Share

32. Penyesalan Noah

Penulis: Skuka_V
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-24 08:39:03

Noah tertunduk lesu saat melihat toko roti milik orang tuanya ramai pembeli.

Seketika kata-kata Hardi terngiang lagi saat dia mengatakan jika toko roti itu sebagai bentuk kompensasi karena dia sudah mau menikah dengan Elina.

"Dasar bodoh," gumamnya.

Noah keluar dari dalam mobil lalu berjalan masuk ke toko roti.

"Kak Noah," ucap Intan terkejut dengan kehadirannya.

Hal itu rupanya menarik atensi Anna dan Budi yang sedang melayani pelanggan. Namun, sedetik kemudian keduanya memalingkan wajahnya berpura-pura tak melihatnya.

Satu jam berlalu Intan menutup toko mereka sedangkan Budi, Anna dan Noah duduk di meja yang sama tetapi tak ada yang mulai bicara.

"Maaf," tutur Noah. Hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Anna berdiri lalu melayangkan pukulan ke bahu Noah dengan kasar.

"Dasar anak nggak tau diri, pergi nggak bilang-bilang, nggak ngasih kabar, beraninya kamu datang lagi ke sini!"

"Mah, udah Mah," ujar Budi menghalangi Anna yang terus memukul putranya.

Noah yang mendapatkan perlakuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   33. Pertemuan Yang Indah

    Semua mata tertuju pada sosok pria yang sedang berjalan melewati mereka. "Woaaaah, apa dia CEO baru di sini?" bisik wanita berambut pendek."Hm, aku dengar dia dipilih langsung oleh pusat untuk mengurus XXX di tiga negara, Indonesia, Singapura dan Malaysia," jelas wanita berambut panjang."Siapa namanya, apa dia sudah menikah?" "Namanya Noah, aku dengar dia masih lajang," sahutnya."Benarkah?"Mereka kembali fokus ke punggung Noah yang semakin lama menghilang dari pandangan mereka. Tepat saat pintu lift terbuka, Noah keluar lebih dulu di ikuti sekretarisnya yang bernama Sonia."Permisi, Pak. Ini ruangan Pak Noah," ujar Sonia membuka pintu ruangan."Terima kasih.""Sama-sama, jika Anda butuh sesuatu beritahu saya.""Hm," gumam Noah lalu masuk ke dalam ruangannya.Mata Noah melihat ke sekeliling. Tangannya mengusap papan nama yang bertuliskan nama serta jabatannya."Aku akan kembali mengejarmu, Elina," gumam Noah memegang erat papan namanya.Tok, tok, tok."Permisi Pak, ada meeting d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   34. Percintaan Yang Rumit

    Alunan musik mengalun indah mengiringi kebisuan yang terjadi antara Elina dan Noah. Keduanya hanya diam seolah tak tahu harus memulai dari mana.Drrrettttt Ponsel Elina bergetar mengalihkan kecanggungan mereka berdua. Segera dia angkat panggilan dari Dina."Halo, Din. Ada apa?"[Jangan lupa nanti sore ada acara sama Azka.]"Hm, aku tahu." Elina mematikan panggilannya— berinisiatif memulai percakapan dengan Noah. "Kalau nggak ada yang mau dibicarakan aku pergi.""Tu-tunggu." Noah mencoba menahan. Elina pun kembali duduk di kursinya. "Maaf."Elina menatap kedua mata Noah lalu memalingkan wajahnya. "Aku sudah mengirimkan semua barang-barangmu ke rumah Bi Anna. Ah ... aku lupa, berapa nomor rekeningmu? Aku belum membayar kompensasi setelah perceraian.""Apa pernikahan kita sudah nggak bisa di perbaiki lagi?""Nggak, semuanya sudah selesai. Bukannya aku sudah pernah bilang soal batas waktu pernikahan kita? Sepertinya kamu lupa karena kamu terlalu sibuk dengan duniamu sendiri dan pacarmu."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   35. Bukan Anak Pembantu Biasa

    Jantung Elina berdegup dengan kencang saat dia berpapasan dengan Noah. Serasa atmosfer di seluruh ruangan menjadi dingin dan mencekam. Bahkan Noah sama sekali tak menoleh, menganggapnya tidak ada."Sampai sini saja," tutur Azka menghentikan langkahnya. Dia mendekatkan tubuhnya, memegang bahu Elina dengan lembut. "Masuklah, aku nggak mau sakitmu tambah parah.""Hm, hati-hati di jalan."Azka melambaikan tangan, seraya senyuman Elina yang sedikit demi sedikit memudar. Tanpa dia sadari seseorang sedang perhatikan interaksi keduanya. Elina pun masuk ke dalam lift menuju apartemennya."Lantai tujuh," gumam Noah yang ternyata sedari tadi diam-diam memata-matai istrinya itu.Bohong jika Noah tak cemburu melihat Elina bersama pria lain. Meski pun dia sadar pernikahannya tak bisa lagi di perbaiki.Sementara itu, Elina merebahkan tubuhnya dia atas ranjang. Bayangan wajah Noah memenuhi pikirannya. Elina benar-benar merindukan sentuhan dari pria yang selama ini dia nantikan kehadirannya.Dddrrrr

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   36. Hamil?

