu Bidan mau nomernya?" tawar Dinar masih sempat-sempatnya meledek orang.

Ia melirik ke balkon saat terdengar suara mobil.

Yuda di sampingnya. Jelas itu bukan mobil Yuda. Suaminya sedang tidur sangat pulas.

"Iya deh. Nanti saya kasih tau kalau liat Bang Hasyim. Gak mungkin dia kecelakaan kok. Tenang aja."

Dinar heran saat menutup panggilan itu. Kenapa bidan Millian sampai berpikir mungkin Hasyim kenapa-napa bahkan berfikiran mungkin Hasyim kecelakaan.

Paling juga Hasyim sedang bekerja. Atau mungkin di tempat hiburan. Atau bisa juga lagi nonton bola sama abang-abang yang lain.

Ia berjalan ke balkon melihat ke luar saat cahaya mobil tampak di luar sana.

Matanya menyipit saat me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Umi Zaka
duh maaf salah scroll
goodnovel comment avatar
Umi Zaka
ko ngulang ya
goodnovel comment avatar
Yuki Inong
lamaaaaaaaa banget updatenya ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    BAB 131

    Syafira menggendong Ana pulang dari tempat laundrynya. Sambil menimang-nimang dan bercanda dengan bayi kecilnya itu, ia tak sengaja berpapasan dengan Bidan Millian yang sepertinya juga akan ke komplek yang sama."Bu Bidan. Mau ke rumah Dinar ya?" sapanya yang di balas senyum lebar Bidan Millian.Dahi Syafira mengerut saat melihat wajah Bidan Millian yang tampak pucat."Bu Bidan sakit?" tanya Syafira lagi."Kemarin saya sakit. Sekarang udah baikan. Mau nengokin Daneen. Sekalian saya mau pamit," katanya."Pamit kemana, Bu?" tanya Syafira lagi.Mereka berbincang sambil berjalan. Terlihat wajah Bidan Millian yang menyembunyikan kesedihan."Saya ada urusan yang gak bisa lagi bolak-balik nengokin Daneen," katanya dengan senyum tipis.Syafira tak berkata apa-apa lagi selain mengangguk. Namun dia tak berhenti ketika sampai di depan rumahnya melainkan ikut ke rumah Dinar."Bu Bidan? Alhamdulillah. Dinar khawatir Bu Bidan gak bisa di hubungin semalem," sambut Dinar terlihat antusias kala membuk

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    BAB 132

    "Katanya kakak jemput aku pagi. Ini subuh aja baru masuk kak," protes Millian.Baru saja ia bangun. Itupun terbangunnya karena suara dering telpon dari kakaknya yang tak henti-hentinya sejak tadi."Udah pokoknya kamu siap-siap. Kakak mau pas kakak sampai di sana kamu udah siap."Millian mendengus kesal dengan perintah seenaknya oleh sang kakak. Ia tergesa-gesa keluar dari kamar mandi setelah mencuci muka lalu beranjut dengan mengganti pakaian seadanya."Ada apa sih memangnya?" tanya Millian bingung.Panggilan masih terhubung dengan laoundspeak. Sambil dirinya siap-siap"Udah pokoknya kamu siap-siap. Cepet!"Desakan kakaknya itu terjawab saat Millian sampai ke rumah ke dua orangtuanya. Di sambut fenomena yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.Langit masih gelap, empat laki-laki dengan pakaian resmi hanya saja di pakainya seperti asal-asalan tanpa persiapan.Mereka duduk di ruang tamu. Dihadapan kedua orang tua Millian yang masih berpakaian tidur. Sungguh fenomena yang diluar nalar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    BAB 133

    Millian akhirnya hanya bisa terdiam di rumah orang tuanya dengan berbagai macam pikiran. Semenjak kakak dan Ayahnya berangkat ke luar kota untuk masalah lamaran itu.Tentu dengan Hasyim yang juga ikut bersama seperangkat saudara-saudaranya.Senekat itu Hasyim sampai bilang kalau ia berani menjelaskan pada laki-laki yang tadinya akan melamar Millian untuk membatalkan itu semua.Bahkan Hasyim juga berjanji akan menyelesaikan itu semua tanpa masalah yang berbuntut panjang."Laki-laki yang tadi malam ke rumah itu, unik juga ya, Mil."Millian menengok ke arah ibunya yang berjalan dengan wajah yang tampaknya baru bangkit dari bantal. Maklumi saja karena tadi malam istirahat beliau di ganggu.Ia memilih tidak merespon ucapan mamanya itu. Entah kenapa malah tiba-tiba mengatakan Hasyim unik."Kalau dia berhasil menyelesaikan masalah rencana lamaran awal kamu itu, sampai keluarga besar teman ayah kamu nanti mengiklaskan, kamu beneran bakal terima dia?"Millian mencoba memilah kata sebelum menja

