Share

Pesona Elang

Penulis: fitosyin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Cindy berbalik dan melenggang pergi meninggalkan Atika. Jika ini dunia kartun, mungkin dari kedua lubang hidung Cindy sekarang sedang mengepulkan asap tebal. Untuk pertama kalinya, Atika berhasil membuat adik tirinya itu kalah telak. Sebersit rasa bangga tak dapat Atika tahan menyeruak di benaknya. Benar, inilah yang sudah Atika lakukan sejak dulu. Sebenarnya, ia tidak lebih rendah atau lemah dibandingkan dengan Cindy, sehingga tidak sepantasnya Cindy memperlakukan Atika sesuka hatinya. Atika berhak untuk mempertahankan harga dirinya.

Dengan kepala terangkat lebih tegap, Atika melangkah memasuki studio menghampiri Keyla yang masih berada di tempat terakhir Atika meninggalkannya. Hanya saja yang berbeda, gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal sambil menutul-nutulkan mata pulpen ke atas buku catatannya.

"Apa yang salah?" tanya Atika mengejutkan Keyla.

Atika memastikan Cindy sudah berada di bawah sorotan kamera, setidaknya selama di depan kamera, adiknya itu tidak akan melakukan hal aneh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Bocil Tajir   Rencana Cindy

    Keyla berjalan perlahan menghampiri Atika, sepasang matanya bergantian menatap Elang yang kini sedang bicara dengan salah satu Direktur perusahaan, lalu memperhatikan Atika. Rasa penasaran mau tak mau menghinggapi benak Keyla saat melihat Elang dan Atika berbicara dengan ponsel mereka dalam waktu yang bersamaan. Bisa saja Elang dan Atika hanya kebetulan melakukan hal yang sama di waktu yang sama pula, tetapi jangan lupakan aksi curi-curi pandang yang dilakukan kedua orang itu. Sebagai seorang veteran penikmat K-Drama dan film Bollywood, Keyla paham betul situasi yang tengah terjadi, dan sekarang gadis itu hanya perlu memastikannya saja.""Tadi Mbak bicara sama siapa?"Wajah Atika memucat, kedua tangannya menggenggam erat ponsel seakan takut Keyla merebutnya sebagai barang bukti. Keyla memicingkan mata dan bergerak maju semakin mendekati Atika."Tidak, maksudku, apa hubungan Mbak dan Pak Elang?" tanya Keyla dalam bisikan pelan, khawatir ada karyawan lain yang mendengar percakapan merek

  • Suamiku Bocil Tajir   Ketakutan Terdalam

    "SIAPA YANG HABISKAN NASI GORENG DI MEJA MAKAN?”Suara Anyelir membelah heningnya senja. Tergesa Atika melepas mukena dan berlari kesetanan menuju ruang makan. Jantung Atika bertalu kencang menyadari bahwa ia baru saja melakukan kesalahan besar."Atika yang habiskan, Mi," cicit Atika.Mami Anyelir, ibu tiri Atika berbalik perlahan menghadap Atika. Pandangannya beringas seperti macan kelaparan yang siap menerkam Atika. Dua puluh lima tahun hidup bersama perempuan tambun itu tak juga membuat Atika kebal pada tatapan menusuk Anyelir."Siapa yang bilang kamu boleh habiskan? Dasar benalu, ya! Nasi goreng ini punya Cindy, seenaknya aja !""Atika pikir, nasi gorengnya sengaja disisakan untuk Atika.""Jangan ngawur! Memang kamu sudah memberikan apa buat rumah ini sampai harus disisakan makanan segala? Tidak ada, nol besar! Kamu itu cuma jadi beban keluarga, tahu gak?"Atika semakin menyesal menghabiskan nasi goreng yang nyatanya tak sampai empat sendok. Sore tadi, perutnya amat melilit karena