    Jantung Elina berdegup dengan kencang saat melihat Noah berjalan ke arahnya. Penampilan pria itu begitu berbeda tak seperti saat terakhir Elina lihat. "Malam semua," sapa Noah. Mata Elina fokus ke sosok wanita yang berdiri di samping Noah.Dia lalu menjabat tangan satu persatu CEO yang ada di sana, tapi tepat saat berada di depan Elina dia malah menarik tangannya seolah tak ingin menyapanya."Ini Nona Elina, dia CEO Subagja," ucap pria tua yang memang bekerja sama dengan bisnis Elina."Kita sudah saling kenal, jadi tak perlu saling memperkenalkan diri," sela Elina. "Benarkah, kalian masih sangat muda pantaslah berkenalan di luar acara ini," sahut pria itu menetralkan suasana."Kalau begitu aku pergi dulu, silahkan dilanjutkan."Elina pun menjauh merasakan sesak di dada saat melihat wanita yang bersama Noah. "Ternyata benar wanita itu kekasih Noah," gumamnya."Bu, ini minumannya," tutur Dina menyerahkan air putih untuk atasannya itu.Tanpa pikir panjang Elina meneguk minumannya hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   37. Bayi Kecil Untuk Noah

    Elina mengusap perutnya yang sudah mulai menonjol di bagian bawah. Selama ini dia pikir hanya masalah pencernaan ternyata ada janin yang hidup di rahimnya."Apa kamu akan terus merahasiakan ini dariku?" tanya Noah.Bagaimana Elina merahasiakan kehamilannya sementara dia sendiri tidak tahu kalau sedang hamil."Aku lelah, aku nggak mau berdebat denganmu." Elina memalingkan wajahnya tak ingin menatap Noah.Entah dia harus bahagia atau sedih karena tak terpikirkan olehnya akan mengandung janin dari Noah."Permisi," ucap seorang suster membuka pintu. Dia masuk bersama seorang dokter yang akan memeriksa keadaan Elina. "Selamat, siang Bu Elina. Saya izin sebentar untuk memeriksa keadaan Ibu."Elina membiarkan dokter itu memeriksa, tubuhnya terasa lemah hanya untuk bergerak."Syukurlah keadaan Ibu semakin membaik. Untuk kedepannya jangan minum alkohol lagi karena itu berbahaya bagi janin.""Maaf Dok, apa dia baik-baik saja?" tanya Elina."Bu Elina mengalami pendarahan karena meminum alkohol

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   38. Semua Demi Si Buah Hati

    "Bayi?"Hardi sampah mengulang ucapan Noah karena terkejut dengan ucapannya. "Elina sedang hamil dan janin yang ada di dalam rahimnya itu anakku. Jadi, aku mohon jangan pisahkan kami."Hardi berdecak, "Anak, apa kamu pikir anakmu nanti akan mengakuimu? apa lagi kalau dia tahu Papahnya hanya seorang anak pembantu. Lagi pula apa kamu yakin Elina masih mau denganmu?""Aku akan berusaha mendapatkan dia lagi."Hardi menyeringai seolah menyepelekan ucapan pria yang ada di depannya. "Saat ini Elina sedang dekat dengan seorang CEO ternama.""Apa CEO ternama itu tahu kalau Elina sudah menikah? Ah ... apa jadinya kalau dia tahu Elina sedang hamil? Ini akan menjadi berita besar seorang CEO Subagja Grup belum menikah tapi sedang hamil."Hardi tak bisa berkutik. "Jangan melakukan hal-hal yang akan merugikan Elina. Harusnya kamu bersyukur Elina sudah membuatmu seperti sekarang ini."Noah mengangguk sembari melipat kedua tangannya di dada. "Maka dari itu, sebagai u