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    BAB 134

    "Jadi gimana kemarin?" Sungguh sampai pagi tidak ada yang bercerita apa yang terjadi dan bagaimana hasilnya.Mereka juga pada akhirnya saat pulang di sibukkan kembali dengan mencari Julie yang tak pulang-pulang.Kemudian berakhir dengan menemukan surat yang Julie titipkan lada satpam.Surat yang berisi kalimat perpisahan yang tandanya Julie bersedia pergi agar Hasyim bisa bersama Millian.Sekarang tinggal bagaimana keduanya merajut cinta dan kasih sampai kepelaminan.Tapi tetap saja tidak ada kisah pasti tentang bagaimana hasilnya."Gitulah."Lagi-lagi jawaban mereka begitu.Devandra dan Yuda memang memilih tidak bekerja hari ini dan bersantai dengan istri mereka.Sementara Jono dan Hasyim harus bekerja kembali. Subuh-subuh mereka sudah tidak ada di rumah."Gitulah itu gimana? Kita tuh penasaran loh jadi gak iparan sama bidan Millian," desak Dinar yang rasanya cukup geram. Sejak tadi malam jawabannya selalu sama.Baik Yuda maupun Devandra juga pada nyatanya tidak tau. Mau jawab bagai

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-16
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Extra Part 1

    Dikamar mandi, kejutan yang Dinar dapatkan pagi ini cukup mengguncang kesadarannya. Sebuah benda sepanjang lidi menunjukan dua garis yang penuh makna."Gimana, Sayang? Masih mual-mualnya?"Yuda menghampirinya sambil menggendong Daneen yang tampak baru saja bangun.Dinar membalas pertanyaan Yuda dengan sebuah tatapan kosong lalu menunjukkan apa yang ada di tangannya.Hampir satu menit Yuda memperhatikan benda di tangannya ini. Seolah sedang berusaha menyadarkan diri setelah melihat hasil yang di tunjukkan benda itu."Daneen baru aja berumur 1 tahun," gumam Dinar dengan perasaan cemas."Its oke, Sayang. Sekarang kamu mandi terus kita ke dokter ya?" ucap Yuda berusaha menenangkan.Daneen pula dalam gendongannya jadi rewel seketika. Mau tak mau ia meninggalkan Dinar yang tampak takut menerima keadaan ini.Sungguh waktu yang tidak tepat baby sitter mereka mengundurkan diri. Membuat Yuda bingung harus menitipkan Daneen pada siapa.Saat Yuda turun ke lantai dasar, ia melihat Syafira yang sed

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Extra Part 2

    Daneen sudah tertidur pulas saat Yuda menaruhnya dibox bayi. Ia mengusap pelan pipi putri kecilnya yang akan menjadi kakak itu.Yuda meninggalkan Daneen saat melihat Dinar keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar.Ia mendekati istrinya yang tengah memakai baju. Yuda memberi jeda sebelum ia berbicara pada Dinar."Mas?"Saat menyadari keberadaannya, Yuda tersenyum sembari menutup jarak di antara keduanya.Kecupan lembut dikening sang istri seolah mentrasfer ketenangan untuk istrinya itu."Makan di balkon yuk, Din," ajaknya."Tapi, Daneen?""Dia udah tidur. Sekarang kita luangin waktu berdua dulu. Udah lama kita gak makan malam romantiskan?"Makan malam romantis mereka kali ini tidak seperti dulu sebelum ada Daneen. Dengan kursi dan meja serta lilin aroma terapi. Lebih pada hal sederhana namun intim.Yuda mengajak Dinar duduk lesehan dengan sepiring nasi goreng. Posisi duduk Dinar yang bersandar di bahunya menambah kedekatan keduanya.Sebuah selimut dan dua bantal yang mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 1