  • Suamiku Bocil Tajir   Permainan Babak Satu

    "Tenanglah, aku di sini. Kamu hanya mimpi buruk," bisik Elang begitu Atika membuka mata.Sontak Atika bangun dan menyerahkan diri ke pelukan Elang, membiarkan selimut terjatuh dan mempertontonkan tubuh bagian atasnya yang polos. Jika dalam situasi normal, Elang mungkin sudah kembali menyerang Atika seperti yang telah ia lakukan beberapa menit yang lalu, karena demi apapun sesuatu di bawah sana telah kembali terbangun hanya dengan gerakan kecil dari istrinya. Tetapi Elang tidak mungkin melakukannya, karena sekarang kondisi Atika jelas sedang tidak baik-baik saja. Tubuh istrinya itu gemetaran dan keringat dingin seukuran jagung bercucuran di pelipis Atika. Melalui dada mereka yang bersentuhan, jantung Atika berpacu kencang seperti baru saja lari marathon. Mimpi seburuk apa yang baru Atika alami hingga ketakutan seperti ini?"Jangan khawatir, aku ada di sini. Aku bersamamu," ucap Elang lagi, sebab kalimat itulah yang dulu sering Elang dengar dari ibunya jika ia mendapatkan mimpi buruk s

  • Suamiku Bocil Tajir   Topeng

    "Maaf, aku mengacau," ujar Cindy seraya menghapus air matanya dengan ujung tisu yang terlipat.Selia, salah seorang staff pemasaran menaruh segelas teh boba di depan Cindy. "Gak, kalau aku jadi kamu, aku juga akan kecewa. Bahkan mungkin aku bakalan mengamuk di depan perempuan sadis itu!"Cindy menunduk, berpura-pura kembali menangis padahal ia tengah menyeringai puas. Rencananya berjalan sesuai perkiraan. Tidak akan ada yang mendukung Atika sekarang."Sudah, jangan dianggap saudara kejam seperti itu," ujar Renata, rekan Selia seraya menepuk pundak Cindy menenangkan.Cindy mengangkat kepalanya dan menatap Renata juga Selia bergantian."Terima kasih, ya. Kalian mau mendengarkan curahan hatiku. Aku dari kemarin sudah gak kuat menahan semua ini sendirian. Melihat Kak Tika berdiri di dekatku, tapi jangankan memeluknya, menyapanya saja aku gak berani. Padahal, Kak Tika itu kakakku satu-satunya. Walaupun kami saudara tiri, tapi sejak kecil aku sangat menyayangi Kak Tika," kata Cindy dengan s

  • Suamiku Bocil Tajir   Dukungan

    Semenjak melihat percakapan di ponsel Keyla, Atika selalu merasa setiap mata mengintai pergerakannya. Bisik-bisik yang tak bosan mengikuti kemanapun kaki Atika melangkah. Bisikan-bisikan yang bunyinya sama persis dengan isi percakapan di grup karyawan."Pura-pura kelihatan baik dan polos, ternyata kejam sama adiknya sendiri.""Baru juga jadi istri bos sudah sombong, gak mau mengakui keluarganya. Gimana kalau jadi istri pejabat?""Dasar perempuan tua gak tahu diri! Kacang lupa kulitnya!""Aku yakin, dia bisa masuk ke sini juga karena bantuan Pak Elang. Mana mungkin orang seperti dia bisa jadi karyawan SJ Grup? Jadi OG nya saja gak pantas!""Hei, kalian tahu gak? yang sebenarnya harus menikah sama Pak Elang itu adiknya. Tapi karena adiknya kepalang baik, dia mengalah sama si perawan tua! ""Dasar gak tahu diuntung!"BRAKK!!Keyla membanting setumpuk berkas ke atas meja kerjanya. Mata gadis itu nyalang menyisir seisi ruangan, kedua bibirnya terkatup rapat hingga hanya terlihat segaris sa