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   39. Kembali Bersama

    Elina menikmati makanannya dengan lahap sampai tak bersisa, bahkan Noah harus memesan lagi steak karena ibu hamil itu tak kunjung kenyang. "Masih mau pesan lagi?" tanya Noah melihat tujuh kotak makan yang ada di atas meja. "Aku kenyang, tolong bawa aku ke brankar." "Sebelum tidur bersihkan dulu tangan, gigi dan wajahmu." Elina berdecak lalu berjalan ke kamar mandi di papah Noah. Dengan telaten Noah membantu Elina menyikat gigi dan membersihkan wajahnya. Perhatian itu pun sedikit membuat hati Elina berdesir. Apa lagi Noah terus menatap wajahnya sambil tersenyum. "Selesai," tuturnya. Noah mengangkat tubuh Elina membawanya ke atas brankar. "Pulanglah, aku bisa sendiri." "Aku akan menemanimu. Bahkan selesai dari rumah sakit pun aku akan selalu bersamamu." Elina tak ingin berdebat lagi, sebenarnya dia hanya berbasa-basi karena sebenarnya dia ingin Noah selalu bersamanya. Noah menarik selimut untuk menutupi tubuh Elina. Dia lalu mengambil laptop kemudian duduk di sofa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   40. Berubah Menjadi Pria Dewasa

    Hardi dan Chandra beradu pandang setelah kepergian Hardi. "Apa jalan pikiran kita sama?" tanya Heru."Sepertinya sama. Ayo, kita temui keponakan tercinta kita."Kedua beranjak dari kursi, keluar dari perusahaan Hardi untuk menemui Elina di rumah sakit.Dua puluh menit berjalan akhirnya mereka sampai di basement."Rapihkan penampilanmu kita akan bertemu CEO yang akan membantu bisnis kita.""Apa dia akan mengenali kita, bahkan saat keduanya menikah kita sama sekali nggak datang ke acara pernikahan mereka."Chandra menghentikan langkah kakinya. "Bilang saja kalau Hardi tak mengijinkan kita untuk menemuinya. Kali ini kita harus mendapatkan hati suami dari keponakan kita. Aku yakin selama Elina sakit dia akan mengambil alih perusahaannya."Heru mengangguk seraya kembali berjalan ke dalam rumah sakit."Permisi, ruang pasien atas nama Bu Elina di mana ya?""Baik, ditunggu sebentar Pak," jawab staf yang berada di bagian informasi. "Ibu Elina ada di ruang VIP 1 di lantai 3.""Oke, terima kasih

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04

Bab terbaru

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   45. Suamiku Bukan Pembantu Biasa

    Elina tersenyum tak percaya melihat Noah dan Hardi ikut ke acara makan siang mereka. Mereka berdua melambaikan tangan seolah menyambut kedatangannya. "Sayang," panggil Noah yang langsung disahuti semua staf wanita yang ada di sana. Elina berjalan mendekati Noah yang sudah menggeser kursi untuknya. "Kalian sudah tahu kan kalau dia suamiku? Jadi jangan pernah berani membahasnya di grup kalian." Riuh seketika mereka tak percaya jika Elina tahu tentang grup yang mereka buat. "Sepertinya di grup kita ada mata-mata. Siapa dia?" ujar wanita berambut pendek. Namun, sedetik kemudian mereka menatap Dina dengan sini. Ya, mereka akhirnya tahu siapa yang selama ini membocorkan percakapan mereka di grup. "Ah, sial. Harusnya aku sadar saat dia menunjukkan foto pernikahan Pak Noah dan Bu Elina," sela wanita berambut panjang. Dina yang mendapatkan tatapan sini hanya tersenyum tanpa merasa bersalah. "Minta perhatiannya." Elina berdiri menatap semua orang yang ada di sana. "Terima k

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   44. Akhir Bahagia

    Semua staf divisi berkumpul di ruang meeting. Raut wajah bahagia tergambar jelas di sana setelah mengetahui Noah berinvestasi di perusahaan tempat mereka bekerja.Hampir semua staf di sana takut akan terkena PHK karena perusahaan mereka mulai goyah. Namun, Noah datang seperti sang penyelamat bagi mereka yang takut tak bisa lagi bekerja."Jadi Pak Noah yang membantu perusahaan ini?" ucap wanita berambut pendek begitu senang mendengarnya."Ternyata mereka benar pasangan ya. Wanita kaya, mapan dan mandiri menikahi pria yang mapan juga. Aku benar-benar iri," sahut wanita berambut panjang."Bukan kamu saja yang iri, hampir semua staf iri dengan Bu Elina karena mendapatkan pria tampan, mapan dan berkualitas," tukas Dina yang ikut menimpali ucapan staf yang ada di sana. Meski mereka harus patah hati karena pria pujaannya ternyata suami atasannya.CeklekHening, mereka hanya diam melihat Elina masuk ke ruangan tersebut. "Kita makan siang di luar.""Yey—" Seketika mereka berhenti bersorak sa