    "Ayah macam apa yang gak pengertian banget sama anaknya! Contoh dong papa saya! Dia tuh support apapun bakat anak. Gak kaya Om! Tukang kekang!" teriak Daneen melampiaskan emosi."Daneen!" Ana cepat menariknya pergi."Dasar orang tua gak asik!" teriak Daneen sambil menjauh dengan Ana yang menariknya keluar gerbang rumah."Maaf, Om," teriak Ana sambil berlari pergi menarik Daneen sebelum orang yang di teriaki Daneen murka.Di ujung jalan keduanya bernafas tersengal-sengal setelah cukup jauh dari rumah yang barusan mereka singgahi."Udah deh. Aku gak mau lagi ke rumah Dini," gumam Ana sambil menormalkan pernafasannya."Yah! Jangan gitu dong, An! Nanti nasib band yang kubentuk gimana?""Habisnya kamu gak bisa sabaran dikit. Kalau Ayahnya Dini ngamuk terus ngejar kita gimana?"Daneen mendengus kesal. "Lagian jadi orang tua gak peka banget sama anak!" makinya.Ana memutar bola matanya lelah. Mereka berjalan pulang dengan perasaan kecewa.Daneen punya suara yang indah. Setidaknya itu satu-sat

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 2

    "Sedih," gumam Daneen setelah keluar dari makam.Ana merangkul Daneen dan Yasrif juga memeluknya."Udah. Jangan pada nangis," ujar Satria. "Ada tiga jam lagi sebelum pesawat berangkat. Kita ke mall dulu mau?" tawar Satria.Daneen dan Ana mengangguk bersamaan. Sudah pasti itu bisa sedikit banyak mengurangi kesedihan ini.Sementara itu Yuda hanya mengikuti mereka merasa jauh lebih baik setelah melihat anak-anaknya senang.****Baru saja tiba di bandara, Daneen sudah mengeluh."Ini kok. . . . ." Daneen bergumam saat melihat sinyal di handphonenya yang menghilang.Satria melirik apa yang membuat keponakannya ini cemberut."Biasa di sini. Sinyalnya emang susah.""Kalau di hotel nanti?""Kayaknya bakal makin susah. Katanya tempatnya lebih terpencil.""Ih! Makanya kata aku kita tuh liburannya ke Korea aja jangan ke sini."Yuda menghela nafas lalu merangkul Daneen yang sejak tadi tak henti-hentinya mengeluh.Apa saja bisa jadi bahan keluhan untuk Daneen.Kenapa duduk di kursi ekonomi lah. Gak

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 65 TAMAT

    “Jaga diri kamu,” ujar Daneen. “Jangan sampai kenapa-napa di sana.”Fahrian tersenyum lebar sembari mengangguk. Dirinya mendapat restu setelah bicara baik-baik dengan Yuda. Jika ia akan kembali setelah bertaruh nasib di negri orang. Bahwa dirinya, akan mengusahakan kehidupan yang lebih baik untuk Daneen.“Ini memang tidak berharga. Tapi hanya ini yang aku punya untuk mengikat kamu.”Fahrian memberikan sebuah cincin perak putih. Namun tak berani menyematkannya di jemari Daneen. Takut jika mungkin Daneen tidak suka dengan pemberiannya.Tapi mengerti dengan ketakutan Fahrian, Daneen mengambil cincin itu dan menyematkannya di jemarinya. “Aku janji ini tidak akan hilang sampai kamu pulang.”****Sementara di lantai atas, sepasang suami istri memandangi dua insan yang akan berpisah itu. “Aku sedih, Mas. Kenapa gak di kasih kerjaan di sini aja? Mas punya banyak cabang usaha.”“Itu Namanya perjuangan. Biarkan dia memandang anak kit aitu mahal dan berharga. Agar dia tidak menyia-nyiakannya. B

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 64

    Yuda sedang kesal dengan Dinar karena perbedaan pendapat mereka. Apalagi Dinar kuekeh dengan keinginannya bertemu dengan pacar Daneen yang pernah bertemu dengannya. Walau Daneen tidak mengaku, tapi ia yakin itu adalah pacar Daneen.Ia tidak suka.Putrinya tidak mungkin bersama laki-laki seperti itu. Culun, lemah, dan cuma tukang ngepel di sekolah. Mau jadi apa anaknya di nikahkan dengan laki-laki tanpa masa depan begitu. Apalagi mengingat laki-laki itulah yang memukul Daneen di malamsepi itu.Meski sih dalam tekanan dan ancaman. Tapi masa di ancam begitu langsung memukuli perempuan. Di lawan dulu atau gimana lah. Masa diam aja. Pengecut.Tapi biarpun sudah 1001 cerita ketidak sukaan dirinya dengan lelaki itu, masih saja Dinar memberikan pembelaan. Dari yang masuk akal, sampai yang penting di bela, masa bodo gak masuk logika.Dinar bilang seorang laki-laki memang mengutamakan ibunya. Dan salah bila menyudutkan pacar Daneen itu hanya karena ia tak berani melawan. Semua orang punya level