  • Suamiku Bocil Tajir   Api yang Menyebar

    "Duduk dulu, kamu pasti capek harus kerja padahal lagi sedih," ujar Renata membimbing Cindy duduk di sofa empuk di sudut ruangan.Bukan hanya Renata, sekarang semua orang di studio memperlakukan Cindy layaknya patung porselen yang rentan pecah. Suhu ruangan diatur lebih rendah saat Cindy terlihat berkeringat. Para staff tak pernah membiarkan meja di depan Cindy kosong oleh makanan. Bahkan, sutradara yang biasanya galak kini lebih sering mengunci mulutnya dan menatap sendu Cindy. Dalam hati Cindy membatin, seandainya sejak dulu ia sudah melancarkan rencana ini, mungkin Atika tidak akan pernah berani berpikir untuk menantangnya seperti yang perempuan itu lakukan kemarin."Berhasil!" pekik Selia tertahan, gadis itu berlari-lari kecil menghampiri Cindy dan Renata."Apa yang berhasil?" tanya Renata penasaran, ia lalu duduk di samping Cindy.Selia membungkuk dan memperlihatkan ponselnya pada kedua perempuan di hadapannya."Lihat, berita ini sudah diunggah oleh akun gosip lamtooer! Aku gak

  • Suamiku Bocil Tajir   Buntu

    "Terbukti benar apa yang aku katakan kemarin. Kebiasaan lama tidak akan pernah bisa diubah. Sekali hina, tetap hina!" decak Andini, ia mulai menikmati situasi dan kembali duduk manis di atas sofa. "Istrimu itu sungguh di luar nalar, sudah tahu pernikahan kalian dimulai dengan masalah. Kenapa sekarang malah sengaja muncul sebagai karyawan rendahan, mau menarik simpati atau mencoreng kotoran di muka keluarganya sendiri? Seandainya saja istrimu tidak menjadi karyawan di sini, masalah tidak akan sepelik sekarang. Mereka akan tahu bahwa kamu menggunakan kekuasaanmu untuk menyenangkan istrimu sendiri."Elang diam tak membalas setiap kata tajam yang keluar dari mulut Andini. Di satu sisi, Elang memang mengakui benar adanya apa yang dikatakan Andini bahwa ia menggunakan wewenang yang ia miliki agar Atika bisa bekerja di perusahaan ini. Sebaik apapun kompetensi yang Atika miliki, tidak akan mengurangi fakta bahwa alasan Atika bisa masuk sebagai karyawan karena andil Elang di dalamnya.Namun, d

  • Suamiku Bocil Tajir   Bocah Ingusan

    "Pak Elang meminta saya mengantar Ibu pulang ke rumah sekarang juga."Suara dalam dan tegas mengalihkan perhatian Atika dari layar komputernya. Perempuan itu memutar tubuh dan menemukan supir pribadi Elang sudah berada di belakangnya entah sejak kapan. Atika tanpa sadar menggeram kesal, sikap over protektif suaminya kembali muncul."Mbak, semua orang sudah tahu siapa Mbak Atika sekarang. Percuma saja berusaha menutupinya lagi," kata Keyla berusaha menenangkan."Bukan itu, ini masih beberapa jam lagi ke waktu pulang," keluh Atika."Kamu pulang saja, Tika. Untuk hari ini, saya ijinkan masuk setengah hari. Lagipula suasana sedang tidak kondusif, semua orang harus fokus pada pekerjaannya masing-masing."Kirani muncul dari dalam ruangannya, perempuan berambut pendek di bawah telinga itu menghampiri mesin fotocopy dan membelakangi Atika, kata-katanya sangat tegas, sama sekali tidak bisa dibantah."Baik, Bu. Saya ijin pulang lebih awal, terima kasih," ujar Atika lesu seraya merapikan meja da