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   43. Menyingkirkan Ego Demi Cinta

    Noah tersenyum melihat Elina lahap memakan steak kesukaannya. Dia bahkan menggeser piringnya agar istrinya itu menghabiskan steak miliknya.Namun, Elina malah menggeser piring tersebut. "Aku sudah kenyang.""Benarkah." Dering ponsel mengalihkan perhatian keduanya. Noah menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut."Halo."[Noah, ini Paman. Kenapa kamu nggak menghubungiku?]Noah melihat nomor asing kemudian berucap, "Maaf, aku lupa."[Bagaimana soal investasi yang kita bahas kemarin, apa kamu berminat berinvestasi di perusahaanku?] Mata Noah melirik ke arah Elina. "Aku akan bicara dulu dengan istriku."[Istri ... Hei, kamu tak perlu bicara dengan Elina, dia pasti melarangmu berinvestasi di perusahaanku.]Mendengar kata istri cukup membuat Elina tersipu malu. Meski dia sering meminta pisah tetap saja pria itu lah yang ada di hatinya. Hanya saja Elina tak suka berbagi dan pencemburu. Dia ingin Noah hanya miliknya dan tak suka wanita manapun membahasnya."Maaf Paman, akan

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   42. Menjadi Bodoh Karena Cemburu

    Suara ketukan jemari teru terdengar dan semakin nyaring, Sonia yang berada di sana sudah mulai tak nyaman karena dia tahu seperti apa jika atasannya itu marah. Brak! "Suruh bagian keuangan memeriksa laporannya lagi." "Baik, Pak." Sonia mengambil dokumen yang dilempar Noah. "Begini Pak, hari ini Bu Elina nggak masuk ke kantor. Menurut informasi yang saya dapatkan dia juga nggak kembali ke apartemen dari kemarin." "Hm, aku tahu. Oh ya, gimana tentang artikel hubungan aku dan model itu apa bisa di take down?" "Maaf Pak, nggak bisa karena bukan satu orang yang menyebarkan artikel itu. Kenapa Bapak nggak klarifikasi saja, undang wartawan lalu beritahu mereka kalau anda sudah menikah. Aku yakin gosip itu akan menghilang dengan sendirinya dan mereka juga akan tahu jika Bu Elina istri Pak Noah." Ucapan Sonia ada benarnya juga, Noah tak ingin masalahnya berlarut bahkan Lilia sudah mulai mengusik pernikahannya. "Akan aku pikirkan lagi." "Baik, Pak. Permisi." Sepeninggal Sonia,

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   41. Wanita Yang Hamil Anak Noah

    Dina merangkul lengan Elina ke ruang tunggu, sementara Noah masih harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu."Pak Noah berbeda sekali ya Bu."Elina menoleh ke arah Dina dengan tatapan sinis. "Maksudmu apa?""Lihat, proporsi tubuhnya benar-benar membuat hati berdesir. Pantas banyak perempuan yang suka sama Pak Noah apa lagi sekarang menjadi CEO. Definisi tampan, dewasa dan mapan."Bibir Keyla berkomat-kamit dia tak menyangka sekretarisnya sendiri memuji suaminya di depannya. "Apa kamu sedang memuji suamiku?""Apa, eee ... Itu, aku—""Tutup mulutmu, aku nggak suka wanita sepertimu memuji suamiku.""Aku bukan memujinya, aku hanya menggambarkan sosok Pak Noah dimata wanita lain itu saja," elaknya. "Tunggu, jadi Bu Elina nggak jadi bercerai?"Elina menatap punggung Noah yang sedang berbicara dengan staf administrasi. "Kita nggak bisa cerai apa lagi aku sedang hamil anaknya."Sudut bibir Dina terangkat. "Baguslah, aku lega melihat Bu Elina kembali ke Pak Noah, jadi usahaku nggak sia-

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   40. Berubah Menjadi Pria Dewasa