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 63

    Liburan yang di harapkan bisa membuat mereka tenang dan senang justru malah menjadi kejadian paling menyebalkan untuk Satria. Ia juga harus membawa pulang bekas pukulan di sudut bibirnya hasil pukul balas dari Aji. Tapi bisa di bilang juga Satria dan Ana puas dengan bulan madu mereka ini. Setidaknya ada beberapa moment mereka habiskan Bersama. Juga pengutaraan rasa cinta mereka. Sebelum menemui Ana kemarin, setelah masalah di selesaikan secara damai, Satria sempat menasehati Aji untuk berhenti mendekati istrinya, dan jangan membuat konten tidak mutu seperti prank-prank-an lagi. Lebih baik cari kerjaan tetap, sembari mengerjakan hobi membuat konten, tapi konten yang bermanfaat. Ana turun dari mobil mendahului Satria. Pastinya sudah tidak sabar menemui anak mereka yang tercinta. Ini kali pertama Tasya mereka tinggalkan berhari-hari. Ia menyusul Ana yang sudah duduk di samping Syafira. Ibu dari Ana itu tampak sibuk merajut. Entah apa yang mau di buatnya dari hasil rajutan itu. “Mana

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 62

    Udara segar berembus menerpa kulit Ana. Secara alami ia tersenyum merasakan betapa nyaman lingkungan seperti ini. Bebas dari kebisingan dan polusi.“Ana?”Me timenya serasa terganggu begitu melihat seseorang di sampingnya. Entah kenapa Ana jadi merasa harus menoleh ke kamarnya. Dan ia jadi lega melihat sang suami yang masih tertidur.“Aku mau minta maaf dan berterima kasih sekali lagi sama kamu.”Ana mengangguk kecil. Ia mengerti Aji tak bermaksud jahat. Cuma tetap saja yang kemarin itu sangat tidak sopan dan mengganggu.Untungnya Satria mau menyelesaikannya dengan memaafkan Aji dan teman-temannya.“Aku, gak nyangka,” ujarnya dengan terjeda. Seolah yakin atau tidak untuk bicara.“Nyangka apa?”“Kalau berita kamu udah nikah itu bener.”Setelah lulus, inilah kali pertama mereka bertemu lagi. Banyak kabar yang sempat bersimpang siur tentang pernikahan Ana dari para teman-temannya. Terutama tentang Ana yang menikah dengan laki-laki seumuran dengan orang tuanya.“Iya. Aku udah nikah. Malah

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 61

    Dinar hendak beranjak dari tempatnya melihat seseorang yang diam-diam di rindukannya selama ini. Namun tangan Yuda menahannya. Dinar mendongak dengan tatapan memohon pada Yuda.“Diam di sini. Di mana-mana yang nengokin orang sakit yang mendekat. Bukannya kamu yang turun dari tempat tidur.”Mendengar perkataan Yuda, Daneen menghela nafas sembari mengarahkan tantenya Sania untuk mendekati bangsal Dinar.Sania memilih ujung bajunya. Tampak sangat ragu dan kikuk berdiri di samping sang kakak. Otaknya bekerja keras menyatukan kata apa untuk menyapa atau sekedar membuka pembicaraan.“Mbak?”Sania tertegun dengan pelukan erat Dinar. Butuh beberapa saat untuk dirinya merespon pelukan itu.“Maafin Mbak, Sania. Maaf,” lirih Dinar.Sania melepaskan pelukan kakaknya. “Jangan meminta maaf, Mbak. Gimanapun Mbak gak salah. Harusnya bahkan aku yang bilang maaf dan terima kasih.”Dinar menggeleng. “Mbak rasanya udah jahat banget sama kamu. Pura-pura gak peduli. Bahkan gak mau tau gimana kehidupan kamu