Bab terbaru

  • Suamiku Bocil Tajir   Terpasung

    "Neng, jangan lupa nanti tanggal dua belas kontrakannya dilunasi, ya. Sekalian sama tunggakan dua bulan kemarin!"Atika yang baru saja membuang bungkusan popok kotor sekali pakai ke tong sampah tersentak kaget. "Eh, maaf bukan maksud ibu bikin si Neng kaget!" ujar ibu pemilik rumah petak tempat Atika mengontrak satu tahu terakhir. "Tapi, ibu gak tega kalau datang ke kamar si Neng langsung, takut bangunin adek Dian."Atika tersenyum singkat dan mengangguk paham. "Iya, Bu gak apa-apa. Kebetulan saya lagi agak melamun tadi. Uang kontrakannya akan saya usahakan, ya Bu. Saya minta maaf sekaligus terima kasih, ibu mengijinkan saya tetap tinggal padahal saya bukan penyewa yang baik.""Aduh, si Neng. Jangan bilang gitu, ibu malah tambah gak enak. Neng Tika biar telat bayar kontrakan tapi sering bantu bersihkan rumput-rumput liar, pilah-pilah sampah, bantu kebersihan lingkungan kontrakan ini. Ibu sebetulnya mau gaji Neng untuk itu, tapi tahu sendiri kalau ibu juga punya uang dari mana." Ibu p

  • Suamiku Bocil Tajir   Akhir Bahagia Bagi Keyla

    “Key, baju nya ganti ah jangan yang itu terus.” Mama mengomentari penampilanku. Sontak aku berhenti di ambang pintu dan melihat penampilanku sendiri di kaca jendela. Tidak ada yang aneh, biasa saja hanya celana bahan berwarna hitam dan kemeja merah bata.“Kenapa diganti, yang ini juga bagus.”Aku berputar-putar di depan mama memperlihatkan penampilanku dari depan lalu ke belakang.“Warnanya sudah kusam, lebih baik yang lain. Terus kamu gak dibedak?”Aku menyentuh wajahku, sedikit berminyak. Aku berlari ke depan cermin mematut bayanganku. Tanpa sengaja tatapanku jatuh pada foto Kim Jae Hee yang kutaruh di samping cermin. Aku mengusap lembut foto itu, foto yang kudapat setelah bersusah payah, berdesak-desakkan dengan ratusan penggemar lainnya.Kuyakini aku sanggup bertahan meski kau tak pernah di sampingku. Waktu yang membuatku bertahan. Aku berhasil menguasai kembali apa yang kumau, sama seperti sebelum aku sadar aku membutuhkan kehadiran mu, aku mampu bertahan sendiri. Kini aku percay

  • Suamiku Bocil Tajir   Tanda Tanya Besar

    Hari ini, kegilaanku terus berlanjut. Karena semalam Ga Eun dan Hye Na tak sempat bertemu Kim Jae Hee mereka bersikeras agar aku mau kembali mengikuti jadwal Kim Jae Hee. Kali ini aku tidak memakai atribut apa pun yang berbau Kim Jae Hee, mereka kelihatan kecewa tapi aku tak mau mengambil resiko membuat Kim Jae Hee semakin muak padaku. Tapi sungguhkah Kim Jae Hee tidak suka melihatku, ekspresinya sulit dibaca. Aku hanya melihat kesedihan di matanya, mungkin ia sedih melihatku hancur.“kau juga harus menjaga kesehatanmu.” Setidaknya kalimat Kim Jae Hee semalam, membuatku yakin Kim Jae Hee masih mengkhawatirkan keadaanku.“Cha, Kita sudah sampai!” Kata Ga Eun, taksi yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah rumah bergaya kontemporer. Setelah membayar ongkos taksi, aku ikut turun menyusul Ga Eun dan Hye Na. “Wah, kita beruntung, belum ada yang datang. Bebas pilih tempat!” Seru Hye Na, ia lalu mengeluarkan tikar tipis dari ranselnya.“Ini dimana?” Tanyaku.“Aish! Benar, kita belum bila