    Hardi dan Chandra beradu pandang setelah kepergian Hardi. "Apa jalan pikiran kita sama?" tanya Heru."Sepertinya sama. Ayo, kita temui keponakan tercinta kita."Kedua beranjak dari kursi, keluar dari perusahaan Hardi untuk menemui Elina di rumah sakit.Dua puluh menit berjalan akhirnya mereka sampai di basement."Rapihkan penampilanmu kita akan bertemu CEO yang akan membantu bisnis kita.""Apa dia akan mengenali kita, bahkan saat keduanya menikah kita sama sekali nggak datang ke acara pernikahan mereka."Chandra menghentikan langkah kakinya. "Bilang saja kalau Hardi tak mengijinkan kita untuk menemuinya. Kali ini kita harus mendapatkan hati suami dari keponakan kita. Aku yakin selama Elina sakit dia akan mengambil alih perusahaannya."Heru mengangguk seraya kembali berjalan ke dalam rumah sakit."Permisi, ruang pasien atas nama Bu Elina di mana ya?""Baik, ditunggu sebentar Pak," jawab staf yang berada di bagian informasi. "Ibu Elina ada di ruang VIP 1 di lantai 3.""Oke, terima kasih

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   39. Kembali Bersama

    Elina menikmati makanannya dengan lahap sampai tak bersisa, bahkan Noah harus memesan lagi steak karena ibu hamil itu tak kunjung kenyang. "Masih mau pesan lagi?" tanya Noah melihat tujuh kotak makan yang ada di atas meja. "Aku kenyang, tolong bawa aku ke brankar." "Sebelum tidur bersihkan dulu tangan, gigi dan wajahmu." Elina berdecak lalu berjalan ke kamar mandi di papah Noah. Dengan telaten Noah membantu Elina menyikat gigi dan membersihkan wajahnya. Perhatian itu pun sedikit membuat hati Elina berdesir. Apa lagi Noah terus menatap wajahnya sambil tersenyum. "Selesai," tuturnya. Noah mengangkat tubuh Elina membawanya ke atas brankar. "Pulanglah, aku bisa sendiri." "Aku akan menemanimu. Bahkan selesai dari rumah sakit pun aku akan selalu bersamamu." Elina tak ingin berdebat lagi, sebenarnya dia hanya berbasa-basi karena sebenarnya dia ingin Noah selalu bersamanya. Noah menarik selimut untuk menutupi tubuh Elina. Dia lalu mengambil laptop kemudian duduk di sofa.

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   38. Semua Demi Si Buah Hati

    "Bayi?"Hardi sampah mengulang ucapan Noah karena terkejut dengan ucapannya. "Elina sedang hamil dan janin yang ada di dalam rahimnya itu anakku. Jadi, aku mohon jangan pisahkan kami."Hardi berdecak, "Anak, apa kamu pikir anakmu nanti akan mengakuimu? apa lagi kalau dia tahu Papahnya hanya seorang anak pembantu. Lagi pula apa kamu yakin Elina masih mau denganmu?""Aku akan berusaha mendapatkan dia lagi."Hardi menyeringai seolah menyepelekan ucapan pria yang ada di depannya. "Saat ini Elina sedang dekat dengan seorang CEO ternama.""Apa CEO ternama itu tahu kalau Elina sudah menikah? Ah ... apa jadinya kalau dia tahu Elina sedang hamil? Ini akan menjadi berita besar seorang CEO Subagja Grup belum menikah tapi sedang hamil."Hardi tak bisa berkutik. "Jangan melakukan hal-hal yang akan merugikan Elina. Harusnya kamu bersyukur Elina sudah membuatmu seperti sekarang ini."Noah mengangguk sembari melipat kedua tangannya di dada. "Maka dari itu, sebagai u

  • Suamiku Bukan Anak Pembantu Biasa   37. Bayi Kecil Untuk Noah

    Elina mengusap perutnya yang sudah mulai menonjol di bagian bawah. Selama ini dia pikir hanya masalah pencernaan ternyata ada janin yang hidup di rahimnya."Apa kamu akan terus merahasiakan ini dariku?" tanya Noah.Bagaimana Elina merahasiakan kehamilannya sementara dia sendiri tidak tahu kalau sedang hamil."Aku lelah, aku nggak mau berdebat denganmu." Elina memalingkan wajahnya tak ingin menatap Noah.Entah dia harus bahagia atau sedih karena tak terpikirkan olehnya akan mengandung janin dari Noah."Permisi," ucap seorang suster membuka pintu. Dia masuk bersama seorang dokter yang akan memeriksa keadaan Elina. "Selamat, siang Bu Elina. Saya izin sebentar untuk memeriksa keadaan Ibu."Elina membiarkan dokter itu memeriksa, tubuhnya terasa lemah hanya untuk bergerak."Syukurlah keadaan Ibu semakin membaik. Untuk kedepannya jangan minum alkohol lagi karena itu berbahaya bagi janin.""Maaf Dok, apa dia baik-baik saja?" tanya Elina."Bu Elina mengalami pendarahan karena meminum alkohol

DMCA.com Protection Status