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 60

    Yuda memicingkan matanya seolah mencoba mempediksi apa yang sedang di pikirkan putrinya.“Kita balik lagi ke Rumah sakit, Pa?” tanya Daneen tampak mencoba menghindari sesuatu.Seolah dia bisa tau kalau akan di tanyai masalah yang tadi.“Ya,” balas Yuda singkat.“Dia itu, bukan pacarmukan?” tanya Yuda tidak tahan untuk tidak bertanya.“Dia siapa?” tanya Daneen balik tampak tidak paham.Papanya mendecak . “Gak usah pura-pura gak ngerti. Papa tau loh ekspresi kamu kalau lagi suka sesuatu.”“Papa ngomong apa sih?”“Kerja di mana dia? Terus gimana bisa dia mukul kamu?”“Kenapa bahas dia sih, Pa? Kita fokus mikirin mama aja.”****Bagi Yuda, Daneen sedang menghindari pertanyaannya seputar laki-laki yang di lindunginya tadi. Yang pada akhirnya Yuda lepaskan karena permintaan putrinya. Tapi tentu saja Yuda masih merasa ingin tau. Ralat, ia perlu tau dan sungguh harus tau tentang laki-laki itu.Cuma Daneen cukup keras kepala untuk tidak mau membicarakan pria itu. Greget juga waktu Yuda terpaks

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 59

    Yuda dan Daneen mendatangi kediaman Sania. Sebelum itu ia menelpon Bulan untuk segera menyusul ke sini. Di mobil, Daneen dan Yuda sama-sama hanya diam. Namun, diamnya seorang ayah, tidak bisa melepaskan sepenuhnya tentang kecemasannya saat putri kesayangannya ini rasanya belum makan apa-apaIa memesan makanan drive-thru tanpa banyak bicara lalu memberikannya pada Daneen. Dirinya Kembali fokus melihat jalan dan mengalihkan mobil ke jalur alamat yang mereka tuju.“Makasih, Pa.” Suara Daneen terdengar penuh dengan makanan.“Mmm.”Sebuah rumah yang taka sing bagi Yuda terpampang di hadapan mereka. Butuh beberapa saat untuk Yuda sehingga dirinya bisa melangkahkan kakinya.Rumah ini, jadi lebih mengerikan dari terakhir kali dirinya ke sini dulu. Tampak sangat tidak terawatt dan banyak bagian rumah yang butuh renovasi.Ia mengikuti Daneen yang mengetuk pintu dan memanggil si pemilik rumah. Lalu seseorang dengan wajah lelah dan tampaknya baru habis menangis, membukakan pintu.“Tante, gimana k

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 58

    Yuda harusnya menyadari ini sejak awal. Bahwa kembali ke kampung halaman istrinya, hanya akan membawa petaka. Tapi di sinilah jawaban atas kebingungan dan keputusasaan dirinya dan istrinya. Tapi bagaikan pertukaran yang tak mungkin bisa di pilih. Karena pada akhirnya Yuda juga harus menerima istrinya terbaring di rumah sakit dengan balutan perban di kepala Dinar. Kecemasan tak kunjung reda, dengan pemandangan wajah istrinya yang tak kunjung membuka mata.“Papa?”Panggilan itu membuat Yuda menoleh singkat. Harusnya saat ini ia memeluk gadis kecilnya yang sudah menjadi dewasa ini. Yang menghilang tanpa kabar bahkan tak memberikan alasan jelas. Mungkin tak berselang puluhan tahun kepergian putrinya. Tapi sudah cukup membuat banyak perubahan.“Mama masih belum sadar?” Suara itu berpindah ke samping istrinya. Jemari Dinar diraih. Kini kedua tangan Dinar di remas hangat. Andaikan tidak dalam kondisi seperti sekarang, mungkin ini adalah moment membahagiakan. Tapi sayangnya yang terasa han

  • Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa    Season 2 BAB 57

    Yuda memasukan koper ke dalam mobil. Dirinya melirik Dinar yang mengipasi wajahnya seperti orang kepanasan. Cuaca memang sedang terik saat mereka tiba mendarat beberapa menit lalu."Loh. Kok mobilnya jalan, Mas?"Yuda tersenyum dengan keterkejutan Dinar, karena mobil jemputan yang berjalan tanpa mereka."Kita naik motor, " ujar Yuda.Dinar membulatkan mata. "Panas, Mas," keluhnya dengan wajah cemberut.Motor yang akan mereka naiki di antarkan seseorang. Untungnya bukan motor lama Yuda yang 20 tahunan lalu. Motor itu pasti sudah tidak bisa di gunakan. Setau Dinar motor itu sudah di museumkan oleh Yuda.Masih dengan wajah cemberutnya, Dinar mengenakan jaket dan helm yang di berikan Yuda."Kita udah gak muda lagi loh, Mas," gumam Dinar.Yuda meraih jemari Dinar agar erat memeluk pinggangnya. "Ini buat mengingatkan kita kalau kita pernah melewati hari-hari dengan cinta kayak gini."Ban motor berjalan seiring dengan tarikan gas. Jemari Yuda terus mengelus jemari yang sejak dulu menemaninya

DMCA.com Protection Status