  • Suamiku Bocil Tajir   Bergabung dengan Fanbase

    Aku merapikan ikatan rambutku saat hampir mendekati gerombolan fans Kim Jae Hee yang menunggu di depan gedung teater tempat Kim Jae Hee tampil hari ini. Lee Hye Na dan Jang Ga Eun, dua remaja yang baru kukenal tadi berjalan di depanku. Setelah sedikit mencari informasi, dua gadis itu akhirnya tahu jadwal keseluruhan Kim Jae Hee mulai hari ini hingga minggu depan. Dan kami, memutuskan untuk terus mengikuti Kim Jae Hee. Aku sadar aku bertindak terlalu jauh, tapi yang kulakukan kali ini karena hatiku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat Kim Jae Hee, dan melihat bagaimana Kim Jae Hee saat melihatku. Setidaknya, aku ingin membuktikan bahwa waktu yang sempat kami habiskan cukup berarti untuk dipertahankan. “Onnie, kemari! Kita harus berbaris. Jangan sampai membuat fans lain marah.” Hye Na menarik lenganku dan memosisikanku di tengah di antara ia dan Ga Eun. Ga Eun lalu mengeluarkan kaus bergambar kartun Chibi Kim Jae Hee yang memenuhi seluruh bagian depan kaus dan menyodorkannya pad

  • Suamiku Bocil Tajir   Kenangan yang Terus Muncul

    “Jika tetap ingin pergi, maka pergilah! Kupastikan ini terakhir kalinya kita bertemu!” Teriak So Hee sebelum ia berlari pergi meninggalkan Kim Jae Hee sendirian di aula sekolah. Kim Jae Hee tak berniat sedikit pun mengejar So Hee. Bukan hanya Kim So Hee yang sedang kesal saat ini, Kim Jae Hee merasa ia yang lebih berhak kesal dibanding So Hee. Ia kesal pada Kim So Hee yang masih bersikap egois padahal usianya sudah menginjak 20. Acara reuni SMA mereka akar masalah pertengkaran mereka, sejak bulan lalu So Hee selalu melonjak kegirangan setiap membicarakan reuni SMA. So Hee bahkan bersedia menjadi sukarelawan agar acara itu bisa berjalan lancar. Sisa waktunya yang tidak digunakan untuk kuliah dihabiskan So Hee mengelilingi hampir seluruh penjuru Seoul, mengkoordinasikan semua pihak yang berhubungan dalam acara itu. Bobot tubuh So Hee sempat turun drastis karenanya, namun Kim Jae Hee tak mampu mencegah So Hee, karena sama sepertinya, So Hee akan semakin membangkang saat dilarang.Sepanj

  • Suamiku Bocil Tajir   Terbuka

    “Bagaimana kau bisa tahu aku sakit?” Tanya Kim Jae Hee setelah ia selesai makan bubur buatan Keyla. Keyla tidak segera menjawab, ia menaruh mangkuk dan mengambil segelas air lalu menyodorkannya tepat di depan wajah Kim Jae Hee. “Minum.”kata Keyla pelan, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang rasanya sangat panas sejak kejadian beberapa menit yang lalu. Kim Jae Hee mengambil gelas di tangan Keyla, dan ia hampir saja tersedak saat menyadari alasan Keyla yang tiba-tiba pendiam.“Ya! Tak kusangka kau bisa malu.” Kata Kim Jae Hee, dan akhirnya tawanya meledak ketika melihat Keyla semakin menundukan kepala hingga dagunya hampir menyentuh dada.“Diamlah, apa kau tak mengerti ini baru bagiku.”“Benarkah? Jadi sebelumnya kau belum pernah berpacaran? jadi aku yang pertama.”Kim Jae Hee menepuk-nepuk dadanya sendiri, senyum bangga tercetak sangat jelas di wajahnya. “Aish! Tinggi sekali rasa percaya dirimu. Siapa bilang kau yang pertama, aku pernah pacaran sebelumnya!” Kata Keyla sengit, ia l

  • Suamiku Bocil Tajir   Rahasia?

    Kang Dong Jin tidak segera menjawab pertanyaan Keyla, ia menatap Keyla sejenak dengan alis bertaut lalu sedikit berdeham membersihkan tenggorokan.“Itu benar. Kim Jae Hee pernah mendorong seorang siswa dari lantai tiga. Tapi bukan karena siswa itu meminjam bukunya. Kim Jae Hee melakukannya karena ia lelah terus di bully. Semasa SMU Kim Jae Hee berbeda jauh dari Kim Jae Hee yang sekarang. Ia siswa dengan kacamata bulat tebal dengan buku yang selalu menempel di hidungnya. Lalu, anak-anak itu entah kesalahan apa yang dibuat Kim Jae Hee pada mereka, setiap hari Kim Jae Hee –kau tahu apa yang bisa mereka lakukan. Hingga hari itu, saat Kim Jae Hee sendirian di ruang seni di lantai tiga, mereka datang dan merobek buku yang sedang Kim Jae Hee baca. Mereka tidak tahu buku itu pemberian mendiang Kakek Kim Jae Hee. Akhirnya Kim Jae Hee berontak, ia berusaha mengambil kembali bukunya, salah satu siswa itu terus mengolok-olok Kim Jae Hee dan tak sadar ia sudah di ujung tangga. Anak itu jatuh, haru

  • Suamiku Bocil Tajir   Pergi ke Pesta

    “Bagaimana penampilanku?” Tanyaku pada Cellia, ia duduk di atas tempat tidurku. Sore ini, aku memintanya datang untuk membantuku berdandan ke pesta Girlband Dreams.“Baik, seperti Keyla biasanya.” Jawab Cellia sambil mengacungkan jempol kanannya, aku mendesah dan duduk di samping Cellia.“Aku merasa tak enak, seperti akan ada hal buruk. Apa mungkin aku salah kostum?” “Bagaimana mungkin, kamu bilang dress code nya casual. Tentu ini baik-baik saja.” Kata Cellia, ia menunjuk kaus putih dan celana jeans yang kupakai. “Ayolah, nyaman dengan dirimu sendiri. Ini resiko yang harus kamu hadapi karena bergaul dengan artis. Menghadiri pesta sudah makanan sehari-hari mereka.” Lanjut Cellia, ia lalu menyeringai jahil. “Apa penyanyi itu sudah menyatakan perasaanya?” Aku terkesiap dengan pertanyaan Cellia, “Apa maksudmu? Perasaan apa?”“Keyla, otakmu mungkin hanya diciptakan untuk membaca apa yang ditulis dalam buku. Baiklah kali ini aku akan berbaik hati menerangkannya, seorang laki-laki terlebi

  • Suamiku Bocil Tajir   Menghindar

    Aneh sekali, jelas-jelas ia sendiri yang mengajak Keyla datang ke pesta ulang tahun ayahnya. Tapi kenapa hari ini Kim Jae Hee ingin menghindari gadis itu? memang, sejak awal pertemuan mereka Kim Jae Hee memang selalu bersikap dingin pada Keyla sama seperti pada gadis-gadis lain. Namun kali ini, Kim Jae Hee tak mampu mengambil sikapnya yang biasa. Ia seperti ada yang menyiramkan air dingin dalam hatinya saat bersama dengan Keyla. Kim Jae Hee merasa asing dengan rasa itu. Di tangannya, Kim Jae Hee memegang dua gelas cocktail. Minuman yang menjadi alasannya menghindar dari Keyla. Dan kini ia masih berdiri di tempatnya mengambil minuman. Apa yang selanjutnya ia lakukan? Memberikan minuman ini pada Keyla, mengobrol kemudian mengajak Keyla berdansa seperti yang tamu-tamu lain lakukan. Dan Kim Jae Hee yakin, keluarganya sedang mengamati gerak-geriknya.Ada sebuah suara yang berteriak meyakinkannya bahwa itu ide bagus. Apalagi yang dilakukan di pesta selain berdansa? Toh Kim Jae Hee tak meng

DMCA.com Protection Status